Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora

Vol.8 No.1 ,ISSN: 2686-6501

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Distress,


dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak dengan
Political Connection Sebagai Variabel Moderasi
Vika Amelia, Widi Dwi Ernawati, M. Arief Setiawan
(Artikel diterima: Desember 2022, direvisi: Januari 2023)
ABSTRACT: This study aims to examine the effect of firm size, financial distress, and leverage on tax
aggressiveness with political connection as a moderating variable. This research is quantitative
associative. The population of this study are food and beverage companies listed on the Indonesia Stock
Exchange from 2016 to 2020 with a total of 20 companies. The sampling used the purposive sampling
method and obtained a sample of 13 companies. The data analysis technique used multiple linear
regression and moderated regression analysis (MRA). The results of this study indicate that simultaneously
and partially there is no effect between firm size, financial distress, and leverage on tax aggressiveness. A
Political connection can moderate the effect of company size and financial distress on tax aggressiveness.
The political connection however is not able to moderate the effect of leverage on tax aggressiveness.
Keywords: Tax Agressiveness, Financial Distress, Leverage, Political Connection, Firm Size
1. Pendahuluan
Pajak merupakan penopang terbesar APBN yang Di Indonesia banyak terjadi kasus agresivitas
memiliki posisi paling penting di Indonesia. Pajak pajak, tidak terkecuali pada perusahaan food and
cukup signifikan dalam menyumbang penerimaan baverage. Salah satu perusahaan food and beverage
negara, meskipun pada tiga tahun terakhir mengalami yang pernah terjerat kasus agresivitas pajak ialah PT.
penurunan dikarenakan pandemi Covid-19. Tahun Indofood Sukses Makmur Tbk. Kasus ini bermuka
2019 pendapatan negara dari penerimaan pajak ketika PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mendirikan
sejumlah Rp1.955,14 triliun, tahun 2020 menurun sebuah perusahaan baru dan melakukan pengalihan
menjadi Rp1.698,65 triliun, kembali meningkat di aset dan liabilitas. Perluasan usaha yang dilakukan PT.
tahun 2021 yaitu Rp1.742,75 triliun (www.bps.go.id). Indofood Sukses Makmur Tbk oleh Direktoran
Pajak merupakan beban sebagai pengurang laba Jenderal Pajak (DJP) diputuskan bahwa perusahaan
perusahaan, sehingga diperlukan strategi untuk tersebut tetap membayar pajak yaitu sebesar Rp1,5 M
mengurangi pengeluaran tersebut. Strategi yang (Gresnews.com,2013). Dari kasus ini dapat
dilakukan disebut perencanaan pajak (tax planning). disimpulkan bahwa banyak perusahaan dapat
Pohan (2018, p. 371) berpendapat bahwa, Tax melakukan praktik agresivitas pajak dengan berbagai
Planning adalah sebuah cara untuk memangkas pajak cara. Perusahaan akan mengupayakan agar dapat
yang terutang sehingga mencapai pajak yang dibayar meminimalisir beban pajak yang tertanggung.
lebih kecil tetapi masih sejalan dengan peraturan yang
2. Kajian Pustaka
berlaku. Tujuan dilakukannya tax planning ini yaitu
meminimalkan beban pajak sehingga menghasilkan Agresivitas pajak ialah kegiatan yang umum
laba yang maksimal. dilakukan pada kalangan perusahaan-perusahaan yang
Penghindaran pajak secara agresif (agresivitas ingin mengurangi beban pajak yang dibayarkan
pajak) tidak jarang dilakukan perusahaan dalam
menjadi rendah dari yang seharusnya dibayarkan.
perencanaan pajak. Menurut Suryanto dan Supramono
(2012) Agresivitas pajak ialah tindakan perusahaan Menurut Rusydi & Martani (2014) agresivitas pajak
mengurangi beban pajak dengan terencana (tax terjadi bukan karena wajib pajak tidak patuh, namun
planning) yang mengakibatkan berkurangnya beban upaya penghematan yang masih sesuai dengan
pajak secara agresif yang dilakukan sesuai undang- undang-undang. Penghematan tersebut menyebabkan
undang (legal) maupun tindakan yang melanggar pendapatan pemerintah yang digunakan untuk
undang-undang (ilegal). Perusahaan dikatakan agresif kepentingan umum berkurang sehingga akan
apabila semakin banyak kesempatan dalam
merugikan masyarakat.
melakukan penghindaran pajak.

