Anda di halaman 1dari 10

Fakultas Hukum

Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

PENYELESAIAN SENGKETA PENDAHULUAN


KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH A. Latar Belakang Masalah
TERHADAP SERTIFIKAT GANDA YANG Negara Kesatuan Republik Indonesia
DITERBITKAN OLEH BADAN merupakan Negara hukum sebagaimana yang
PERTANAHAN NASIONAL 1 tercantum dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 19455
dimana Negara memberikan jaminan dan
Samuel Defa Wagiu 2 memberikan perlindungan atas hak-hak warga
wagiu46@gmail.com negara, antara lain hak untuk mendapatkan,
Merry E. Kalalo 3 mempunyai, dan menikmati hak milik. Hak milik
merryelkalalo@gmail.com atas tanah sebagai salah satu jenis hak milik,
Renny N. S. Koloay 4 sedangkan tanah menjadi hal utama untuk syarat
nansy.koloay@gmail.com
pemenuhan tempat tinggal serta sebagai sarana
beraktivitas, berinteraksi, berkegiatan, dan
ABSTRAK
berhubungan dalam kehidupan sosial.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1960 Tentang
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA),
terjadinya persoalan sengketa kepemilikan hak
pada pasal 1 ayat (4) UUPA disebutkan bahwa
atas tanah terhadap sertifikat ganda yang
tanah merupakan permukaan bumi. Setiap orang
diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional dan
memiliki akses serta diperbolehkan dalam
untuk mengetahui penyelesaian sengketa
memanfaatkan tanah yang menjadi hak atas
kepemilikan hak atas tanah terhadap sertifikat
tanah.6
ganda yang diterbitkan Badan Pertanahan
Tanah merupakan kebutuhan dasar dalam
Nasional. Dengan metode penelitian yuridis
pelaksanaan kegiatan produktif manusia, baik
normatif, kesimpulan yang didapat: 1.
sebagai wadahnya maupun sebagai faktor
Terjadinya kasus sertifikat ganda dikarenakan
produksi.7 Tanah yang digunakan saat ini harus
kesalahan dari pihak pemerintah dalam hal ini
dilakukan pendaftaran hak atas tanah atau hak
ialah Badan Pertanahan Nasional, dengan
milik suatu tanah. Asal kata pendaftaran tanah
peraturan yang tumpang tindih dan minimnya
berasal dari bahasa Belanda yaitu Rechts
basis data peta pertanahan memberikan
Cadastre yang berarti berkaitan dengan luas,
kemungkinan terbitnya sertifikat ganda lebih
nilai, dan kepemilikan pada suatu tanah.8 Hak
besar. Tidak lain juga kesalahan dari pihak
atas tanah ini dikeluarkan PP No. 24 Tahun 1997
pemilik tanah yang tidak memperhatikan dan
Tentang Pendaftaran Tanah sebagai ketentuan
memanfaatkan lahan tanah dengan baik sehingga
kepastian hukum.9
diterbitkan lagi sertifikat baru. 2. Proses
Pendaftaran tanah dilindungi oleh Negara
Penyelesaian Sengketa Sertifikat Ganda dapat
sebagaimana terdapat pada Pasal 3 PP No. 24
diselesaikan dengan proses pembuktian melalui
Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah yang
Badan Pertanahan Nasional yaitu melalui
bertujuan untuk menjamin kepastian serta
mediasi dan hasil penyelesaian mediasi akan
perlindungan hukum kepada setiap pemegang
membatalkan salah satu sertifikat antara kedua
hak atas tanah dan sebagai tertib administrasi
belah pihak. Namun sebaliknya apabila tidak
menemukan penyelesaian maka dilanjutkan
dengan melalui proses lembaga peradilan.
5
Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang dasar Negara Republik
Kata Kunci: sertifikat ganda, badan pertanahan Indonesia Tahun 1945
6
nasional Lihat Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA) No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
7
Irawan Soerodjo, 2002, Kepastian Hukum Hak atas
Tanah di Indonesia, Surabaya: Penerbit Arkola, hlm. 26.
8
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah Dan
1
Artikel Skripsi Pendaftarannya, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), hlm.
2
Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM 19071101269 112.
3 9
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang
4
Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Pendaftaran Tanah.

