NIM : 185010100111050
NO ABSEN : 8
Menimbang : a. bahwa…..;
b. bahwa….;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan hurub perlu
membentuk undang – undang
(peraturan daerah)…
Menimbang : a. bahwa…..;
b. bahwa….;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan hurub perlu
menetapkan peraturan pemerintah
(peraturan presiden ) ……
Konsideran Peraturan Pemerintah pada dasarnya cukup memuat satu
pertimbangan yang berisi uraian ringkas mengenai perlunya
melaksanakan ketentuan pasal atau beberapa pasal dari undang - undang
yang memerintahkan pembuatan peraturan pemerintah.
Konsiderans peraturan pemerintah cukup memuat satu pokok pikiran
yang isinya menunjuk pasal (-pasal) dari undang – undang yang
memerintahkan pembuatannya.
Contoh :
3. Jelaskan secara singkat apa prinsip-prinsip yang mendasar dalam pembuatan konsideran
dasar menimbang, berikan contohnya ( minimal tiga contoh ).
Penjelasan :
Unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan
pembentukannya ini penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis,
sosiologis, dan yuridis.
Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang
meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang
bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum
dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah,
atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat.
Contoh :
PP
N
o Peraturan Tentang
Norma agama, merupakan norma yang berdasarkan ajaran agama dan berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa, misalnya adalah sholat. Orang yang melakukan pelanggaran
terhadap norma agama akan mendapat dosa.
Norma kebiasaan, merupakan norma yang merujuk pada perbuatan yang dilakukan
secara berulang, misalnya adalah membeli oleh-oleh bagi keluarga. Pelanggaran
terhadap norma kebiasaan akan mendapatkan sanksi berupa celaan dan lain
sebagainya.
Norma kesusilaan, merupakan norma yang berasal dari hati agar dapat membedakan
perbuatan baik dan buruk, misalnya adalah hormat kepada orang tua. Sanksi bagi
pelanggar norma kesusilaan adalah pengucilan secara lahir batin.
Norma kesopanan, merupakan norma yang merujuk pada tingkah laku yang dianggap
wajar dalam masyarakat, misalnya adalah mengetuk pintu sambil mengucapkan salam
ketika bertandang ke rumah orang lain. Pelanggaran terhadap norma kesopanan akan
mendapatkan sanksi berupa kritik dan lain-lain.
Norma hukum, merupakan norma yang merujuk pada seperangkat aturan berupa
perintah dan larangan yang dibuat oleh lembaga formal, misalnya adalah melakukan
korupsi. Sanksi bagi pelanggar norma hukum adalah denda, penjara, atau hukuman
mati.
6. Jelaskan secara singkat Jelaskan secara singkat apa perbedaan norma hokum dan norma
non hokum , berikan contohnya
Penjelasan :
(1) Suatu norma hukum bersifat heteronom, dalam arti bahwa norma hukum itu
datangnya dari luar diri seseorang.
Contoh : Dalam hal pembayaran pajak , maka kewajiban itu datangnya bukan
dari diri seseorang tetapi paksaan itu datang dari Negara, sehingga seseorang
harus memenuhi kewajiban tersebut.
Norma lainnya bersifat otonom, dalam arti norma itu datangnya dari dalam diri
seseorang.
Contoh : Apabila seseorang akan menghormati orang tua atau seseorang akan
berdoa, maka hal ini dilakukan karena kehendak dan keyakinan seseorang
tersebut.
(2) Suatu norma hokum dapat dilekati dengan sanksi pidana maupun sanksi
pemaksa secara fisik sedangkan norma lainnya tidak dapat dilekati oleh sanksi
pidana maupun sanksi pemaksa secara fisik
Contoh : Apabila seseorang melanggar norma hokum misalnya menghilangkan
nyawa orang lain maka ia akan dituntut dan dipidana tetapi bila seseorang
melanggar norma lainnya ia tidak dapat dituntut dan dipidana
(3) Dalam norma hokum sanksi pidana atau sanksi pemaksa dilakukan oleh
aparat Negara sedangkan norma lainnya sanksi datang dari diri sendiri
Contoh : Apabila melanggar norma hukum akan berurusan dengan lembaga
kepolisian , lembaga pengadilan dll sedangkan norma lainnya apabila melanggar
norma akan merasa bersalah atau di kucilkan dalam masyarakat, dosa dll
Contoh :
Norma Hukum : A selalu menaati tata tertib lalu lintas seperti memakai helm atau atribut
lainnya yang diharuskan oleh undang – undang agar tidak di tilang oleh
polisi
- Menaati aturan lalu lintas
- Membayar pajak
- Tidak merusak fasilitas umum
- Menaati peraturan dalam undang - undang
- Menaati hukum yang berlaku
Norma Agama : A selalu beribadah dan berdoa dan menuruti perintah agamanya agar tidak
mendapatkan dosa
- Rajin beribadah ataupun mengerjakan sholat lima waktu bagi pemeluk agama islam, tergantung
konteks ibadah masing-masing agamanya.
- Membaca kitab suci serta mengamalkannya juga di kehidupan sehari-hari.
- Bersikap selalu mendoakan orang lain.
- Tidak berbohong baik secara perkataan ataupun dalam bentuk sikap.
- Tidak mencuri sesuatu yang bukan hak milik kita.
Norma Kebiasaan : A selalu bersikap santun kepada siapapun karena sudah menjadi kebiasaan
sejak kecil.
- pamit pada ortu saat akan berangkat sekolah
- minta maaf saat merasa salah atau hilaf
- minta izin saat akan ber pergian kepada ortu atau teman
- meminta sesuatu harus dengan sopan santun
- jabat tangan dengan teman lama saat bertemu
- saling menyapa kapada siapapun
Norma Kesusilaan : A selalu berpakaian rapih dan sesuai tempat karena sudah menjadi aturan
dalam lingkungan tempat tinggalnya
- Jujur Dalam Bersikap dan Bertingkah Laku.
- Mengembalikan barang yang ditemukan pada pemiliknya.
- Meminta Maaf Saat Melakukan Kesalahan.
- Berpakaian Sesuai Tempat dan Situasi.
- Menghargai dan Menghormati Orang Lain
- Berbicara Hal-Hal yang Baik
Norma Kesopanan : A selalu bersikap sopan kepada orang tua karena dididik dari dia kecil.
- Menghormati orang yang lebih tua.
- Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
- Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
- Tidak meludah di sembarang tempat.
- Tidak menyela pembicaraan.
- Berpakaian dengan sopan dan santun