Anda di halaman 1dari 32

Isi

Sepatah Kata Dari Editor i

Kata Pengantar iii

Pendahuluan 1

Tugas Pendahuluan 3

Meditasi Kebajikan Buddha (Buddhānussati) 10

Meditasi Cinta Kasih (Mettābhavana) 13

Meditasi Kejijikan Mayat (Asubhabhāvanā) 15

Meditasi Kematian (Maranãnussati) 17

Perhatian Penuh pada Pernapasan (Ānāpānasati) 19


Empat Meditasi Pelindung

Terjemahan dari 'Caturārakkha Bhāvanā'


Oleh Nā-Uyana Forest Monastery
Dicetak untuk distribusi gratis

_____________________________________________________

Email - nauyana@gmail.com

Website - www.nauyana.org

_____________________________________________________
Sepatah Kata Dari Editor
Seorang Sang Buddha, Yang Tercerahkan Sepenuhnya, dilahirkan
dengan intensi (niat) memusnahkan penderitaan yang diderita oleh
semua makhluk dari lahir sampai mati. Dengan mengikuti ajaran
Buddha, makhluk hidup melampaui penderitaan. Ajaran Buddha
adalah jalan menuju pembebasan: moralitas (sīla), konsentrasi
(samādhi), dan kebijaksanaan (pañña).

Siapa pun yang mengikuti praktik sequensial (berurutan) dan


metodis (teratur) ini harus mencari perlindungannya sendiri.
Perlindungannya adalah: rekoleksi (mengingat/mengumpulkan
kembali) kebajikan Sang Buddha, meditasi cinta kasih, meditasi
kejijikan tubuh dan rekoleksi kematian.

Semua mereka yang mengharapkan pencapaian Nibbāna dapat


memakai buku ini sebagai panduan. Ini telah ditulis dengan cara
yang sederhana yang mudah dipahami, tidak terlalu bertele-tele
ataupun terlalu ringkas.

Semoga batin mereka yang menggunakan buku ini dipenuhi


dengan kebahagiaan dan kedamaian.

Semoga jasa-jasa kebajikan yang dihasilkan oleh perbuatan mulia


penerbitan buku ini menjadi penghormatan kepada para Guru
kami, pembimbing, orang tua dan mereka yang telah membantu

i
kehidupan pabbajja saya. Semoga menjadi berkah pada para
siswa Buddha yang mulia dan berbudi luhur; semoga mereka
segera mencapai Nibbāna.

Semoga jasa kebajikan yang diperoleh pengacara Bpk. H. M. H.


Bandara dan yang lainnya di Dimuthu Printers (yang mencetak
buku ini), Mr Tharindu Bandara dan Punya Munasinghe yang
menerjemahkan buku berharga ini ke dalam bahasa Inggris, dan
menanggung biaya pencetakan, Yang Mulia Ireland Sumedha dan
Canada Jinaratana yang memberikan nilai tambah dengan
mengedit buku ini, dan semua orang lain yang membantu dalam
tindakan dana ini, bantulah mereka dalam pencapaian Nibbāna.

Semoga jasa-jasanya dibagikan kepada para devotees yang


mengeluarkan biaya untuk mencetak buku ini, sanak saudara
mereka yang sekarang dan mereka yang telah meninggal dunia.
Semoga mereka semua mencapai kebahagiaan Nibbāna dengan
cepat dan mudah!!!

Yang Mulia Sīlagama Ñānasiri Nā-Uyana Monastery

Agustus 2016


ii
Kata Pengantar

Selo yathā ekaghano - vātena na samīrati


Evaṃ nindāpasaṃsāsu - na samiñjanti paṇḍitā

"Sama seperti batu karang yang kokoh tidak tergoyahkan oleh


angin, begitu juga orang bijak tidak terganggu oleh pujian atau
celaan"

Arti di atas adalah bahwa batin yang terlatih adalah moderat, sabar,
memiliki pandangan jauh ke depan dan tidak tergoyahkan.
Seseorang yang batinnya terganggu dan sering gelisah harus
mengikuti serangkaian latihan untuk membuat batinnya tenang dan
hening. Empat latihan terkemuka dengan tujuan seperti itu adalah
meditasi pada: kebajikan Buddha, cinta kasih, kejijikan pada tubuh
dan kematian. Empat meditasi ini juga disebut empat meditasi
pelindung (caturārakkha bhāvanā).

Seperti halnya, bagi mereka yang tinggal di sebuah rumah,


keempat dinding memberikan perlindungan dari angin, hujan, dan
embun, demikian pula empat meditasi pelindung melindungi batin
dengan empat cara berbeda.

Meditasi pada kebajikan Sang Buddha mengembangkan


keyakinan, percaya diri, dan kebahagiaan yang menimbulkan
keinginan (semangat) dalam berlatih meditasi.

Dengan berlatih meditasi cinta kasih, kegelisahan atau pikiran


negatif akan berkurang. Dengan memperkuat buah kamma baik
beserta melemahkan buah kamma buruk, ini memfasilitasi
kemudahan progress (kemajuan) di sepanjang jalan.

iii
Latihan meditasi kejijikan membantu mengembangkan batin yang
damai dengan mengurangi keinginan (craving), sehingga membuat
lingkungan yang lebih baik untuk latihan meditasi.

Dengan berlatih meditasi tentang kematian, rasa urgensi


berkembang, melenyapkan penundaan, yang karenanya menjadi
dasar yang cocok untuk kemajuan dalam meditasi.

Karena pentingnya untuk berlatih empat meditasi pelindung, kami


meminta Anda untuk melatihnya dengan baik dengan mengikuti
petunjuk dalam buklet Dhamma ini.