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

dalam bidang pertanahan,10 selain itu juga Pertama, kesalahan memahami, mengenal dan
sertifikat memiliki nilai ekonomi11 dan dapat menerapkan posisi kasus terbitnya sertifikat
dijadikan jaminan utang dengan hak tanggungan palsu. Kedua, ketidakpahaman tentang lembaga
atas tanah.12 Hukum tanah di Indonesia dan pertanahan. Ketiga, terjadi tindakan
menggunakan asas publikasi negatif yang mana melegalkan dokumen cacat hukum yang
telah dijadikan yurisprudensi pada putusan MA dilakukan oleh orang yang berwenang. Keempat,
No.459/K/Sip/1975 tanggal 18 September 1975, sistem administrasi pertanahan yang tidak baik
bahwa mengingat stelsel negatif tentang register sehingga tidak mampu mencegah terbitnya
pendaftaran tanah yang berlaku di Indonesia, sertifikat ganda.17 Untuk mencegah terjadinya
maka terdaftarnya nama seseorang di dalam pemalsuan sertifikat, maka harus dilakukan
register bukanlah berarti absolut menjadi pemilik beberapa hal, yaitu:
tanah tersebut apablia ketidakabsahannya dapat 1. Percetakan blanko sertifikat yang baik,
dibuktikan oleh pihak lain.13 sehingga sulit dipalsukan,
Ada dua dimensi yang berkaitan dengan 2. Sebelum dilakukan akta pemindahan hak
kepastian suatu hak, yaitu objek dan subjek hak melakukan pengecekan terlebih dahulu
atas tanah. Kepastian objek adalah hak yang terhadap sertifikat hak atas tanah pada Kantor
dilihat melalui kepastian terhadap letak bidang Pertanahan setempat,
tanah, sedangkan kepastian subjek dapat dilihat 3. Pengamanan arsip dan data pertanahan
dengan nama pemilik yang terdapat dalam buku terutama arsip buku tanah dan gambar
tanah. Buku tanah tersebut kemudian menjadi situasi/surat ukur,
sertifikat yang sebagai alat bukti dengan 4. Meningkatkan kecermatan dan ketelitian
dilengkapi peta tanah, melalui sertifikat tersebut aparat berwenang yang menerbitkan
dapat menjadi pembuktian yang kuat dalam sertifikat.18
pembuktian fisik maupun yuridis. Dalam Upaya untuk mencegah terjadinya sertifikat
Undang-undang Pokok Agraria tidak pernah ganda tidak ada jalan lain harus mengoptimalkan
disebutkan sertifikat tanah, namun seperti yang administrasi pertanahan dan pembuatan peta
dijumpai dalam pasal 19 ayat (2) huruf c ada pertanahan, sebagaimana data yang diperoleh
disebutkan “surat tanda bukti hak”. Dalam melalui wawancara dengan Bapak James Wagiu,
pengertian sehari-hari surat tanda bukti hak ini selaku Perangkat Desa Lumpias, Kecamatan
sering ditafsirkan sebagai sertifikat tanah.14 Dimembe, mengatakan bahwa kasus sertifikat
Kasus pertanahan ada beberapa yang ganda kerap terjadi khususnya di wilayah
terdapat penerbitan sertifikat palsu oleh kantor pedesaaan yang mengakibatkan para pemegang
pertanahan,15 pemalsuan sertifikat tanah terjadi sertifikat tanah saling menuding satu sama lain
karena tidak didasarkan pada hak yang benar, bahwa sertifikat yang mereka miliki benar
seperti stempel BPN dan pemalsuan dari adanya, terlepas dari kenyataan bahwa salah satu
Pertanahan.16 Ada empat masalah pokok yang diantara sertifikat ganda tersebut adalah palsu.
melatarbelakangi terbitnya sertifikat palsu. Cara untuk mendapatkan kepastian hukum
mengenai sertifikat hak atas tanah yaitu
10
pemegang sertifikat ganda tersebut melakukan
Badan Pertanahan Nasional, Himpunan Karya Tulis
Pendaftaran Tanah (Maret 1989), Hlm. 3. pengaduan kepada Badan Pertanahan Nasional
11
Harry Grant Atkinson, Modern Real Estate (BPN) sebagai lembaga yang berwenang dalam
Practice an Introduction to a Career in Real Estate bidang pertanahan.
Brokerage, (Homewood: Dow Jones IrwiN.Inc, 1974), Proses pembuktian melalui Badan
hlm. 26. Pertanahan Nasional, penulis juga telah
12
Pasal 13 ayat (3), 14 ayat (4), 16 ayat (3) UU No
4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah. melakukan wawancara terhadap Pegawai BPN
13
Bachtiar Effendi, Kumpulan Tulisan Tentang Minahasa Utara yang menjelsakan tentang
Hukum Tanah, (Bandung: Alumni, 1993), hlm. 26.
14
Mhd. Yamin Lubis dan Abd. Rahim
Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, (Jakarta: Mandar 17
Pikiran Rakyat, “YBKI Usul dibentuk mahkamah
Maju, 2008), hlm. 203 pertanahan guna menuntaskan kasus sertifikat”, 2001,
15
Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah, hlm. 3.
18
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 8. Supranowo, Sertifikat dan Permasalahannya,
16
Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan, Makalah pada Seminar Nasional “Kegunaan Sertifikat
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2002), hlm. 137. dan Permasalahannya”, (Yogyakarta, 1992), hlm. 8.

