Anda di halaman 1dari 57

JENIS-JENIS

HAK ATAS TANAH


Hierarkis Hak-hak Penguasaan Atas Tanah
Dalam Hukum Tanah Nasional

Hak Bangsa Indonesia yang disebut dalam pasal 1, sebagai penguasaan atas tanah yang
tertinggi, beraspek perdata dan publik

Hak Menguasai dari Negara yang disebut dalam pasal 2, semata-mata beraspek publik

Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat yang disebut dalam pasal 3, beraspek perdata dan
publik

Hak-hak perorangan individu, semuanya beraspek perdata, terdiri atas :


a) hak-hak atas tanah sebagai hak individual yang semuanya langsung atau tidak
langsung bersumber pada hak bangsa yang disebut dalam pasal 16 dan 53;
b) wakaf, yaitu hak milik yang sudah diwakafkan dalam pasal 49;
c) hak jaminan atas tanah yang disebut hak tanggungan, dalam pasal 25, 33,39,51
2
Hak Atas Tanah Adat
Hukum yang mengaturnya
sebagian besar tidak tertulis
(Hukum Adat, dsb)

Lembaga hukumnya diatur dalam


Hukum Adat

Melahirkan tanah-tanah hak Adat :

Tanah Ulayat
Tanah Yayasan
Tanah Gogolan, dsb

3
Tanah-tanah adat umumnya belum terdaftar. Hanya baru sebagian
kecil saja yang sudah terdaftar. Misalnya :

01 02 03
Tanah milik perorangan Tanah Hak milik wilayah Pendaftaran hanya
yang sudah didaftarkan Swapraja, misalkan yang bertujuan untuk
(sebagai hak eigendom); terdapat di Yogyakarta, pemungutan pajak,
Surakarta dan sekitarnya. akibatnya pendaftaran
tidak memiliki kekuatan
hukum.

4
Hak Atas Tanah berdasar Hukum Barat

Melahirkan tanah-tanah Hak Barat, misalnya


–Tanah hak eigendom (hak milik); –Tanak hak erfpacht;
–Tanah hak opstal; –Tanah hak gebruik (hak pakai), dsb

Hukum yang mengaturnya tertulis


sehingga orang mudah Lembaga hukumya diatur dalam
mengetahui ,maksudnya hukum barat (Buku II KUHPdt/BW)

Pendaftarannya mempunyai Tanah-tanah hak barat


kekuatan pembuktian umumnya sudah terdaftar
pemilikan secara yuridis secara tertulis
Hak Eigendom

◼ Ialah hak milik atas tanah menurut hukum barat berdasar


pasal 570 BW

◼ Pada hakekatnya merupakan hak kebendaan yang terkuat


daripada hak-hak kebendaan lainnya, yang mempunyai sifat
mutlak yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun
dan tidak mempunyai fungsi sosial, mengingat landasannya
bersifat individualistis.

6
Hak Opstal

◼ Ialah hak untuk dapat memiliki (memberikan wewenang


kepada pemegangnya) sesuatu yang terdapat diatas tanah
hak orang lain, misalkan hak bangunan, tumbuh-tumbuhan,
dsb (Pasal 711 BW);

◼ Dapat dipandah tangankan kepada pihak lain, dijadikan


jaminan hutang, dapat beralih atau menurun kepada ahli
waris sampai masa berlaku menurut perjanjian yang
ditetapkan telah berakhir;

7
Berakhirnya bila :

1. 2. 3.

Jangka waktu yang Daluwarsa 30 tahun, Benda-benda yang


diperjanjiakan sebagai karena selama waktu itu menjadi objeknya menjadi
masa berlakunya telah tidak pernah milik dari si pemilik tanah
habis; dipergunakan; itu pula.

