TRANSAKSI ELEKTRONIK
Nama Kelompok:
1. Violita Ayu Ellyna 201810170311235
2. Gilang Satrya D 201810170311241
3. Tania Ayu Faradilla 201810170311244
4. Shiela Aprilia P 201810170311262
5. Astri Mulyaningsih 201810170311265
Hukum yang pertama adalah Takut akan Tuhan, sebab karena anugrahNyalah
Makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik.Makalah dengan Topik mengenai hukum
Transaksi Elektronik ini sebagai salah satu Tugas yang harus kami penuhi di semester
II ini.
Harapan kami sebagai penulis adalah melalui makalah ini dapat menambah
pengetahuan , pemahaman bagi individu – individu yang membacanya. Perkembangan
transaksi elektronik di Indonesia yang sangat cepat sebagai warga negara Indonesia
tentunya kita harus tetap menjaga keamanan secara khusus dibidang Teknologi
Informasi sehingga informasi yang ada di dunia transaksi elektronik tetap dapat dipercaya
.
Akhirnya kami selaku penulis mengucapkan terima kasih , dan marilah kita bersama -
sama menciptakan bangsa kita menjadi bangsa yang makmur, sejahtera, damai dan
berkualitas.
Penyusun
DAFTAR ISI
2.5. Kesepakatan Pelaku Usaha dan Konsumen Dalam Transaksi Elektronik :.................6
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
PEMBAHASAN
Perjanjian yang dinyatakan sah adalah suatu perjanjian yang memenuhi empat
syarat yang tedapat dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu:
Syarat pertama dan kedua diatas yang dinamakan syarat subjektif, apabila
salah satu dari kedua syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, mak perjanjian dapat
dibatalkan. Sedangkan syarat ketiga dan keempat merupakan syarat objektif, maka
apabila salah satu dari kedua syarat tidak dipenuhi, maka perjanjian batal demi hukum
(Johanes Ibrahim dan Lindawaty 2005:44).
Kesepakatan ini diatur dalam Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata yaitu,
penyesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya,
pernyataan kehendak antara dua orang atau lebih dengan pihak lainnya.
1) Pengadilan (Litigasi)
2) Non Litigasi, yaitu dengan cara mengajukan gugatan melalui BPSK (Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen), melalui BPSK dapat ditempuh melalui 2
cara yaitu : Mediasi dan Arbitrase.
Perdagangan elektronik, jika terjadi sengketa ataupun konflik antara
pelaku usaha dan konsumen maka dapat ditempuh juga dengan kedua cara
tersebut diatas, tetapi dalam penyelesaian sengketa dengan jalan Non Litigasi,
lembaga arbitrase yang dipilih adalah arbitrase cyber, dimana secara umum
lembaga arbitrase dalam perdagangan konvensional dan perdagangan elektronik
adalah sama tetapi perbedaannya adalah prosedur pelaksanaan dalam penyelesaian
sengketa elektronik dilakukan melalui dunia maya, pelaksanaan penyelesaian
sengketanya dilakukan melalui media elektronik. Para pihak dapat menyelesaikan
sengketa melalui lembaga arbitrase(dalam hal ini cyber arbitration) yang sifat
putusannya final dan binding.
2.7. Pengertian Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE,
antara lain:
2. Menteri hukum dan HAM, Menteri Sekertaris Negara, dan Sekertaris Jendral
5. Departemen Hukum dan HAM dan Wakil Ketua Pelaksana 11: Staf Ahli Menteri
e. Memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara teknologi informasi.
a. Luna maya dijerat pasal 27 undang – undang ITE karema melecehkan profesi
wartawan (bukan jurnalist, kalau jurnalis menulis dengan fakta dan bukti yang
nyata, kalaw wartawan bisa menulis dengan abstrak yang dalam hal ini kita
pandang sebagai ISU) infotaiment dengan kata “pelacur” dan “pembunuh”.
b. Prita Mulyasari di jerat pasal 27 ayat 3 Undang – undang no 11 tahun 2008
tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE), karena akan mengancam
kebebasan berekspresi.
c. Narliswandi sudah diperiksa pada 28 Agustus lali, penyidik berniat pula menjerat
Narliswandi dengan pasal 27 undang – undang informasi dan transaksi Elektronik
dengan ancman hukum 6 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. Karena kasus
pencemaran nama baik terhadap anggota dewan Perwakilan rakyat, Alvin lie.
d. Agus Hamonangin diperiksa oleh penyidik polda Metro jaya Sat. IV Cyber
Crime yakni sudirman AP dan Agus Ristiani. Merujuk pada laporan Alvin
Lie,ketentuan hukum yang dilaporkan adalah dugaan perbuatan pidana pencemaran
nama baik dan fitnah seperti tercantum dalam pasal 310, 311 Kitab Undang –
undang hukum pidana (KUHP), serta dugaan perbuatan
mendistribusikan/mentrasnsmisikan informasi elektronik yang memuat materi
penghinaan seperti tertuang dalam pasal 27 ayat (3) pasal 45 (1) UU nomor 11
tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi elektronik (ITE).
e. Ariel dijerat pasal 27 ayat 1 UU nomor 11 tahun 2008 tentang ITE jo pasal 45
ayat 1 UU ITE mengatur tentang hak mendistribusikan dan atau dokumen
elektronik yang memiliki buatan penghinaan dan atau pencemaran nama baik.
f. Dani Firmansyah,hacker situs KPU dinilai terbukti melakukan tindak pidana yang
melanggar pasal 22 huruf a, b, c, tahun 2008 tentang Telekomunikasi. Selain itu
Dani Firmansyah juga dituduh melanggar pasal 38 Bagian ke -11 UU
Telkomunikasi.
Memiliki sisi positif UU ITE ternyata juga terdapat sisi negatifnya. Contoh
kasus Prita Mulyasari yang berurusan dengan Rumah Sakit Omni Internasional juga
sempat dijerat dengan undang-undang ini. Prita dituduh mencemarkan nama baik
lewat internet. Padahal dalam undang-undang konsumen dijelaskan bahwa hak dari
konsumen untuk menyampaikan keluh kesah mengenai pelayanan publik. Dalam
hal ini seolah-olah terjadi tumpang tindih antara UU ITE dengan UU konsumen.
UU ITE juga dianggap banyak oleh pihak bahwa undang-undang tersebut
membatasi hak kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat, dan menghambat
kreativitas dalam berinternet. Padahal sudah jelas bahwa negara menjamin
kebebasan setiap warga negara untuk mengeluarkan pendapat.
Ada sejumlah pasal yang melarang penyebaran informasi palsu misalnya melalui
media pesan elektronik. Antara lain:
Pasal 28
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA).
Pasal 35
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.
Pasal 36
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang
mengakibatkan kerugian bagi Orang lain.
Pasal 51
PENUTUP
Simpulan
Saran
http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik
http://samawaholic.com/tag/undang-undang-informasi-dan-transaksi-elektronik/
http://tugaskelompok02.blogspot.com/
http://arsip.uns.ac.id/unduh/UU-ITE.pdf
http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/lama/hukum/ruuite.htm
http://ppid.kominfo.go.id/undang-undang-bidang-komunikasi-dan-informatika/
http://prasetyooetomo.wordpress.com/2012/06/27/pengertian-uu-ite/
file:///C:/Users/OWNER/Downloads/12_Jurnal%20Rizka%20Syafriana%20(1).pdf
https://victortarigan.wordpress.com/2010/03/29/karakteristik-ecomerce/
https://uchewthirteen.wordpress.com/2011/03/28/mekanisme-e-commerce/
https://text-id.123dok.com/document/dy4dol9yn-sejarah-dan-perkembangan-transaksi-
elektronik.html