LATAR BELAKANG
Pajak merupakan beban perusahaan dalam pengalihan kas ke negara yang akan
mengurangi keuntungan dari bagian yang diinginkan. Perusahaan secara legal mengurangi
beban dengan melakukan berbagai cara antara lain tax planning (perencanaan pajak), tax
evasion (penggelapan pajak), dan agresivitas pajak. Penerapan agresivias pajak semakin
memarak karena terdapat pemikiran bahwa pajak merupakan beban yang harus diminimalisir
bahkan dihindari oleh perusahaan. Terdapat 750 perusahaan penanam modal asing dicurigai
melakukan agresivitas pajak pada tahun 2005 dikarenakan perusahaan tidak membayar pajak
selama lima tahun berturut – turut dengan alibi pelaporan kerugian perusahaan. Penghindaran
pajak yang dilakukan secara legal diperbolehkan tetapi bagi negara hal tersebut merupakan
tindakan yang menyebabkan pendapatan negara terkurangi. Kebijakan financial yang
digunakan untuk agresivitas pajak yaitu kebijakan pinjaman yang diproksikan dengan
leverage yang merupakan rasio untuk mengukur jumlah pinjaman dan jumlah ekuitas
perusahaan. Pinjaman merupakan salah satu sumber pendanaan yang diakui sebagai beban.
Semakin tinggi beban maka semakin rendah beban pajak yang dikenakan sehingga
kebanyakan perusahaan menggunakan akses permodalan melalui pinjaman atau hutang.
Semakin tinggi beban perusahaan semakin kecil beban pajak yang harus dibayarkan serta
semakin tinggi jumlah utang maka semakin menambah pos biaya tambahan berupa bunga dan
pengurangan beban pajak penghasilan terhadap wajib pajak badan. Berikutnya perusahaan
yang mempunyai proporsi aset tetap yang tinggi (capital itensity) juga mengindikan
perusahaan melakukan agresivitas pajak, hal tersebut disebabkan oleh biaya penyusutan dan
amortisasi yang termasuk dalam koreksi fiskal beda temporer (Dwilopa et al., 2016).
Intensitas kepemilikan aset tetap dapat mempengaruhi beban perusahaan menjadi besar yang
diakibatkan oleh beban penyusutan aset tetap, sehingga beban pajak yang dibayarkan akan
menjadi kecil (Ardyansah, 2014). Sementara Inventory Intensity atau intensitas persediaan
dapat didefinisikan sebagai seberapa besar perusahaan dalam menginvestasikan
persediannya. Dalam PSAK 14 Inventory merupakan aset yang tersedia untuk dijual dalam
kegiatan normal; serta proses produksi, dalam perjalanan maupun dalam bentuk bahan
(Lingga, 2012). Intensitas kepemilikan persediaan yang besar akan menambah beban
pemeliharaan persediaan. Beban – beban yang timbul akibat indikasi besarnya persediaan
akan menyebabkan berkurangnya laba bersih perusahaan dan akan mengurangi jumlah pajak
yang akan dibayarkan perusahaan (Putri dan Lautania, 2016).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang diambil adalah “Menguji kembali kebijakan
keuangan menggunakan variabel Leverage, capital intensity, inventory intensity terhadap
agresivitas pajak”
TUJUAN PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebijakan keuangan
Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan segala tindakan. Kebijakan ini berbeda dengan peraturan dan hukum, jika
peraturan dan hukum dapat memaksa dan melarang suatu perilaku sedangankan kebijakan
hanya menjadi pedoman tindakan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Jadi kebijakan
keuangan bisa disebut sebagai pedoman untuk mengetahui cara bertindak dalam
mengarahkan dan menjadi solusi terhadap permasalahan keuangan yang sedang dihadapi
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Leverage
Menurut pendapat dari Sjahrial (2009:147), leverage adalah pemakaian modal dan sumber
dana oleh perusahaan yang mempunyai beban tetap berarti sumber dana yang bersumber dari
kewajiban karena mempunyai bunga sebagai biaya tetap dengan maksud supaya
mengembangkan laba potensial investor. Leverage seringkali diartikan sebagai jumlah
kewajiban yang digunakan untuk membiayai atau membeli asset perusahaan dengan tujuan
agar keuntungan bisnis menjadi lebih maksimal.
C. Capital intensity
Capital Intensity adalah rasio aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan yang dikaitkan
dengan investasi dalam bentuk aset tetap (intensitas modal) dan persediaan (intensitas
persediaan). Apabila jumlah asset tetap yang dimiliki perusahaan tinggi akan mengakibatkan
beban penyusutan tinggi yang secara otomatis akan menyebabkan laba perusahaan turun.
D. Inventory intensity
Intensitas persediaan (Inventory Intensity) adalah bagian dari capital intensity ratio yang
merupakan aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan yang dikaitkan dengan
investasi dalam bentuk persediaan. Perusahaan yang berinvestasi dalam bentuk persediaan
digudang akan menyebabkan terbentuknya biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan yang
akan mengakibatkan meningkatnya jumlah beban perusahaan sehingga akan menurunkan
laba perusahaan. Perusahaan dengan tingkat inventory intensity yang tinggi akan lebih agresif
terhadap tingkat beban pajak yang diterima.
E. Agresivitas pajak
Agresivitas pajak merupakan praktek perencanaan pajak dari perusahaan dengan orientasi
meminimalisir besaran pajak yang harus dibayarkan. Akademisi Bisnis Akuntansi University
of Virginia Amerika Serikat Mary Margaret Frank menyebutkan bahwa agresivitas pajak
adalah tindakan perencanaan pajak secara legal maupun ilegal untuk menurunkan laba kena
pajak.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Leverage
Agresivitas Pajak
capital intensity
Inventory Intensity
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi dengan mencatat dan
memotret informasi keuangan perusahaan secara sistematis pada perusahaan yang dituju
untuk tahun 2018-2020.