8
Dapat dipindah tangankan,
dapat dijadikan jaminan
hutang, dapat beralih atau
menurun kepada ahli warisnya
sampai habis berlakuanya
Ialah hak untuk dapat
(kurang lebih 75 tahun)
mengusahakan atau mengolah
tanah milik orang lain sambil
sedapat mungkin menarik
manfaat atau hasil yang
sebanyak-banyaknya (pasal
720 BW)

Hak Erfpacht
9
Hak Gebruik

Ialah hak untuk memakai tanah Tidak dapat dijadikan jaminan


hak milik orang lain untuk hutang, dapat beralih atau
diusahakan dan diambil hasilnya menurun kepada ahli warisnya,
serta hak untuk dapat mendiami berakhirnya sesuai jangka waktu
tanah tersebut. (pasal 818) dan pemakai tanah itu membelinya
sehingga menjadi pemiliknya.

10
Hak-hak Agraria Berdasarkan UUPA

Hak Atas Tanah Hak Guna air


Hak yang memberi wewenang untuk menggunakan
atau mengusahakan tanah tertentu

Hak Pemeliharaan dan


Penangkapan Air Hak Guna Ruang Angkasa
Hak Atas Tanah Menurut UUPA
4. 3.
Hak Pakai (Pasal 41 s.d 43 UUPA); Hak Guna Bangunan (pasal 35 s.d 40 UUPA);

5. 2.
Hak Sewa (Pasal 44 s.d 45 UUPA); Hak Guna Usaha (pasal 28 s.d 34 UUPA);

6. 1.
Hak-hak atas tanah yang bersifat Hak Milik (pasal 20 s.d 27 UUPA);
sementara :
Hak gadai, Hak Usaha bagi hasil,
Hak menumpang, Hak sewa
tanah pertanian.

12
Hak Milik

Merupakan hak yang asli (jadi bukan


merupakan hak turunan) dalam arti
bersumber langsung dari negara;

Merupakan hak yang terpenuh, terkuat dan paling sempurna bila


dibanding dengan hak-hak kebendaan lainnya, dalam arti
pemegangnya dapat berbuat apa saja terhadap hak barang
miliknya tersebut (mendiaminya, mengusahakannya,
meminjamkannya, menyewakannya, memindah tangankan,
mewakafkan, menjadikan sebagai jaminan hutang menurut pasal
25 UUPA) 13
Sifat Hak Milik Atas Tanah

Turun-temurun Terkuat Terpenuh

Hak milik atas tanah dapat Hak milik atas tanah lebih kuat Hak milik atas tanah memberi
berlangsung terus selama bila dibandingkan dengan hak wewenang kepada pemiliknya
pemiliknya masih hidup dan atas tanah yang lain, tidak paling luas bila dibandingkan
pemiliknya meninggal dunia, mempunyai batas waktu dengan hak atas tanah yang lain,
maka hak miliknya dapat tertentu, mudah dipertahankan dapat menjadi induk bagi hak
dilanjutkan oleh ahli warisnya dari gangguan pihak lain, dan atas tanah yang lain, tidak
sepanjang memenuhi syarat tidak mudah hapus berinduk pada hak atas tanah
sebagai subjek hak milik yang lain, dan penggunaan tanah
lebih luas bila dibandingkan
dengan hak atas tanah yang lain.
14
Subyek Hak Milik

Perseorangan Badan-badan Hukum

Hanya warga Negara Indonesia yang dapat Pemerintah menetapkan badan-badan


mempunyai hak milik (Pasal 21 ayat (1) hukum yang dapat mempunyai hak milik dan
UUPA) syarat-syaratnya (Pasal 21 ayat (2) UUPA)

15
Terjadinya Hak Milik

1 2 3
Hak milik atas tanah yang terjadi Hak milik atas tanah terjadi karena Hak milik atas tanah terjadi kerena
menurut hukum adat. penetapan pemerintah, berasal dari ketentuan undang-undang

Terjadi dengan jalan pembukaan tanah Negara.

tanah (pembukaan hutan) atau Terjadi kerena permohonan


terjadi karena timbulnya lidah tanah pemberian hak milik atas tanah oleh
(Aanslibing) pemohon dengan memenuhi
prosedur dan persyaratan yang
telah ditentukan oleh BPN

16
• Jangka waktu tidak terbatas;
• Dapat beralih atau menurun kepada ahli waris pemegangnya tanpa batas keturunan.
• Pemegangnya wajib menggunakan dengan sebaik-baiknya, tidak melebihi batas atau disalah
gunakan, diusahakan agar sedapat mungkin mendatangkan kemanfaatan bagi kepentingan umum
karena mempunyai fungsi sosial (pasal 6 UUPA), tidak dilantarkan (dirawat dengan baik).

