andi tantiyo
CATATAN
300
KONSEP
301
TRIMURTI
302
TUJUH TUBUH MANUSIA
jiwa
hati
TARIQAH AL QODIRIAH
Metoda olah batin ini mengisi latifah latifah dengan
la ilaha illah wirid Allah hingga ribuan kali (1.000 s/d 5.000)
ZIKIR LA ILAHA ILLALLAH / NAQSHABANDIAH
Zikir ini menarik tenaga dari usar kepundak kanan,
dgn kepala dilontarkan ke langit ketujuh di hujam
kan ke qolbu, tampak kepala yg bergeleng geleng.
SEDULUR PAPAT LIMO PANCER
Olah batin ini mengenal juga Jiwa yg letaknya di
bawah pusar dan guru sejati (roh) yg ada di dada
dan menaikan jiwa kuning ke kepala
CHI KUNG
Neidan chikung yg diciptakan oleh para penganut
Tao juga mempunyai pola yg mirip, ada 3 titik
dantian yg merupakan pusat olah batin mereka
YOGA
Tradisi yoga mengolah 7 titik penting yg di sebut
chakras, 3 titik diantaranya sama letaknya dng 3
pusat kesadaran
306
SANG PENGUASA
hati
akal
jiwa
307
JIWA, AKAL, HATI dan RAGA
316
Memerintah otot tak sadar
Kami dapat minta bantuan ke sejati kami untuk meng-
gerakan otot tak sadar, misalnya: membuka gendang
telinga (saat naik pesawat), Menge luarkan debu a -
tau serangga yg masuk mata, bahkan bernafas ha-
nya melalui satu lubang hidung yg kita inginkan
.
Jiwa naik ke kepala
Olah jiwa sedulur papat limo pancer mengubah ben
tuk jiwa dari bola 4 warnya menjadi 4 bola dgn ma-
sing masing warna,
Ilmu saptoning jiwo yg saya puasai menambahkan la
gi 3 jiwa sehingga berjumlah 7,
tapi per kembangan selanjutnya 5 bola
lenyap, tinggal putih dan kuning, yg ke
mudian kedua bola ini naik ke kepala.
hal ini sesuai dgn teori chikung yg saya baca bahwa bila
jiwa “matang” akan naik ke kepala (dantien atas) konsdisi
ini desebut tiga mustika (chi, jing & ren) naik ke puncak
selanjutnya olah jiwa di pusat berakhir, saatnya olah a -
kal di kepala, ditandai dg pikiran yg melambat menjadi
tenang, pernafasan melambat dan berhenti, panca indera tak berfugsi,
tak melihat, mencium, mendengar, merasakan permen yg kita kulum,
bahkan tubuh seolah lenyap hanya terasa sedikit tekanan di dahi
317
ALAM SADAR
CONSCIOUS
318
Arjuna adalah murid resi Dorna
yg paling cerdas akalnya, dia
murid yg paling hebat diantara
saudara saudaranya maupun
para sepupu nya yg disebut
korawa.
Arjunya mempunyai kemampuan
konsentrasi yg hebat
Pada suatu hari, Dorna menguji
pelajaran memanah pada seluruh
muridnya yg berjumlah 105 orang
yg terdiri dari 5 orang pandawa
dan 100 korawa.
Dorna menggantung seekor burung kayu di sebuah pohon di hutan,
lalu memangil satu persatu dan menanyakan : apa yg kau lihat ? ada
yg menjawab hutan, ada yg jawab pohon, ada yg jawab burung di
pohon. Saat giliran arjuna, maka dia menjawab :
Arjuna : burung !
Dorna : bagaimana dg pohonnya ?
Arjuna : saya tak melihat pohon, hanya ada burung,
tepatnya hanya mata burung !
