Anda di halaman 1dari 9

NAMA : KARIM RESNANGMADITA MAHKS

NIM : 185010100111050

NO ABSEN : 8

UTS HPPU SEMESTER GANJIL 2020


1. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan dapat
memberikan rasa keadilan dan mencerminkan keingingan masyarakat Jelaskan secara
singkat mengapa demikian dan apa manfaat dari partisipasi masyarakat dalam
pembentukan peraturan perundang – undangan.
 Penjelasan :
Pembentukan peraturan perundang-undangan harus dapat memberikan rasa
keadilan dan mencerminkan keinginan masyarakat dengan terdapatnya peran serta
atau keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan pembentukan peraturan
perundangan mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi pelaksanaan peraturan
perundangan.
Pasal 96 UU 12/2011 mengatur mengenai partisipasi masyarakat dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan:
(1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
(2) Masukan secara lisan dan/atau tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan melalui:
a. rapat dengar pendapat umum;
b. kunjungan kerja;
c. sosialisasi; dan/atau
d. seminar, lokakarya, dan/atau diskusi.
(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang perseorangan atau
kelompok orang yang mempunyai kepentingan atas substansi Rancangan Peraturan
Perundang-undangan.
(4) Untuk memudahkan masyarakat dalam memberikan masukan secara lisan dan/atau
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap Rancangan Peraturan Perundang-
undangan harus dapat diakses dengan
mudah oleh masyarakat.
 Manfaat :
1. Meningkatkan kualitas keputusan / kebijakan yang diambil
2. Menciptakan kesadaran politik
3. Pembelajaran proses demokratisasi
4. Menciptakan masyarakat yang bertanggung jawab
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
6. Sarana komunikasi masyarakat dan pemerintah.
2. Dalam konsideran peraturan perundang-undangan khususnya dasar mengingat di dalam
tehnis penulisannya harus menggunakan cara yang benar.
Bagaimana cara penulisan yang benar tersebut , jelaskan pendapat saudara
 Penjelasan :
 Konsiderans diawali dengan kata menimbang
 Menimbang atau Konsiderans dalam suatu peraturan perundang-
undangan memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan peraturan perundang-
undangan tersebut.
 Pokok-pokok pikiran pada konsiderans Undang-Undang atau Peraturan
Daerah memuat unsur-unsur filosofis, juridis, dan sosiologis yang menjadi
latar belakang pembuatannya.
 Pokok – pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa Peraturan
perundang – undangan dianggap perlu untuk dibuat adalah kurang tepat
karena tidak mencerminkan tentang latar belakang dan alasan dibuatnya
peraturan perundang undangan tersebut
 Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran dirumuskan dalam
rangkaian kalimat yang merupakan kesatuan pengertian
 Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad dan dirumuskan
dalam satu kalimat utuh yang diawali dengan kata "bahwa" yang ditulis
dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;)
Contoh
Menimbang : a. bahwa…..;
b. bahwa….;
c. bahwa….;
  Contoh JIKA KONSIDERANS HANYA MEMUAT 1 (SATU) konsiderans:

Menimbang : a. bahwa…..;

b. bahwa….;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan hurub perlu
membentuk undang – undang
(peraturan daerah)…

• Contoh untuk peraturan perundang – undagan dibawah undang –


undang :

Menimbang : a. bahwa…..;

b. bahwa….;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan hurub perlu
menetapkan peraturan pemerintah
(peraturan presiden ) ……
 Konsideran Peraturan Pemerintah pada dasarnya cukup memuat satu
pertimbangan yang berisi uraian ringkas mengenai perlunya
melaksanakan ketentuan pasal atau beberapa pasal dari undang - undang
yang memerintahkan pembuatan peraturan pemerintah.
 Konsiderans peraturan pemerintah cukup memuat satu pokok pikiran
yang isinya menunjuk pasal (-pasal) dari undang – undang yang
memerintahkan pembuatannya.

Contoh :

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 58


Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, perlu menetapkan Peraturan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang …

3. Jelaskan secara singkat apa prinsip-prinsip yang mendasar dalam pembuatan konsideran
dasar menimbang, berikan contohnya ( minimal tiga contoh ).

 Penjelasan :
Unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan
pembentukannya ini penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis,
sosiologis, dan yuridis.
 Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang
meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang
bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
 Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
 Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum
dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah,
atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat.
 Contoh :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara 


Menimbang    :       
a.      bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan
dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. (Filosofis)
b.      bahwa pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara belum berdasarkan pada
perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan
dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki calon dalam rekrutmen,
pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan sejalan dengan tata kelola
pemerintahan yang baik. (Sosiologis)
c.      bahwa untuk mewujudkan aparatur sipil negara sebagai bagian dari reformasi
birokrasi, perlu ditetapkan aparatur sipil negara sebagai profesi yang memiliki
kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam
pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara; (Yuridis)
d.      bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sudah tidak sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global
sehingga perlu diganti;
e.      bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Aparatur Sipil
Negara.

2. : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


 
Menimbang :
a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional, perlu didukung oleh kelembagaan perekonomian yang kokoh dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat;(Filosofis)
b. bahwa dalam rangka lebih meningkatkan pembangunan perekonomian nasional dan
sekaligus memberikan landasan yang kokoh bagi dunia usaha dalam menghadapi
perkembangan perekonomian dunia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di
era globalisasi pada masa mendatang, perlu didukung oleh suatu undang-undang yang
mengatur tentang perseroan terbatas yang dapat menjamin terselenggaranya iklim
dunia usaha yang kondusif;(Sosiologis)
c. bahwa perseroan terbatas sebagai salah satu pilar pembangunan perekonomian
nasional perlu diberikan landasan hukum untuk lebih memacu pembangunan nasional
yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan;(Yuridis)
d. bahwa Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dipandang
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat
sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf
c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas.

3. Undang – undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang – Undangan
Menimbang:
a. bahwa untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum, negara berkewajiban
melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana,
terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin
perlindungan hak dan kewajiban segenap rakyat Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (Filosofis)
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan perundang-undangan
yang baik, perlu dibuat peraturan mengenai pembentukan peraturan perundang-
undangan yang dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan
standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang membentuk peraturan
perundang-undangan; (Sosiologis)
c. bahwa dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundangundangan masih terdapat kekurangan dan belum dapat
menampung perkembangan kebutuhan masyarakat mengenai aturan
pembentukan peraturan Perundang-undangan yang baik sehingga perlu diganti;
(Yuridis)
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.

4. Jelaskan secara singkat apa perbedaan dimaksud dengan Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-undang dan Peraturan Pemerintah , berikan contohnya.
 Penjelasan :
 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) dalam angka 4 pasal
1 UUNo.12 Tahun 2011 disebutkan bahwa: Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa . Sedangkan Yang
dimaksud dengan Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya (Pasal 1 angka 5) UU No.12 Tahun 2011. Yang membedakan adalah
pembentukkan Perpu dapat dilakukan apabila terjadi hal ihwal kegentingan yang
memaksa sedangkan PP dapat dilakukan apabila terdapat undang – undang yang
menjadi induknya tetapi walapun demikian suatu Peraturan Pemerintah dapat
dibentuk meskipun dalam Undang-Undangnya tidak ditentukan secara tegas
supaya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.. Kemudian Perpu dapat
menjadi undang apabila disetujui oleh DPR sedangkan PP tidak dapat menjadi
undang – undang karena hanya untuk mempertegas ketentuan undang – undang
induknya. Dan dalam hierarki perundang – undangan Perpu lebih tinggi
tingkatannya dibandingkan PP yang membuat terdapatnya asas lex inferior
derogat lex superior.
 Contoh :
 PERPU

Nomor Perppu Tentang

Penangguhan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun


No. 1 Tahun 2005
2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan


No. 2 Tahun 2005 Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan
Nias Provinsi Sumatera Utara.

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


No. 3 Tahun 2005
Pemerintah Daerah.

 PP

N
o Peraturan Tentang

1 PP NO. 1 TAHUN PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS


2020

2 PP NO. 2 TAHUN JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA


2020 BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN
SOSIAL

3 PP NO. 3 TAHUN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH


2020 NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG KEPEMILIKAN
ASING PADA PERUSAHAAN PERASURANSIAN
5. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara senantiasa terdapat norma 2 yang
diberlakukan , jelaskan secara singkat bagaimana berlakunya norma dalam masyarakat
 Penjelasan :

Dalam setiap kelompok masyarakat terdapat macam-macam norma sebagai suatu


pedoman bagi anggota masyarakat untuk bertingkah laku agar sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dan apabila melanggar norma-norma tersebut maka akan dikenakan sanksi.
Terdapat beberapa norma yang berlaku dalam masyarakat, yaitu norma agama, norma
kebiasaan, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum.