17
Hak Milik Atas Tanah
Mempunyai Fungsi Sosial,
artinya :

Bahwa hak milik atas tanah tersebut penggunaannya jangan


hanya semata-mata demi kepentingan pemiliknya saja
tanpa mengindahkan kepentingan umum, melainkan juga
secara langsung maupun tidak langsung dapat bermanfaat
bagi kepentingan umum/sosial.

18
Berakhirnya Hak Milik

1. Tanahnya jatuh kepada negara yang pada dasarnya


bisa disebabkan :
• Karena pencabutan hak berdasarkan pasal 18 UUPA;
• Karena penyerahan secara sukarela oleh pemiliknya;
• Karena ditelantarkan;
• Karena ketentuan pasal 21 ayat 3 UUPA dan pasal 26 ayat 2 UUPA

2. Tanahnya musnah;

19
Hak Guna Usaha (HGU)

Adalah hak untuk mengusahakan tanah


yang dikuasai langsung oleh Negara,
dalam jangka waktu sebagaimana
tersebut dalam Pasal 29, guna perusahaan
pertanian, perikanan atau peternakan. PP
No. 40 tahun 1996 menambah guna
perusahaan perkebunan

Merupakan hak yang asli (jadi bukan


merupakan hak turunan) dalam arti
Luas Hak guna Usaha :
bersumber langsung dari negara
karena hak ini berdiri di atas tanah
• Perseorangan luas minimal 5
yang langsung dikuasai oleh negara; hektar dan luas maksimal 25 hektar
• Badan hukum luas minimal 5 hektar
dan luas maksimal ditetapkan oleh
kepala badan pertanahan nasional
(pasal 28 ayat 2 UUPA jo. Pasal 5 PP
no. 40 tahun 1996)

20
WNI

Badan hukum yang didirikan


di Indonesia dan menurut
hukum Indonesia

Subyek Hak Guna Usaha


21
Fungsi Sosial Hak
Guna Usaha
Hak Guna Usaha juga mempunyai fungsi
sosial, dalam arti pelaksanaannya disamping
hanya mendatangkan manfaat bagi pihak-
pihak yang bersangkutan harus pula bisa
bermanfaat bagi masyarakat (sosial).

22
Ketentuan HGU

Menurut Pasal 29 UUPA Dapat beralih atau


HGU Pertama kali paling menurun kepada ahli
Dapat dipindah
lama 35 tahun dan dapat tangankan (pasal 35 waris selama jangka
diperpanjang paling lama ayat 3 UUPA) waktu berlakunya belum
25 tahun habis.
Menurut Pasal 8 UU No
40 TAHUN 1996,HGU Dapat dijadikan
Pertama kali paling Tidak dapat
lama 35 tahun
jaminan hutang (pasal diwakafkan;
diperpanjang 25 tahun 33UUPA)
dan diperbaharui 25
tahun

23
Hapusnya Hak Guna Usaha
(Pasal 34 UUPA)
5. 4.
Ditelantarkan Dicabut untuk kepentingan umum

6. 3.
Tanahnya musnah Dilepaskan oleh pemegang haknya
sebelum jangka waktunya berakhir

7. 2.
Ketentuan dalam pasal 30 ayat 2 Dihentikan sebelum jangka
waktunya berakhir karena sesuatu
syarat tidak dipenuhinya

1.
Jangka waktunya berakhir

24
Hak Pemegang Hak Guna Usaha

Berdasarkan Pasal 14 PP No. 40 tahun 1996

Pemegang hak guna usaha berhak menguasai


dan mempergunakan tanah yang diberikan
dengan hak guna usaha untuk melaksanakan
usaha dibidang pertanian, perkebunan,
perikanan, dan atau peternakan.