Dorna : coba lepaskan panahmu !
panah arjuna tepat menembus mata burung tersebut
Akal manusia cenderung bergerak dan sulit ditenangkan seperti mu
ka laut yg bergelombang di serang badai. Bila kita mampu memin
dahkan badai tersebut maka laut akan menjadi tenang, Demikian pu
la pada olah alam sadar, kita mencoba menenangkan akal
Kehidupan Arjuna diwarnai dg bertapa, mene-
nangkan pikirannya dari gambuan “rasaksa” /
pikiran buruk yan senang berlompatan, dan
godaan “bidadari” / keinginan
yg mencoba untuk tidak ter
singkir dari pikirannya.
Dalam Kitab mahabarata Arjuna (alam sadar)
lebih muda dari Bima (bawah sadar) ini dise
suaikan dg kebiasaan mereka menolah dulu
alam sadar, baru alam bawah sadar, medtoda berbeda dari yg umum
319
KESADARAN MENENGAH
Kesadaran “menengah” atau sering juga di sebut
“alam” sadar, terletak di tubuh mental yg merupakan
tubuh ke 4 dari 7 tubuh manusia. Kesadaran mene
ngah dikuasai oleh akal yg berpusat di pertengahan
ke dua alis kita merupakan kesadaran yg paling aktif
bagi sebagian besar manusia, kesadaran ini memu
tuskan tindakan yg kita ambil berdasarkan sifat dualis
me : benar-salah, baik-buruk, untung-rugi dsb.
Walau pun kekedengarannya bagus, tapi tak
ada dualisme yg mutlak, karena semuanya re
latif, misalnya “tibum” dianggap baik bagi peng
guna jalan karena mencegah kemacetan, tapi
pedagang menggangap mereka jahat karena
menghalangi mereka cari nafkah, demikian pu
la mengurangi timbangan dianggap menguntungkan dalam jangka pen
dek tapi justru merugikan dalam jangka panjang karena membuat pe
langgan tidak percaya
Pada kebanyakan manusia, alam sadar yg di
kuasai oleh Akal adalah kesadaran dominan
yg menguasai tindakan, maka 2 alam yg lain
nya hanya berfungsi sebagai pemberi himba
uan, alam bawah sadar mencoba mempenga
ruhi dengan memproduksi nafsu, sedangkan
alam kesadaran agung mengeluarkan “suara
hati”. Pada umumnya akal kurang tertarik pa
da suara hati dan lebih tertarik pada nafsu yg
akan di terje mahkan menjadi keinginan, kita akan merasa
kan nikmat ke gembiraan saat keinginan tercapai, tapi segera
muncul keingin an yg lebih besar dan tentunya lebih sulit dicapai
dgn cara yg baik, maka terpaksa meng gunakan cara yg kurang baik.
Bila kenyataan ini berlanjut, maka sepanjang hidupnya manusia akan
mengejar ngejar keinginan, hanya gembira sejenak saat tercapai dan
lebih banyak menderita pada saat keingian tsb belum percapai. Keba
hagiaan justru muncul saat kita terbebas dari keinginan yg berlebihan
dan hanya menggantinya dgn kebutuhan secukupnya, yg pasti akan di
penuhi oleh tuhan dengan cara yg tak terduga.
320
Melatih Akal
Seperti juga jiwa yg dapat di capai dari tubuh sebelumnya,
akal juga dapat dicapai sebagai kelanjutan olah jiwa, yaitu
bila jiwa telah “matang” akan naik dari pusar kekepala loka
si keberadaan akal.
Bila Jiwa di ibaratkan sebagai kuda yg liar, maka akal dapat
di ibaratkan sebagai monyet yg tak mau diam, selalu melon
cat dari satu cabang pohon kecabang lainnya, semakin kita
berusaha menangkap untuk menenangkannya semakin lin
cah gerakannya.
Cara untuk menenangkan monyet ini adalah di alihkan per
hatiannya agar dia mengamati sesuatu, sehingga dia men
jadi tenang dan akhirnya terdiam.
Demikianlah ada beberapa metoda untuk menenangkan
akal (hening), antara lain adalah :
Ilmu al hikmah dari sedulur papat limo pancer yg ber
fungsi menaikan jiwa kuning dari bawah pusar ke kepala
pengaktifan ilmu ini juga akan menenangkan akal,
karena tempatnya di isi oleh sang jiwa kuning tsb
Meditasi
Saya awalnya mendapatkan “hening” secara tak sengaja
atjna saat jiwa kuning saya naik ke kepala dan menyebabkan
tekanan di tengah ke 2 alis disertai rasa nikmat yg mema
endorpin bokan, pengalaman ini berulang kedua kalinya dan lebih
kelenjar
pineal hebat, lagi karena nafas saya ‘berhenti’ hanya menghirup
sedikit (kurang dari 5%) setiap 2 menit dan tak mengeluar
kan nafas sama sekali dan akal pikiran menjadi tenang, Hal ini adalah
pengaruh ilmu alhikmah dari olah jiwa yg sedang saya tekuni saat itu.
Rasa nikmat ini ternyata karena keluarnya hormon endorfin pada otak
sejenis morfin alami yg di produksi tubuh yg biasanya aktif untuk mengu
rangi rasa sakit. Dari yg saya baca hormon ini juga aktif bila tekanan
pada tubuh berkurang drastis seperti yg terjadi pada penyelam yg naik
terlalu cepat hingga mabok, demikian pula makan es krim dan coklat
juga me micu kelauarnya hormon ini dalam jumlah yg lebih kecil.
Pengalaman ini membuat saya ingin menenangkan akal dengan usaha
sendiri, maka saya bersila, pejam mata dan berusaha menghentikan
pikiran saya, tapi sangat sulit, semakin ditenangkan semakin cepat 321
meloncat loncat : masa lalu (kemarin ketemu si A), masa kini (ber henti
donk) masa datang (besok pagi aman apa ?) dan selalu piloncat lagi ke
masalah lain setiap ditenangkan. Dalam usaha cukup berat (+ 2jam)
latihan ini dapat mencapai keheningan 10 s/d 20% artinya hanya 1 atau
2x setiap 10x latihan. Ternyata memaksa pikir an untuk diam itu susah,
sehingga lebih mudah mengalihkan perhatiannya paha hal yg lainnya :
memusatkan rasa
Salah satu dari pengaruh hening adalah kulit men
jadi sangat peka sejenak lalu mati rasa, sehingga
saya mencoba menarik “rasa” saya dari seluruh
permukaan tubuh dan memusatkannya ke tengah
alis (atjna), dengan cara menarik nafas, sambil me
narik rasa dari ujung kaki kearah atas secara perla
han dan bila nafas saya penuh maka saya hembus
kan tapi tarikan rasa si tinggal ditepat tsb. saya ulang lagi tarik nafas
sambil menarik rasa dari ujung kaki (terasa lebih mudah kare na lebih
sedikit yg ditarik) dan kembali berat saat sampai rasa yg kita tinggal sa
at menghebuskan tadi terus lebih keatas dan hembus lagi, dgn berulang
kali rasa kita tarik sampai tengah dada, sehingga dada kebawah jadi hi
lang rasa. Proses diulangi untukmenarik rasa dari 2 ta ngan ketitik yg sa
ma didada dan selanjutnya ditarik lagi hingga ke atjna
selanjutnya menarik rasa dari ujung kepala sampai titik yg sama, sehing
ga semua rasa terkumpul di atnja. Baru pejam mata mulai meditasi
Menyambut matahari
Metoda yg berbeda yaitu menggunakan matahari
untuk memberikan tekanan pada atjna yg dapat
membantu kita berkonsentrasi memusatkan rasa.
Cara ini saya lakuka pada jam 6.30 dgn mencari
tempat yg menghadap matahari pagi, pandang mata
hari, rajakan kehangatan di atjna, pejam mata dan
mulai meditasi sekitar 2 jam
Mengembungkan rasa
Bila kedua cara diatas dilakukan dgn memusatkan rasa ke atjna, cara
ini dimulai dengan merasakan seluruh permukaan tubuh dan kemudi
an rasa di gembungkan keluar, sedikit diluar uli kita
322
Meditasi bergerak
Selain meditasi diam ada pula yg dinamakan
medi tasi bergerak, misalnya : tarian berputar
sufi, taichi bahkan jurus pengendalian lunak dari
satria nusantara dapat ditingkatkan jadi meditasi
bergerak
Wirid
Wirid adalah mengucapkan kata atau kalimat pen
dek secara berulang ulang, Manfaat pertama akal
menjadi tenang karena melakuan hal yg sama se
cara berulang dan manfaat kedua setiap huruf ada
energi pintarnya yg di sebut kodam, dan energi itu
akan mempengaruhi sisi batiniah kita. Ritual ini
dikenal di berbagai agama, Islam, Katolik, Hindu,
Budha bahkan kejawenpun ada.
Kegiatan lain yg sederhana dan berulang juga memban
tu menenangkan akal, misalnya membuka kulit kacang,
merajang sayur, menyapu halaman, bahkan ada yg
mampu melakukannya sambil berjalan kaki.
Metoda pernafasan tertentu juga mampu menenang
kan akal, misalnya pernafasan satu lobang hidung dari
sedulur papat limo pancer, atau rangkaian pernafasan
serat jiwa yg menghubungkan jiwa-akal-hati
327
SUPERCONSCIOUS
KESADARAN AGUNG
328
Yudistyra adalah putra sulung keluarga
pandawa, kesatria yg hatinya tulus, tak
memiliki rasa sombong atau dengki
hatinya lembut dan pemaaf.
Yudistyra selalu di uji kebijakannya,
suatu hari dia menemukan ke 4 adik-
nya mati karena minum air telaga
beracun, seekor bangau yg bernama
Yaksha menemuinya dan berjanji akan
menghidupkan adiknya bila Yudistyra
mampu menjawab pertanyaannya,
setelah menjawab pertanyaan dg me-
muaskan, maka yudistyra diminta memilih yg mana dari 4 adiknya yg
dihidupkan, Yudistyra memilih adik tirinya Nakula
Yaksha heran dan bertanya : kenapa bukan adik kandungnya sendiri yg
di pilih ? Yudistyra menjawab : Supaya adil, ibuku dan ibu tiriku masing
masing masih punya satu keturunan.
Jawaban ini memuaskan Yaksha sehingga
di menjelma jadi bathara Dharma, dewa yg
menitis jadi Yudityra yg kemudian meng-
hidupkan ke 4 adiknya.
Ujian lain :
Dalam perjalanan ke surga, istri dan 4 adik
Yudityra tewas, tingalah dia beserta anjing
yg menemani mereka bertemu dg bathara
Indra di gerbang surga.
Bathara Indra menyambutnya tapi melarang
anjing masuk gerbang surga, tapi Yudistyra
memilih bersama anjingnya daripada ke surga sendirian, sehingga batha
ra Indra bertanya kau tinggalkan keluargamu tapi tak mau meninggalkan
seekor anjing ? Yudistyra menjawab, saya tak pernah meninggalkan
apapu, bukan saya meninggalkan mereka tapi merekalah yg tewa me
ninggalkan saya. Maka anjing menjelma jadi bethara dharma dewa yg
menitis pada dirinya.
Ujian terahkhir saat dia menjumpai keluarganya di neraka, sedang lawan
mereka jang jahat justru ada disurga, saat dia di ajak kembali kesurga
dia memilih bersama adiknya dari pada ke surga sendirian, maka neraka
berubah jadi surga dan surga berubah jadi neraka 329
MENGOLAH KESADARAN TINGGI
Kesadaran “tinggi” atau sering juga di sebut “alam”
kesadaran agung, terletak di tubuh spiritual yg
merupakan tubuh ke 5 dari 7 tubuh manusia. Kesa
daran agung dikuasai oleh hati yg berpusat di perte
ngahan dada kita merupakan kesadaran yg paling
tinggi dan paling sulit di aktifkan manusia, hanya
sedikit sekali orang yg mampu memanfaatkan alam
ini untuk mengontrol tindakannya dengan kasih sayang dan cinta. Saya
hanya mendapat ilmu serat jiwa yg menghubungkan : jiwa di perut,
akal di atja dan 4 komponen jiwa diatas dan dibawah kedua puting
susu yg ada didada, sehingga saya terpaksa mencari sendiri nama
nama titik tersebut dan fungsinya karena guru saya tak pernah
memberikan penjelasannya. Sehingga karena itulah saya menyadari
bahwa konsep spiritual itu mirip satu dengan yg lainnya, hanya ada
sedikit perbedaan kecil seperti yg saya gambarkan di tabel di awal
buku ini.
Pada awal bab ini saya coba jelaskan beberapa metoda yg saya baca
untuk memberikan beberapa gambaran, sedangkan metoda mengolah
hati yg saya latih diletakan di bagian belakang berikut hasil latihan tsb.
1. Olah Jiwa Sedulur Papat Limo Pancer atjna
Nafas 9
Nafas ini bentuknya mirip jangkar, sehingga disebut nafas
jangkar.
- tarik nafas dari (1) ke (2) Yaa, hembus (2) ke (1) Huu
- tarik nafas dari (1) ke (2)(3)(2) Yaa, hembus (2) ke (1) Huu
- tarik nafas dari (1) ke (2) Yaa, hembus (2) ke (1) Huu
- tarik nafas dari (1) ke (2)(4)(2) Yaa, hembus (2) ke (1) Huu
335
HASIL :
Bila olah Alam Bawah Sadar menghasilkan keseimbangan NAFSU,
dan Olah Alam Sadar menghilangkan kenikmatan emosi buruk, maka
Olah kesadaran Agung menghasilkan HATI lembut yg mampu merasa
kan kenikmatan berbuat baik.
Empathy
Saya sering mentertawakan orang tua yg mudah menagis saat
mendengar cerita yg mengharukan, saya pikir mereka mulai pikun,
tetapi kondisi ini rupanya juga terjadi pada diri saya yg mudah terharu
baik saat nonton film ataupun membaca novel dan komik. Mungkin hati
yg peka dapat merasakan empathy dari sekitar kita
Anjuran
Saya termasuk orang yg tak acuh, malas berurusan dgn orang lain,
demikian juga saat ada orang mendapat musibah dijalan kalau sudah
cukup ramai saya melanjutkan perjalanan saya (toh sudah ada yg
nolong) tapi muncul rasa tak enak di dada dan sayapun terpaksa balik
kembali, hal ini terjadi juga pada hal yg lainnya ada anjuran untuk
menolong orang lain.
Bahagia
Pada awalnya saya mulai merasakan kebahagian saat memberikan
zakat pada perusahaan pengumpul zakat, kemudian munculnya rasa
bahagia yg membengkak didada ini semakin banyak, saat menolong
orang atau mahluk yg lain (hewan), saat berhungan dg yg kuasa, saat
berbuat kebaikan yg lainnya, misalnya mengembalikan buku yg terjatu
dari rak, menggambil paku yg tergeletak dijalan dsb. Kata kata tangan
diatas lebih baik dari tangan dibawah ternyata bukan hanya ungkapan
saja tapi kenyataan, Rasa bahagia saat memberi jauh lebih besar dari
rasa senang yg di beri.
Jadi lengkap sudah perubahan yg didapat : hilangnya keinginan /
kenikmatan berbuat buruk dan munculnya kenikmatan saat berbuat
baik.
336
Suara Hati
Ternyata hati bisa bicara, pertama kali saya mendengar suara hati saat
sedang wiridan ilmu baru yg belum begitu hafal, saat salah ucap, terde
ngar “suara” pengulangnan didada wiridan yg tepat.
Hal lain adalah hati kadang memilih wirid apa yg sebaiknya dilakukan,
pada saat saya sedang “fly” akibat wirid, saat sadar wiridan sudah
berubah jadi kalimat yg lain, setelah beberapa kali wiridan selalu di
ganti wirid yg dipilih oleh hati (wirid yg sama), maka saya melantunkan
wirid yg selalu dipilih hati tsb.
Hal lain lagi saat saya lupa sebagian kalimat dari wiridan yg pernah
saya pelajari tapi jarang saya ulang, ternyata hati dapat melafalkan
kalimat yg terlupa tsb, walau saya tidak berusaha mengingatnya.
Euforia
Euforia adalah rasa bahagia yg berlebihan, misalnya terjadi pada fans
sepak bola kalau team kesayangannya menang, atau bisa juga terjadi
pada wanita yg dilamar pacar yg sangat di cintainya.
Saat konsentrasi olah batin saya berpindah dari atjna ke dada, terjadi
juga perubahan “rasa” yg sebelumnya timbul kenikmatan yg memabok
kan di kepala berganti dengan mengembangnya raha bahagia di dada.
337
Tiga Puncak
Berikut ini dialog lengkap antara Yudhistira dengan Yaksha di tepi sebuah danau dalam hutan sebagaimana dikisahkan dalam Itihasa
Mahabharata, sebagaimana dimuat en.m.wikipedia.org.
Yaksha bertanya: Siapa yang membuat matahari terbit dan naik di langit? Siapa yang bergerak mengelilingi Matahari?
Siapa yang membuat matahari terbenam di cakrawala? Apa sifat sebenarnya dari Matahari dan di mana matahari terbentuk?
Yudhistira menjawab: Brahma membuat matahari terbit dan naik. Dharma menetapkan Matahari. Kebenaran adalah Matahari dan
Matahari yang sebenarnya hanya ada dalam kebenaran.
Pertanyaan kedua: Apa yang menanamkan ‘keilahian ‘ dalam para Brahmana? Apa kualitas kebajikan di Brahmana? Apa kualitas
manusiawi dari seorang Brahmana? Apa perilaku yang mirip dengan orang non-saleh di Brahmana?
Yudhisthira menjawab: Mempelajari diri sendiri (Swadhyana) dari Weda adalah keilahian dalam seorang Brahmana. Tobat adalah
kualitas seperti orang saleh di Brahmana. Kematian adalah kualitas manusiawi seperti seorang Brahmana. Mengkritik orang lain
adalah perilaku seorang Brahmana seperti orang yang tidak berbudi luhur.
Pertanyaan Yaksha ketiga: Apa yang menanamkan ‘keilahian’ di kalangan Kshatriya? Apa kualitas kebajikan bagi seorang Ksatria?
Apa kualitas manusiawi seorang Kshatriya? Apa perilaku yang mirip dengan orang non-saleh dalam seorang Kshatriya?
Yudhisthira menjawab: Kesenian panahan adalah keilahian seorang Kshatriya. Kewajiban adalah kualitas kebajikan Kshatriya.
Ketakutan adalah kualitas manusiawi. Meninggalkan orang-orang yang berada di bawah perlindungan Kshatriya adalah perilaku tidak
terpuji bagi Kshatriya.
Pertanyaan keempat dari Yaksha: Apa hal yang seperti mantra dalam pelaksanaan dalam Yajnya? Siapakah pelaku upacara dan
upacara selama Yajnya? Siapa yang menerima persembahan dan pengabdian seorang Yajnya? Apa yang bahkan Yajnya tidak bisa
dilanggar?
Yudhisthira menjawab: ‘Nafas’ ibarat mantra dalam pertunjukan ritus. ‘Pikiran’ adalah pelaku semua ritus dalam perjalanan Yajnya.
Hanya shlokas dari Weda, disebut rucha atau richa yang menerima yajnya. Yajnya tidak bisa melampaui kekayaan.
Pertanyaan kelima dari Yaksha: Apa yang lebih berat dari pada bumi, lebih tinggi dari langit, lebih cepat dari pada angin dan lebih
banyak daripada sedotan?
Yudhistira: Ibu lebih berat dari pada bumi; Ayah seseorang lebih tinggi dari pada gunung. Pikiran lebih cepat dari angin dan
kekhawatiran kita lebih banyak daripada sedotan.
Pertanyaan keenam dari Yaksha: Siapa teman seorang musafir? Siapakah teman orang yang sakit dan orang yang sedang sekarat?
Yudhistira: Teman seorang musafir adalah rekannya. Dokter adalah teman seseorang yang sakit dan teman pria yang sekarat adalah
orang amal.
Pertanyaan ketujuh Yaksha: Apa yang ketika ditinggalkan membuat orang dicintai? Apa yang ditolak itu membuat bahagia dan kaya?
Yudhistira: Kebanggaan, jika ditolak membuat orang dicintai; dengan meninggalkan keinginan seseorang menjadi kaya raya; Dan
untuk meninggalkan ketamakan adalah untuk mendapatkan kebahagiaan.
Pertanyaan kedelapan: Musuh apa yang tak terkalahkan? Apa yang merupakan penyakit yang tak tersembuhkan? Orang macam apa
yang mulia dan apa yang salah?
Yudhistira: Kemarahan adalah musuh yang tak terkalahkan. Kekerdilan merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Dia mulia
yang menginginkan kesejahteraan semua makhluk. Pertanyaan kesembilan Yaksha: Siapa yang benar-benar bahagia? Apa keajaiban
terbesar? Apa jalannya dan apa dharma?
Yudhistira: Siapa yang tidak memiliki hutang benar-benar bahagia. Hari demi hari banyak orang mati, namun keinginan orang untuk
hidup selamanya. Ya Tuhan, apa yang bisa menjadi keajaiban yang lebih besar? Argumen tidak menghasilkan kesimpulan tertentu,
orang Srutis (ahli Weda Sruti-red) berbeda satu sama lain; Bahkan tidak ada satu pun Resi yang pendapatnya dapat diterima oleh
semua orang; Kebenaran tentang dharma dan tugas disembunyikan di gua-gua hati kita: oleh karena itu, hanya itu jalan yang harus
ditempuh orang besar. Dunia ini penuh dengan ketidaktahuan seperti sebuah panci. Matahari adalah api, hari dan malam adalah
bahan bakar. Bulan dan musim merupakan sendok kayu. Waktu adalah juru masak yang memasak semua makhluk di panci itu
(dengan bantuan seperti itu).
339
Dan tentang Brahmana Yudhistira menjawab, “Dengar, O Yaksha! Itu bukan kelahiran, juga bukan karena belajar, atau pelajar, itulah
penyebab kebrahmanaan, tanpa diragukan lagi, ini adalah perilaku yang membentuknya. Perilaku seseorang harus selalu dijaga
dengan baik, terutama oleh seorang Brahmana. Dia yang mempertahankan tingkah lakunya yang tidak terganggu, tidak akan perna
merusak dirinya sendiri. Guru dan murid sebenarnya, semua orang yang mempelajari tulisan suci, jika kecanduan kebiasaan jahat,
dianggap sebagai orang-orang yang buta huruf. Dia hanya belajar yang melakukan tugas agamanya. Dia bahkan yang telah
mempelajari empat Veda ini dianggap sebagai orang jahat yang hampir tidak dapat dibedakan dari Sudra jika tingkah lakunya tidak
benar. Dia hanya yang melakukan Agnihotra dan memiliki indra yang terkendali disebut seorang Brahmana.
Pada sumber-sumber lain percakapan Yaksha dan Yudhistira juga disertai percakapan sebagai berikut. Yaksha bertanya, “Dengan apa
dunia diselimuti? Apa itu karena sesuatu tidak dapat ditemukan sendiri? Karena apa yang ditinggalkan teman? Dan untuk apa orang
gagal masuk surga?”
Yudhistira menjawab, “Dunia diselimuti oleh kegelapan. Kegelapan tidak mengizinkan sesuatu untuk ditunjukkan pada dirinya sendiri,
dari ketamakan menjadikan teman-teman ditinggalkan dan itu adalah hubungan dengan dunia dimana seseorang gagal masuk surga.”
Yaksha bertanya, “Untuk apa seseorang dianggap telah mati? Untuk apa mungkin sebuah kerajaan dianggap telah mati? Karena
mungkin seorang Sraddha dianggap telah meninggal? Dan untuk apa, sebuah pengorbanan?”
Yudhistira menjawab, “Karena menginginkan kekayaan mungkin seseorang dianggap telah mati. Sebuah kerajaan yang menginginkan
seorang raja dapat dianggap telah mati. Sraddha yang dilakukan dengan bantuan seorang pendeta yang tidak memiliki pembelajaran
dapat dianggap sebagai mati dan pengorbanan yang tidak ada hadiah untuk Brahmana sudah mati.”
Yaksha bertanya, “Apa yang dimaksud dengan jalan, apa yang dikatakan sebagai air? Apa sebagai makanan? Dan apa seperti racun?
Katakan kepada kami juga berapa waktu yang tepat dari seorang Sraddha?”
Yudhistira menjawab, “Mereka yang baik adalah jalannya. Ruang telah dibicarakan sebagai air. Sapi adalah makanan. Permintaan
adalah racun. Dan seorang Brahmana dianggap sebagai waktu yang tepat.”
Yaksha bertanya, “Apa yang telah dikatakan sebagai pertanda asketisme? Dan apakah pengekangan yang sebenarnya? Apa yang
dimaksud dengan pengampunan? Dan apakah rasa malu?’
Yudhishthira menjawab, “Tinggal di dalam agama sendiri adalah asketisme: pengekangan pikiran adalah pengekangan yang benar:
pengampunan terdiri dari bertahan dalam permusuhan, dan rasa malu, dalam menarik diri dari semua tindakan yang tidak patut.”
Yaksha bertanya, “Apa, wahai raja dikatakan sebagai pengetahuan? Apa ketenangan? Apa yang merupakan rahmat? Dan apa yang
disebut kesederhanaan?”
Yudhistira menjawab, “Pengetahuan sejati adalah ketuhanan dari ketuhanan. Ketenangan sejati adalah hati. Rahmat terdiri dalam
berharap kebahagiaan bagi semua orang. Dan kesederhanaan adalah ketenangan hati.’
Yaksha bertanya, “Musuh apa yang tak terkalahkan? Apa yang merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan untuk manusia?
Orang macam apa yang disebut jujur dan tidak jujur?”
Yudhistira menjawab, “Kemarahan adalah musuh yang tak terkalahkan, ketidaksetiaan merupakan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan. Dia jujur yang menginginkan penyatuan semua makhluk.”
Yaksha bertanya, “Apa, ya raja, adalah ketidaktahuan? Dan apakah kebanggaan itu? Apa juga yang harus dipahami dengan
kemalasan? Dan apa yang telah dibicarakan sebagai dukacita?”
Yudhishthira menjawab, “Ketidaktahuan sejati terdiri dari tidak mengetahui tugas seseorang.
Kebanggaan adalah kesadaran akan dirinya sebagai aktor atau penderita dalam kehidupan.
Ketidakmampuan terdiri dari tidak menjalankan tugasnya sendiri, dan ketidaktahuan dalam kesedihan.”
340
DAFTAR ISI
Catatan 300
Konsep 301
trimurti 302
7 tubuh manusia 303
3 kesadaran 304
mendaki gunung kesadaran 305
komponen olah kesadaran 306
sang penguasa 307
jiwa, akal, hati dan raga 308
Bawah Sadar - Subconsious 309
mengolah jiwa 311
cara mengolah jiwa 312
olah jiwa lewat tubuh lain ( 1, 2 dan 4)
olah jiwa lewat tubuh 3 313
sedulur papat, limo pancer
perubahan bentuk jiwa 315
hasil 317
Alam Sadar - Consious 318
kesadaran menengah 320
catantijo@yahoo.com
melatih akal 321
hasil 323
Kesadaran Agung - Superconsious 328
mengolah kesadaran agung 330
sedulur papat - limo pancer 331
chi kung
yoga
tarekat
serat jiwa 333
hasil 336
tiga puncak kesadaran 338
lampiran percakapan yasha & yudhityra 339