Anda di halaman 1dari 9

KUHP Mulyatno

Kejahatan Terhadap Nyawa Dan Badan

Kejatahan terhadap kesusilaan dan kesopanan

kejahatan terhadap kerhomtan

UTS

kejahatn terhadap harta benda

kejahatan terhadap keamanan negara

kejahatan penghinaan

Atas Dasar Unsur Kesalahan KTT

ada 2 macam :

1. KTT yang dilakukan dengan sengaja

diberi kualifikasi sebagai penganiyaan diatur dalam pasal 351 s/d 258

2. KTT yang dilakukan karena kelalaian

diberi kualifikasi karena kelalaian menyebabkan luka diatur dalam pasal 360 KUHP

Penganiyaan adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan


rasa sakit atau luka pada tubuh orang lain

Unsur – unsur :

 adanya kesengajaan
 adanya perbuatan
 adanya akibat perbuatan yang dituju yakni rasa sakit pada tubuh dan atau luka
pada tubuh
Pasal pokok adalah pasal pertama

Nama : Karim Resnangmadita Mahks

NIM : 185010100111050

Nomor Absen : 1

Menurut saya, perbuatan tersebut bukan merupakan perbuatan penganiyaan karena


tidak sesuai Menurut doktrin R. Soesilo, tindakan-tindakan di atas, harus dilakukan
dengan sengaja dan tidak dengan maksud yang patut atau melewati batas
yang diizinkan.
 kesengajaan dengan dengan maksud : Kesengajaan sebagai maksud yaitu
bentuk kesengajaan yang menghendaki pelaku untuk mewujudkan suatu
perbuatan, menghendaki untuk tidak berbuat/melalaikan suatu kewajiban
hukum, dan juga menghendaki timbulnya akibat dari perbuatan itu. Sehingga
pada saat seseorang melakukan tindakan untuk menimbulkan suatu akibat yang
dikehendakinya, menyadari bahwa akibat tersebut pasti atau mungkin dapat
timbul karena tindakan yang telah dilakukan, orang dapat mengatakan bahwa
orang tersebut mempunyai kesengajaan sebagai maksud. 
Contoh kasus: seseorang ingin membunuh temannya, kemudian ia
menembaknya menggunakan pistol di bagian kepala.

 Kesengajaan dengan kemungkinan dalam pembunuhan : Kesengajaan sebagai


kemungkinan yaitu suatu kesadaran untuk melakukan perbuatan yang telah
diketahuinya bahwa akibat lain yang mungkin akan timbul dari perbuatan itu
yang tidak ia inginkan dari perbuatannya, namun si pembuat tidak membatalkan
niat untuk melakukannya
Contoh kasus: Seorang Terdakwa mengatakan bahwa ia tidak bermaksud untuk
membunuh korban. Tapi semestinya ia menyadari apabila sebilah pedang
ditebaskan pada bagian badan manusia akan menyebabkan pendarahan yang
hebat, dan kemungkinan besar si korban akan kehabisan darah, yang akan
mengakibatkan kematian.

 Kesengajaan sebagai kepastian yaitu bentuk kesengajaan yang berupa


kesadaran seseorang terhadap suatu akibat yang menurut akal manusia pada
umumnya pasti terjadi dikarenakan dilakukannya suatu perbuatan tertentu dan
terjadinya akibat tersebut tidak dapat dihindarkan. Akibat yang timbul
merupakan akibat lain dari tindakan yang dilakukannya bukan merupakan akibat
yang dikehendaki.
Contoh kasus: Saat melakukan perampokan pelaku menggorok kasir
supermarket dengan menggunakan kapak tajam, akibatnya kasir tersebut mati.
Meskipun kematian ini tidak diinginkan, namun siapapun pasti tahu menggorok
orang dengan kapak tajam dapat menyebabkan seseorang mati.

 Pembunuhan karakter tidak bisa dipidana pembunuhan

 Delik Omisionis : delik yang terjadi karena seseorang melalaikan suruhan (tidak
berbuat), biasanya delik formil, contoh, Pasal 224 KUHP: dipanggil sebagai saksi
ahli dalam suatu perkara pidana, tetapi sengaja tidak datang.
 Delik komisionis : delik yang terjadi karena seseorang melanggar larangan, yang
dapat meliputi baik delik formil maupun delik materil. Contoh, delik formil, Pasal
362 KUHP: Pencurian, delik materil, Pasal 338: Pembunuhan
 Delik Komisionis per Omisionim : delik yang pada umumnya dilaksanakan dengan
perbuatan, tetapi mungkin terjadi pula bila orang tidak berbuat (berbuat tetapi
yang tak tampak tidak berbuat). Contoh, Pasal 338 KUHP, seorang ibu yang
hendak membunuh bayinya berbuat dengan tidak memberikan susu kepada
bayinya sampai meninggal, jadi tidak berbuat

 341 (pembunuhan ibu anak tidak berencana)


unsurnya
seorang ibu
objeknya bayi
merampas nyawa anaknya
takut melahirkan anak
karena takut melahirkan bayi

 342 (pembunuhan ibu anak berencana)

 melanggar kesusilaan sengaja untuk olahraga atau seni tidak apa – apa

 281 (tingkah laku)


Sifat merusak kesusilaan perbuatan – perbuatan tersebut kadang – kadang amat
tergantung pada pendapat umum pada waktu dan tempat itu bahwa orang
bersetubuh ditengaj jalan itu merusak kesopanan umum itu bukan soal lagi akan
tetapi cium – ciuman ditempat umum di kota besar pada waktu ini dilakukan
oleh bangsa Indonesia masih harus dipersoalkan apakah ia masuk kesopanan
umum atau tidak. Sampai pada waktu ini masyarakat jakarta masih belum
merasa tersinggung dengan adanya wanita dan pria mandi dikali yang kelihatan
dari jalan umum telanjang atau setengah telanjang entah dikemudian hari.

 282 (gambar dst)

 alasan pasal 284 hanya untuk suami – istri karena dibuat oleh belanda

 ancaman fisik dalam pasal 285


 Pasal 292 KUHP, homoseksusal orang yang sudah cukup umur sama yang belum
cukup umur

 2 atau3 orang sudah dimuka umum, wa group di muka umum

 T1, Analisis kasus Dugaan pelecehan seksual dan bullying, setelah itu ada
pengacara dari pelaku melaporkan korban pencemaran nama baik, membuat
analisis dari kasus tersebut.

 analisis perbuatan surat terbuka apakah bisa menjadi pencemaran nama baik
310 KUHP

 analisis itu perbuatannya diuraikan dan cari definisi perbuatannya

 termasuk link berita yang dipakai

 makar awalnya untuk membunuh raja dan ratu belanda

 makar tak perlu dengan pemberontakan

 makar 105 dihapus karena tidak ada lagi gubernur hinda belanda
 PENCURIAN
 Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud memiliki secara melawan hukum,
diancam dengan pidana karena pencurian, dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 60.00,- (Pasal 362
KUHP)

 PENGGELAPAN
 Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik
sendiri (zich toeegenen) barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan
karena kejahatan, diancam karena penggelapan dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah
(Pasal 372 KUHP)
 Penggelapan adalah kejahatan yang hampir sama dengan pencurian
dalam Pasal 362 KUHP, hanya bedanya kalau dalam pencurian
bahwa barang yang diambil untuk dimiliki itu belum berada
ditangannya si pelaku, sedangkan dalam penggelapan barang
yang diambil untuk dimiliki itu sudah berada di tangannya si
pelaku tidak dengan jalan kejahatan atau sudah dipercayakan
kepadanya

 PENIPUAN
 Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau
martabat (hoedanigheid) palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian
kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan
pihutang, diancaman karena penipuan, dengan pidana penjara paling
lama empat tahun (Pasal 378 KUHP)
 Dilihat dari obyek dan tujuannya, penipuan lebih luas dari penggelapan.
Jika penggelapan terbatas pada barang atau uang, penipuan termasuk
juga untuk memberikan hutang maupun menghapus piutang.

 PEMERASAN
 Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain,
atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam
karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun
(Pasal 368 (1) KUHP)
 Perbedaan Pencurian dengan kekerasan dan Pemerasan

Pencurian dengan kekerasan (365 Pemerasan (368 (1) KUHP)


KUHP)
 kekerasan dan ancaman  kekerasan dan ancaman
kekerasan ditujukan untuk kekerasan ditujukan pada orang
mempersiapkan, mempermudah untuk menyerahkan benda,
atau dalam hal tertangkap tangan memberi hutang dan
memungkinkan untuk melarikan diri menghapuskan piutang
 kekerasan dan ancaman  kekerasan dan ancaman
kekerasan bukan cara melakukan kekerasan adalah cara melakukan
perbuatan materiil perbuatan materiil
 obyeknya benda  obyeknya benda diperluas
 selesainya perbuatan  selesainya perbuatan
disyaratkan telah beralihnya benda disyaratkan telah beralihnya benda
ke petindak disebabkan oleh ke petindak disebabkan oleh
perbuatannya sendiri yaitu perbuatan orang lain
mengambil

 PENGANCAMAN
 Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran baik
dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka
rahasia, memaksa seorang supaya memberikan barang sesuatu yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau
supaya membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun. (Pasal 369 (1)KUHP)
 Perbedaan Pengancaman dan Pemerasan adalah terletak pada cara
pemaksaan dilakukan oleh pelaku Pada tindak pidana pemerasan,
pemaksaan dilakukan dengan ancaman akan memfitnah dengan lisan,
tulisan atau akan mengumumkan suatu rahasia, sedangkan pada
pengancaman, paksaan dilakukan dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan. Kemudian perbedaan berikutnya adalah jenis deliknya,
tindak pidana pemerasan merupakan delik aduan artinya hanya akan bisa
di proses secara pidana jika korban membuat
pengaduan/laporan, sedangkan tindak pidana pengancaman merupakan
delik biasa artinya kasus tersebut dapat diproses walaupun tidak ada
persetujuan dari korban.
ada penipu yang promosi ke ibu – ibu jumpa penggemar ivan gunawan tapi harus
membawa perhiasan dari emas

proparte dolus proparte culpa (diketahui atau sepatutnya diduga) salahsatunya

penadahan kebiasan kalau melakukan 2 x

seluruhnya milik orang lain kalo kita tidak termasuk disitu


tapi sebagian termasuk didalamnya

memberi hutang = dipaksa punya hutang padahal tidak punya

menyerahkan benda (memberikan barang)

Anda mungkin juga menyukai