25
Kewajiban Pemegang Hak Guna
Usaha (Pasal 12 ayat 1 PP No. Membayar uang pemasukan
40 tahun 1996): 1 kepada Negara

Melaksanakan usaha pertanian,


perkebunan, perikanan, dan atau 2
peternakan sesuai peruntukan
dan persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam pemberian
Mengusahakan sendiri tanah hak
keputusan pemberian haknya 3 guna usaha dengan baik sesuai
dengan kelayakan usaha
berdasarkan kriteria yang
Membangun dan memelihara ditetapkan oleh instansi teknisi
prasarana lingkungan dan 4
fasilitas tanah yang ada dalam
lingkungan areal hak guna usaha

26
Memelihara kesuburan tanah,
mencegah kerusakan sumber daya
5 alam dan menjaga kelestarian
kemampuan lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan
perundang-undagan yang berlaku
Menyampaikan laporan tertulis
setiap akhir tahun mengenai 6
penggunan hak Guna Usaha

Menyerahkan kembali tanah yang


7 diberikan dengan Hak guna Usaha
kepada Negara sesudah Hak Guna
Usaha tersebut hapus
Menyerahkan sertifikat hak guna
usaha yang telah hapus kepada
kepala kantor pertanahan 8

27
Hak Guna Bangunan (HGB)

Merupakan hak untuk mendirikan dan Merupakan hak yang asli (jadi bukan
mempunyai bangunan atas tanah yang merupakan hak turunan) dalam arti
bukan miliknya sendiri, dengan jangka bahwa eksistensi atau adanya hak ini
waktu paling lama 30 tahun dan dapat tidak tergantung pada hal lain yang
diperpanjang untuk jangka waktu manapun juga;
paling lama 20 tahun

Memberikan wewenang kepada Tanah yang bersangkutan dapat


pemegangnya untuk dapat mendirikan berupa :
bangunan di atas tanah yang bukan • Tanah hak milik orang lain, ataupun
miliknya;
• Tanah yang langsung dikuasai oleh
negara

28
Subyek Hak Guna Bangunan

1.

◼WNI

2.

◼Badan hukum yang didirikan menurut hukum


Indonesia dan berkedudukan di Indonesia

29
Fungsi Sosial
Hak Guna
Bangunan
Hak Guna Bangunan juga mempunyai fungsi
sosial, dalam arti pelaksanaannya disamping
hanya mendatangkan manfaat bagi pihak-
pihak yang bersangkutan harus pula bisa
bermanfaat bagi masyarakat (sosial).

30
Pasal 37 UUPA Pasal 21 PP No.40 tahun 1996

Menegaskan hak guna bangunan Menegaskan tanah yang dapat


terjadi pada tanah yang dikuasai diberikan dengan hak guna bangunan
langsung oleh negara atau tanah milik adalah tanah negara, tanah hak
orang lain pengelolaan atau tanah hak milik.

31
Hak Guna Bangunan Atas Tanah Negara

Hak guna bangunan ini terjadi dengan keputusan pemberian hak


yang diterbitkan oleh BPN berdasarkan pasal 4, pasal 9 dan pasal
14 PERMEN Agraria / kepala BPN No.3 tahun 1999 dan prosedur
terjadinya HGB ini diatur dalam Pasal 32 sampai dengan Pasal 48
Permen agrarian /Kepala BPN No.9 tahun 1999

Hak guna bangunan ini berjangka waktu untuk pertama kali 30


tahun dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20
tahun dan dapat diperbaharui untuk jangka waktu paling lama 30
tahun.

32
Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Milik

Hak guna bangunan ini terjadi dengan pemberian oleh pemegang hak milik dengan
akta yang dibuat oleh PPAT.

Hak guna bangunan ini berjangka waktu paling lama 30 tahun, tidak dapat
diperpanjang jangka waktu.

Namun atas kesepakatan antara pemilik tanah dengan pemegang hak guna
bangunan dapat diperbaharui dengan pemberian hak guna bangunan yang baru
dengan akta yang dibuat PPAT dan wajib didaftarkan pada Kantor pertanahan
kabupaten /kota setempat

33
Hak Pemegang Hak Guna Bangunan

1. 2. 3. 4.