50
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora
Vol.8 No.1 ,ISSN: 2686-6501

Ukuran perusahaan ialah skala perusahaan yang Darmawansyah (2019) menyebutkan adanya
dinilai menggunakan beberapa parameter seperti pengaruh antara political connection terhadap tax
penjualan, nilai pasar saham, total aset, dan rata-rata advoidance. Sedangkan Lestari, Pratomo, dan Asalam
penjualan. Ukuran perusahaan mempengaruhi tingkat (2019) menyebutkan koneksi politik tidak
penjualan maupun pendapatan yang diperoleh memberikan pengaruh pada agresivitas pajak.
perusahaan, perusahaan dengan skala besar maka Dari penjelasan diatas dapat di gambarkan kerangka
tingkat pendapatan semakin besar. Hal ini akan berpikir sebagai berikut:
menyebabkan meningkatnya pembayaran pajak.
Perusahaan besar biasanya memiliki banyak peluang
dalam merencanakan pajak. Penelitian Dewinta &
Setiawan (2016) menjelaskan ukuran perusahaan
memberikan pengaruh pada agresivitas pajak dengan
arah positif.
Financial distress ialah perusahaan yang menghadapi
kesulitan keuangan. Dengan kondisi tersebut
perusahaan cenderung mengurangi beban-beban yang
dikeluarkan untuk melakukan penghematan termasuk
beban pajak. Ketika perusahaan terindikasi financial
distress, perusahaan akan mengupayakan dengan
berbagai cara supaya operasional tetap berjalan dan Gambar 2.1. Kerangka berpikir
dapat memaksimalkan laba dengan melakukan praktik
3. Metodologi
agresivitas pajak (Richardson et al, 2015).
Leverage ialah penggunaan dana dari pinjaman untuk Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menaikkan laba perusahaan. Beban bunga akibat dari ialah kuantitatif asosiatif dengan objek perusahaan
leverage merupakan pengurang pendapatan sebelum food and baverage yang terd aftar di BEI. Data yang
pajak, yang mengakibatkan berkurangnya utang pajak dipakai yaitu berupa annual report yang sudah
dan laba operasi menjadi lebih besar (Brigham dan dipublikasikan yang diperoleh melalui website
Houston, 2015). Semakin besar tingkat leverage maka www.idx.co.id dan juga website masing-masing
bunga utang semakin besar sehingga beban pajak perusahaan dengan metode pengumpulan
berkurang. Penelitian mengenai leverage terhadap dokumentasi. Populasi yang digunakan yaitu seluruh
agresivitas pajak banyak dilakukan salah satunya perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa
Rahmadani, Muda, & Abu bakar (2020) yang Efek Indonesia tahun 2016-2020. Metode penentuan
menjelaskan leverage berpengaruh positif signifikan sampel menggunakan metode purposive sampling dan
terhadap agresivitas pajak. Namun tidak sejalan memperoleh sampel sebanyak 13 perusahaan.
dengan Setyoningrum & Zulaikha (2019) yang
3.1 Definisi Operasional Variabel
mengatakan leverage tidak memberikan penngaruh
pada agresivitas pajak. 3.1.1 Variabel Dependen
Political Connection adalah perusahaan yang Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
mempunyai kemudahan dalam pemerintahan agresivitas pajak yang diproksikan dengan Cash
dikarenakan memiliki hubungan politik. Ketika Effective Tax Rate (CETR). Berikut merupakan
perusahaan mempunyai political connection rumus perhitungan CETR :
cenderung melakukan agresivitas pajak karena
kurangnya tekanan pasar modal untuk melakukan 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛
transparansi (Kim & Zhang, 2015). Penelitian 𝐶𝐸𝑇𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
mengenai pengaruh political connection terhadap 3.1.2 Variabel Independen
agresivitas pajak telah banyak dilakukan. Seperti a. Ukuran Perusaan

51
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora
Vol.8 No.1 ,ISSN: 2686-6501

Ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma 3. Dewan direksi atau dewan komisaris sebaga
natural dari jumlah keseluruhan penjualan. Berikut pejabat militer maupun pernah menjadi pejabat
merupakan rumus dalam mengukur ukuran militer.
4. Pemilik perusahaan dan atau pemegang saham
perusahaan:
salah satunya ialah politisi / pejabat pemerintah /
pejabat militer / mantan pejabat pemerintah atau
𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑛 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛) militer.
Political connection dalam penelitian ini
diproksikandengan variabel dummy yaitu dengan
b. Financial Distress manelusuri profil dewan direksi dan komisaris melalui
Financial Distress diproksikan dengan model Altman annual report. Perusahaan yang memenuhi kriteria
diatas diberi nilai 1, sedangkan diberi angka 0 jika
Z-Score. Altman menggabungkan beberapa rasio
tidak memenuhi kriteria.
dengan teknik statistik sehingga menjadi sebuah
model prediksi. Rumus Altman Z-Score adalah seperti 3.2 Teknik Analisis Data
dibawah ini: Metode analisis data yang digunakan yaitu analis
regresi berganda dan moderate regression analysis
(MRA). Alat bantu yang digunakan yaitu SPSS versi
𝑍 = 1,2𝐴 + 1,4𝐵 + 3,3𝐶 + 0,6𝐷 + 1𝐸 25. Dalam analisis data terdiri dari : (1) Statistik
Deskriptif, (2) Uji Asumsi Klasik, (3) Analis Regresi
Dimana : Berganda, (4) Moderate Regression Analysis (MRA).
A = Aset lancar-utang lancar / Total aset Persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut:
B = Laba ditahan / Total Aset
C = Laba sebelum pajak / Total aset 𝑌 = 𝑎 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 (𝑋 ∗ 𝑍)
3.2.1 +𝛽₅(𝑋₂ ∗ 𝑍) + 𝛽₆(𝑋₃ ∗ 𝑍) + 𝑒
D= Jumlah lembar saham x Harga per lembar saham /
Total utang
E = Penjualan / Total Aset Dimana :
Y = Agresivitas Pajak
α = Konstanta
c. Leverage
leverage diukur dengan Debt to Asset Ratio β = Koefisien regresi
(DAR). Berikut merupakan rumus DAR: X₁ = Ukuran Perusahaan
X₂ = Financial Distress
X₃ = Leverage
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = X₁*Z = Interaksi antara ukuran perusahaan dengan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
political connection
X₂*Z = Interaksi antara financial distress dengan
3.1.3. Variable Moderasi political connection
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah X₃*Z = Interaksi antara leverage dengan political
political connection. Dalam pengukuran political connection
connection ada beberapa kriteria yang digunakan e = Standar Error
seperti keberadaan politically exposed person (PEP). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mendeteksi political connection dapat melalui
4.1 Uji Asumsi Klasik
kriteria dibawah ini:
1. Dewan direksi atau dewan komisaris yang a. Uji Normalitas
sedang menjabat sebagai politisi atau memunyai
hubungan politik dengan partai politik.
2. Dewan direksi atau dewan komisaris sedang
menjabat meupun pernah menjabat di
pemerintah

52
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora
Vol.8 No.1 ,ISSN: 2686-6501

TABEL 4.1. UJI NORMALITAS TABEL 4.3 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Sumber: Output SPSS, data diolah 2022


Dari hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pada tabel 10 menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,200 sehingga nilai signifikan lebih besar dari 0,005
(0,200 > 0,05). Berdasarkan uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini memiliki
distribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

TABEL 4.2. HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Sumber: Output SPSS, data diolah 2022


d. Uji Autokorelasi
TABEL 4.4 HASIL UJI AUTOKORELASI

Sumber: Output SPSS, data diolah 2022


Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel 11 diatas Sumber: Output SPSS, data diolah 2022
menunjukkan bahwa nilai VIF variabel ukuran Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa nilai
perusahaan (X1) adalah 1,250 (1,250 < 10), financial Durbin Waston (DW) sebesar 1,997. Nilai Durbin
distress (X2) 1,542 (1,542 < 10), leverage 1,590 Watson berada diantara dU < DW < 4-dU (1,696 <
(1,590 < 10), dan political connection memiliki nilai 1,997 < 4 – 1,696 = 2,304). Dari hasil tersebut dapat
VIF sebesar 1,304 (1,304 < 10). Dengan demikian diimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam
dapat disimpulakan bahwa data dalam penelitian ini data penelitian.
bebas dari multikolinearitas karena nilai VIF dari 4.2 Koefisien Determinasi
semua variabel < 10.
c. Uji Heteroskedastisitas TABEL 4.5 HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas, karena dari semua variabel
memiliki nilai sig. (2-tailed) diatas 0,05. Nilai sig. (2-
tailed) variabel ukuran perusahaan 0,896 > 0,05. Nilai
sig. (2-tailed) variabel financial distress sebesar 0,871 Sumber: Output SPSS, data diolah 2022
> 0,05. Nilai sig. (2-tailed) variabel leverage sebesar Dari tabel diatas dapat diketahui nilai R² adalah
0,712 > 0,05. Sedangkan nilai sig. (2-tailed) dari
sebesar 0,484. Hal ini berarti varibel ukuran
variabel political connection adalah 0,576 > 0,05.
perusahaan, financial distress, dan leverage mampu
mempengaruhi variabel agresivitas pajak sebesar
48,4%. Sedangkan sisanya 51,6% dijelaskan oleh
faktor lainnya.