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

penyelesaian sengketa pertanahan diluar yang sudah memiliki sertifikat maka tidak boleh
pengadilan yaitu melalui mediasi atau suatu lagi diterbitkan sertifikat yang lain. Selama
proses penyelesaian sengketa antara dua pihak berjalannya persidangan Penggugat dalam
atau lebih melalui perundingan diluar pengadilan petitum gugatannya memohon keadilan kepada
dengan bantuan pihak netral sebagai mediator, pengadilan tingkat banding, maka keadilan
apabila kemudian tidak menemukan menurut pengadilan yaitu:
penyelesaian maka wewenang pembuktian 1. Sebelum terjadinya jual beli antara Penggugat
sertifkat ganda hak atas tanah dilanjutkan pada dan Tergugat I, ternyata tanah sengketa sudah
ranah pengadilan yang dianggap memiliki memiliki sertifikat ganda, maka kesalahan ini
kompetensi dalam memberikan kepastian hukum tidak semata-mata hanya pada Tergugat I
terhadap pemegang hak tersebut dan melainkan pada Penggugat yang mana tidak
membatalkan salah satu diantara sertifikat, melakukan pengecekan secara teliti apakah
sehingga hanya satu sertifikat yang sah dengan tanah yang diperjualbelikan aman dan tidak
memiliki objek yang tertera dalam sertifikat bermasalah sebelum memutuskan untuk
tersebut.19 membelinya.
Kelalaian terjadi karena kurangnya basis data 2. Dalam perkara ini Tergugat I dan II
pihak Badan Pertanahan Nasional yang tidak dinyatakan secara sah melawan hukum, maka
mengecek dan mengukur kembali tanah yang Tergugat I yang telah mengajukan penerbitan
akan dibuatkan sertifikat melainkan langsung sertifikat serta menjaminkan sertifikat yang
memproses permohonan pihak pemohon tidak sah dan Tergugat II yang menerbitkan
berdasarkan data yang berasal dari desa dan sertifikat ganda pada objek tanah yang sama,
kecamatan saja. maka Tergugat I dan II wajib mengganti
Bisa kita lihat pada Contoh Kasus dalam kerugian yang dialami Penggugat.
Putusan No. 99/PDT/2020 PT MND yang mana 3. Penggugat tidak mempergunakan haknya
pokok perkaranya adalah FRANS NGANTUNG dalam proses kepailitan di Pengadilan Negeri
(Penggugat) yang menggugat enam Tergugat Makasar, yang mana tanah sengketa telah
disebabkan tanah hak milik (Penggugat) disita umum dan dijadikan budel pailit serta
diketahui telah terbit sertifikat hak atas tanah telah diterbitkan Sertifikat Hak Tanggungan
yang objeknya adalah tanah yang sama. Pada sebelum dilaksanakan pelelangan.
waktu terjadi transaksi jual beli, TONTJE 4. Tergugat V membeli tanah sengketa dari
THENOCH (Tergugat I) dengan sengaja tidak lelang dalam proses kepailitan, dan tidak
memberi tahu bahwa tanah objek sengketa ditemukan adanya perbuatan melawan hukum,
tersebut bersertifikat ganda. BADAN maka Tergugat V yang dilindungi oleh
PERTANAHAN NASIONAL TOMOHON Undang-undang dengan demikian tanah
(Tergugat II) bertanggung jawab atas penerbitan sengketa sah milik Tergugat V, dikarenakan
sertifikat ganda yang objeknya sama dan telah tanah telah sah menjadi milik tergugat V,
bersertifikat tersebut. Selain itu, akibat itikad maka Akta jual beli dan Sertifikat atas nama
buruk dari Tergugat I yang menjaminkan Penggugat sudah tidak berkekuatan hukum
sertifikat tersebut pada Tergugat III (PT. BANK lagi.
EKONOMI RAHARJA) atas pinjaman uang dan 5. Karena Tergugat I dan II adalah pihak yang
tidak membayarnya maka pihak Tergugat IV kalah, maka dihukum untuk membayar
(KANTOR PELELANGAN SULAWESI ongkos yang timbul dalam perkara.
UTARA) melelangkan sertifikat tersebut dan Berdasarkan keterangan yang telah diperoleh
telah dimenangkan oleh Tergugat V (BOY maka seharusnya kasus sertifikat ganda tidak
ROMPIS POLII). Melihat duduk perkara dari akan terjadi karena tidak boleh ada dua sertifikat
kasus tersebut inti dan substansi daripada kasus dalam satu lahan tanah yang sama, dengan
ini yaitu pembatalan salah satu sertifikat dimana adanya sengketa tanah sertifikat ganda maka
penerbitan sertifikat ganda sangatlah diperlukan penyelesaian yang melibatkan
bertentangan dengan hukum yang berlaku, lembaga-lembaga berwenang seperti Badan
seperti yang kita ketahui bahwa setiap tanah Pertanahan Nasional, dan lembaga-lembaga
peradilan yang berperan melaksanakan
pengawasan secara yuridis untuk memutuskan
19
Ibid, hlm. 4.

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

perkara kasus tanah bersertifikat ganda di yaitu permasalahan sertifikat ganda atau
pengadilan. Dalam putusan MA No. kepemilikan beberapa sertifikat yang objek
734PK/Pdt/2017 menyatakan bahwasanya ketika tanahnya sama.
ditemukan adanya 2 akta otentik yang sama, Tumpang tindihnya pengeluaran suatu
maka diberlakukan kaedah sertifikat yang terbit keputusan dari instansi-instansi yang
terlebih dahulu ialah sah dan berkekuatan berhubungan langsung dengan pertanahan juga
hukum.20 merupakan salah satu faktor timbulnya sengketa
Sertifikat ganda yang diterbitkan oleh Badan pertanahan. Misalnya penerbitan SK untuk
Pertanahan Nasional telah menjadi permasalahan penambangan batu bara yang harus dikeluarkan
yang tidak terelakkan di Indonesia. Hal ini oleh beberapa instansi pemerintahan antara lain
terjadi karena adanya kesalahan dalam Departemen Kehutanan, Departemen
penerbitan sertifikat oleh BPN, yang Pertambangan dan lain-lain yang berkaitan
mengakibatkan kepemilikan hak atas tanah dengan SK tersebut.
menjadi rumit dan dapat menimbulkan sengketa. Sengketa demi sengketa ini terjadi karena
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kurangnya koordinasi antara instansi
penyelesaian sengketa kepemilikan hak atas penyelenggara pembebasan tanah dan pihak lain
tanah terhadap sertifikat ganda yang diterbitkan yang terkait misalnya kantor pertanahan
oleh Badan Pertanahan Nasional, serta setempat. Itu artinya inkonsistensi pemerintah
mengidentifikasi dan menganalisis mekanisme dalam mengeluarkan regulasi di bidang
hukum yang bisa digunakan untuk mengatasinya. pertanahan serta lemahnya pengawasan saat
melaksanakan regulasi-regulasi tersebut.
B. Rumusan Masalah Kurangnya transparansi disebabkan oleh
1. Bagaimana terjadinya sertifikat ganda terbatasnya data dan informasi dari penguasaan
terhadap kepemilikan hak atas tanah yang dan pemilikan tanah, serta kurang transparansi
dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional? informasi yang tersedia di masyarakat
2. Bagaimana penyelesaian sengketa merupakan salah satu penyebab timbulnya awal
kepemilikan hak atas tanah terhadap sertifikat mula sengketa tanah. Pensertifikatan tanah juga
ganda yang dikeluarkan oleh Badan masih cenderung memakai akses permintaan
Pertanahan Nasional? meskipun proyek administrasi pertanahan seperti
prona relatif berhasil mencapai tujuannya.
Berikutnya yang paling kompleks adalah tidak
C. Metode Penelitian dimanfaatkannya peta pendaftaran tanah dan
Penelitian ini menggunakan metode sistem komputerisasi yang belum modern.
penelitian yuridis normatif dengan pendekatan Bahkan ketidakjujuran aparat desa dan
kualitatif. pemohohon dalam hal ini pemilik lahan dalam
memberikan informasi kepada BPN merupakan
PEMBAHASAN faktor utama.
A. Terjadinya Sertifikat Ganda Terhadap Adapun beberapa faktor yang menyebabkan
Kepemilikan Hak Atas Tanah Yang terjadinya sertifikat ganda, yaitu:
Diterbitkan Oleh Badan Pertanahan 1. Tidak adanya itikad baik dari pemohon yang
Nasional mengajukan permohonan pendaftaran
Konflik pertanahan yang terjadi selama ini sertifikat tanah kepada BPN, yaitu pemohon
berdimensi luas, baik konflik horizontal maupun dengan sadar sengaja tetap mengajukan
konflik vertikal.21 Konflik vertikal yaitu antara pensertifikatan tanah walaupun suatu tanah
masyarakat dengan pemerintah atau perusahaan tersebut telah memiliki sertifikat tanah
milik negara dan perusahaan milik swasta. sebelumnya.
Misalnya adalah kasus pengakuan atas sebuah 2. Kesalahan dari pemilik tanah itu sendiri yang
bidang tanah atau saling klaim. Sedangkan tidak memperhatikan tanah miliknya dan
konflik horizontal yang paling sering terjadi tidak memanfaatkanya dengan baik sehingga
di ambil alih oleh orang lain dan kemudian di
20
Yurisprudensi Putusan No. 743PK/Pdt/2017 manfaatkan karna merasa bahwa tanah
21
Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah, tersebut tidak bertuan atau tidak ada
(Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 186.

