Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH HUKUM

PENGARUH PERDAGANGAN E-COMMERCE DALAM PERUBAHAN


SOSIAL DAN HUKUM
(Studi Perbandingan Hukum Negara Indonesia dan Negara Timor Leste)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur I dan Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Hukum dan Perubahan Sosial yang Dibina Oleh Dr. Herman
Suryokumoro, S.H., M.S.

Oleh:
KARIM RESNANGMADITA MAHKS
NIM. 236010100111039

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2024
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...............................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................3

C. Tujuan Penelitian..........................................................................3

D. Kajian Teoritis...............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................8

A. Pelaksanaan Perdagangan E-Commerce Di Negara Indonesia Ditinjau dari

Konsep dan Teori Evolusi dan Fungsionalis......................................8

B. Pelaksanaan Perdagangan E- Commerce dan Hukumnya Di Negara Timor

Leste............................................................................................12

BAB III PENUTUP .....................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................16

B. Saran...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................18


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di era modern membuat banyak
pertumbuhan pengguna internet berkembang pesat, hal ini merupakan suatu
kenyataan yang membuat internet menjadi salah satu media bagi pelaku
usaha untuk memperkenalkan dan menjual barang atau jasa ke calon
konsumen dari seluruh dunia. Seorang konsumen yang biasanya membeli
barang atau menyewa layanan dengan fisik pergi ke pasar adalah
dimudahkan mendapatkan barang atau jasa, maka konsumen e-commerce
(Perdagangan Elektronik) lebih mudah lagi dalam mendapatkan barang/jasa.
Potensi dari e-commerce itu sendiri membuat setiap produk atau
layanan yang berjarak sangat jauh dapat dibeli hanya dengan menggunakan
beberapa klik dari konsumen e-commerce. Dengan adanya fenomena
tersebut, yang semakin memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan alat penggerak produktifitas dan efisiensi produsen dari barang
atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai sasaran usaha, maka
pelaksanaan e-commerce ini dipandang sangat penting keberadaannya. 1
Perkembangan perdagangan e-commerce yang semakin pesat
membawa dampak bagi negara baik secara mikro maupun makro yang
sangat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian pada suatu negara
terkhususnya Indonesia. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia transaksi elektronik diartikan sebagai perbuatan hukum
yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan
atau media eletronik lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1 Angka 2
Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik.2

1
Abdul Halim B, 2009, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi E-commerce
Lintas Negara Di Indonesia, Yogyakarta, FH UII Press, hlm.3-4
2
Pasal 1 Angka 2 Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

1
Pemanfaatan dari e-commerce itu sendiri dalam proses transaksi
bisnis memberikan manfaat kepada pelaku usaha dan konsumen. Salah
satunya yang menjadi alasan popularitas transaksi melalui e-commerce
dibandingkan dengan metode perdagangan konvensional adalah karena
transaksi ini cepat, mudah, dan lebih ekonomis. Tidak hanya itu, penjualan
melalui platform e- commerce juga memberikan keuntungan pada konsumen
dalam hal efisiensi waktu dan ekonomi.
Dari hasil riset penelitian oleh layanan manajemen konten Hootsuite
dan dari agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam laporannya
berjudul “Digital 2022” terdapat 4,95 miliar pengguna internet di dunia
dengan 204,7 juta merupakan pengguna internet dari Indonesia. Hampir dari
semua pengguna internet yang berasal dari Indonesia tersebut mengakses
internet menggunakan perangkat seluler yaitu sekitar 94,1% dari pengguna
internet Indonesia tahun 2022 dan rata-rata pengguna menghabiskan 4 jam
56 menit mengakses internet menggunakan perangkat seluler. Kemudian,
sebanyak 60,6% pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun yang
mengakses internet ternyata memilih untuk membeli produk atau pelayanan
jasa secara online pada platform e-commerce dan 158,7 juta konsumen
Indonesia menggunakan digital payments.3
Kemudian Pada tahun 2022, pasar e-commerce di Asia Tenggara
mencapai total pendapatan sebesar USD 99,5 miliar . Angka tersebut
menunjukkan pertumbuhan 1,8 kali lipat dibandingkan tahun 2020 yang
pendapatannya sebesar USD 54,8 miliar. Indonesia memainkan peran
penting, menyumbang 52% dari total keseluruhan, yaitu sebesar USD 51,9
miliar yang kemudian selanjutnya disusul oleh Thailand dengan 14%
kemudian Filipina dengan 12% dan selanjutnya Vietnam dengan 9% yang
sama dengan Malaysia 9% kemudian yang terakhir Singapura dengan 4%. 4

