Anda di halaman 1dari 15

DISPARITAS PUTUSAN HAKIM TERKAIT PEMBERHENTIAN

TIDAK DENGAN HORMAT PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG


MELAKUKAN TINDAK PIDANA KORUPSI
(Studi Putusan Nomor: 43/G/2019/PTUN-SRG Dan Putusan
Nomor: 11/G/2019/PTUN.JBI)

Disusun Oleh :
Karim Resnangmadita Mahks
185010100111050
Latar Belakang Masalah

Pegawai Negeri Sipil merupakan suatu instrumen negara yang


melayani kepentingan publik dan memiliki peran dalam merealisasikan
penyelenggaraan tugas Pemerintahan dalam mewujudkan tujuan
nasional.

Dalam menjalankan fungsi dan tugas – tugas profesinya, seorang


Pegawai Negeri Sipil terkadang melakukan tindakan – tindakan yang tidak
cermat dan keliru yang dapat berujung dengan penyalahgunaan
wewenang jabatannya dan hal itu dapat berakhir dengan pemberhentian
tidak dengan hormat terhadap Pegawai Negeri Sipil.
Terkait dengan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil tidak dengan hormat, hal itu diatur dalam Pasal 87 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Juncto Pasal 250 Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil, yang menjelaskan bahwa :

PNS diberhentikan tidak dengan hormat apabila:


a.melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b.dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan;
c.menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d.dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan
dengan berencana.
Proses pemberhentiannya dijelaskan dalam Pasal 252 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, yang menjelaskan bahwa :
“Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam pasal 250 huruf b dan huruf d dan Pasal 251 ditetapkan terhitung mulai
akhir bulan sejak putusan pengadilan atas perkaranya yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.”
Pemerintah terkait hal ini menerbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Badan Kepegawaian Negara Nomor: 15 Tahun 2018 tentang Penegakan Hukum
Terhadap Pegawai Negeri Sipil Yang Telah Dijatuhi Hukuman Berdasarkan Putusan Pengadilan Yang Berkekuatan Hukum Tetap
Karena Melakukan Tindak Pidana Kejahatan Jabatan Atau Tindak Pidana Kejahatan Yang Ada Hubungannya Dengan Jabatan.
Dalam SKB tersebut diamanatkan:

a. Penjatuhan sanksi berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS oleh PPK dan Pejabat yang berwenang
kepada PNS yang telah dijatuhi hukuman berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak kejahatan jabatan atau tindak pidana yang ada hubungannya dengan jabatan, paling lambat Desember
2018;

b. Penjatuhan sanksi kepada PPK dan Pejabat yang berwenang yang tidak melaksanakan penjatuhan sanksi sebagaimana
dimaksud pada huruf a.

Akibat dari diterbitkannya SKB tersebut, para PPK dan PyB mulai menjatuhkan sanksi berupa PTDH PNS yang telah
berkekuatan hukum tetap karena apabila tidak dilakukan maka para Pejabat tersebut akan dikenakan penjatuhan sanksi
administratif. Hal ini dialami pada perkara putusan nomor 43/G/2019/PTUN-SRG dan putusan nomor 26/G/2018/PTUN.JBI.
Dimana Walikota Tangerang Selatan dalam putusan nomor: 43/G/2019/PTUN-SRG dan Bupati Tanjung Jabung Timur dalam
putusan nomor: 26/G/2018/PTUN.JBI menjatuhkan sanksi berupa PTDH PNS yang telah berkekuatan hukum tetap kepada PNS
yang melakukan tindak pidana korupsi.
Putusan nomor : Putusan nomor :
43/G/2019/PTUN-SRG 26/G/2018/PTUN.JBI
 Penggugat : H. Dadang, S,IP., M. EPID  Penggugat : ABD Manan, SPd
 Tergugat : Walikota Tanggerang Selatan  Tergugat : Bupati Tanjung Jabung Timur
 Objek Sengketa : Surat Keputusan  Objek Sengketa : Keputusan Bupati
Walikota Tangerang Selatan Nomor : Tanjung Jabung Timur Nomor 579 Tahun
863/Kep.336-Huk/2018, Tentang 2018 Tentang Pemberhentian Tidak
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri
Sebagai Pegawai Negeri Sipil Kepada H. Sipil kepada ABD Manan, SPd tanggal 28
Dadang, S,IP., M. EPID yang dibuat atas Agustus 2018 atas dasar Putusan
dasar Putusan Pengadilan TIPIKOR pada Mahkamah Agung RI Nomor 2477/
Pengadilan Negeri Serang Nomor Pid.Sus /2011.
13/Pid.Sus-TPK/2015/PN.Srg tanggal 24  Hakim mempertimbangkan bahwa objek
Agustus 2015. sengketa tidak berlaku surut dan
 Hakim mempertimbangkan bahwa objek menghasilkan putusan yang menolak
sengketa berlaku surut dan menghasilkan gugatan penggugat.
putusan yang mengabulkan gugatan
penggugat
Orisinalitas Penelitian

Nama dan Asal Instansi Judul dan Tahun Penelitian Rumusan Masalah

Andi Harun Ansori, Fakultas Hukum, Universitas Gunung PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) 1. Apa saja sanksi yang dapat diterapkan kepada
Rinjani YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA KORUPSI Aparatur Sipil Negara (ASN) yang melakukan
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 tindakan pidana dalam jabatan?
TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA 2. Apa saja upaya hukum yang dilakukan
(ASN) terhadap sanksi yang diterimanya?

Tahun 2019

Muhammad Ikhsan Sapa, Fakultas Syariah Dan Hukum,


STUDI ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN 1. Bagaimanakah pertimbangan hakim terhadap
Universitas Islam Negeri Alauddin
TATA USAHA NEGARA TENTANG SENGKETA Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor.
KEPEGAWAIAN NOMOR.47/G/2015/PTUN.MKS 821.23.160-2015 pada Putusan
(Suatu Tinjauan Atas Siyāsah Syar’iyah) Nomor.47/G/2015/PTUN.Mks?
2. Bagaimanakah pandangan siyāsah syar’iyah
terhadap Surat Keputusan Walikota Makassar
Tahun 2017 Nomor.821.23.160-2015 pada Putusan
Nomor.47/G/2015/PTUN.Mks?

Muhammad Qhadri, Fakultas Hukum, Universitas


PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL TIDAK 1. Bagaimana Pemberhentian PNS tidak dengan
Andalas
DENGAN HORMAT (STUDI KASUS PEMBERHENTIAN hormat (Studi pada Surat Keputusan Bupati
SYAFRI M., S.PT. BERDASARKAN SURAT Tanah Datar Nomor 862/151/BKPSDM2018)?
KEPUTUSAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2. Bagaimana konsekuensi hukum dari
Pemberhentian PNS Tidak dengan Hormat ?
862/151/BKPSDM-2018)
 
Tahun 2020
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Rumusan Masalah : Tujuan Penelitian :

1. Apa yang menjadi dasar pertimbangan 1. Untuk mengetahui dasar pertimbangan


hakim dalam mengadili perkara pada hakim dalam mengadili perkara pada
putusan nomor: 43/G/2019/PTUN-SRG putusan nomor: 43/G/2019/PTUN-SRG
dan Putusan nomor: dan Putusan nomor:
26/G/2018/PTUN.JBI ? 26/G/2018/PTUN.JBI.

2. Bagaimana implikasi hukum terjadinya 2. Untuk mengetahui implikasi hukum


disparitas putusan hakim terhadap terjadinya disparitas putusan hakim
pemberhentian tidak dengan hormat terhadap pemberhentian tidak dengan
Pegawai Negeri Sipil ? hormat Pegawai Negeri Sipil.
Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis Manfaat Praktis


 Hasil penelitian ini diharapkan dapat BagiMahasiswa dan Akademisi
memberikan kontribusi pemikiran akan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

keilmuan hukum khususnya terkait media pembelajaran bagi mahasiswa dan kaum
dengan proses penyelesaian perkara akademisi di bidang hukum khususnya terkait
dengan proses penyelesaian perkara PTDH PNS
PTDH PNS yang melakukan tindak pidana
yang melakukan tindak pidana korupsi di PTUN.
korupsi di PTUN.
BagiPraktisi Hukum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan rujukan bagi praktisi hukum ketika sedang
beracara di PTUN.

Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

pemerintah dalam membuat surat keputusan
PTDH PNS yang sesuai dengan peraturan
perundang – undangan.
Kajian Pustaka

Kajian Umum Tentang Disparitas Putusan


Kajian Umum Tentang Putusan Hakim
Kajian Umum Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Kajian Umum Tentang Pegawai Negeri Sipil
Kajian Umum Tentang Tindak Pidana Korupsi
Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
 Penelitian hukum normatif

2. Pendekatan Penelitian
 Pendekatan undang-undang (statue approach)
 Pendekatan kasus (case approach).
3. Jenis dan Sumber Bahan Hukum
 Bahan Hukum Primer
1) Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan ;
2) Undang–Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
3) Undang – Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang –
Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
4) Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang – Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
5) Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil;

 Bahan Hukum Sekunder


Bahan hukum sekunder yaitu berupa buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-
jurnal hukum dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.
4. Teknik Penelusuran Bahan Hukum 5. Teknik Analisis Bahan Hukum
 Teknik pengumpulan data yang dilakukan  Teknik analisis bahan hukum dengan
adalah studi pustaka terhadap data menggunakan metode deduktif
sekunder yang kemudian dikelompokkan (Menganalisis data – data yang bersifat
menjadi bahan-bahan hukum, baik bahan umum kemudian menarik kesimpulan
hukum primer dan bahan hukum menjadi data yang bersifat khusus).
sekunder.
Definisi Konseptual

1. Disparitas Putusan : Penerapan kaidah hukum yang berbeda-beda yang menghasilkan putusan yang berbeda dalam menyelesaikan
kasus yang serupa.

2. Putusan Hakim : pernyataan yang oleh Hakim, sebagai pejabat Negara yang diberikan kewenangan untuk itu, diucapkan di dalam
persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan perkara atau sengketa antara para pihak.

3. Peradilan Tata Usaha Negara : Peradilan yang diberikan kewenangan untuk menyelesaikan sengketa yang muncul di bidang
administrasi dan kepegawaian atau sengketa yang terjadi antara pejabat administrasi dengan seseorang atau badan hukum perdata sebagai
akibat dari dikeluarkannya atau tidak dikeluarkannya keputusan.

4. Keputusan Tata Usaha Negara : Penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

5. Pegawai Negeri Sipil : Warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

6. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Tidak Dengan Hormat : Pemberhentian yang menyebabkan yang Pegawai Negeri Sipil
bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil dan tidak diberikan hak – hak kepegawaiannya yang salah satunya
adalah hak pensiun.

7. Tindak Pidana Korupsi : Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan
kewajiban resmi dan hak – hak dari pihak – pihak lain, secara salah menggunakan jabtannya atau kewenangannya untuk mendapatkan suatu
keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bersamaan dengan kewajibannya dan hak – hak dari pihak lain.
Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


Bab ini memuat definisi dan kajian umum tentang Disparitas Putusan Hakim, Putusan Hakim,
Peradilan Tata Usaha Negara, Pegawai Negari Sipil dan Tindak Pidana Korupsi.

BAB III : PEMBAHASAN


Bab ini memuat pembahasan yang akan menjelaskan mengenai kasus putusan nomor:
43/G/2019/PTUN-SRG dan Putusan nomor: 26/G/2018/PTUN.JBI, dasar pertimbangan hakim
dalam mengadili kedua putusan tersebut dan implikasi hukum terhadap terjadinya disparitas
pada putusan tersebut.

BAB IV : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dari pembahasan yang dipaparkan pada bab sebelumnya, dan
saran – saran dari penulis untuk mengatasi permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai