KELOMPOK I
Istilah tanah negara dalam UUPA tidak di kenal. Yang ada hanyalah tanah yang di
kuasai oleh negara. Dalam Pasal 2 Ayat 1 UUPA menjelaskan bahwa :
“Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar dan hal-hal
sebagai yang dimaksud dalam pasal 1, bumi air dan ruang angkasa, termasuk
kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai
oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.”
Dalam Peraturan Perundang – Undangan Lainnya
Tanah Negara, ialah tanah yang Tanah Negara atau tanah yang Tanah Negara atau Tanah yang
dikuasai penuh oleh Negara. dikuasai langsung oleh Negara Dikuasai Langsung
adalah tanah yang tidak dipunyai oleh Negara adalah Tanah yang
dengan sesuatu hak atas tanah. tidak dilekati dengan
sesuatu hak atas tanah, bukan
Tanah wakaf, bukan
Tanah Ulayat dan/atau bukan
merupakan aset barang
milik negara/ barang milik
daerah.
CIRI – CIRI TANAH NEGARA
Tanah Negara adalah tanah yang dikuasai oleh Negara. Ini artinya Negara
sebagai organisasi kekuasaan rakyat, bertindak selaku badan penguasa untuk
mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan, penggunaan, persediaan, dan
pemeliharaan. Negara juga menentukan hak-hak atas tanah.
“Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2
ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah,
yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain serta badan-badan hukum. “
Beberapa ketentuan peralihan hak atas tanah yang kembali menjadi tanah
milik negara
Hak Milik
Hak milik dapat jatuh kepada negara apabila orang asing dan atau warga negara Indonesia
dan/atau seseorang yang berkewarganegaraan rangkap yang memperoleh hak milik namun
kemudian kehilangan kewarganegaraanya, maka dalam waktu 1 (satu) tahun harus
melepaskan haknya tersebut. Jika tidak, maka hak milik tersebut jatuh kepada negara.
(Pasal 21 ayat (3) dan (4) UUPA)
Hak Pakai
Berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan
pemberian atau perpanjangannya atau dalam perjanjian pemberiannya
dapat mengakibatkan tanahnya menjadi tanah negara. (Pasal 55 Jo.
Pasal 56 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak
GunaUsaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah).
HAPUSNYA TANAH NEGARA
3. Karena ditelantarkan
Pengaturan mengenai tanah yang terlantar diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (PP No. 36/1998). Pasal 3 dan 4 PP No. 36/1998 mengatur mengenai kriteria tanah terlantar
yaitu; (i) tanah yang tidak dimanfaatkan dan/atau dipelihara dengan baik. (ii) tanah yang tidak dipergunakan sesuai dengan
keadaan, sifat atau tujuan dari pemberian haknya tersebut.
4. Karena ketentuan Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2) UUPA
Pasal 21 ayat (3) UUPA mengatur bahwa orang asing yang memperoleh hak milik karena pewarisan
tanpa wasiat atau pencampuran harta perkawinan, demikian pula warganegara Indonesia yang
mempunyai hak milik dan setelah berlakunya UUPA ini kehilangan kewarganegaraannya, wajib
melepaskan hak itu dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diperolehnya hak tersebut atau
hilangnya kewarganegaraan itu. Jika sesudah jangka waktu tersebut lampau hak milik itu tidak
dilepaskan, maka hak tersebut hapus karena hukum dan tanahnya jatuh kepada negara, dengan
ketentuan bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap berlangsung.
Kemudian Pasal 26 ayat (2) UUPA menyatakan bahwa setiap jual-beli, penukaran, penghibahan,
pemberian dengan wasiat dan perbuatan-perbuatan lain yang dimaksudkan untuk langsung atau
tidak langsung memindahkan hak milik kepada orang asing, kepada seorang warga negara yang di
samping kewarganegaraan Indonesianya mempunyai kewarganegaraan asing atau kepada suatu
badan hukum, kecuali yang ditetapkan oleh Pemerintah yaitu badan-badan hukum yang dapat
mempunyai hak milik dan syarat-syaratnya, adalah batal karena hukum dan tanahnya jatuh kepada
Negara, dengan ketentuan, bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap berlangsung serta
semua pembayaran yang telah diterima oleh pemilik tidak dapat dituntut kembali.
B. Tanahnya musnah
Tanah musnah sebagaimana yang dimaksud, apabila
tanah tersebut musnah karena bencana alam atau
sesuatu yang membuat tanah tersebut musnah.
IDENTIFIKASI 3R (RIGHTS, RESPONSIBILITIS DAN RESTRICTION)
TANAH NEGARA
Hak Pakai, Pemilik wajib Membayar uang pemasukan yang jumlah dan cara
pembayarannya ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya, perjanjian
penggunaan tanah hak pengelolaan atau dalam perjanjian pemberian hak pakai
atas tanah hak milik. (Pasal 50 PP No. 40 Tahun 1996)
Hak Guna Usaha, Pemilik wajib melaksanakan usaha pertanian, perikanan,
dan/atau peternakan sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan
dalam keputusan pemberian haknya paling lama 2 (dua) tahun sejak hak
diberikan. (Pasal 27 PP No. 18 Tahun 2021)
Hak Guna Bangunan, Pemilik wajib melaksanakan pembangunan dan/ atau
mengusahakan tanahnya sesuai dengan tujuan peruntukan dan persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya paling lama 2 (dua)
tahun sejak hak diberikan. (Pasal 42 PP No. 18 Tahun 2021)
Larangan Pemegang Tanah Negara :
Hak Pakai, Pemilik hak dilarang merusak sumber daya alam dan
kelestarian kemampuan lingkungan hidup. (Pasal 58 PP No. 18
Tahun 2021)
Hak Guna Usaha, Pemilik hak dilarang menyerahkan pemanfaatan
Tanah hak guna usaha kepada pihak lain, kecuali dalam hal
diperbolehkan menurut peraturan perundang-undangan. (Pasal 28
PP No. 18 Tahun 2021)
Hak Guna Bangunan, Pemilik hak dilarang mengurung atau
menutup pekarangan atau bidang Tanah lain dari lalu lintas
umum, akses publik, dan/atau jalan air. (Pasal 43 PP No. 18 Tahun
2021)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH