dalam bidang pertanahan,10 selain itu juga Pertama, kesalahan memahami, mengenal dan
sertifikat memiliki nilai ekonomi11 dan dapat menerapkan posisi kasus terbitnya sertifikat
dijadikan jaminan utang dengan hak tanggungan palsu. Kedua, ketidakpahaman tentang lembaga
atas tanah.12 Hukum tanah di Indonesia dan pertanahan. Ketiga, terjadi tindakan
menggunakan asas publikasi negatif yang mana melegalkan dokumen cacat hukum yang
telah dijadikan yurisprudensi pada putusan MA dilakukan oleh orang yang berwenang. Keempat,
No.459/K/Sip/1975 tanggal 18 September 1975, sistem administrasi pertanahan yang tidak baik
bahwa mengingat stelsel negatif tentang register sehingga tidak mampu mencegah terbitnya
pendaftaran tanah yang berlaku di Indonesia, sertifikat ganda.17 Untuk mencegah terjadinya
maka terdaftarnya nama seseorang di dalam pemalsuan sertifikat, maka harus dilakukan
register bukanlah berarti absolut menjadi pemilik beberapa hal, yaitu:
tanah tersebut apablia ketidakabsahannya dapat 1. Percetakan blanko sertifikat yang baik,
dibuktikan oleh pihak lain.13 sehingga sulit dipalsukan,
Ada dua dimensi yang berkaitan dengan 2. Sebelum dilakukan akta pemindahan hak
kepastian suatu hak, yaitu objek dan subjek hak melakukan pengecekan terlebih dahulu
atas tanah. Kepastian objek adalah hak yang terhadap sertifikat hak atas tanah pada Kantor
dilihat melalui kepastian terhadap letak bidang Pertanahan setempat,
tanah, sedangkan kepastian subjek dapat dilihat 3. Pengamanan arsip dan data pertanahan
dengan nama pemilik yang terdapat dalam buku terutama arsip buku tanah dan gambar
tanah. Buku tanah tersebut kemudian menjadi situasi/surat ukur,
sertifikat yang sebagai alat bukti dengan 4. Meningkatkan kecermatan dan ketelitian
dilengkapi peta tanah, melalui sertifikat tersebut aparat berwenang yang menerbitkan
dapat menjadi pembuktian yang kuat dalam sertifikat.18
pembuktian fisik maupun yuridis. Dalam Upaya untuk mencegah terjadinya sertifikat
Undang-undang Pokok Agraria tidak pernah ganda tidak ada jalan lain harus mengoptimalkan
disebutkan sertifikat tanah, namun seperti yang administrasi pertanahan dan pembuatan peta
dijumpai dalam pasal 19 ayat (2) huruf c ada pertanahan, sebagaimana data yang diperoleh
disebutkan “surat tanda bukti hak”. Dalam melalui wawancara dengan Bapak James Wagiu,
pengertian sehari-hari surat tanda bukti hak ini selaku Perangkat Desa Lumpias, Kecamatan
sering ditafsirkan sebagai sertifikat tanah.14 Dimembe, mengatakan bahwa kasus sertifikat
Kasus pertanahan ada beberapa yang ganda kerap terjadi khususnya di wilayah
terdapat penerbitan sertifikat palsu oleh kantor pedesaaan yang mengakibatkan para pemegang
pertanahan,15 pemalsuan sertifikat tanah terjadi sertifikat tanah saling menuding satu sama lain
karena tidak didasarkan pada hak yang benar, bahwa sertifikat yang mereka miliki benar
seperti stempel BPN dan pemalsuan dari adanya, terlepas dari kenyataan bahwa salah satu
Pertanahan.16 Ada empat masalah pokok yang diantara sertifikat ganda tersebut adalah palsu.
melatarbelakangi terbitnya sertifikat palsu. Cara untuk mendapatkan kepastian hukum
mengenai sertifikat hak atas tanah yaitu
10
pemegang sertifikat ganda tersebut melakukan
Badan Pertanahan Nasional, Himpunan Karya Tulis
Pendaftaran Tanah (Maret 1989), Hlm. 3. pengaduan kepada Badan Pertanahan Nasional
11
Harry Grant Atkinson, Modern Real Estate (BPN) sebagai lembaga yang berwenang dalam
Practice an Introduction to a Career in Real Estate bidang pertanahan.