Menguasai dan Mendirikan dan Mengalihkan hak Membebani dengan


mempergunakan mempunyai tersebut kepada hak tanggungan
tanah selama waktu bangunan untuk pihak lain
tertentu keperluan pribadi
atau usahanya

34
Kewajiban Pemegang Hak Guna Bangunan (Pasal 30 Dan Pasal
31 PP No.40 Tahun 1996)

1. 2. 3.
Membayar uang pemasukan Menggunakan tanah sesuai Memelihara dengan baik
yang jumlah dan cara dengan dengan tanah dan bangunan yang
pembayarannya ditetapkan peruntukkannya dan ada diatasnya serta menjaga
dalam keputusan pemberian persyaratan sebagaimana lingkungan hidup
haknya ditetapkan dalam keputusan
dan perjanjian pemberiannya

4. 5. 6.
Menyerahkan kembali tanah Menyerahkan hak guna Membagi jalan keluar atau
yang diberikan dengan hak bangunan yang telah dihapus jalan air atau kemudahan lain
guna bangunan kepada negara, kepada kepala kantor bagi pekarangan atau bidang
pemegang hak pengelolaan pertanahan tanah yang terkurung oleh
atau pemegang hak milik tanah hak guna bangunan
sesudah hak guna bangunan tersebut.
dihapus

35
Berakhirnya HGB

Tanahnya musnah Ditelantarkan atau tidak pernah


dilaksanakan sebagaimana mestinya

Dicabut untuk kepentingan umum Dilepaskan sendiri oleh


pemegangnya sebelum habis masa
berlakunya

Dihentikan sebelum habis jangka Jangka waktunya beserta masa


waktunya karena adanya syarat yang perpanjangannya sudah habis
tidak dipenuhi

36
Hak Pakai

Ketentuan hak pakai disebutkan dalam Pasal 16 ayat 1 huruf d


UUPA secara khusus diatur dalam pasal 41 sampai dengan pasal 43
UUPA.
Hak pakai menurut pasal 41 ayat 1 UUPA adalah hak untuk
menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi
wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan
pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau
dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya yang bukan perjanjian
sewa menyewa atau perjanjian pengolaha tanah, segala sesuatu
asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan UUPA

37
Subyek Hak Pakai

4. 1.

Badan Hukum yang mempunyai WNI


perwakilan di Indonesia

3. 2.

Badan Hukum yang didirikan menurut Orang asing yang berkedudukan di


hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
Indonesia

38
Ketentuan Hak Pakai

1. Jangka waktunya terbatas


atau tertentu atau selama
3. Dapat dijadikan jaminan
tanahnya digunakan untuk
keperluan tertentu (pasal 41 hutang
ayat 2 UUPA)

2. Tidak dapat turun-temurun


4. Tidak dapat diwakafkan
kepada ahli waris

5. Dapat tidaknya dipindah tangankan tergantung perjanjian yang diadakan


sebelumnya (pasal 43 ayat 2 UUPA), yakni dalam hal tanahnya adalah tanah hak
milik orang lain, atau dengan izin pejabat yang berwenang dalam hal tanahnya
adalah tanah yang dikuasai langsung oleh negara (pasal 43 ayat 1 UUPA)

39
Yang Dapat Mempunyai Hak Pakai
Menurut Pasal 39 PP No. 40 tahun 1996
5. 4.
Orang asing yang berkedudukan di Badan-badan keagaman dan sosial

Indonesia

6. 3.
Badan hukum asing yang mempunyai Departemen, lembaga pemerintah
non departemen dan pemerintah
perwakilan di Indonesia daerah

7. 2.
Perwakilan Negara asing dan Badan hukum yang didrikan menurut
hukum indonesia dan berkedudukan
perwakilan badan Internasional di indonesia

1.
Warga Negara Indonesia

40
Hak Pakai Atas Tanah Negara

Hak pakai ini diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh


Badan Pertanahan Nasional. Hak pakai ini terjadi sejak keputusan
pemberian hak pakai didaftarkan kepada kepala Kantor pertanahan
Kabupaten/kota setempat untuk dicatat dalam buku tanah dan
diterbitkan sertifikat sebagai tanda bukti

Hak pakai ini berjangka waktu untuk pertama kali paling lama 25
tahun, dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 dan
dapat diperbaharui untuk jangka waktu paling lama 25 tahun