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

pemiliknya. a. Faktor Hukum


3. Kesalahan Badan Pertanahan Nasional dalam 1. Regulasi kurang memadai, regulasi di
pengukuran dan pemetaan tanah, petugas bidang pertanahan belum seutuhnya
pencatatan dan pemetaan tidak menanyakan mengacu pada nilai-nilai dasar Pancasila
dan mengecek langsung perihal batas-batas dan filosofi Pasal 33 UUD 1945 tentang
tanah atau apakah tanah tersebut sudah moral, keadilan, hak asasi,
bersertifikat atau telah dimiliki oleh pihak dan kesejahteraan. Disisi lain penegakan
lain kepada warga sekitar. Akibat ketidak hukum kerap kali berhenti pada
hati-hatian tersebut petugas tetap mekanisme formal dari aturan hukum dan
memprosesnya sehingga dikeluarkannya mengabaikan nilai-nilai substansinya.
sertifikat lain diatas tanah yang sama. 2. Tumpang tindih peradilan, saat ini
4. Faktor dari pemerintahan setempat, terdapat tiga lembaga peradilan yang
kelurahan atau desa yang tidak mempunyai dapat menangani suatu sengketa
data mengenai tanah-tanah yang sudah pertanahan yaitu peradilan perdata,
disertifikatkan atau sudah ada peradilan pidana, serta Peradilan Tata
penguasaannya. Usaha Negara (PTUN). Dalam
5. Kurangnya sumber daya manuasia (SDM), suatu sengketa tertentu, salah satu pihak
tidak memadainya jumlah dan kemampuan yang menang secara perdata belum tentu
anggota Subseksi pengukuran dan pemetaan. menang secara pidana.
Akibat kurangnya sumber daya manusia ini 3. Penyelesaian dan birokrasi berbelit-belit,
menyebabkan terhambatnya kinerja BPN penyelesaian perkara lewat pengadilan di
dalam pencatatan, pengukuran dan pemetaan Indonesia melelahkan, biaya yang tinggi
tanah. dan waktu penyelesaian yang lama
6. Kesalahan administrasi: Sertifikat ganda apalagi bila terjebak dengan mafia
dapat terjadi akibat kesalahan atau kelalaian peradilan, maka keadilan tidak berpihak
dalam pengolahan administrasi oleh BPN. pada yang benar. Hal ini tentunya tidak
Misalnya, kesalahan penulisan nomor sesuai lagi dengan prinsip peradilan kita
sertifikat, kelalaian dalam pencatatan yang sederhana, cepat, dan berbiaya
perubahan kepemilikan, atau kegagalan murah, karena kondisinya saat ini dalam
dalam verifikasi data. berurusan dengan pengadilan tidaklah
7. Praktik korupsi: Sertifikat ganda juga dapat sederhana, birokrasi pengadilan yang
terjadi akibat tindakan korupsi di dalam BPN berbelit-belit dan lama serta biaya yang
atau melibatkan pihak-pihak eksternal. mahal.
Praktik korupsi seperti pemalsuan dokumen, 4. Tumpang tindih peraturan, UUPA
pemalsuan tanda tangan, atau penyuapan sebagai induk dari peraaturan sumber
dapat menyebabkan penerbitan sertifikat daya agrarian lainnya khususnya tanah,
ganda dengan tujuan menguntungkan pihak- namun dalam berjalan waktu dibuatlah
pihak tertentu. peraturan perundang-undangan yang
8. Ketidaktaatan terhadap proses hukum: berkaitan dengan sumber daya agraria
Terkadang, pihak-pihak yang terlibat dalam tetapi tidak menempatkan UUPA sebagai
transaksi tanah tidak mematuhi prosedur undang-undang induknya.
hukum yang berlaku. Misalnya, mereka b. Faktor non hukum
dapat mengajukan permohonan sertifikat 1. Tumpang tindih penggunaan tanah,
untuk tanah yang telah memiliki sertifikat pertumbuhan penduduk yang cepat
sebelumnya, atau menggunakan dokumen mengakibatkan jumlah penduduk
palsu untuk mendapatkan sertifikat baru. bertambah, serta pemerintah yang terus-
Menurut Bernhard Limbong dalam bukunya menerus menyelenggarakan proyek
“Konflik Pertanahan” mengemukakan dalam pembangunan. Tidak dapat dihindarkan
sengketa pertanahan terjadi akibat beberapa jika sebidang tanah yang sama memiliki
faktor hukum dan non hukum,22 antara lain: ataupun timbul kepentingaan yang
berbeda.
22
Bernhard Limbong, Konflik Pertanahan, (Jakarta: 2. Kesadaran masyarakat meningkat,
Pustaka Margaretha), 2012, hlm. 80.

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

perkembangan global serta peningkatan prosedur pembuatan sertifikat tanah, persediaan


perkembangan ilmu pengetahuan & tanah tidak seimbang dengan jumlah peminat
teknologi berpengaruh pada peningkatan yang memerlukan tanah, dan pembangunan
kesadaran masyarakat. Pola pikir mengakibatkan kebutuhan akan tanah semakin
masyarakat terhadap penguasaan meningkat sedangkan persediaan tanah sangat
tanahpun ikut berubah. Terkait dengan terbatas sehingga mendorong peralihan fungsi
tanah sebagai aset pembangunan, maka tanah dari tanah pertanian ke non pertanian,
muncul perubahan pola pikir masyarakat mengakibatkan harga tanah melonjak.
terhadap penguasaan tanah, yaitu tidak Dalam kasus terjadinya sertifikat ganda,
lagi menempatkan tanah sebagai sumber pihak yang mendapatkan dampak perlu untuk
produksi akan tetapi menjadikan tanah mengambil langkah-langkah dengan tujuan
sebagai sarana untuk investasi atau memperbaiki situasi tersebut, adapun beberapa
komoditas ekonomi. tindakan yang dapat dilakukan:
3. Tanah tetap dan penduduk bertambah, 1. Mengajukan klaim: Pihak yang memiliki
pertumbuhan penduduk yang sangat sertifikat tanah asli dapat mengajukan klaim
cepat, baik lewat kelahiran maupun kepada BPN untuk menegaskan kepemilikan
migrasi serta urbanisasi, sementara luas yang sah. Proses ini melibatkan verifikasi
lahan yang relatif tetap, menjadikan tanah dokumen dan bukti kepemilikan yang valid.
sebagai komoditas ekonomi yang 2. Penyelesaian melalui mekanisme hukum: Jika
nilainya sangat tinggi, sehingga setiap tidak ada kesepakatan damai antara pihak-
jengkal tanah dipertahankan mati-matian. pihak yang terlibat, dapat dilakukan
4. Kemiskinan, merupakan masalah penyelesaian melalui jalur hukum, seperti
kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai pengajuan gugatan ke pengadilan. Pengadilan
faktor yang berkaitan. Dalam memenuhi akan memeriksa bukti dan saksi-saksi untuk
kebutuhan pertanahan, masyarakat mengambil keputusan yang adil berdasarkan
miskin menghadapi masalah hukum yang berlaku.
ketimpangan struktur penguasaan dan 3. Klarifikasi melalui BPN: Pihak yang terkena
pemilikan tanah, serta ketidakpastian sertifikat ganda juga dapat menghubungi BPN
dalam penguasaan dan pemilikan lahan untuk melakukan klarifikasi dan mencari
pertanian. solusi. BPN memiliki prosedur dan
Terjadinya sertifikat-sertifikat ganda mekanisme yang ditetapkan untuk menangani
mengakibatkan cacat hukum seperti sertifikat masalah sertifikat ganda dan dapat
palsu dan sertifikat ganda yang dipengaruhi oleh memberikan bantuan dalam menyelesaikan
faktor intern dan ekstern. Faktor intern, seperti kasus tersebut.
tidak dilaksanakannya Undang-Undang Pokok Seseorang yang terkena kasus sengketa
Agraria dan peraturan pelaksanaannya secara sertifikat ganda terhadap kepemilikan hak atas
konsekuen dan bertanggungjawab, kurang tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
berfungsinya aparat pengawas sehingga Nasional (BPN) di Indonesia, dapat melakukan
memberikan peluang kepada aparat bawahannya beberapa langkah yaitu:
untuk bertindak menyimpang dalam arti tidak 1. Menghubungi BPN secara langsung. BPN
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai memiliki kantor di berbagai wilayah di
sumpah jabatannya, ketidak telitian pejabat Indonesia dan dapat memberikan informasi
Kantor Pertanahan dalam menerbitkan sertifikat dan panduan terkait masalah sertifikat ganda.
tanah yaitu dokumen-dokumen yang menjadi Anda dapat mengunjungi kantor BPN terdekat
dasar bagi penerbitan sertifikat tidak diteliti atau menghubungi nomor kontak yang
dengan seksama yang mungkin saja dokumen- tersedia untuk mendapatkan bantuan.
dokumen tersebut belum memenuhi persyaratan 2. Berkonsultasi dengan ahli hukum yang
sebagaimana ditentukan oleh ketentuan berpengalaman di bidang pertanahan. Dengan
perundang-undangan yang berlaku. harapan dapat memberikan panduan hukum
Faktor ekstern seperti, masyarakat masih yang spesifik dan membantu dalam
kurang mengetahui undang-undang dan menavigasi proses penyelesaian masalah ini.
peraturan tentang pertanahan khususnya tentang 3. Memeriksa basis data tanah yang terdaftar di

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

BPN. Pertama, Adanya pengaduan kepada Kantor


4. Mengajukan permohonan perbaikan kepada Pertanahan mengenai objek tanah yang
BPN sesuai prosedur dan mekanisme yang disengketakan. kemudian terhadap adanya
diatur oleh BPN. laporan tersebut seksi bagian tata usaha membuat
5. Apabila upaya yang dilakukan di BPN tidak surat rekomendasi yang ditujukan kepada seksi
memuaskan, dapat juga melakukan gugatan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan guna
ke pengadilan. untuk melanjutkan penanganan masalah tersebut.
Kedua, pemanggilan terhadap para pihak
yang bersengketa. Kepada seksi sengketa,
B. Penyelesaian Sengketa Kepemilikan Hak konflik dan perkara pertanahan untuk membuat
Atas Tanah Terhadap Sertifikat Ganda surat pemanggilan kepada para pihak yang
Yang Diterbitkan Oleh Badan Pertanahan bersengketa guna akan diadakannya Mediasi.
Nasional Ketiga, Setelah mediasi yang dilakukan
Secara normatif, BPN adalah satu-satunya berhasil dan mencapai kesepakatan bersama
lembaga atau institusi di Indonesia yang maka dibuatlah Berita Acara Mediasi oleh
diberikan kewenangan untuk mengemban Mediator. Berita Acara Mediasi ini adalah Surat
amanat dalam mengelolah bidang pertanahan23 Pernyataan Perdamaian yang disetujui dan
sesuai dengan Perpres Nomor 85 tahun 2012 ditandatangani oleh kedua belah pihak.
tentang Badan Pertanahan Nasional. Berdasarkan Mengenai kekuatan mengikatnya suatu
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional perjanjian perdamaian diatur secara umum dalam
Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pasal 1858 KUH Perdata yang menyatakan
Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan, bahwa segala perdamaian mempunyai di antara
penanganan kasus pertanahan dilakukan untuk para pihak suatu kekuatan seperti suatu putusan
memberikan kepastian hukum atas penguasaan, Hakim dalam tingkat yang penghabisan.25
pemilikan tanah, penyelesaian sengketa tanah Kesepakatan mediasi adalah kesepakatan
overlapping sertifikat dilakukan dengan jalur yang dicapai para pihak dengan bantuan
mediasi meliputi: mediator. Mediasi akan berkekuatan hukum tetap
a) pembukaan, dan mengikat setelah kesepakatan tersebut
b) pemaparan kasus overlapping sertifikat, dituangkan dalam bentuk akta perdamaian.
c) tanggapan dan diskusi, Faktanya, proses mediasi yang dilakukan
d) kesimpulan dan penutupan. BPN tidak mampu menyelesaikan sengketa
Penyelenggaraan mediasi diatur berdasarkan pertanahan yang ada saat ini, untuk itulah
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional mengapa BPN sangat sulit untuk mewujudkan
Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2007 seluruh visi, misi dan program-program strategis
tentang Petunjuk Teknis Penanganan Dan yang diembannya. BPN mengalami kendala
Penyelesaian Masalah Pertanahan yaitu Petunjuk dalam mengatasi sengketa pertanahan khususnya
Teknis Nomor 05/JUKNIS/DV/2007 tentang permasalahan sertifikat ganda
Mekanisme Pelaksanaan Mediasi. Mediasi yaitu dikarenakan tumpangtindihnya peraturan atau
suatu proses penyelesaian sengketa antara dua regulasi yang ada. Apabila kemudian tidak
pihak atau lebih melalui perundingan atau cara menemukan penyelesaian maka wewenang
mufakat diluar pengadilan dengan bantuan pihak pembuktian sertifkat ganda hak atas tanah
netral yang tidak memiliki kewenangan dilanjutkan pada ranah pengadilan yang
memutus.24 Pihak netral tersesebut disebut dianggap memiliki kompetensi dalam
mediator yang dengan tugasnya hanya memberikan kepastian hukum terhadap
memberikan bantuan prosedural dan substansial. pemegang hak tersebut dan membatalkan salah
Adapun prosedur penyelesaian sengketa tanah satu diantara sertifikat, sehingga hanya satu
sertifikat ganda antara lain: sertifikat yang sah dengan memiliki objek yang
tertera dalam sertifikat tersebut.
23
Peraturan Presiden No. 85 Tahun 2012 Tentang
Badan Pertanahan Nasional.
24
Asmawati, “Mediasi Salah Satu Cara Dalam 25
Lihat Pasal 1858 Kitab Undang-Undang Hukum
Penyelesaian Sengketa Pertanahan,” Jurnal Ilmu Hukum, Perdata Tentang Kekuatan Hukum Perjanjian
Maret, 2014, hal. 57 Perdamaian