3
Data Portal, Digital in Indonesia: All the Statistics You Need in 2022. Data Reportal Global
Digital Insights. https://datareportal.com/reports/digital-2022-indonesia diakses pada tanggal 21
Maret 2023
4
Daxueconsulting, E-commerce Asia Tenggara: Menguraikan pasar senilai USD 99,5 miliar,
https://daxueconsulting.com/southeast-asias-e-commerce/ diakses pada tanggal 21 Maret 2023
Apabila dikaitkan dengan negara Timor Leste, dalam data diatas
belum adanya platform e-commerce dari Timor Leste yang cukup besar
untuk memasuki dan mempengaruhi pasar e-commerce di kawasan asia
tenggara hal itu juga membuktikan bahwa salah satu negera berkembang ini
belum melaksanakan perdagangan e-commerce secara maksimal.
Maka berdasarkan hal tersebut, penelitian ini akan menganalisis
terkait pelaksanaan e-commerce di negara Indonesia yang ditinjau dari
beberapa kajian konsep dan teoritis dalam perubahan sosial terkhususnya
teori evolusi dan teori fungsionalis serta penelitian ini akan menjelaskan
mengenai bagaimana pelaksanaan e-commerce serta regulasi yang
mengaturnya di negara berkembang yang terkhususnya negara Timor Leste.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pelaksanaan perdagangan e-commerce di negara
Indonesia ditinjau dari konsep dan teori evolusi dan
fungsionalis?
2) Bagaimana pelaksanaan perdagangan e- commerce dan
hukumnya di negara Timor Leste ?

C. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan perdagangan e-
commerce di negara Indonesia ditinjau dari konsep dan teori
evolusi dan fungsionalis.
2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan perdagangan e- commerce
dan hukumnya di negara Timor Leste.

D. Kajian Teoritis
1. Teori Evolusi
Teori Evolusi digagas oleh tokoh sosiologi yang bernama
August Comte. Teori ini menyatakan bahwa terdapat tiga tahap

3
intelektual yang dijalani dunia ini sepanjang sejarahnya. Yang mana
tiga tahapan perkembangan masyarakat yang dijelaskan oleh Comte,
adalah sebagai berikut : 5

1) Tahap teologis, tahap ini menjadi ciri dunia sebelum


tahun 1300. Selama masa itu, sistem ide utama
dititikberatkan pada kepercayaan bahwa kekuatan
supranatural dan figure-figur religius, yang berwujud
manusia, menjadi akar segalanya. Secara khusus dunia
sosial dipandang sebagai hal yang dibuat Tuhan
2) Tahap metafisika merupakan tahap transisi antara tahap
teologis ke tahap positivistik. Tahap ini ditandai oleh
satu kepercayaan akan hukum-hukum alam yang asasi
yang dapat ditemukan dalam akal budi. Pada tahap ini,
manusia menganggap bahwa pikiran bukanlah ciptaan
zat adikodrati, namun merupakan ciptaan “kekuatan
abstrak”, sesuatu yang benar-benar dianggap ada yang
melekat dalam diri seluruh manusia dan mampu
menciptakan semua fenomena.
3) Tahap positivistik. Pada tahap ini pikiran manusia tidak
lagi mencari ide-ide absolut, yang asli menakdirkan alam
semesta dan yang menjadi penyebab fenomena, akan
tetapi pikiran manusia mulai mencari hukum-hukum
yang menentukan fenomena, yaitu menemukan
rangkaian hubungan yang tidak berubah dan memiliki
kesamaan. Tahap ini ditandai adanya kepercayaan akan
data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir.
Teori evolusi menganggap masyarakat sebagai perkembangan
dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks. Pada
tahap ini, masyarakat percaya bahwa masyarakat yang berada pada
tahap pengembangan yang lebih maju akan lebih progresif daripada
5
George Ritzer dan Douglas J. Goodman,2010, Teori Sosiologi Klasik dan
Postmoderen,Bantul:Kreasi Wacana, ,hal.16
masyarakat lainnya. Akibatnya, teori ini cenderung bersifat etno
sentries karena anggapan bahwa masyarakat modern lebih hebat dari
pada masyarakat-masyarakat sebelumnya.6
Kemudian disini penulis akan menggunakan teori evolusi dari
pemikiran modern yang dicetuskan oleh Talcott Parsons. Seperti teori
tiga tahap perkembangan berpikir manusia manusia yang dicetuskan
oleh Auguste Comte, perbedaan yang signifikan mengenai dua
pemikiran pada era klasik dan modern ini ketika Comte berbicara
mengenai tiga tingkatan pemikiran manusia yang notabenenya berarti
berbicara mengenai internal manusia yang dibagi ke tiga masa tahap
berpikir yaitu teologosi, metafisik, dan positivis. Parsons lebih menelisik
kepada faktor eksternal perubahan yang terjadi pada manusia dan
lingkungannya.
Terdapat 3 tahapan evolusi menurut Parsons, yakni primitif,
pertengahan dan modern. ketika terjadi peralihan dari zaman satu ke
zaman yang lain, terdapat saat saat yang berfungsi sebagai jembatan
bagi pergantian tersebut. peralihan dari masa primitif ke pertengahan
ditandai munculnya bahasa tertulis, sedangkan pada peralihan dari
masa pertengahan ke modern ditandai dengan adanya sistem hukum
formal.7

2. Teori Fungsionalis
Teori fungsional adalah istilah teori yang berasal dari Bahasa
Inggris “functional theory” yang berusaha secara fungsionalisme
dengan melacak faktor penyebab perubahan sosial masyarakat sampai
ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi
memengaruhi kehidupan mereka.8

6
George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi,Kreasi Wacana, Bantul 2014, hlm 265
7
Satjipto Rahardjo, Hukum dan Perubahan Sosial (Satuan teoritis serta pengalaman-
pengalaman di Indonesia), Genta Publishing, yogyakarta 2009, hlm. 45
8
Fahcri Aska, Teori Fungsionalisme Dilihat Dari Sudut Pandang Antropologi Hukum,
UNIVERSITAS EKASAKTI AAI-PADANG, Padang, 2022, Hlm 4

5
Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu
August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran
struktural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu
menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari
organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut
merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat
bertahan hidup.
Teori Fungsionalisme mengajarkan bahwa secara teknis
masyarakat dapat dipahami dengan melihat sifatnya sebagai suatu
analisis sistem sosial, dan subsistem sosial, dengan pandangan bahwa
masyarakat pada hakekatnya tersusun kepada bagian-bagian secara
struktural, dimana dalam masyarakat ini terdapat berbagai sistem-
sistem dan faktor-faktor yang satu sama lain mempunyai peran dan
fungsinya masing-masing, saling berfungsi, dan mendukung dengan
tujuan agar masyarakat dapat terus bereksistensi, dimana tidak ada
satu bagian pun dalam masyarakat yang dapat dimengerti tanpa
mengikutsertakan bagian yang lain dan jika salah satu bagian
masyarakat yang berubah akan terjadi gesekan-gesekan ke bagian lain
dari masyarakat ini. 9
Functionalist (Para penganut pendekatan fungsional) melihat
masyarakat dan lembaga-lembaga sosial sebagai suatu sistem yang
seluruh bagiannya saling tergantung satu sama lain dan bekerja sama
menciptakan keseimbangan (equilibrium). Mereka memang tidak
menolak keberadaan konflik di dalam masyarakat, akan tetapi mereka
percaya benar bahwa masyarakat itu sendiri akan mengembangkan
mekanisme yang dapat mengotrol konflik yang timbul. Inilah yang
menjadi pusat perhatian analisis bagi kalangan fungsionalis. 10
Maka dapat disimpulkan, menurut teori ini, masyarakat
merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau

9
Ibid
10
L.B wirawan, “Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma: fakta sosial. Definisi sosial, dan
perilaku sosial”, Cet. 3, Jakarta: Pranamedia Group, 2014, hlm.41.
elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan.
Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan
pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah setiap struktur
dalam sistem sosial fungsional terhadap yang lain. Sebalikya, kalau
tidak fungsioanal maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang
dengan sendirinya. Secara ekstrem penganut teori ini beranggapan
bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi
suatu masyarakat.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Perdagangan E-Commerce Di Negara Indonesia


Ditinjau dari Konsep dan Teori Evolusi dan Fungsionalis
1. Perdagangan E-Commerce Di Negara Indonesia Ditinjau Dari
Konsep Dan Teori Evolusi
Perdagangan e-commerce apabila ditinjau dari konsep dan teori
evolusi oleh Talcott Parsons, tahapan perubahan atau evolusi akan
terbagi menjadi 3 (tiga) tahap yakni primitif, pertengahan dan modern.
Maka tahapan tersebut apabila dikaitkan dengan perdangan di
Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1) Tahap Primitif
Di tahap ini, perdagangan menggunakan sistem
barter, barter adalah metode transaksi yang dilakukan
dengan cara menukar barang yang sama nilainya. Sistem
barter di Indonesia sudah ada sejak tahun 6000 SM yang
konon diperkenalkan oleh suku Mesopotamia. Beberapa
daerah di Indonesia masih menggunakan sistem
perdagangan ini sampai sekarang seperti di Pasar Flores,
Nusa Tenggara Timur, Alor Nusa Tenggara Timur dan
Pasar Terapung Kalimantan Selatan.11
2) Tahap Pertengahan
Di tahap ini, muncul alat pembayaran yang
disebut uang. Uang terbagi menjadi 2 (dua) yakni uang
logam dan uang kertas. Uang logam digunakan sejak
sebelum 2000 SM. Namun, standarisasi dan sertifikasinya

11
Widya Lestari, Sejarah Uang dari Barter hingga Sekarang,
https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/02/220000379/sejarah-uang-dari-barter-hingga-
sekarang?page=all#:~:text=Lahirnya%20sistem%20barter&text=Catatan%20sejarah
%20menunjukkan%20bahwa%20sistem,terlibat%20transaksi%20harus%20saling%20bersepakat.
Kompas.com, diakses pada tanggal 22 Maret 2024
baru dilakukan pada sekitar abad ke-7 SM di Turki.
Pemerintah Indonesia pertama kali mengedarkan uang
logam rupiah pada tahun 1951 dan 1952. Koin tersebut
bernilai 5 sen dan 1 sen.
Sedangkan untuk uang kertas pertama kali
dikembangkan pada era Dinasti Tang di China pada abad
ke-7 Masehi. Di Indonesia, uang kertas mulai di cetak
secara resmi oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 17
Oktober 1945, tepat dua bulan setelah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, diluncurkanlah "Oeang
Republik Indonesia" (ORI) untuk pertama kalinya.
Namun, belum sepenuhnya diedarkan. Baru pada
tanggal 10 Oktober 1946, ORI mulai diedarkan untuk
pertama kalinya di Pulau Jawa.12
Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1953 Tentang Penetapan Undang-Undang
Pokok Bank Indonesia, Bank Indonesia menerbitkan dan
mengedarkan untuk pertama kalinya uang rupiah dengan
pecahan Rp5, Rp10, Rp25, Rp50, Rp100, Rp500,dan Rp1
.000.13 Uang – uang yang diterbitkan secara resmi
tersebut digunakan dalam perdagangan konvensional di
Indonesia.
3) Tahap Modern
Tahapan yang terakhir adalah tahap modern,
dengan masifnya penggunakan internet di seluruh dunia
maka hal tersebut memaksa pembentukan sistem
perdagangan baru yang berbasis daring atau online.

12
CNN, Sejarah Uang Kertas Pertama Di Indonesia,
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201029185107-78-564043/sejarah-uang-kertas-pertama-di-
indonesia, Diakses pada tanggal 21 Maret 2024
13
Detik.com, Sejarah Uang Rupiah yang Dicetak Bank Indonesia,
https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6241956/sejarah-uang-rupiah-yang-dicetak-bank-indonesia ,
Diakses pada tanggal 21 Maret 2024

9
Peran pemerintah sebagai upaya mengatur
perkembangan kegiatan e-commerce dan perkembangan
teknologi, yaitu mengenai pajak penghasilan dari
ecommerce salah satunya terwujud dalam surat edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor S-429/PJ.22/1998
tertanggal 24 Desember 1998 tentang Himbauan Kepada
Wajib Pajak yang Melakukan Transaksi Melalui Electronic
Commerce.14
Perlindungan hukum terhadap konsumen dan
penjual merupakan hal yang sangat penting. Pada tahun
2013 hingga 2015 marak terjadi penipuan yang
merugikan konsumen. Tidak adanya jaminan keamanan
yang dibuat pemerintah untuk mengawasi dan mengatur
kegiatan e-commerce. Regulasi yang dibuat pemerintah
terwujud pada aturan pasal 2 Undang – Undang Nomor 8
tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang
dirumuskan sebagai berikut “Perlindungan konsumen
berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan
dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum”. 15
Pada tahun 2008, ketika e-commerce mulai
ramai, pemerintah menerbitkan Undang – Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik atau yang dikenal UU ITE. Pada Undang-
Undang tersebut menyebutkan bahwa mengatur segala
hal yang mengenai transaksi elektronik, salah satunya
ialah kegiatan transaksi jual beli online.16
Kemudian pada tanggal 25 November 2016 UU
ITE diperbarukan dengan Undang-Undang Nomor 19

14
Tutik Mustajibah, Dinamika E-Commerce Di Indonesia Tahun 1999-2015, AVATARA, E-Journal
Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021, Hlm 5
15
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
16
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik
Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik dan mengalami perubahan kedua dengan
diubah dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.

2. Perdagangan E-Commerce Di Negara Indonesia Ditinjau Dari


Konsep Dan Teori Fungsionalis
Teori Fungsionalis secara umum memandang masyarakat
merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau
elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan.
Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan
pula terhadap bagian yang lain.
Apabila dikaitkan dengan perdagangan elektronik atau
perdagangan e-commerce maka dapat dilihat bahwa perubahan yang
terjadi pada suatu bagian didalam sistem masyarakat maka akan
merubah bagian lainnya, dalam hal ini dengan adanya sistem jaringan
internet membuat seseorang dapat berhubungan dengan orang atau
kelompok lainnya tanpa harus bertemu langsung dengan pihak
tersebut tersebut.
Sistem Jaringan internet tersebut telah merubah bagian tertentu
dalam kehidupan masyarakat yakni bersosialisasi yang sebelumnya
harus bertemu langsung setelah adanya jaringan internet maka
bersosialisasi tidak harus bertemu langsung, kemudian hal itu juga
dapat dikaitkan dengan perdagangan yang sebelumnya harus dilakukan
secara konvensional sekarang dapat dilakukan secara online dalam
bentuk perdagangan e-commerce.
Menurut pandangan teori Fungsionalis, setiap perubahan yang
dipandang bermanfaat oleh masyarakatnya (fungsional) akan diterima,

11
dan sebaliknya apabila dianggap tidak berguna (disfungsional) akan
ditolak masyarakat. Maka apabila perdagangan e-commerce yang
dilihat sekarang ini berkembang secara masif yang dapat dilihat dalam
data Daxueconsulting pada tahun 2022, pasar e-commerce di Asia
Tenggara mencapai total pendapatan sebesar USD 99,5 miliar dengan
dikuasai oleh Indonesia yang menyumbang 52% dari total
keseluruhan, yaitu sebesar USD 51,9 miliar. Hal tersebut dapat
dikatakan bahwa perdagangan e-commerce yang ditinjau secara
fungsionalis dapat dikatakan merupakan perubahan yang dipandang
bermanfaat oleh masyarakat (fungsional).

B. Pelaksanaan Perdagangan E-Commerce Dan Hukumnya Di


Negara Timor Leste
Timor-Leste merupakan Negara merdeka dan berdaulat yang
mempunyai Konstitusi yang bernama Undang-undang Dasar Republik
Demokratik Timor Leste tahun 2002 (CRDTL) yang ditetapkan pada tanggal
20 Mei 2002, mengamanatkan bahwa cita-cita bangsa dan Negara adalah
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Bagi Negara yang
baru merdeka ini tentu bukanlah hal yang mudah untuk menempuh
kesejahteraan masyarakatnya. Untuk membuat suatu aturan dan kebijakan
harus butuh pemikiran yang sangat tajam dan kritis sehingga bisa
menghasilkan peraturan yang bermanfaat bagi Negara dan masyarakatnya.
Negara Timor Leste masih belum memiliki peraturan yang spesifik
mengatur mengenai e-commerce, akan tetapi negara ini memiliki beberapa
aturan mengenai perdagangan jual-beli dan perlindungan terhadap
konsumen yang melakukan perdagangan tersebut. Peraturan – peraturan
tersebut antara lain sebagai berikut :17

17
Eugenia Brandao Da Silva, Pengaturan Perlindungan Konsumen Di Timor Leste Dan
Indonesia (Suatu Studi Perbandingan Hukum), Tesis, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2016, hlm 42
1) Resolucões do Parlamento nemuro 6/III/3/2016; Artigo 6 atau
Keputusan Parlemen Nomor 6/III/3/2016 Pasal 6 yang menjelaskan
bahwa:
“Barang yang ditempatkan dan untuk diperjualjualkan di pasar harus
memenuhi standardan kuaklitas yang baik sehingga tidak menimbulkan
resiko bagi kesehatan konsumen. Bagi penjual barang, atau disebut
pelaku usaha memaksa dalam hal apapun untuk memberikan informasi
yang diperlukan oleh konsumen sehingga bagi konsumen
menggunakan barang/jasa dengan baik dan bagi pelaku usaha akan
terhindar dari masalah hukum.”

2) Formacão da educacão artigo 7 atau Peraturan Pembentukan


Pendidikan Konsumen Pasal 7 yang menjelaskan bahwa:
“Negara adalah tanggung jawab penuh untuk mempromosikan
pendidikan bagi konsumen, dengan menggunakan antara lain melalui ;
sarana teknologi dalam mengembangkan dan mengambil langkah-
langkah untuk pelatihan dan pendidikan konsumen.”

3) Protecão contra a publicidade enganosa e abusive artigo 11 atau


Peraturan Perlindungan terhadap iklan yang menyesatkan dan kasar
pasal 11 yang menjelaskan bahwa:
“Negara memberikan perlindungan terhadap konsumen dari iklan yang
menyesatkan bagi pelaku usaha harus mengetahui tentang informasi
itu sehinga tidak dikenakan sanksi dari perilaku yang tidak
menyeyangkan itu.”

4) Decreito Lei numero 28/2011, Regulamento da Indústria e


Comercialização dos Géneros Alimentares atau Keputusan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Regulasi Industri dan Komersialisasi
Jenis Makanan ,yang menjelaskan bahwa:
“Asas perlindungan Konsumen yang memberikan kemanfaatan dalam
kepastian hukum bagi konsumen. Dalam asas kemanfaatan
dimaksudkan untuk mengamanatkan segala sesuatu dalam
menyelenggarakan perlindungan konsumen harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku
usaha secara keseluruhan.”

13
5) Dan yang terakhir mengenai penjelasan dan regulasi mengenai
perdagagan secara umum dijelaskan dalam Código Civi De Timor-Leste
atau KUH Perdata Timor Leste.

Kemudian terkait pelaksanaan e-Commerce di Timor Leste. Timor-


Leste adalah salah satu pasar e-Commerce yang sangat kecil dengan

perkiraan pendapatan sebesar US$48,7 juta pada tahun 2024. pasar e-


Commerce Timor Leste berkontribusi terhadap tingkat pertumbuhan dunia
sebesar 10,4% pada tahun 2024. Seperti di Timor-Leste, penjualan e-
Commerce global diperkirakan akan meningkat pada tahun-tahun
mendatang. Menurut ECDB, terdapat 7 (tujuh) pasar yang dipertimbangkan
dalam pasar eCommerce Timor Leste, yakni antara lain sebagai berikut:
Elektronik adalah pasar terbesar dan menyumbang 24,6% pendapatan
eCommerce Timor Leste. Diikuti oleh Fashion dengan 20,6%, Hobby &
Leisure dengan 19,8%, Furniture & Homeware dengan 11,4%, Produk
Perawatan dengan 8,1%, DIY dengan 7,8%, dan Grocery dengan sisanya
7,7%.18
Timor Leste juga berniat untuk membuat peraturan perundang-
undangan terkait dengan e-commerce berdasarkan rekomendasi dari
Konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perdagangan dan
Pembangunan (UNCTAD) dan rekomendasi tersebut telah diterima baik oleh
pemerintah Timor Leste melalui Menteri Perdagangan dan Perindustrian
Timor Leste yakni Filipus Nino Pereira.19

18
ECDB, Pasar Ecommerce Di Timor-Leste, https://ecommercedb.com/markets/tl/all diakses pada
tanggal 21 Maret 2023
19
Timor Leste Customs Authority, UNCTAD meminta Timor Leste untuk membuat Undang-
Undang eCommerce, https://customs.gov.tl/id/news-and-media/unctad-meminta-timor-leste-untuk-
membuat-undang-undang-ecommerce/ diakses pada 22 Maret 2023
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perdagangan e-commerce di Indonesia apabila ditinjau dari teori
evolusi mengalami perubahan yang signifikan dimulai dengan tahap
pertama yakni tahap primitif yang diawali dengan proses barter
kemudian masuk ke tahap berikutnya yakni tahap pertengahan dengan
penerbitan alat pembayaran seperti uang logam dan uang kertas yang
proses pembayaran jual – beli masih bersifat konvensional dan yang
terakhir yakni tahap modern dimana internet sudah dapat diakses dan
mempermudah proses jual beli dengan perdagangan secara online atau
elektronik (e-commerce) yang salah satu produk hukumnya adalah
Undang – Undang ITE. Kemudian perdagangan e-commerce di
Indonesia apabila ditinjau dari teori fungsionalis maka terjadi
perubahan dari satu bagian yang merubah keseluruhan sistem sosial di
masyarakat, dalam hal ini adalah jaringan internet yang bagian di
masyarakat namun telah berhasil merubah kehidupan di masyarakat
seperti bersosialisasi, perdagangan dan lain-lain.
2. Negara Timor Leste belum memiliki peraturan khusus terkait
perdagangan e-commerce namun Timor Leste telah membuat banyak
regulasi yang mengatur mengenai perdagangan baik bersifat
konvensional maupun modern yang masih bersifat umum. Antara lain
sebagai berikut: Resolucões do Parlamento nemuro 6/III/3/2016; atau
Keputusan Parlemen Nomor 6/III/3/2016, Formacão da educacão atau
Peraturan Pembentukan Pendidikan Konsumen, Protecão contra a
publicidade enganosa e abusive atau Peraturan Perlindungan terhadap
iklan yang menyesatkan dan kasar, Decreito Lei numero 28/2011,
Regulamento da Indústria e Comercialização dos Géneros Alimentares
atau Keputusan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Regulasi
Industri dan Komersialisasi Jenis Makanan, dan yang terakhir mengenai

15
penjelasan dan regulasi mengenai perdagagan secara umum dijelaskan
dalam Código Civi De Timor-Leste atau KUH Perdata Timor Leste.

B. Saran
1. Bagi pemerintah negara Indonesia, dengan pasar e-commerce
Indonesia yang menguasai kawasan asia tenggara sudah seharusnya
pemerintah dapat memfasilitasi dengan membantu mensosialisasikan
kepada penjual-penjual konvensianal agar dapat menggunakan atau
turut ikut andil dalam proses perdagangan modern melalui e-
commerce.
2. Bagi pemerintah negara Timor Leste, perdagangan e-commerce
merupakan pasar masa depan dalam arti bahwa negara Timor Leste
harus bisa beradaptasi agar dapat bertahan di era modern dengan cara
membentuk regulasi atau aturan mengenai perdagangan e-commerce.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU :
Abdul Halim B, , Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi E-
commerce Lintas Negara Di Indonesia, Yogyakarta, FH UII Press,2009
George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi,Kreasi Wacana, Bantul 2014,
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Klasik dan
Postmoderen,Bantul:Kreasi Wacana,2010
L.B wirawan, “Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma: fakta sosial. Definisi
sosial, dan perilaku sosial”, Cet. 3, Jakarta: Pranamedia Group, 2014
Satjipto Rahardjo, Hukum dan Perubahan Sosial (Satuan teoritis serta
pengalaman-pengalaman di Indonesia), Genta Publishing, yogyakarta,
2009

SKRIPSI/TESIS/DISERTASI :
Eugenia Brandao Da Silva, Pengaturan Perlindungan Konsumen Di Timor
Leste Dan Indonesia (Suatu Studi Perbandingan Hukum), Tesis,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016
Fahcri Aska, Teori Fungsionalisme Dilihat Dari Sudut Pandang Antropologi
Hukum, Skripsi, UNIVERSITAS EKASAKTI AAI-PADANG, Padang, 2022

PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN :


Indonesia :
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1953 Tentang Penetapan Undang-Undang Pokok
Bank Indonesia

17
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Timor Leste:
Código Civi De Timor-Lest
Decreito Lei numero 28/2011, Regulamento da Indústria e Comercialização dos
Géneros Alimentares
Formacão da educacão artigo
Protecão contra a publicidade enganosa e abusive
Resolucões do Parlamento nemuro 6/III/3/2016

NASKAH INTERNET:
CNN, Sejarah Uang Kertas Pertama Di Indonesia,
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201029185107-78-564043/sejar
ah-uang-kertas-pertama-di-indonesia
Data Portal, Digital in Indonesia: All the Statistics You Need in 2022. Data
Reportal Global Digital Insights.
https://datareportal.com/reports/digital-2022-indonesia diakses pada
tanggal 21 Maret 2023
Daxueconsulting, E-commerce Asia Tenggara: Menguraikan pasar senilai
USD 99,5 miliar, https://daxueconsulting.com/southeast-asias-e-
commerce/
Detik.com, Sejarah Uang Rupiah yang Dicetak Bank Indonesia,
https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6241956/sejarah-uang-rupiah-yang-
dicetak-bank-indonesia
ECDB, Pasar Ecommerce Di Timor-Leste,
https://ecommercedb.com/markets/tl/all
Timor Leste Customs Authority, UNCTAD meminta Timor Leste untuk
membuat Undang-Undang eCommerce,
https://customs.gov.tl/id/news-and-media/unctad-meminta-timor-leste-
untuk-membuat-undang-undang-ecommerce/
Widya Lestari, Sejarah Uang dari Barter hingga Sekarang,
https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/02/220000379/sejarah-uang-
dari-barter-hingga-sekarang?page=all#:~:text=Lahirnya%20sistem
%20barter&text=Catatan%20sejarah%20menunjukkan%20bahwa
%20sistem,terlibat%20transaksi%20harus%20saling%20bersepakat.
Kompas.com

19

Anda mungkin juga menyukai