41
Hak Pakai Atas Tanah Hak Pengelolaan

Hak pakai ini diberikan dengan keputusan pemberian hak pakai oleh BPN
berdasarkan usul pemegang hak pakai. Hak pakai ini terjadi sejak keputusan
pemberian hak pakai didaftarkan kepada kepala Kantor pertanahan
Kabupaten/kota setempat untuk dicatat dalam buku tanah dan diterbitkan
sertifikat sebagai tanda bukti

Hak pakai ini berjangka waktu untuk pertama kali paling lama 25 tahun, dapat
diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 dan dapat diperbaharui untuk
jangka waktu paling lama 25 tahun

42
Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik

Hak pakai ini terjadi dengan pemberian tanah oleh pemilik tanah
dengan akta yang dibuat PPAT. Akta PPAT ini wajib didaftarkan ke
kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat untuk dicatatkan
dalam buku tanah.

Hak pakai ini diberikan untuk jangka waktu paling lama 25 tahun
dan tidak dapat diperpanjang lagi

43
Hak Pemegang Hak Pakai
(Berdasarkan pasal 52 PP No.40 tahun 1996)

Menguasai dan mempergunakan Memindahkan hak pakai kepada


tanah selama waktu tertentu

1 2
pihak lain
untuk keperluan pribadi atau
usahanya

Membebaninya dengan hak Menguasai dan mempergunakan

3 4
tanggungan tanah untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan selama tanahnya
dipergunakan untuk keperluan
tertentu

44
Kewajiban Pemegang Hak Pakai
(Berdasarkan Pasal 50 dan pasal 51 PP no 40 tahun 1996 )
Membayar uang pemasukan Menggunakan tanah sesuai Memelihara dengan baik tanah
Negara yang jumlah dan cara dengan peruntukannya dan dan bangunan yang ada
01 pembayarannya ditetapkan dalam 02 persyaratan sebagaimana 03 diatasnya serta menjaga
keputusan pemberian haknya, diterapkan dalam keputusan kelestarian lingkungan hidup
perjanjian penggunaan tanah hak pemberiannya, atau perjanjian
pengelolaan atau dalam pemberian hak pakai atas tanah
perjanjian pemberian hak pakai hak milik
atas tanah hak milik

Menyerahkan kembali tanah Menyerahkan sertifikat hak Memberikan jalan keluar atau
pakai yang telah hapus kepada
04 yang diberikan dengan hak pakai
kepada Negara,pemegang hak 05 kepala kantor pertanahan 06 jalan air atau kemudahan lain
bagi pekarangan atau bidang
pengelolaan atau pemilik tanah kabupaten/kota setempat tanah yang terkurung oleh tanah
sesudah hak pakai tersebut hak pakai
hapus

45
Hak Sewa Untuk Bangunan

Seseorang atau suatu badan hukum


mempunyai hak sewa atas tanah, apabila ia
Ketentuan disebutkan dalam pasal 16 ayat
berhak mempergunakan tanah milik orang
1 huruf e UUPA, secara khusus diatur dalam
lain untuk keperluan bangunan dengan
pasal 44 dan pasal 45 UUPA
membayar kepada pemiliknya sejumlah
uang sebagai sewa

Pemberian imbalan dilaksanakan dengan


pembayaran sewa yang dapat dilakukan
Tanah yang digunakan adalah tanah hak
satu kali atau pada tiap-tiap waktu
milik orang lain
tertentu, dan sebelum atau sesudah
penggunaan tanah tersebut

46
Subyek Hak Sewa Untuk Bangunan

1. 2. 3. 4.

WNI Orang asing yang Badan Hukum yang Badan Hukum yang
berkedudukan di didirikan menurut mempunyai perwakilan
Indonesia hukum Indonesia dan di Indonesia
berkedudukan di
Indonesia

47
01 Jangka waktunya berakhir

Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir dikarenakan


02 pemegang hak sewa untuk bangunan tidak memenuhi syarat

Hapusnya Hak
sebagai pemegang hak sewa untuk bangunan

Sewa Untuk 03
Dilepaskan oleh pemegang hak sewa untuk bangunan
sebelum jangka waktunya berakhir