 Norma agama, merupakan norma yang berdasarkan ajaran agama dan berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa, misalnya adalah sholat. Orang yang melakukan pelanggaran
terhadap norma agama akan mendapat dosa.
 Norma kebiasaan, merupakan norma yang merujuk pada perbuatan yang dilakukan
secara berulang, misalnya adalah membeli oleh-oleh bagi keluarga. Pelanggaran
terhadap norma kebiasaan akan mendapatkan sanksi berupa celaan dan lain
sebagainya.
 Norma kesusilaan, merupakan norma yang berasal dari hati agar dapat membedakan
perbuatan baik dan buruk, misalnya adalah hormat kepada orang tua. Sanksi bagi
pelanggar norma kesusilaan adalah pengucilan secara lahir batin.
 Norma kesopanan, merupakan norma yang merujuk pada tingkah laku yang dianggap
wajar dalam masyarakat, misalnya adalah mengetuk pintu sambil mengucapkan salam
ketika bertandang ke rumah orang lain. Pelanggaran terhadap norma kesopanan akan
mendapatkan sanksi berupa kritik dan lain-lain.
 Norma hukum, merupakan norma yang merujuk pada seperangkat aturan berupa
perintah dan larangan yang dibuat oleh lembaga formal, misalnya adalah melakukan
korupsi. Sanksi bagi pelanggar norma hukum adalah denda, penjara, atau hukuman
mati.

6. Jelaskan secara singkat Jelaskan secara singkat apa perbedaan norma hokum dan norma
non hokum , berikan contohnya
 Penjelasan :
(1) Suatu norma hukum bersifat heteronom, dalam arti bahwa norma hukum itu
datangnya dari luar diri seseorang.
Contoh : Dalam hal pembayaran pajak , maka kewajiban itu datangnya bukan
dari diri seseorang tetapi paksaan itu datang dari Negara, sehingga seseorang
harus memenuhi kewajiban tersebut.
Norma lainnya bersifat otonom, dalam arti norma itu datangnya dari dalam diri
seseorang.
Contoh : Apabila seseorang akan menghormati orang tua atau seseorang akan
berdoa, maka hal ini dilakukan karena kehendak dan keyakinan seseorang
tersebut.
(2) Suatu norma hokum dapat dilekati dengan sanksi pidana maupun sanksi
pemaksa secara fisik sedangkan norma lainnya tidak dapat dilekati oleh sanksi
pidana maupun sanksi pemaksa secara fisik
Contoh : Apabila seseorang melanggar norma hokum misalnya menghilangkan
nyawa orang lain maka ia akan dituntut dan dipidana tetapi bila seseorang
melanggar norma lainnya ia tidak dapat dituntut dan dipidana
(3) Dalam norma hokum sanksi pidana atau sanksi pemaksa dilakukan oleh
aparat Negara sedangkan norma lainnya sanksi datang dari diri sendiri
Contoh : Apabila melanggar norma hukum akan berurusan dengan lembaga
kepolisian , lembaga pengadilan dll sedangkan norma lainnya apabila melanggar
norma akan merasa bersalah atau di kucilkan dalam masyarakat, dosa dll

 Contoh :

 Norma Hukum : A selalu menaati tata tertib lalu lintas seperti memakai helm atau atribut
lainnya yang diharuskan oleh undang – undang agar tidak di tilang oleh
polisi
- Menaati aturan lalu lintas
- Membayar pajak
- Tidak merusak fasilitas umum
- Menaati peraturan dalam undang - undang
- Menaati hukum yang berlaku
 Norma Agama : A selalu beribadah dan berdoa dan menuruti perintah agamanya agar tidak
mendapatkan dosa
- Rajin beribadah ataupun mengerjakan sholat lima waktu bagi pemeluk agama islam, tergantung
konteks ibadah masing-masing agamanya.
- Membaca kitab suci serta mengamalkannya juga di kehidupan sehari-hari.
- Bersikap selalu mendoakan orang lain.
- Tidak berbohong baik secara perkataan ataupun dalam bentuk sikap.
- Tidak mencuri sesuatu yang bukan hak milik kita.
 Norma Kebiasaan : A selalu bersikap santun kepada siapapun karena sudah menjadi kebiasaan
sejak kecil.
- pamit pada ortu saat akan berangkat sekolah
- minta maaf saat merasa salah atau hilaf
- minta izin saat akan ber pergian kepada ortu atau teman
- meminta sesuatu harus dengan sopan santun
- jabat tangan dengan teman lama saat bertemu
- saling menyapa kapada siapapun
 Norma Kesusilaan : A selalu berpakaian rapih dan sesuai tempat karena sudah menjadi aturan
dalam lingkungan tempat tinggalnya
- Jujur Dalam Bersikap dan Bertingkah Laku.
- Mengembalikan barang yang ditemukan pada pemiliknya.
- Meminta Maaf Saat Melakukan Kesalahan.
- Berpakaian Sesuai Tempat dan Situasi.
- Menghargai dan Menghormati Orang Lain
- Berbicara Hal-Hal yang Baik
 Norma Kesopanan : A selalu bersikap sopan kepada orang tua karena dididik dari dia kecil.
- Menghormati orang yang lebih tua.
- Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
- Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
- Tidak meludah di sembarang tempat.
- Tidak menyela pembicaraan.
- Berpakaian dengan sopan dan santun

Anda mungkin juga menyukai