Anda di halaman 1dari 3

ANALISA PUTUSAN

NOMOR : 30/PID.B/ 2017/PN.Psr


PENIPUAN (PASAL 378 KUHP)

A. Pasal 378 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

Tindak pidana yang diatur di dalam pasal 378 KUHP ini disebut dengan tindak pidana penipuan
yang dalam bentuk pokok lazim disebut “ oplichting “. Ketentuan pasal 378 KUHP menyatakan:
“ Barang siapa yang bermaksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, atau rangkaian
kebohongan, menggerakkan orang lan untuk menyerahkan sesuatu barang kepadanya, atau
supaya memberi hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidana
penjara paling lama empat tahun “
Berdasar pasal 378 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), orang yang melakukan
penipuan diancam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.

B. Analisa Putusan

Analisa Putusan NOMOR : 30/PID.B/ 2017/PN.Psr terkait dengan kasus penipuan yang diatur di
dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana pada pasal 378. Penipuan ini dilakukan oleh H.
Achmad Budianto Bin Moh Romli yang lahir di Pamekasan pada 12 Mei 1974 yang tinggal di
Jalan Sultan Agung No. 27, RT 05 RW 04, Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota
Pasuruan.

Di dalam putusan ini, hakim dengan melihat bukti dan juga saksi yang ada dan juga segala
pertimbangan memutuskan bahwa H. Achmad Budianto Bin Moh Romli dijatuhi pasal 378
KUHP. Pasal 378 KUHP merupakan pasal Pencurian dengan Pemberatan yang berbunyi :

“ Barang siapa yang bermaksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, atau rangkaian
kebohongan, menggerakkan orang lan untuk menyerahkan sesuatu barang kepadanya, atau
supaya memberi hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidana
penjara paling lama empat tahun “

Apabila kita melihat redaksional pasal 378 KUHP maka dapat terlihat dimana penipuan yang
dilakukan oleh H. Achmad Budianto Bin Moh Romli sesuai dengan unsur – unsur yang ada di
dalam pasal 378 KUHP. Unsur – Unsur tersebut juga sesuai dengan alat bukti yang berada di
persidangan yang menjadi pertimbangan hakim dalam memberikan putusan. Berikut unsur –
unsurnya :
a) Unsur Obyektif

a. Menggerakkan orang lain

Perbuatan “ menggerakkan ” dalam konteks pasal 378 KUHP menggunakan ialah dengan
menggunakan tindakan – tindakan, berupa perbuatan – perbuatan maupun perkataan – perkataan
yang bersifat menipu.

b. Unsur Menyerahkan Suatu Benda

Dalam tindak pidana penipuan ini. “ menyerahkan suatu benda “ tidaklah harus dilakukan sendiri
secara langsung oleh orang yang tertipu kepada orang yang menipu dalam hal ini penyerahan juga
dapat dilakukan oleh orang yang tertipu itu kepada suruhan dari orang yang menipu. Dalam hal
ini oleh karena unsur “ kesengajaan ”, maka ini berarti unsur “ penyerahan “ haruslah merupakan
akibat lagsung dari adanya daya upaya yang dilakukan oleh si penipu. Dengan demikian antara
perbuatan “ menyerahkan “ yang dilakukan oleh orang yang terkena tipu dengan daya upaya yang
dilakukan penipu harus ada hubungan kasual.

c. Dengan mengguakan daya upaya seperti :

- Memakai nama palsu, pemakaian nama palsu ini akan terjadi apabila sesorang menyebutkan
sebagian nama suatu nama yang bukan namanya.
- Memakai martabat palsu, menyebutkan dirinya dalam suatu keadaan yang tidak benar dan
mengakibatkan si korban percaya kepadanya dan berdasarkan kepercayaan itu ia
menyerahkan suatu barang atau memberi hutang atau menghapus piutang.
- Memakai tipu muslihat, rangkaian kata – kata, melainkan dari suatu perbuatan yang demikian
rupa sehingga perbuatan tersebut menimbulkan kepercayaan terhadap orang lain ( yang
ditipu)
- Rangkaian kebohongan, rangkaian kata – kata dusta atau kata – kata yang bertentangan
dengan kebenaran yang memberikan kesan seolah – olah apa yang dikatakan itu benar adanya.

b) Unsur Subyektif

a. Dengan maksud

Dengan maksud dalam hal ini merujuk pada pelaku sendiri dimana pelaku memiliki maksud untuk
menguasai atau mengambil barang milik orang lain, selain itu dengan maksud sendiri merujuk
pada kesengajaan yang berarti pelaku secara sadar dan sengaja menguasai atau mengambil barang
milik orang lain.

b. Menguntungkan untuk Dirinya Sendiri atau ornag lain

Unsur dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak,
baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat,
maupun dengan karangan perkataan – perkataan bohong, membujuk orang supaya memberikan
sesuuatu barang, membuat hutang atau menghapus piutang
c. Secara Melawan Hukum

Melawan hukum dalam hal ini berarti perbuatan yang dilakukan oleh pelaku merupakan
perbuatan yang melanggar peraturan yang ada dan juga melanggar hak orang lain.

Dengan melihat alat bukti yang ada dan juga keterangan yang diberikan oleh saksi, maka menurut
saya hakim dalam hal ini sudah tepat dan sesuai dengan memutus Pasal 378 KUHP yakni
Penipuan kepada Terdakwa Achmad Budianto Bin Moh Romli dan dijatuhi hukuman 1 tahun
penjara.

Anda mungkin juga menyukai