Semoga thero, YM. Sīlagama Ñāṇasiri yang memproduksi buklet


Dhamma ini memperoleh lebih banyak kekuatan untuk membantu
banyak orang dengan memperkenalkan latihan meditasi yang
akurat kepada dunia. Semoga kebahagiaan Dhamma menyertai
kepala instruktur Sri Kalyaṇi Yogashrama Samstha, YM. Nā Uyane
Ariyadhamma Mahathero, dan Permata Sangha yang Agung!

Semoga jasa yang diperoleh para devotee yang menanggung


biaya pencetakan buku ini, Pengacara Bpk. H.M.H. Bandara dan
yang lainnya di Dimuthu Printers (yang mencetak buku ini), Yang
Mulia Irlandia Sumedha dan Kanada Jinaratana, yang lebih lanjut
mengedit buku ini, dan semua orang yang membantu dalam
perbuatan ini, terbuka jalannya menuju Nibbāna.

Semoga semua makhluk diberkati oleh Dhamma!

Dengan Mettā,
Yang Mulia Angulgamuwe Ariyananda Mahāthero
Nā Uyana Monastery


iv
Pendahuluan
Ada dua jenis meditasi: meditasi ketenangan (samatha) dan
meditasi pandangan terang (vipassana). Melalui meditasi
ketenangan, ketenangan batin dikembangkan dengan menekan
lima rintangan (nīvaraṇa). Melalui meditasi pandangan terang,
wawasan (pengetahuan) terhadap lima kelompok agregat
(pañcakkhandha) dikembangkan. Setiap meditator yang berlatih
meditasi ketenangan atau meditasi pandangan terang harus
menguasai empat subjek meditasi ini, yaitu: rekoleksi kebajikan
(Buddhānussati), cinta kasih (mettābhāvanā), kejijikan
(penolakan) terhadap tubuh (asubhabhāvanā) dan rekoleksi pada
kematian (maraṇānussati).

Keempat subjek meditasi ini juga dikenal sebagai 'sabbatthaka


kammaṭṭhānaṃ' atau ‘caturārakkha kammaṭṭhānaṃ'. Arti dari
sabbhatthaka adalah bahwa semua meditator harus sering
berlatihnya dan secara reguler, sedangkan caturārakkha berarti
bahwa mereka bertindak sebagai warrior (pejuang) yang
melindungi batin dari empat kotoran batin: kurangnya keyakinan,
kebencian, hedonisme (mementingkan kesenangan tanpa batas
ketimbang manfaat atau kebutuhan), dan penundaan.

Dengan berlatih Buddhānussati, seseorang memelihara


keyakinan pada Buddha, dengan demikian menghilangkan kotoran
batin dari keraguan yang muncul karena kurangnya keyakinan.

Berlatih mettābhāvanā - mengembangkan cinta kasih terhadap


semua makhluk - membantu menenangkan pikiran dengan
menghilangkan kebencian. Dengan memelihara cinta kasih,

1 of 24
seseorang menjadi cenderung dicintai oleh makhluk lain dan
dengan demikian terbebas dari bahaya.

Berlatih asubhabhāvanā membantu seseorang untuk menyadari


kejijikan (keengganan) tubuh; dengan demikian ia cenderung
melenyapkan keterikatan yang tidak bajik.

Berlatih maraṇānussati – merenungkan ketidakkekalan hidup


membantu mengembangkan urgensi dalam latihan meditasi dan
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik.

Karena manfaat tersebut, berlatih subjek meditasi ini adalah cocok


sebagai tugas pendahuluan, sebelum memulai meditasi menurut
kammaṭṭhāna (objek meditasi), yang spesial dalam menyesuaikan
dengan karakter individu meditator. Penting juga untuk berlatih
caturārakkha kammaṭṭhānaṃ secara menyeluruh untuk
mencapai pencerapan (jhāna), pengetahuan yang lebih tinggi
(abhiñña) dan empat buah mulia (four noble fruits).

Untuk memulai meditasi, meditator harus beristirahat di tempat


yang cocok, tempat yang relax. Kemudian dia harus duduk dengan
nyaman, menjaga tubuhnya tetap tegak. Dengan batin yang damai,
dia harus melakukan beberapa chanting pendahuluan (akan
dijelaskan bagian berikutnya) dan kemudian meluangkan waktu
untuk mengingat empat subjek meditasi yang dijelaskan di atas.
Setelah itu dia harus mulai mempraktikkan kammaṭṭhāna yang
biasa dia lakukan. Untuk memperoleh kammaṭṭhāna seseorang
harus mencari seorang guru yang berpengalaman dalam meditasi.

2 of 24
Tugas Pendahuluan
Sebagai pendahuluan untuk meditasi formal, akan sangat
membantu untuk melakukan beberapa chanting. Meditator harus
duduk, dan kemudian memilih satu metode dari tiga metode yang
disajikan di bawah ini dan melantunkan chanting yang dicetak
dengan huruf tebal-miring. Beberapa syair diberikan dalam bahasa
Inggris, yang lain dalam Pāli; panduan pengucapan bahasa Pāli
tersedia online.

Metode 1
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā Sambuddhassa
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā Sambuddhassa
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā Sambuddhassa

(Saya memberi hormat kepada Yang Terberkahi, Yang Layak, Yang


Tercerahkan Sepenuhnya)

Itipi so Bhagavā, Araha , Sammāsambuddho, Vijjācaraṇa


sampanno, Sugato, Lokavid , Anuttaro purisadammasārathi,
Satthā devamanussānaṃ, Buddho, Bhagavā ti

(Demikianlah Yang Terberkahi, Yang Layak, Yang Tercerahkan


Sepenuhnya Sendiri, Yang Sempurna Pengetahuan dan
PerilakuNya, Yang Sempurna Menempuh [Jalan Mulia], Yang
Mengetahui Alam Semesta, Pelatih Yang Tak Tertandingi bagi
Mereka Yang Akan Dilatih, Guru Para Dewa dan Manusia, Yang
Tercerahkan, Yang Terberkahi)

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

3 of 24



Sang Guru, Yang Terberkahi -
Sejak Anda diceraikan dari semua kekotoran batin,
Hancurkan musuh-musuh yang merupakan kekotoran batin -
Hancurkan jari-jari ketidaktahuan di dalam roda saṃsāra.
Menjadi layak atas semua persembahan - yang memiliki
kesadaran murni. Tidak melakukan kejahatan, bahkan secara
rahasia, demikian Anda disebut Arahaṃ;
Kepada Yang Paling Tercerahkan - kepada yang memiliki
begitu banyak kebajikan yang tak terbatas, saya memberi
hormat, saya percayakan Anda dengan hidup saya. Biarkan
hidup saya dipercayakan pada Anda

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

Svākkhāto Bhagavatā Dhammo, Sandiṭṭhiko, Akāliko,


Ehipassiko, Opanayiko, Paccattaṃ Veditabbo Viññūhī'ti

(Jalan Sang Bhagavā telah dibabarkan dengan baik, terlihat saat


ini, tanpa jeda waktu (timeless), mengundang seseorang untuk
melihat, mengarah maju [ke Nibbāna], untuk dialami oleh para
bijaksana)

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

Sang Guru, Yang Terberkahi - Permata dari sembilan lapis


Dhamma, yang Anda pahami dibawah Sri Maha Bodhi,
diuraikan dengan baik di awal, tengah dan akhir. Itu
menyatakan kehidupan murni dengan kesempurnaan tertinggi
- dalam huruf dan artinya. Jadi ini disebut ‘Svākkhāto’. Untuk
Dhamma yang memiliki kualitas tak terbatas seperti itu, saya

4 of 24
memberi hormat, saya percayakan hidup saya. Biarkan hidup
saya dipercayakan pada Dhamma

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

Supaṭipanno bhagavato sāvakasaṅgho,


Ujupaṭipanno bhagavato sāvakasaṅgho,
Ñāyapaṭipanno bhagavato sāvakasaṅgho,
Sāmīcipaṭipanno bhagavato sāvakasaṅgho;
Yadidaṃ cattāri purisayugāni aṭṭha purisapuggalā,
Esa bhagavato sāvakasaṅgho;
Āhuneyyo, Pāhuneyyo, Dakkhiṇeyyo, Añjalikaraṇīyo,
Anuttaraṃ puññakkhettaṃ lokassā'ti

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

(Para siswa Sang Bhagavā telah berlatih dengan baik, telah


berlatih dengan lurus (uprightly), telah berlatih dengan penuh
wawasan (insightfully), telah berlatih dengan benar; yaitu, empat
pasang, delapan individu. Mereka adalah para siswa Yang
Terberkahi, layak menerima pemberian, layak menerima
keramahan, layak menerima persembahan, layak dihormati.
Ladang menanam jasa yang tak tertandingi bagi dunia)

Sang Guru, Yang Terberkahi, seperti delapan kelompok siswa


mulia Anda, yang berangkat (set forth) di jalan yang benar,
mereka disebut Supaṭipanno. Kepada Saṅgha yang memiliki
begitu banyak kebajikan yang tak terbatas, saya memberi
hormat, saya percayakan hidup saya. Biarkan hidup saya
dipercayakan kepada Saṅgha

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

5 of 24
​​
Piyo ca garubhāvanīyo - vattā ca vacanakkhamo;
Gambhīrañca kathaṃ kattā - no caṭṭhāne niyojako'ti

--AN 7:37 Dutiyamitta Suttaṃ

Mereka yang dicintai, dihormati, dan dimuliakan oleh orang


lain karena keunggulan moralitas, mereka yang menasihati
dan mengajar, yang memiliki kesabaran atas kata-kata kejam
(vicious word), yang mengajarkan aspek-aspek mendalam dari
Dhamma, yang membuka jalan menuju Jalan Mulia tanpa
menyesatkan, saya memberi hormat kepada teman-teman
bajik itu (Kalyãna mittā)

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

Sang Guru, Yang Terberkahi!


Untuk setiap kesalahan yang telah saya lakukan kepada Anda,
melalui tubuh jasmani, ucapan, atau batin
Semoga saya dimaafkan oleh permata Sang Buddha
Semoga saya dimaafkan oleh permata Dhamma
Semoga saya dimaafkan oleh permata Saṅgha
Semoga saya dimaafkan oleh semua Yang Mulia
Semoga saya dimaafkan oleh semua teman berbudi luhur

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

Semoga saya bebas dari permusuhan, bebas dari amarah,


bebas dari penderitaan mental
Semoga saya bebas dari penderitaan sik
Semoga saya sehat dan bahagia
Sama seperti saya,

6 of 24
fi
Semoga mereka yang saya sayangi, yang netral, musuh saya
dan semua makhluk
Bebas dari permusuhan
Bebas dari kemarahan
Bebas dari penderitaan mental
Bebas dari penderitaan sik
Sehat dan bahagia

Tubuh saya ini bukan terbuat dari emas, perak, mutiara,


zamrud atau permata berharga, ia terbuat dari tiga puluh dua
bagian yang menjijikkan dan berbau busuk. Rambut kepala,
rambut tubuh (bulu), kuku, gigi, kulit, dan daging...
Itu adalah menjijikkan
Itu adalah menjijikkan

Aniccā vata saṅkhārā - uppādavayadhammino;


Uppajjitvā nirujjhanti - tesaṃ vūpasamo sukho'ti

--DN 16, SN 6:15 9:6 15:20

(Semua formasi adalah tidak permanen – mereka memiliki sifat


alami muncul dan lenyap. Setelah muncul, mereka lenyap –
lenyapnya mereka, Nibbāna, membawa kebahagiaan sejati)

Hidup saya tidak pasti. Kematian itu pasti.