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

Penyelesaian sengketa pertanahan juga dapat dan terhadap sengketa keputusan lembaga
dilakukan melalui lembaga Peradilan Tata Usaha pertanahan diserahkan kepada ranah Peradilan
Negara (PTUN) dan Peradilan Umum. Pada Tata Usaha Negara, serta sengketa
PTUN fokus dalam menyelesaikan sengketa menyangkut tanah wakaf diajukan ke
pertanahan yang berkaitan dengan Surat Peradilan Agama.28
Keputusan yang dikeluarkan oleh BPN atau
Pejabat lainnya yang berkaitan dengan PENUTUP
pertanahan sedangkan Peradilan Umum lebih A. Kesimpulan
menitikberatkan dengan permasalahan perdata26. 1. Terjadinya kasus sertifikat ganda
Sengketa pertanahan, dalam hal ini sertifikat dikarenakan kesalahan dari pihak pemerintah
ganda diselesaikan melalui tiga (3) cara yaitu: dalam hal ini ialah Badan Pertanahan
1. Penyelesaian Secara Langsung Dengan Nasional, dengan peraturan yang tumpang
Musyawarah, Penyelesaian sengketa tindih dan minimnya basis data peta
pertanahan melalui musyawarah memiliki pertanahan memberikan kemungkinan
syarat, yaitu sengketa tersebut bukan terbitnya sertifikat ganda lebih besar. Tidak
merupakan penentuan mengenai kepemilikan lain juga kesalahan dari pihak pemilik tanah
hak atas tanah yang dapat memberikan hak yang tidak memperhatikan dan
atau menghilangkan hak seseorang terhadap memanfaatkan lahan tanah dengan baik
tanah sengketa, dan diantara pihak-pihak yang sehingga diterbitkan lagi sertifikat baru.
bersengketa masih memiliki kekerabatan, 2. Proses Penyelesaian Sengketa Sertifikat
serta masih menganut hukum adat daerah Ganda dapat diselesaikan dengan proses
setempat. pembuktian melalui Badan Pertanahan
2. Melalui Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Nasional yaitu melalui mediasi dan hasil
Sengketa, Arbitrase merupakan penyelesaian penyelesaian mediasi akan membatalkan
perkara oleh seseorang atau beberapa arbiter salah satu sertifikat antara kedua belah pihak.
yang telah ditunjuk berdasarkan Namun sebaliknya apabila tidak menemukan
kesepakatan/persetujuan para pihak dan penyelesaian maka dilanjutkan dengan
disepakati bahwa putusan yang diambil melalui proses lembaga peradilan.
bersifat mengikat dan final. Syarat utama
yang dilakukan untuk dapat melalui jalur B. Saran
arbitrase sebagai penyelesaian sengketa 1. Badan Pertanahan Nasional lebih aktif lagi
adalah ada kesepakatan yang dibuat dalam memperbarui pemeliharaan basis data supaya
bentuk tertulis dan disetujui oleh para pihak. dapat meminimalisir terjadinya kasus
3. Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur sertifikat ganda.
Pengadilan, Penyelesaian sengketa termasuk 2. Proses penyelesaian sengketa sertifikat ganda
sengketa pertanahan diatur dalam Undang- alangkah baiknya dimaksimalkan dalam
undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang proses mediasi agar penyelesaian tidak rumit,
Kekuasaan Kehakiman. 27Pasal 1 Undang- namun apabila dalam proses mediasi tidak
undang tersebut menyatakan bahwa mencapai hasil yang memuaskan, para pihak
kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan sengketa dapat menyelesaikan perkara
Negara yang merdeka guna melalui lembaga peradilan.
menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Sesuai
dengan peraturan yang berlaku, penyelesaian DAFTAR PUSTAKA
sengketa yang berkaitan dengan kepemilikan Buku
diserahkan kepada lembaga Peradilan Umum, Adrian, 2012, Sertifikat Hak Atas Tanah, Sinar
Grafika, Jakarta.
26
Prasetyo Aryo Dewandaru, dkk, Penyelesaian Arba, H.M., 2015, Hukum Agraria Indonesia,
Sengketa Tanah Terhadap Seritikat Ganda Di Badan Sinar Grafika, Jakarta.
Pertanahan Nasional, Jurnal Notarius, Vol. 13. No. 1,
2020, Hlm. 165.
27
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang
28
Kekuasaan Kehakiman Ibid, hlm.166.