Bangunan
04 Hak milik atas tanah dicabut untuk kepentingan umum

05 Tanahnya musnah

48
Hak Atas Tanah Yang Bersifat Sementara

1 2 3 4

Hak Gadai (Gadai Hak Usaha Bagi Hasil Hak Menumpang Hak Sewa Tanah
Tanah) (Perjanjian Bagi Pertanian
Hasil)

49
Hak Gadai Atas Tanah

Menurut Boedi Harsono

Hak gadai (gadai tanah) adalah hubungan antara seseorang dengan tanah
kepunyaan orang lain, yang telah menerima uang gadai daripadanya. Selama
uang gadai belum dikembalikan, tanah tersebut dikuasai oleh pemegang gadai.
Selama itu hasil tanah seluruhnya menjadi pemegang gadai. Pengembalian
uang gadai atau lazim disebut penebusan tergantung kepada kemauan atau
kemampuan pemilik tanah yang menggadaikan.

50
Gadai

Merupakan suatu lembaga hukum yang berasal dari hukum adat (hukum tanah adat), dimana
dalam sistem/stelsel hukum adat dikenal adanya pegadaian tanah, baik tanah pertanian maupun
tanah bangunan.
Pada dasarnya adalah suatu hak yang dimiliki oleh seorang kreditur atas tanah milik debiturnya
untuk dapat menguasai/turut mengambil atau menikmati sebagian dari hasilnya selama
debiturnya belum melunaskan hutangnya kepada si kreditur itu.
Menurut PERPU No 56 Tahun 1960 (pasal 7) ditegaskan bahwa lamanya gadai menggadai tanah
pertanian maksimal 7 tahun.

51
Hak Usaha Bagi Hasil

Ialah hak yang dipunyai oleh seseorang penggarap untuk


menggarap/mengusakan tanah orang lain dengan
memberikan sebagian tertentu dari hasil tanah tersebut
kepada pemiliknya sebagai imbalannya.

52
Hak Menumpang (Atas Tanah)

Ialah hak seseorang atau suatu pihak untuk menumpang tinggal di atas
tanah milik orang lain dengan jalan :
• Mendiami rumah atau bangunan yang sudah ada diatas tanah tersebut
bila bangunan itu masih kosong, atau
• Mendirikan rumah atau bangunan sendiri untuk ditinggali bila tanah
tersebut masih kosong atau belum ada bangunan apa pun yang berdiri
diatasnya.

53
Hubungan Timbal
Balik dalam Hak
Menumpang
Secara yuridis tidak ada kewajiban timbal balik antara kedua
belah pihak dalam suatu hak menumpang. Karena pihak yang
menumpang itu tidak berkewajiban untuk menyerahkan
imbalan apa pun kepada pemilik tanah demikian pula dengan
pihak pemilik tanah yang setiap saat boleh”mengusir” si
penumpang di atas tanahnya itu tanpa sedikit pula
berkewajiban untuk memberikan ganti rugi atau ongkos hak
Menumpang lazim disebut “MAGERSARI”

54
Hak Sewa
Tanah
Pertanian
Adalah suatu perbuatan hukum dalam bentuk
penyerahan penguasaan tanah pertanian oleh
pemilik tanah kepada pihak lain
(penyewa)dalamjangka waktu tertentu dan
sejumlah uang sebagai sewa yang ditetapkan
atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.
55
Cara
Terjadinya
Hak sewa tanah pertanian bisa terjadi
dalam bentuk perjanjian yang tidak
tertulis atau tertulis yang memuat unsur-
unsur para pihak , objek, uang sewa,
jangka waktu hak dan kewajiban bagi
pemilik tanah pertanian dan penyewa.

56
Hapusnya Hak Sewa Tanah

Hak atas tanah dilepaskan secara oleh


01 Jangka waktunya berakhir 04 penyewa

Hak sewanya dialihkan kepada pihak lain


tanpa persetujuan dari pemilik tanah Hak atas tanah tersebut dicabut untuk
02 kecuali hal itu diperkenankan oleh 05 kepentingan umum
pemilik tanah

Hak sewanya dilepaskan secara sukarela


03 oleh penyewa 06 Tanahnya musnah

57

Anda mungkin juga menyukai