Hidup itu tidak pasti. Kematian itu pasti.
Hidup itu tidak pasti. Kematian itu pasti.
Semoga [objek meditasi] saya ini membuka jalan
Menuju kebahagiaan Nibbāna yang dicapai oleh para Buddha,
Pacceka Buddha, dan Arahant
Dengan menjadi terlepas dari agregat
Yang tidak permanen

7 of 24
fi
Yang tunduk pada penderitaan
Yang tiada-diri
Yang menjijikkan

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

Metode 2
Namāmi buddhaṃ guṇa sāgarantaṃ
Sattā sadā hontu sukhī averā
Kāyo jiguccho sakalo dugandho
Gacchanti sabbe maraṇaṃ ahañ’ca

Namami Dhammaṃ sugatena desitaṃ


Sattā sadā hontu sukhī averā
Kāyo jiguccho skalo dugandho
Gacchanti sabbe maraṇaṃ ahañ’ca

Namāmi Saṅghaṃ muṇirāja sāvakaṃ


Sattā sadā hontu sukhī averā
Kāyo jiguccho sakalo dugandho
Gacchanti sabbe maraṇaṃ ahañ’ca

(Saya bersujud kepada Buddha yang kebajikanNya (seluas)


samudera – semoga semua makhluk bahagia selamanya, bebas
dari permusuhan. Tubuh adalah menjijikkan – penuh dengan bau
busuk. Semua akan menuju kematian, termasuk saya sendiri.

Saya bersujud kepada Dhamma, yang dideklarasikan oleh Sugata


– semoga semua makhluk bahagia selamanya, bebas dari
permusuhan. Tubuh adalah menjijikkan – penuh dengan bau
busuk. Semua akan menuju kematian, termasuk saya sendiri.

8 of 24
Saya bersujud kepada Saṅgha, para siswa dari Raja Para Bijak –
semoga semua makhluk bahagia selamanya, bebas dari
permusuhan. Tubuh adalah menjijikkan – penuh dengan bau
busuk. Semua akan menuju kematian, termasuk saya sendiri)

Piyo ca garubhāvanīyo - vattā ca vacanakkhamo;


Gambhīrañca kathaṃ kattā - no caṭṭhāne niyojako'ti

--AN 7:37 Dutiyamitta Suttaṃ

Mereka yang dicintai, dihormati, dan dimuliakan oleh orang lain


karena keunggulan moralitas, mereka yang menasihati dan
mengajar, yang memiliki kesabaran atas kata-kata kejam (vicious),
yang mengajarkan aspek-aspek mendalam dari Dhamma, yang
membuka jalan menuju Jalan Mulia tanpa menyesatkan, saya
memberi hormat kepada teman-teman bajik itu (Kalyãna mittā)

Sadhu! Sadhu!! Sadhu!!!

Metode 3
Saya memberi hormat kepada permata Buddha untuk pertama,
kedua dan ketiga kalinya. Demikian juga saya percayakan
hidup saya. Biarkan hidup saya dipercayakan.

Saya memberi hormat kepada permata Dhamma untuk


pertama, kedua dan ketiga kalinya. Demikian juga saya
percayakan hidup saya. Biarkan hidup saya dipercayakan.

9 of 24
Saya memberi hormat kepada permata Sangha untuk pertama,
kedua dan ketiga kalinya. Demikian juga saya percayakan
hidup saya. Biarkan hidup saya dipercayakan.

Meditasi Kebajikan Buddha


(Buddhānussati)
Ini adalah meditasi yang biasa dilakukan di kalangan umat Buddha.
Ini juga disebut 'meditasi terhadap sembilan kualitas Buddha',
karena ini adalah rekoleksi terhadap sembilan kebajikan Buddha
yang disebutkan dalam syair “Iti pi so Bhagava….”

Visualisasikan patung Buddha yang membuat batin Anda bahagia


dan damai, renungkan kebajikan Buddha ini satu per satu.

Arahaṃ Sejak Sang Buddha telah melenyapkan semua kekotoran


batin, seperti nafsu keinginan, kebencian dan ketidaktahuan, Beliau
telah menjadi Layak atas semua persembahan – materi dan non-
materi. Dengan demikian Ia disebut 'Arahaṃ' (Yang Layak).
Sammāsambuddho Sejak Sang Buddha mencapai pencerahan
sendiri dengan merealisasi Empat Kebenaran Mulia: kebenaran
penderitaan, kebenaran penyebab penderitaan, kebenaran
kebebasan dari penderitaan, dan kebenaran jalan menuju akhir
penderitaan, sehingga Dia disebut 'Sammāsambuddho' (Yang
Tercerahkan Sendiri dengan Sempurna). Vijjācaraṇa Sampanno
Sejak Sang Buddha memiliki 8 delapan jenis pengetahuan
langsung dan lima belas kualitas bajik, oleh karena itu Beliau
disebut 'Vijjācaraṇa Sampanno' (diberkahi dengan pengetahuan
dan perilaku). Sugato Sejak jaman Buddha 'Dīpankara' Ia berjalan
di Jalan Tengah, diberkahi dengan ucapan yang sempurna. Dalam
kehidupan terakhirnya, Dia menjalani kehidupan yang sempurna

10 of 24
dan mencapai Nibbāna yang bahagia. Oleh karena itu Dia disebut
'Sugato' (Yang Telah Pergi). Lokavidu Sejak Sang Buddha
memiliki pengetahuan sempurna tentang tiga alam kehidupan yang
berbeda (dunia indria (kāma loka), dunia material halus (rūpa
loka) dan dunia non-materi (arūpa loka)) maka Dia disebut
'Lokavidu' '(Yang Mengetahui Alam). Anuttaro Purisadamma
Sārathī Sejak Sang Buddha menjinakkan: Aṅgulimāla dan
Nāḷāgiri sang gajah, dengan belas kasih yang luar biasa, Saccaka
dan para Nigaṇṭha dengan kebijaksanaan yang luar biasa, dan
makhluk surgawi dan manusia yang memiliki pandangan salah
dengan melakukan keajaiban kembar (yamaka pāṭihāriya) , jadi
Dia disebut 'Anuttaro Purisadamma Sārathī' (Pelatih Tak
Te r t a n d i n g i D a r i M e r e k a Ya n g A k a n D i l a t i h ) . S a t t h ā
Devamanussānaṃ Sejak Sang Buddha menemukan kembali jalan
menuju Nibbāna dan mengajarkannya kepada kedua makhluk
surgawi dan manusia, maka Dia disebut 'Satthā
Devamanussānaṃ' (Guru Para Dewa dan Manusia). Buddho
Sejak Sang Buddha menjadi mahatahu, setelah menemukan
Empat Kebenaran Mulia, dan juga membuat orang lain menyadari
hal yang sama, maka Beliau disebut 'Buddho' (Yang Tercerahkan).
Bhagavā Sejak Sang Buddha diberkati oleh (power of the piety)
kekuatan kesalehan (pengabdian dan penghormatan terhadap
praktik) dari kelahiran-Nya yang terdahulu, dan karena Dia telah
menghancurkan segala jenis kekotoran batin, maka Dia disebut
'Bhagavā' (Yang Terberkahi).

Kebajikan Buddha dapat dirincikan lebih lanjut. Ini diberikan secara


singkat agar seseorang dapat mengingat dengan mudah, tetapi ini
diberikan pada Anda juga untuk rekoleksi berbagai variasi
kebajikan Buddha.

11 of 24
Dengan mengingat uraian di atas, ingatlah syair “itipi so” dari awal
hingga akhir (dari 'Arahaṃ' hingga 'Bhagavā'). Melafalkan
kebajikan secara mental, mengingat setidaknya satu makna untuk
setiap kebajikan dalam batin. Rekoleksi ini tidak boleh terlalu cepat
atau terlalu lambat. Jika rekoleksinya terlalu cepat, Anda mungkin
lupa atau mengacaukan maknanya. Jika terlalu lambat, ia dapat
menunda ketenangan batin, atau bahkan menyebabkan
kegelisahan. Oleh karena itu, seseorang harus melafalkan kepada
dirinya sendiri dengan cara yang biasa dilakukan di negara-negara
Buddhis, dengan kecepatan sedang. Setelah melafalkannya dalam
urutan menaik, lafalkanlah dalam urutan menurun ("Bhagavā,
Buddho.... Arahaṃ”). Jika sulit dilakukan dalam urutan menurun,
tidak masalah untuk membatasi diri pada urutan menaik. Jangan
lupa bahwa Anda harus mengingat setidaknya satu arti dari setiap
kebajikan.

Terus lakukan ini bukan hanya sepuluh, dua belas, tetapi dua puluh
atau tiga puluh kali. Jika waktu memungkinkan, Anda bahkan dapat
melanjutkan beberapa ratus kali. Anda akan menyadari bahwa
batin Anda perlahan-lahan mulai tenang. Mungkin Anda bahkan
akan melihat gambar Buddha di depan Anda. Anda tidak harus
memperhatikan mereka; sebaliknya, teruslah mengingat kebajikan
Buddha. Saat Anda berkembang (maju), batin Anda akan menjadi
tenang dan Anda akan melihat cahaya. Cahaya ini mungkin mirip
dengan cahaya matahari terbit fajar. Jangan mendambakan (crave)
pengalaman seperti itu, tetapi teruslah rekoleksi (mengingat
kembali) kebajikan Buddha.

Anda seharusnya tidak pernah memulai meditasi dengan keinginan


untuk melihat cahaya seperti itu. Ini adalah instruksi umum untuk
objek meditasi apa pun. Orang yang memulai meditasi dengan

12 of 24
terlalu banyak harapan tidak akan bisa maju. Yang harus dia miliki
hanyalah kesadaran akan objek meditasinya.

Setelah latihan yang cukup, pilih satu kebajikan dari sembilan dan
fokuskan batin hanya pada kebajikan itu. Sebagai hasilnya, Anda
akan dapat mengalami batin menjadi sangat tenang. Batin menjadi
sangat tenang.

Meditasi Cinta Kasih



(Mettābhavana)
Setelah melakukan latihan pendahuluan (lihat di atas, metode 1, 2
dan 3), sebarkan cinta kasih kepada diri Anda untuk sementara
waktu dan kemudian visualisasikan seorang guru yang sangat
welas asih, yang Anda hormati dan juga yang berjenis kelamin
sama. Sebarkan cinta kasih kepada guru itu. Seseorang dapat
mengembangkan objek meditasi ini secara berurutan dari jhāna
pertama ke jhāna kedua dan hingga jhāna ketiga. Ini harus
dilakukan dengan empat cara yang berbeda dengan menggunakan
frasa-frasa ini (satu frasa untuk satu waktu): bebas dari
permusuhan (averā hotu), bebas dari penderitaan mental
(abyāpajjhā hotu), bebas dari penderitaan sik (anighā hotu),
sehat dan bahagia (sukhī attānaṃ pariharatu).

Selanjutnya, ikuti prosedur yang sama, hanya saja kali ini memilih
sepuluh orang dari masing-masing empat kategori ini: mereka yang
Anda hormati, mereka yang Anda sayangi, mereka yang Anda rasa
netral dan mereka yang Anda rasa permusuhan.

Dengan demikian, secara total, seseorang akan mencapai jhāna


ketiga dengan menyebarkan cinta kasih kepada empat puluh

13 of 24
fi
orang. Ketika seseorang mampu mencapai jhāna ketiga dengan
menyebarkan cinta kasih secara merata kepada dirinya sendiri,
orang-orang tersayang, orang-orang netral dan musuh, sīma
sambheda (runtuhnya jarak penghalang antar individu) terjadi.