Brokerage, (Homewood: Dow Jones IrwiN.Inc, 1974), Proses pembuktian melalui Badan
hlm. 26. Pertanahan Nasional, penulis juga telah
12
Pasal 13 ayat (3), 14 ayat (4), 16 ayat (3) UU No
4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah. melakukan wawancara terhadap Pegawai BPN
13
Bachtiar Effendi, Kumpulan Tulisan Tentang Minahasa Utara yang menjelsakan tentang
Hukum Tanah, (Bandung: Alumni, 1993), hlm. 26.
14
Mhd. Yamin Lubis dan Abd. Rahim
Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, (Jakarta: Mandar 17
Pikiran Rakyat, “YBKI Usul dibentuk mahkamah
Maju, 2008), hlm. 203 pertanahan guna menuntaskan kasus sertifikat”, 2001,
15
Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah, hlm. 3.
18
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 8. Supranowo, Sertifikat dan Permasalahannya,
16
Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan, Makalah pada Seminar Nasional “Kegunaan Sertifikat
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2002), hlm. 137. dan Permasalahannya”, (Yogyakarta, 1992), hlm. 8.
penyelesaian sengketa pertanahan diluar yang sudah memiliki sertifikat maka tidak boleh
pengadilan yaitu melalui mediasi atau suatu lagi diterbitkan sertifikat yang lain. Selama
proses penyelesaian sengketa antara dua pihak berjalannya persidangan Penggugat dalam
atau lebih melalui perundingan diluar pengadilan petitum gugatannya memohon keadilan kepada
dengan bantuan pihak netral sebagai mediator, pengadilan tingkat banding, maka keadilan
apabila kemudian tidak menemukan menurut pengadilan yaitu:
penyelesaian maka wewenang pembuktian 1. Sebelum terjadinya jual beli antara Penggugat
sertifkat ganda hak atas tanah dilanjutkan pada dan Tergugat I, ternyata tanah sengketa sudah
ranah pengadilan yang dianggap memiliki memiliki sertifikat ganda, maka kesalahan ini
kompetensi dalam memberikan kepastian hukum tidak semata-mata hanya pada Tergugat I
terhadap pemegang hak tersebut dan melainkan pada Penggugat yang mana tidak
membatalkan salah satu diantara sertifikat, melakukan pengecekan secara teliti apakah
sehingga hanya satu sertifikat yang sah dengan tanah yang diperjualbelikan aman dan tidak
memiliki objek yang tertera dalam sertifikat bermasalah sebelum memutuskan untuk
tersebut.19 membelinya.
Kelalaian terjadi karena kurangnya basis data 2. Dalam perkara ini Tergugat I dan II
pihak Badan Pertanahan Nasional yang tidak dinyatakan secara sah melawan hukum, maka
mengecek dan mengukur kembali tanah yang Tergugat I yang telah mengajukan penerbitan
akan dibuatkan sertifikat melainkan langsung sertifikat serta menjaminkan sertifikat yang
memproses permohonan pihak pemohon tidak sah dan Tergugat II yang menerbitkan
berdasarkan data yang berasal dari desa dan sertifikat ganda pada objek tanah yang sama,
kecamatan saja. maka Tergugat I dan II wajib mengganti
Bisa kita lihat pada Contoh Kasus dalam kerugian yang dialami Penggugat.
Putusan No. 99/PDT/2020 PT MND yang mana 3. Penggugat tidak mempergunakan haknya
pokok perkaranya adalah FRANS NGANTUNG dalam proses kepailitan di Pengadilan Negeri
(Penggugat) yang menggugat enam Tergugat Makasar, yang mana tanah sengketa telah
disebabkan tanah hak milik (Penggugat) disita umum dan dijadikan budel pailit serta
diketahui telah terbit sertifikat hak atas tanah telah diterbitkan Sertifikat Hak Tanggungan
yang objeknya adalah tanah yang sama. Pada sebelum dilaksanakan pelelangan.
waktu terjadi transaksi jual beli, TONTJE 4. Tergugat V membeli tanah sengketa dari
THENOCH (Tergugat I) dengan sengaja tidak lelang dalam proses kepailitan, dan tidak
memberi tahu bahwa tanah objek sengketa ditemukan adanya perbuatan melawan hukum,
tersebut bersertifikat ganda. BADAN maka Tergugat V yang dilindungi oleh
PERTANAHAN NASIONAL TOMOHON Undang-undang dengan demikian tanah
(Tergugat II) bertanggung jawab atas penerbitan sengketa sah milik Tergugat V, dikarenakan
sertifikat ganda yang objeknya sama dan telah tanah telah sah menjadi milik tergugat V,
bersertifikat tersebut. Selain itu, akibat itikad maka Akta jual beli dan Sertifikat atas nama
buruk dari Tergugat I yang menjaminkan Penggugat sudah tidak berkekuatan hukum
sertifikat tersebut pada Tergugat III (PT. BANK lagi.
