2. Hak Opstal (pasal 711 KUHPer/BW) Hak guna bangunan(pasal 35-40 UUPA)
1.Hak untuk mempunyai gedung-gedung, 1.hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan-bangunan dan penanaman bangunan-bangunan atas tanah yang bukan
diatas pekarangan orang lain (hak miliknya sendiri,
numpang karang) 2.jangka waktu paling lama 30 tahun dan dapat
2.berakhir karena: diperpanjang paling lama 20 tahun.
percampuran
musnahnya pekarangan
kadaluarsa dengan tenggang waktu
30 tahun
3. Hak Erfpacht (pasal 720 KUHPer/BW) Hak Guna usaha (pasal 28-34 UUPA)
1.hak untuk dapat mengusahakan atau 1.Suatu hak yang memberikan wewenang
mengolah tanah orang lain dan kepada pemegangnya untuk mengusahakan
menarik manfaat atau hasil yang tanah yang langsung dikuasai oleh negara
sebanyak-banyaknya dari tanah untuk kegiatan-kegiatan pertanian saja.
tersebut. 2.Berlangsung selama 25 tahun dan dapat
2.untuk perusahaan kebun besar, diperpanjang 35 tahun
perumahan dan Pertanian kecil
4. Hak Gebruik (pasal 818 KUHPer/BW) Hak pakai (pasal 41-43 UUPA)
1. suatu hak atas tanah sebagai hak pakai 1.Suatu hak yang memberikan wewenang
atas tanah orang lain (gebruik = kepada pemegangnya untuk menggunakan
pakai).
tanah pihak lain untuk keperluan
2.memberikan wewenang kepada
pemegangnya untuk dapat memakai penggunaan apa saja misalkan untuk
tanah eigendom orang lain guna ditanami atau didiami dan didirikan
diusahakan dan diambil hasilnya bagi bangunan diatasnya dan sebagainya
diri dan keluarganya saja. selama waktu tertentu menurut perjanjian.
2.Diberikan selama jangka waktu yang
tertentu atau selama tanahnya
dipergunakan untuk keperluan yang
tertentu
Ada beberapa hak atas tanah yang terdapat dalam UUPA tetapi tidak terdapat dalam KUHPer
yaitu:
1. Hak Sewa
Seseorang atau suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas tanah, apabila ia berhak
mempergunakan tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan dengan
membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa.
2. Hak Membuka Tanah Dan Memungut Hasil Hutan
Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan hanya dapat dipunyai oleh warganegara
Indonesia dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dengan mempergunakan hak memungut hasil hutan secara sah tidak dengan sendirinya
diperoleh hak milik atas tanah itu.