Pada titik ini cinta kasih dapat disebarkan di sepuluh-arah ke dua-


belas kategori makhluk yang berbeda: sabbe sattā, sabbe pāṇā,
sabbe bhūtā, sabbe puggalā, sabbe attabhāvapariyāpannā,
sabbā itthiyo, sabbe purisā, sabbe ariyā, sabbe anariyā, sabbe
devā, sabbe manussā, sabbe vinipātikā.

1 Sabbe sattā – Semua makhluk, yang artinya makhluk hidup yang


memiliki lima agregat 2 Sabbe pāṇā – Semua makhluk yang
bernafas 3 Sabbe bhūtā – Semua makhluk yang muncul karena
kammanya 4 Sabbe puggalā – Semua individu, makhluk yang
dilihat sebagai individu 5 Sabbe attabhāva-pariyāpannā – Semua
kepribadian, makhluk dengan 'pandangan kepribadian’ 6 Sabbā
itthiyo – Semua perempuan 7 Sabbe purisā – Semua laki-laki 8
Sabbe ariyā - Semua orang mulia yang telah mencapai empat
tahap pembebasan – Sotāpanna, Sakadāgāmi, An g mi dan
Arahat 9 Sabbe anariyā - Semua yang bukan orang mulia 10
Sabbe devā – Semua makhluk surgawi dari alam dewa dan
brahma 11 Sabbe manussā – Semua umat manusia 12 Sabbe
vinipātikā – Semua makhluk yang lahir di alam menyedihkan
karena kamma buruk, seperti binatang, peta, asura, dan makhluk
neraka.

Sebanyak 528 total jenis jhāna dapat dicapai melalui meditasi cinta
kasih. Tanpa memperhatikan arah (tak terbatas), ada dua belas
kategori makhluk yang berbeda dan empat cara (12x4 = 48).
Selanjutnya, dua belas kategori makhluk yang berbeda, yang
dianggap dalam empat cara dianggap sesuai dengan sepuluh arah

14 of 24


di mana mereka tinggal (12x4x10 = 480). Totalnya adalah 528 (48
+ 480) jhāna.

Menurut Sang Buddha, meditasi cinta kasih membawa manfaat ini.

Meditator itu:

1. Tidur nyenyak
2. Bangun dengan baik
3. Tidak ada mimpi buruk
4. Dicintai oleh manusia
5. Dicintai oleh non-manusia
6. Dilindungi oleh dewa
7. Tidak akan menderita bahaya dari api, senjata, atau racun
8. Akan memiliki batin yang mudah terkonsentrasi
9. Akan memiliki kulit wajah yang cerah
10. Akan meninggal dengan penuh kesadaran
11. Akan, jika ia tidak mencapai Arahat, dilahirkan kembali di
sebuah alam Brahma

Semoga semua mengembangkan antusias untuk berlatih meditasi


cinta kasih, yang membawa berkah yang tak terukur.

Meditasi Kejijikan Mayat


(Asubhabhāvanā)
Jhāna pertama yang didasarkan pada kejijikan dapat dicapai
dengan mengarahkan cahaya konsentrasi (samādhi) pada mayat
yang pernah dilihat seseorang sebelumnya, dan merenungkan sifat
alaminya yang menjijikkan.

15 of 24
Dengan merenungkan kejijikan dari berbagai tahap pembusukan
mayat, jhāna pertama dapat dicapai dalam sepuluh cara. Tahapan
penguraian adalah: uddhumātaka (mayat yang membengkak),
vinīlaka (mayat yang berubah warna menjadi hitam dan biru),
vipubbaka (mayat yang bernanah), vicchiddaka (mayat yang
terpotong di tengah), vikkhāyitaka (mayat yang digerogoti),
vikkhittaka (mayat yang berserakan), hatavikkhittaka (mayat
yang diretas dan berserakan), lohitaka (mayat yang berdarah),
puḷavaka (mayat yang dipenuhi cacing) dan aṭṭhika (kerangka
tulang). Sepuluh jhāna ini adalah mirip dalam karakteristiknya.

Kejijikan (kekotoran) dan bau mayat mengungkapkan sifat


alaminya yang menjijikkan dan memuakkan (disgusting). Ketika
rambut kepala, rambut tubuh, kuku, gigi, tinja, dan air seni terlepas
dari tubuh, seseorang menjadi ragu untuk menyentuhnya, merasa
muak (jijik) dan malu melihatnya. Hal-hal yang ada di dalam tubuh
sama menjijikkannya dengan apa pun yang terlepas dari tubuh.
Fakta ini perlu diingat di batin.

Panduan Meditasi:
Bayangkan mayat Anda tergeletak di tanah tanpa bahan pengawet.
Menjadi berwarna gelap dan kembung. Menjadi semakin
menjijikkan untuk dilihat dan semakin membengkak sampai
meledak. Setelah beberapa hari, ia mulai mengeluarkan cairan dari
mata, mulut dan anus. Anda dapat melihat cacing merayap keluar.
Saat tubuh membusuk, Anda melihat dagingnya membusuk dan
mulai mengeluarkan cairan juga. Ini memancarkan bau yang
mengerikan, sangat menjijikkan. Saat daging semakin membusuk,
seseorang mulai melihat tulang di sana-sini. Lambat laun hanya
tinggal kerangka.

16 of 24
Sudah pasti tubuh saya suatu saat akan mengalami proses yang
memuakkan ini. Jika dibiarkan tergeletak di tanah pasti akan
melewati transformasi ini. Ini adalah sifat alami dari semua formasi.

Tahap Akhir: Dapatkah Anda membayangkan kerangka tulang


(skeleton) dalam batin Anda? Renungkan sampai ia memantapkan
(membentuk) dirinya dan mencapai keadaan di mana Anda dapat
membayangkannya dengan mudah dan cepat. Anda akan segera
mendapatkan kesempatan untuk memanfaatkannya.

Meditasi Kematian

(Maranãnussati)
Sesuai dengan Mahasatipaṭṭhāna Sutta dan komentar
Visuddhimagga, rekoleksi tentang kematian dapat dikembangkan
berdasarkan mayat yang telah Anda lihat sebelumnya. Mungkin
dengan memvisualisasikan mayat Anda sendiri. Oleh karena itu,
untuk melakukan maranãnussati, Anda harus mencapai jhāna
pertama dengan rekoleksi kejijikan dari mayat eksternal. Ketika
Anda mencapai jhāna pertama, Anda harus merenungkan bahwa
“demikian pula, tubuh saya ini tunduk pada kematian. Memang dia
akan mati seperti ini. Tidak mungkin untuk melarikan diri darinya.”
Dengan menjaga batin tetap terkonsentrasi, memperhatikan
kematian Anda sendiri, Anda akan mengembangkan perasaan
cemas dan mendesak (saṃvega). Ketika perasaan ini muncul,
Anda mungkin akan melihat tubuh Anda sendiri sebagai mayat
yang menjijikkan. Dengan memahami bahwa fakultas-kehidupan
telah terputus dalam image mayat Anda sendiri, Anda harus terus
bermeditasi pada objek 'pemotongan fakultas-kehidupan'. Ketika
batin menjadi terkonsentrasi, Anda harus mengulangi salah satu
dari empat frasa berikut secara mental:

17 of 24
1. Saya pasti akan mati, hidup ini tidak permanen (maraṇaṃ me
dhuvaṃ; ji vitaṃ me adhuvaṃ)
2. Saya pasti akan mati (maraṇaṃ me bhavissati)
3. H i d u p k u a k a n b e r a k h i r d e n g a n k e m a t i a n ( m a r a ṇ a
pariyosānaṃ me ji vitaṃ)
4. Kematian, Kematian (maraṇaṃ, maraṇaṃ)

Pilih di antara ini yang Anda suka sebagai cara untuk


berkonsentrasi; Anda dapat mencatatnya dalam bahasa apa pun.
Anda harus terus berlatih sampai Anda menjadi cukup terampil
untuk berkonsentrasi dengan tenang pada objek 'pemotongan
fakultas-kehidupan’ dalam image tubuh Anda sendiri selama satu
atau dua jam. Ketika Anda mampu melakukan ini, lima faktor jhāna
akan muncul. Tetapi dengan subjek meditasi ini, sekiranya, Anda
hanya bisa mencapai konsentrasi akses.

Menyatukan Semuanya

Empat subjek meditasi: cinta kasih, rekoleksi kebajikan Buddha,


kejijikan (penolakan) terhadap mayat, dan rekoleksi akan
kematian, disebut 'Empat Perlindungan' atau 'Empat Meditasi
Pelindung' karena mampu melindungi meditator dari berbagai
bahaya. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan
mengembangkan ini sebelum melanjutkan untuk mengembangkan
meditasi pandangan terang.

Dalam Meghiya Sutta (AN 9:3) disebutkan bahwa:

Untuk melenyapkan nafsu keinginan, meditasi tentang kejijikan


harus dikembangkan, untuk melenyapkan kebencian, cinta kasih
harus dikembangkan, dan perhatian penuh (mindfulness) pada
pernapasan harus dikembangkan untuk memotong pikiran yang

18 of 24
diskursif (tidak bersambungan satu sama lain, melompat-lompat,
yang berpindah-pindah).

Perhatian Penuh pada Pernapasan


(Ānāpānasati)
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā Sambuddhassa
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā Sambuddhassa
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā Sambuddhassa

Ānāpānasatī yassa - paripuṇṇā subhāvitā;


Anupubbaṃ paricitā - yathā buddhena desitā;
Somaṃ lokaṃ pabhāseti - abbhā muttova candimā

--Tha 548 "Mahākappinattheragāthā"

“Seseorang yang telah memenuhi, mengkonsolidasikan


(memperkukuh), dan mengembangkan perhatian penuh
(mindfulness) pada pernapasan secara metodis (teratur), seperti
yang diajarkan oleh Sang Buddha, menerangi dunia. Jika
seseorang mempraktikkan meditasi Anapanasati seperti yang telah
diajarkan Buddha, secara komprehensif dan dengan cara yang
mendalam, mempraktikkannya secara berurutan dan metodis,
seseorang akan mencerahkan dan menerangi dunia ini seperti
bulan purnama yang muncul dari awan.”

Instruksi Meditasi:

Karena pemurnian perilaku moral sangat penting untuk pemurnian


batin, adalah penting bahwa, untuk memulai, meditator

19 of 24
memurnikan perilaku moralnya dan menjadi puas dan senang
dengan sīlanya yang tidak bercacat.

Meditator harus menyegarkan dirinya dengan memandikan


tubuhnya, kemudian ia harus mendekati tempat duduk yang sesuai
dengan menghadap ke Timur atau Utara, di tempat yang tenang
dan sepi dengan ventilasi yang baik. Suasana harus relax. Dia
harus duduk bersila dengan batin yang penuh perhatian (attentive).
Karena postur ini direkomendasikan untuk para Bhikkhu dan
meditator awam, sudah sepatutnya mereka mengikutinya.

Setelah duduk, dia harus memberi hormat kepada Tiga Permata


Mulia dan mempercayakan hidupnya padaNya. Meditator harus
memenuhi tugas pendahuluan (untuk di-chanting), seperti:
percayakan hidupnya kepada Tiga Permata Mulia, teman-teman
yang bajik (kalyāṇa mittā), rekoleksi kebajikan Sang Buddha, dll.

Ia harus merenungkan empat subjek meditasi ini: cinta kasih,


kebajikan Buddha, kejijikan (penolakan) terhadap mayat dan
rekoleksi akan kematian. Dia kemudian memulai meditasi
anāpānasati dengan menetapkan (establish) fokusnya pada napas
yang masuk dan keluar.

Sambil menjaga kepala, leher, dan tubuhnya tetap tegak, ia harus


memvisualisasikan dirinya dalam posisi duduk, secara mental
melafalkan "duduk, duduk…”. Mata (sambil tertutup) harus
difokuskan pada ujung lubang hidung.

Sebagaimana dinyatakan dalam “So satova assasati satova


passasati”, seseorang harus menarik napas dan menghembuskan
napas dengan penuh perhatian. Memfokuskan batin pada titik
dimana napas yang menyentuh lubang hidung. Untuk memulai,

20 of 24
seseorang harus menghitung napas masuk dan keluar secara
terpisah dengan pikiran terfokus pada titik di mana napas
menyentuh lubang hidung sebagai “1-2-3-4-5", "1-2-3-4-5-6",
"1-2-3-4-5-6-7", "1-2-3-4-5-6-7-8", "1-2-3-4-5-6-7-8-9",
"1-2-3-4-5-6-7-8-9-10".

Seseorang harus terus melafalkan hitungan ini secara mental,


tanpa putusnya urutan.

Sebagaimana dinyatakan dalam “dīghaṃ vā assasanto 'dīghaṃ


assasāmī'ti pajānāti”, ketika menarik dan menghembuskan
napas dalam-dalam, seseorang harus mengamati napas dari awal
hingga akhir dengan batin yang penuh perhatian (attentive mind),
menghitung: “satu, satu, dua, dua, tiga, tiga.”

Sebagaimana dinyatakan dalam “rassaṃ vā assasanto 'rassaṃ


assasāmī'ti pajānāti” ketika bernapas pendek, seseorang harus
menghitung: “satu, dua, tiga.” Jika seseorang lupa angka yang
salah di tengah, ia harus memulai lagi dari awal.

Untuk mengembangkan konsentrasi lebih lanjut, ia harus


melanjutkan siklus penghitungan dalam urutan naik dan turun.
Seseorang harus mengikuti urutan ini - dari satu hingga lima, lima
hingga satu; satu hingga enam, enam hingga satu, hingga
mencapai satu hingga sepuluh, sepuluh hingga satu.

Sebagaimana dinyatakan dalam “sabbakāya paṭisaṃvedi


assasāmī'ti sikkhati”, seseorang harus merenungkan fase awal,
tengah dan akhir dari napas masuk dan keluar dengan batin yang
penuh perhatian (tinggalkan proses penghitungan). “Sabbakaya
patisanvedi assasamithi sikkhathi” jika awal dari nafas, kini, dan
akhirnya disebut awal, tengah dan akhir; seseorang harus

21 of 24
merenungkan seluruh tiga keadaan ini, dengan pikiran penuh
perhatian, baik pada nafas masuk maupun keluar.

Sebagaimana dinyatakan dalam “passambhayaṃ


kāyasaṅkhāraṃ assasissāmī'ti sikkhati”, seseorang mungkin
memperhatikan bahwa nafas yang masuk dan keluar secara
bertahap menjadi kurang menonjol dan lebih halus. Ketika batin
menjadi terkonsentrasi, seseorang akan merasakan perasaan
gembira. Ketika batin dan tubuh menjadi lebih halus, seseorang
akan mengalami kenyamanan yang menyejukkan (soothing).

Jika nafas menjadi lebih halus sehingga seolah-olah menghilang


sama sekali, jangan panik dan tetap fokuskan batin di ujung hidung
tempat sentuhan nafas yang terasa sebelumnya, harus tetap
fokuskan batin di ujung hidung, di mana dia sebelumnya terasa.
Dengan melakukan itu, seseorang akan mulai merasakan kembali
napas masuk dan keluar.

Ketika konsentrasi berkembang lebih jauh, seseorang akan dapat


mengalami 'tanda perolehan' (uggaha nimitta) dan 'tanda balasan'
(paṭibhāga nimitta) yang berhubungan dengan ānāpānasati.
Tanda-tanda perolehan dapat muncul dalam berbagai bentuk,
seperti cahaya, bintang, permata, mutiara, kapas wol, awan putih,
sinar perak, yang mendekat dan surut di depan wajah seseorang.

Ketika konsentrasi semakin kuat, nimitta akan menjadi diam dan


berdiam di ujung hidung. Hal ini kemudian disebut tanda balasan.
Ketika rintangan ditinggalkan dan faktor-faktor pencerapan menjadi
lebih kuat, ini disebut 'konsentrasi akses' (upacāra samādhi).
Dengan mengembangkan ānāpānasati lebih lanjut, seseorang
dapat mencapai jhāna, yang disebut 'konsentrasi
pencerapan' (appanā samādhi).

22 of 24
Sebuah Berkah

Buku pendek ini telah ditulis untuk memberikan pengenalan


kepada pembaca tentang latihan persiapan yang diperlukan untuk
mengembangkan tingkat meditasi yang lebih dalam. Kami berharap
pembaca akan menggunakannya untuk mengembangkan kualitas
baiknya, kualitas yang akan membawa kedamaian dan
kebahagiaan dalam hidupnya. Semoga praktik-praktik ini menjadi
dukungan untuk kesadaran total (complete awakening) Anda.

“Sabbe sattā bhavantu sukhitattā”


Semoga semua makhluk berbahagia!!!

23 of 24
Buku ini di translate ke Bahasa Indonesia
pada September 2022

24 of 24

Anda mungkin juga menyukai