EKONOMI RAHARJA) atas pinjaman uang dan 5. Karena Tergugat I dan II adalah pihak yang
tidak membayarnya maka pihak Tergugat IV kalah, maka dihukum untuk membayar
(KANTOR PELELANGAN SULAWESI ongkos yang timbul dalam perkara.
UTARA) melelangkan sertifikat tersebut dan Berdasarkan keterangan yang telah diperoleh
telah dimenangkan oleh Tergugat V (BOY maka seharusnya kasus sertifikat ganda tidak
ROMPIS POLII). Melihat duduk perkara dari akan terjadi karena tidak boleh ada dua sertifikat
kasus tersebut inti dan substansi daripada kasus dalam satu lahan tanah yang sama, dengan
ini yaitu pembatalan salah satu sertifikat dimana adanya sengketa tanah sertifikat ganda maka
penerbitan sertifikat ganda sangatlah diperlukan penyelesaian yang melibatkan
bertentangan dengan hukum yang berlaku, lembaga-lembaga berwenang seperti Badan
seperti yang kita ketahui bahwa setiap tanah Pertanahan Nasional, dan lembaga-lembaga
peradilan yang berperan melaksanakan
pengawasan secara yuridis untuk memutuskan
19
Ibid, hlm. 4.
perkara kasus tanah bersertifikat ganda di yaitu permasalahan sertifikat ganda atau
pengadilan. Dalam putusan MA No. kepemilikan beberapa sertifikat yang objek
734PK/Pdt/2017 menyatakan bahwasanya ketika tanahnya sama.
ditemukan adanya 2 akta otentik yang sama, Tumpang tindihnya pengeluaran suatu
maka diberlakukan kaedah sertifikat yang terbit keputusan dari instansi-instansi yang
terlebih dahulu ialah sah dan berkekuatan berhubungan langsung dengan pertanahan juga
hukum.20 merupakan salah satu faktor timbulnya sengketa
Sertifikat ganda yang diterbitkan oleh Badan pertanahan. Misalnya penerbitan SK untuk
Pertanahan Nasional telah menjadi permasalahan penambangan batu bara yang harus dikeluarkan
yang tidak terelakkan di Indonesia. Hal ini oleh beberapa instansi pemerintahan antara lain
terjadi karena adanya kesalahan dalam Departemen Kehutanan, Departemen
penerbitan sertifikat oleh BPN, yang Pertambangan dan lain-lain yang berkaitan
mengakibatkan kepemilikan hak atas tanah dengan SK tersebut.
menjadi rumit dan dapat menimbulkan sengketa. Sengketa demi sengketa ini terjadi karena
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kurangnya koordinasi antara instansi
penyelesaian sengketa kepemilikan hak atas penyelenggara pembebasan tanah dan pihak lain
tanah terhadap sertifikat ganda yang diterbitkan yang terkait misalnya kantor pertanahan
oleh Badan Pertanahan Nasional, serta setempat. Itu artinya inkonsistensi pemerintah
mengidentifikasi dan menganalisis mekanisme dalam mengeluarkan regulasi di bidang
hukum yang bisa digunakan untuk mengatasinya. pertanahan serta lemahnya pengawasan saat
melaksanakan regulasi-regulasi tersebut.
B. Rumusan Masalah Kurangnya transparansi disebabkan oleh
1. Bagaimana terjadinya sertifikat ganda terbatasnya data dan informasi dari penguasaan
terhadap kepemilikan hak atas tanah yang dan pemilikan tanah, serta kurang transparansi
dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional? informasi yang tersedia di masyarakat
2. Bagaimana penyelesaian sengketa merupakan salah satu penyebab timbulnya awal
kepemilikan hak atas tanah terhadap sertifikat mula sengketa tanah. Pensertifikatan tanah juga
ganda yang dikeluarkan oleh Badan masih cenderung memakai akses permintaan
Pertanahan Nasional? meskipun proyek administrasi pertanahan seperti
prona relatif berhasil mencapai tujuannya.
Berikutnya yang paling kompleks adalah tidak
C. Metode Penelitian dimanfaatkannya peta pendaftaran tanah dan
Penelitian ini menggunakan metode sistem komputerisasi yang belum modern.
penelitian yuridis normatif dengan pendekatan Bahkan ketidakjujuran aparat desa dan
kualitatif. pemohohon dalam hal ini pemilik lahan dalam
memberikan informasi kepada BPN merupakan
PEMBAHASAN faktor utama.
