Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok 10 Pasal 20 Undang-Undang Pokok Agraria; Pasal
Agraria (Undang-Undang Pokok Agraria); Pasal 4 Ayat (1) 21 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang Pokok Agraria.
Undang-Undang Pokok Agraria. 11 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
9 Arba, H. M. 2015. Hukum Agraria Indonesia. Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang
Jakarta: Sinar Grafika. Hlm. 97 Berkaitan dengan Tanah.
Pasal 372 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jenis penelitian yang digunakan dalam
menurut Hoge Raad adalah pemegang barang penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah
yang menguasai atau bertindak sebagai pemilik penelitian dengan menggunakan pendekatan
barang tersebut, dimana hal ini berlawanan secara yuridis normatif. Pendekatan yuridis
dengan hukum yang mengikat padanya sebagai normatif merupakan penelitian hukum yang
pemegang barang itu. R. Soesilo dalam bukunya dilakukan dengan cara meneliti bahan
mengatakan bahwa makna memiliki juga kepustakaan atau menggunakan data sekunder
mencakup menggadaikan.12 sebagai bahan dasar untuk diteliti. Penelitian
Perbuatan tersebut selain diduga sebagai dilakukan dengan menelusuri peraturan-
tindak pidana penipuan dan penggelapan, juga peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan
dapat diduga sebagai tindak pidana pemalsuan dengan permasalahan yang diteliti.15
karena memakai surat kuasa palsu yang dilakukan Penulis menggunakan bahan hukum
oleh peminjam tersebut agar seolah-olah primer dan bahan hukum sekunder
mendapatkan kuasa dari korban untuk dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
menjaminkan sertifikatnya (pemalsuan surat 1. Bahan hukum primer
diatur dalam Pasal 263 Ayat (1) Kitab Undang- Bahan hukum primer merupakan bahan
Undang Hukum Pidana). hukum yang mempunyai otoritas
Dugaan lainnya, yaitu adanya pemalsuan (autoritatif). Bahan-bahan hukum primer
dan/atau pemakaian Akta Pemberian Hak terdiri dari peraturan perundangundangan
Tanggungan palsu sebagai akta autentik (Pasal dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum
264 Ayat (1) Angka 1 dan Ayat (2) Kitab Undang- primer yang digunakan penulis dalam
undang Hukum Pidana. Akta autentik yang penulisan skripsi ini, yaitu Kitab Undang-
dimaksud adalah akta yang dibuat di hadapan Undang Hukum
seorang pegawai negeri umum yang berhak Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum
untuk itu seperti notaris, pegawai pencatat jiwa Pidana.
dan sebagainya.13 2. Bahan hukum sekunder
Menjaminkan tanah orang lain apapun Bahan hukum sekunder berupa semua
bentuk dan alasannya tidak dapat dibenarkan publikasi tentang hukum yang bukan
karena perbuatan tersebut melanggar hukum merupakan dokumen-dokumen resmi. Bahan
serta merugikan orang lain. Undang-undang hukum sekunder yang digunakan oleh
Dasar 1945 menjelaskan dengan tegas, bahwa penulis dalam skripsi ini adalah buku-buku
negara Indonesia berdasarkan atas hukum teks hukum yang terkait dengan topik
(rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan penelitian, yaitu literatur dan kamus hukum
(machstaat).14 Hal ini berarti, bahwa Indonesia mengenai Hukum
menjamin setiap warga negaranya mempunyai Agraria.
kedudukan yang sama di hadapan hukum serta
wajib menjunjung tinggi hukum dan PEMBAHASAN
pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualian. A. Aspek Hukum Dalam Menjaminkan Tanah
Orang Lain Tanpa Izin
B. Rumusan Masalah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah
1. Bagaimana aspek hukum dalam Beserta Benda-benda Yang Berkaitan Dengan
menjaminkan tanah orang lain tanpa izin? Tanah, satu-satunya bentuk jaminan untuk
2. Bagaimana kebijakan hukum bagi yang menjaminkan hak atas tanah adalah hak
menjaminkan tanah orang lain tanpa izin? tanggungan. Perjanjian jaminan seperti hak
tanggungan merupakan perjanjian accessoire
C. Metode Penelitian (perjanjian tambahan) dari perjanjian utang
piutang. Perjanjian tambahan (accessoire) adalah
perjanjian yang dibuat berdasarkan atau
12 Soesilo, R. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum berkaitan dengan perjanjian pokok. Perjanjian
Pidana (KUHP) serta KomentarKomentarnya Lengkap Pasal
Demi Pasal. Bogor: Politeia. Hlm. 258.
13 Ibid, hlm. 197. 15Soekanto, S dan Mamudji, S. 2001. Penelitian
14 Prodjodikoro, W. 1986. Asas-asas Hukum Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Pidana di Indonesia. Bandung: PT. Eresco. Hlm. 67. Singkat). Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 13-14.
accessoire oleh karenanya hapus apabila seorang pihak ketiga), maka perjanjian
perjanjian pokok (utang piutang) hapus. tambahan juga beralih tanpa penyerahan
Sebaliknya, apabila perjanjian accessoire atau khusus.
jaminannya hapus, belum tentu perjanjian pokok Sebagaimana telah diuraikan
(utang piutang) juga ikut hapus.16 sebelumnya, bahwa perjanjian tambahan
Isi perjanjian jaminan hanya mengenai (accessoire) dibuat berdasarkan perjanjian pokok
penyerahan objek jaminan maupun kesepakatan dapat dilihat pada Pasal 10 Ayat
mengenai siapa yang menjadi penjamin, sehingga (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
hanya satu pihak saja dibebani kewajiban Hak Tanggungan Atas Tanah
(debitor), sedangkan hak tagih kreditor akan Beserta Benda-benda Yang Berkaitan Dengan
pelunasan utang haruslah berdasarkan perjanjian Tanah yang berbunyi:
pokok atau utang piutangnya. Perjanjian jaminan “Pemberian Hak Tanggungan didahului dengan
dengan kata lain bukanlah perjanjian obligatoir, janji untuk memberikan Hak Tanggungan sebagai
oleh karena itu perjanjian tersebut tidak jaminan pelunasan utang tertentu, yang
melahirkan perikatan. Perjanjian jaminan dituangkan di dalam dan merupakan bagian tak
meskipun tidak melahirkan perikatan, namun terpisahkan dari perjanjian utang-piutang yang
hanya melalui ini dapat lahir salah satu hak yang bersangkutan atau perjanjian lainnya yang
cukup memberikan kedudukan lebih kuat bagi menimbulkan utang tersebut.”
krediturnya. Jaminannya apabila itu benda, maka Hak tanggungan atas tanah beserta
hak yang lahir adalah hak jaminan kebendaan. benda-benda yang berkaitan dengan tanah dan
Sesuai dengan pengaturan hukum jaminan di selanjutnya disebut hak tanggungan adalah hak
Indonesia, maka hak jaminan kebendaan dapat jaminan dibebankan pada hak atas tanah
berupa hak gadai, hak hipotek, hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
dan hak fidusia.17 Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Menurut Pasal 1320 Kitab Undang- Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut
Undang Hukum Perdata terdapat empat syarat benda-benda lain merupakan satu kesatuan
yang harus dipenuhi agar terjadi perjanjian sah, dengan tanah itu, untuk pelunasan utang
antara lain sebagai berikut: tertentu serta memberikan kedudukan
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap
dirinya. kreditor-kreditor lain.19
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Subjek hak tanggungan adalah pihak-
3. Suatu pokok persoalan tertentu. pihak yang terlibat dalam perjanjian pengikatan
4. Suatu sebab yang halal atau tidak terlarang. hak tanggungan, yaitu pemberi dan penerima hak
Sifat accessoire dari hak jaminan dapat tanggungan. Pemberi hak tanggungan adalah
menimbulkan akibat hukum sebagai berikut:18 pemilik hak atas tanah atau bangunan di atas
1. Adanya dan hapusnya perjanjian tambahan tanah tesebut dan mempunyai sertifikat tanah
tergantung pada perjanjian pokok. sebagai buktinya. Penerima atau disebut juga
2. Apabila perjanjian pokok batal, maka pemegang hak tanggungan adalah orang-
perjanjian tambahan juga batal. perorangan maupun badanbadan hukum yang
3. Apabila perjanjian pokok beralih, maka berkedudukan di Indonesia sebagai pihak
perjanjian tambahan ikut beralih. berpiutang.
Penerima atau pemegang hak
4. Apabila perjanjian pokok beralih karena
tanggungan adalah kreditor (pemberi utang), bisa
cessie (pergantian orang yang berpiutang
bank sebagai pemberi kredit atau orang-
lama dengan seseorang berpiutang baru)
perorangan maupun badan hukum yang memberi
atau subrogatie (penggantian hak-hak oleh
pinjaman. Penerima atau pemegang hak
tanggungan mempunyai hak untuk mendapatkan
16 Sutedi, A. 2010. Hukum Hak Tanggungan.
pelunasan utang yang diambil dari nilai tanah
Sinar Grafika. Hlm. 133
17 Soedewi, S. 1980. Hukum Jaminan Di Indonesia dijaminkan dengan cara menjual melalui
Pokok-Pokok Hukum Jaminan Dan Jaminan Perorangan.
Liberty. Hlm. 33.
18 Hasbullah, F. H. 2005. Hukum Kebendaan
Perdata Jilid II: Hak-Hak Yang Memberi Jaminan. Jakarta: 19 Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 4
Ind-Hill Co. Hlm. 7. Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
pelelangan di muka umum.20 Sejak berlakunya “Hak milik adalah hak untuk menikmati
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang kegunaan sesuatu kebendaan dengan
Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda- leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap
Benda yang Berkaitan Dengan Tanah, pengikatan kebendaan itu dengan kedaulatan
objek jaminan utang berupa tanah sepenuhnya sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan
dilakukan melalui lembaga jaminan hak undangundang atau peraturan umum yang
tanggungan21. ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang
Objek hak tanggungan hak-hak atas berhak menetapkannya, dan tidak
tanah apa yang dapat dijadikan jaminan utang mengganggu hak-hak orang lain;
dengan dibebani hak tanggungan. Dua unsur kesemuanya itu dengan tak mengurangi
mutlak dari hak atas tanah yang dapat dijadikan kemungkinan akan pencabutan hak itu demi
objek hak tanggungan, antara lain:22 kepentingan umum berdasar atas ketentuan
1. Hak atas tanah tersebut sesuai dengan undang-undang dan dengan pembayaran
ketentuan yang berlaku wajib didaftarkan ganti rugi.”
(daftar umum) di kantor pertanahan. Wajib Sifat-sifat hak milik yang membedakannya
didaftar dalam daftar umum maksudnya dari lainnya, hak milik adalah hak terkuat dan
adalah hak atas tanah tersebut telah terpenuh atas tanah. Sifat ini tidak berarti,
bersertifikat. Hak atas tanah yang telah bahwa hak tersebut adalah mutlak, tidak
terdaftar dan diberikan kepada kreditur terbatas dan tidak dapat diganggu gugat sebagai
pemegang hak tanggungan terhadap kreditor hak eigendom menurut pengertiannya yang asli
lainnya. Catatan mengenai hak tanggungan dulu. Hak milik diatur dalam Pasal 22 Undang-
pada buku tanah dan sertifikat hak tanah Undang Pokok Agraria. Tiga ketentuan terjadinya
yang dibebani harus ada, sehingga setiap hak milik, yaitu menurut hukum adat, penetapan
orang dapat mengetahuinya (asas publisitas). pemerintah dan ketentuan undang-undang. Hak
2. Hak atas tanah tersebut menurut sifatnya milik hapus apabila tanahnya jatuh kepada
harus dapat dipindahtangankan (contohnya, negara karena pencabutan hak, penyerahan
dapat dijual), sehingga apabila diperlukan dengan sukarela oleh pemiliknya, diterlantarkan,
dapat segera direalisasi untuk membayar ketentuan undang-undang atau tanahnya
utang yang dijamin pelunasannya. musnah.
Objek hak tanggungan sebagaimana diatur 2. Hak Guna Usaha
dalam Pasal 4 Undang-Undang Republik Hak Guna Usaha adalah hak untuk
Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak mengusahakan tanah yang dikuasai langsung
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda oleh negara, dalam jangka waktu
Yang Berkaitan Dengan Tanah. Objek hak sebagaimana tercantum pada Pasal 29
tanggungan yang dimaksud, antara lain: Undang-Undang Pokok Agraria, guna
1. Hak Milik perusahaan pertanian, perikanan atau
Hak milik merupakan hak turun- peternakan. Bedanya dengan hak pakai
temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat adalah Hak Guna Usaha ini hanya dapat
dipunyai orang atas tanah (Pasal 20 Ayat (1) diberikan untuk keperluan di atas dan atas
Undang-Undang Pokok Agraria). Hak milik tanah yang luasnya paling sedikit lima hektar.
dapat dijadikan jaminan utang dengan Hak Guna Usaha dapat beralih dan dialihkan
dibebani hak tanggungan (Pasal 25 Undang- kepada pihak lain serta dapat dibebani
Undang Pokok Agraria). Pasal 570 Kitab dengan hak tanggungan. Hak Guna Usaha
Undang-Undang Hukum Perdata tidak dapat diberikan kepada orang-orang
mengartikan hak milik sebagai berikut:23 asing, sedangkan terhadap badan-badan
hukum yang bermodal asing hanya mungkin
dengan pembatasan sebagaimana disebut
20 Sutarno. 2005. Aspek-Aspek Hukum dalam Pasal 55 Undang-Undang Pokok
Perkreditan Pada Bank. Bandung: Alfabeta. Hlm. 162-164.
21 Bahsan, M. 2010. Hukum Jaminan Dan Agraria. Tanah yang dapat diberikan dengan
Jaminan Kredit Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Raja Hak Guna Usaha diatur dalam Pasal 28
Grafindo Persada. Hlm. 22 Undang-Undang Pokok Agraria dan Pasal 4
22 Sutarno, Op. Cit., hlm. 164.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
23 Subekti, R. dan Tjitrosudibio, R. 1995. Kitab
Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(Undang-Undang Pokok Agraria).
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-Benda yang Berkaitan dengan
Tanah.