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

Atkinson, Harry Grant, 1974, Modern Real Sunggono, Bambang, 1997, Metodologi
Estate Practice an Introduction to a Career Penelitian Hukum, RajaGrafindo Persada,
in Real Estate Brokerage, Dow Jones Jakarta.
Irwin.Inc, Homewood.
Sarjita, 2005, Tekhnik dan Strategi Penyelesaian
Chomzah, Ali Achmad, 2002, Hukum Sengketa Pertanahan. Tugujogja Pustaka,
Pertanahan, Prestasi Pustaka, Jakarta. Yogyakarta.
________, 2004, Hukum agraria: pertanahan Limbong, 2012, Konflik Pertanahan, Pustaka
Indonesia dan ke-P.P.A.T.-an, Prestasi Margaretha, Jakarta.
Pustaka, Jakarta.
Lubis, 2008, Hukum Pendaftaran Tanah, Mandar
________, 2002, Hukum Pertanahan Seri Maju, Jakarta.
Hukum Pertanahan I-Pemberian Hak Atas
Tanah Negara dan Seri Hukum Pertanahan
II-Sertifikat Dan Permasalahannya, Prestasi
Jurnal
Pustaka, Jakarta.
Abdul Mutalib Saranani, “Tinjauan Hukum
Dyara, 2022, Pedoman Lengkap Mengurus
Tentang Pembuktian Sertifikat Dalam
Perizinan Tanah, Anak Hebat Indonesia,
Penyelesaian Sengketa Tanah”, Jurnal
Yogyakarta.
Sibatik, Vol 1 No. 3, 2022
Effendi, Bachtiar, 1993, Kumpulan Tulisan
Asmawati, “Mediasi Salah Satu Cara Dalam
Tentang Hukum Tanah, Alumni, Bandung.
Penyelesaian Sengketa Pertanahan,” Jurnal
Irawan, 2002, Kepastian Hukum Hak atas Tanah Ilmu Hukum, 2014
di Indonesia, Arkola, Surabaya.
Badan Pertanahan Nasional, 1989, Himpunan
Marzuki, Peter Mahmud, 2008, Penilitian Karya Tulis Pendaftaran Tanah.
Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Dewandaru, Prasetyo Aryo, dkk, Penyelesaian
Jakarta.
Sengketa Tanah Terhadap Seritikat Ganda
Murad, Rusmadi, 1991, Penyelesaian Sengketa Di Badan Pertanahan Nasional, Jurnal
Hukum Atas Tanah, Alumni, Bandung. Notarius, Vol. 13. No. 1, 2020.

Margono, Suyud, 2000, ADR dan Arbitrase Manthovani, Reda, “Pendaftaran Tanah Di
Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Indonesia”, Vol. 2 No. 2, 2017.
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Suryani Mursalim, dkk, Penyelesaian Sengketa
Noer, 2003, Bersaksi untuk pembaruan agraria, Sertifikat Ganda Hak Atas Tanah, Jurnal
Insist, Yogyakarta. Supremasi, Vol. XI No.1, 2016

Rudi, Emelia, Rizkika, 2020, Pengantar Hukum Peraturan Perundang-Undangan


Agraria Teori dan Praktik, PT Refika
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Aditama, Bandung.
Keputusan Menteri Dalam Negeri No 189 Tahun
Sutedi, Adrian, 2006, Peralihan Hak Atas Tanah
1981 Tentang Proyek Operasi Nasional
Dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta.
Agraria
________, 2011, Sertifikat Hak Atas Tanah,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Sinar Grafika, Jakarta.
Indonesia Tahun 1945
Supranowo, 1992, Sertifikat dan
Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentan
Permasalahannya Makalah pada Seminar
Kekuasaan Kehakiman
Nasional Kegunaan Sertifikat dan
Permasalahannya, Yogyakarta. Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun

Samuel Defa Wagiu


Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Administratum Vol.XI/No.04/Jun/2023

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok


Agraria.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan Atas Tanah.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah.
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961
Tentang Pendaftaran Tanah.
Peraturan Presiden No. 85 Tahun 2012 Tentang
Badan Pertanahan Nasional.
Yurisprudensi Putusan Nomor 743PK/Pdt/2017.

Website
KBBI (1994) Pengertian Tanah. Diakses dari
https://kbbi.web.id/tanah
Cara Mengecek Sertifikat Ganda. Diakses dari
https://atrbpn.go.id.

Samuel Defa Wagiu

Anda mungkin juga menyukai