A. Terjadinya Sertifikat Ganda Terhadap Adapun beberapa faktor yang menyebabkan
Kepemilikan Hak Atas Tanah Yang terjadinya sertifikat ganda, yaitu:
Diterbitkan Oleh Badan Pertanahan 1. Tidak adanya itikad baik dari pemohon yang
Nasional mengajukan permohonan pendaftaran
Konflik pertanahan yang terjadi selama ini sertifikat tanah kepada BPN, yaitu pemohon
berdimensi luas, baik konflik horizontal maupun dengan sadar sengaja tetap mengajukan
konflik vertikal.21 Konflik vertikal yaitu antara pensertifikatan tanah walaupun suatu tanah
masyarakat dengan pemerintah atau perusahaan tersebut telah memiliki sertifikat tanah
milik negara dan perusahaan milik swasta. sebelumnya.
Misalnya adalah kasus pengakuan atas sebuah 2. Kesalahan dari pemilik tanah itu sendiri yang
bidang tanah atau saling klaim. Sedangkan tidak memperhatikan tanah miliknya dan
konflik horizontal yang paling sering terjadi tidak memanfaatkanya dengan baik sehingga
di ambil alih oleh orang lain dan kemudian di
20
Yurisprudensi Putusan No. 743PK/Pdt/2017 manfaatkan karna merasa bahwa tanah
21
Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah, tersebut tidak bertuan atau tidak ada
(Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 186.
Penyelesaian sengketa pertanahan juga dapat dan terhadap sengketa keputusan lembaga
dilakukan melalui lembaga Peradilan Tata Usaha pertanahan diserahkan kepada ranah Peradilan
Negara (PTUN) dan Peradilan Umum. Pada Tata Usaha Negara, serta sengketa
PTUN fokus dalam menyelesaikan sengketa menyangkut tanah wakaf diajukan ke
pertanahan yang berkaitan dengan Surat Peradilan Agama.28
Keputusan yang dikeluarkan oleh BPN atau
Pejabat lainnya yang berkaitan dengan PENUTUP
pertanahan sedangkan Peradilan Umum lebih A. Kesimpulan
menitikberatkan dengan permasalahan perdata26. 1. Terjadinya kasus sertifikat ganda
Sengketa pertanahan, dalam hal ini sertifikat dikarenakan kesalahan dari pihak pemerintah
ganda diselesaikan melalui tiga (3) cara yaitu: dalam hal ini ialah Badan Pertanahan
1. Penyelesaian Secara Langsung Dengan Nasional, dengan peraturan yang tumpang
Musyawarah, Penyelesaian sengketa tindih dan minimnya basis data peta
pertanahan melalui musyawarah memiliki pertanahan memberikan kemungkinan
syarat, yaitu sengketa tersebut bukan terbitnya sertifikat ganda lebih besar. Tidak
merupakan penentuan mengenai kepemilikan lain juga kesalahan dari pihak pemilik tanah
hak atas tanah yang dapat memberikan hak yang tidak memperhatikan dan
atau menghilangkan hak seseorang terhadap memanfaatkan lahan tanah dengan baik
tanah sengketa, dan diantara pihak-pihak yang sehingga diterbitkan lagi sertifikat baru.
bersengketa masih memiliki kekerabatan, 2. Proses Penyelesaian Sengketa Sertifikat
serta masih menganut hukum adat daerah Ganda dapat diselesaikan dengan proses
setempat. pembuktian melalui Badan Pertanahan
2. Melalui Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Nasional yaitu melalui mediasi dan hasil
Sengketa, Arbitrase merupakan penyelesaian penyelesaian mediasi akan membatalkan
perkara oleh seseorang atau beberapa arbiter salah satu sertifikat antara kedua belah pihak.
yang telah ditunjuk berdasarkan Namun sebaliknya apabila tidak menemukan
kesepakatan/persetujuan para pihak dan penyelesaian maka dilanjutkan dengan
disepakati bahwa putusan yang diambil melalui proses lembaga peradilan.
bersifat mengikat dan final. Syarat utama
yang dilakukan untuk dapat melalui jalur B. Saran
arbitrase sebagai penyelesaian sengketa 1. Badan Pertanahan Nasional lebih aktif lagi
adalah ada kesepakatan yang dibuat dalam memperbarui pemeliharaan basis data supaya
bentuk tertulis dan disetujui oleh para pihak. dapat meminimalisir terjadinya kasus
3. Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur sertifikat ganda.
Pengadilan, Penyelesaian sengketa termasuk 2. Proses penyelesaian sengketa sertifikat ganda
sengketa pertanahan diatur dalam Undang- alangkah baiknya dimaksimalkan dalam
undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang proses mediasi agar penyelesaian tidak rumit,
Kekuasaan Kehakiman. 27Pasal 1 Undang- namun apabila dalam proses mediasi tidak
undang tersebut menyatakan bahwa mencapai hasil yang memuaskan, para pihak
kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan sengketa dapat menyelesaikan perkara
Negara yang merdeka guna melalui lembaga peradilan.
menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Sesuai
dengan peraturan yang berlaku, penyelesaian DAFTAR PUSTAKA
sengketa yang berkaitan dengan kepemilikan Buku
diserahkan kepada lembaga Peradilan Umum, Adrian, 2012, Sertifikat Hak Atas Tanah, Sinar
Grafika, Jakarta.
26
Prasetyo Aryo Dewandaru, dkk, Penyelesaian Arba, H.M., 2015, Hukum Agraria Indonesia,
Sengketa Tanah Terhadap Seritikat Ganda Di Badan Sinar Grafika, Jakarta.
Pertanahan Nasional, Jurnal Notarius, Vol. 13. No. 1,
2020, Hlm. 165.
27
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang
28
Kekuasaan Kehakiman Ibid, hlm.166.
Atkinson, Harry Grant, 1974, Modern Real Sunggono, Bambang, 1997, Metodologi
Estate Practice an Introduction to a Career Penelitian Hukum, RajaGrafindo Persada,
in Real Estate Brokerage, Dow Jones Jakarta.
Irwin.Inc, Homewood.
Sarjita, 2005, Tekhnik dan Strategi Penyelesaian
Chomzah, Ali Achmad, 2002, Hukum Sengketa Pertanahan. Tugujogja Pustaka,
Pertanahan, Prestasi Pustaka, Jakarta. Yogyakarta.
________, 2004, Hukum agraria: pertanahan Limbong, 2012, Konflik Pertanahan, Pustaka
Indonesia dan ke-P.P.A.T.-an, Prestasi Margaretha, Jakarta.
Pustaka, Jakarta.
Lubis, 2008, Hukum Pendaftaran Tanah, Mandar
________, 2002, Hukum Pertanahan Seri Maju, Jakarta.
Hukum Pertanahan I-Pemberian Hak Atas
Tanah Negara dan Seri Hukum Pertanahan
II-Sertifikat Dan Permasalahannya, Prestasi
Jurnal
Pustaka, Jakarta.
Abdul Mutalib Saranani, “Tinjauan Hukum
Dyara, 2022, Pedoman Lengkap Mengurus
Tentang Pembuktian Sertifikat Dalam
Perizinan Tanah, Anak Hebat Indonesia,
Penyelesaian Sengketa Tanah”, Jurnal
Yogyakarta.
Sibatik, Vol 1 No. 3, 2022
Effendi, Bachtiar, 1993, Kumpulan Tulisan
Asmawati, “Mediasi Salah Satu Cara Dalam
Tentang Hukum Tanah, Alumni, Bandung.
Penyelesaian Sengketa Pertanahan,” Jurnal
Irawan, 2002, Kepastian Hukum Hak atas Tanah Ilmu Hukum, 2014
di Indonesia, Arkola, Surabaya.
Badan Pertanahan Nasional, 1989, Himpunan
Marzuki, Peter Mahmud, 2008, Penilitian Karya Tulis Pendaftaran Tanah.
Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Dewandaru, Prasetyo Aryo, dkk, Penyelesaian
Jakarta.
Sengketa Tanah Terhadap Seritikat Ganda
Murad, Rusmadi, 1991, Penyelesaian Sengketa Di Badan Pertanahan Nasional, Jurnal
Hukum Atas Tanah, Alumni, Bandung. Notarius, Vol. 13. No. 1, 2020.
Margono, Suyud, 2000, ADR dan Arbitrase Manthovani, Reda, “Pendaftaran Tanah Di
Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Indonesia”, Vol. 2 No. 2, 2017.
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Suryani Mursalim, dkk, Penyelesaian Sengketa
Noer, 2003, Bersaksi untuk pembaruan agraria, Sertifikat Ganda Hak Atas Tanah, Jurnal
Insist, Yogyakarta. Supremasi, Vol. XI No.1, 2016
Website
KBBI (1994) Pengertian Tanah. Diakses dari
https://kbbi.web.id/tanah
Cara Mengecek Sertifikat Ganda. Diakses dari
https://atrbpn.go.id.