53
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora
Vol.8 No.1 ,ISSN: 2686-6501

4.3 Analis Regresi Berganda dan akan beresiko jika melakukan agresivitas pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugroho
TABEL 4.6. HASIL ANALIS REGRESI BERGANDA dan Firmansyah (2017) yang menyebutkan bahwa
tidak ada pengaruh antara financial distress terhadap
agresivitas pajak. Namun bertentangan dengan
penelitian Yunanto (2017) yang menjelaskan adanya
pengaruh positif signifikan antara financial distress
terhadap agresivitas pajak.
Variabel leverage menunjukkan nilai t-hitung
Sumber: Output SPSS, data diolah 2022 sebesar -1,048 dan signifikansi lebih besar dari 0,05
Dari tabel diatas dapat ditulis persamaan sebagai (0,377 > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
berikut: tidak ada pengaruh antara leverage terhadap
𝑌 = 𝛼 + 𝛽₁𝑋₁ + 𝛽₂𝑋₂ + 𝛽₃𝑋₃ + 𝑒 agresivitas pajak sehingga H3 ditolak. Perusahaan
dengan leverage tinggi mempunyai tingkat agresivitas
𝑌 = 0,137 + 0,008 − 0,024 − 0.115 + 𝑒 pajak tinggi. Sedangkan perusahaan yang memiliki
tingkat leverage rendah agresivitas pajaknya juga
4.4 Uji Statistik T akan rendah (Purwanto, 2016). Pernyataan tersebut
Hasil dari uji parsial variabel ukuran perusahaan tidak sejalan dengan hasil penelitian ini. Perusahaan
menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 0,631 dan cenderung mempertimbangkan besarnya resiko yang
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,530 > 0,05). Dari dihadapi jika memiliki jumlah utang yang tinggi, salah
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada satunya yaitu berkurangnya kepercayaan investor.
pengaruh antara ukuran perusahan terhadap Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahmah
agresivitas pajak sehingga H1 ditolak. Membayar (2020) yang menjelaskan leverage tidak berpengaruh
pajak merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan terhadap agresivitas pajak. Namun tidak sesuai
baik perusahaan dengan skala besar maupun kecil. dengan Rahmadani, Muda, & Abu bakar (2020) yang
Setiap perusahaan memiliki beban pajak yang harus menjelaskan leverage berpengaruh positif signifikan
dibayarkan. Hal ini menyebabkan perusahaan kecil terhadap agresivitas pajak.
maupun besar memiliki strategi tersendiri dalam hal 4.5 Uji Statistik F
perencanaan pajak. Sehingga ukuran perusahaan tidak
TABEL 4.7.HASIL UJI STATISTIK F
dapat mempengaruhi tingkat agresivitas pajak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Laeladevi,
Amah, & Ubaidillah (2021) yang menyebutkan tidak
ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap
agresivitas pajak. Namun tidak sejalan dengan
penelitian Leksono, Albertus, dan Vhalery (2019) Sumber: Output SPSS, data diolah 2022
yang memnyebutkan adanya pengaruh antara ukuran
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa nilai
perusahaan terhadap agresivitas pajak.
signifikansi adalah sebesar 0,589 lebih besar dari 0,05.
Variabel Financial distress menunjukkan nilai t-
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran
hitung sebesar -0,891 dan signifikansi lebih besar dari
perusahaan, financial distress, dan leverage tidak
0,05 (0,299 > 0,05). Dari hasil tersebut dapat
berpengnaruh secara simultan terhadap agresivitas
disimpulkan tidak ada pengaruh antara financial
pajak sehingga H4 ditolak.
distress terhadap agresivitas pajak sehingga H2
ditolak. Dalam penelitian ini menunjukkan financial
distress tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
Pada saat mengalami financial distress perusahaan
lebih berfokus pada cara mengatasi masalah keuangan

54
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora
Vol.8 No.1 ,ISSN: 2686-6501

4.6 Moderate Regression Analysis (MRA) Financial distress dan political connection (X2Z)
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,014 < 0,05, maka
TABEL 4.8. HASIL UJI MRA political connection dapat memoderasi pengaruh
financial distress terhadap agresivitas pajak sehingga
H6 diterima. Perusahaan akan mengupayakan segala
cara untuk mengatasi hal tersebut termasuk
memanfaatkan koneksi politik yang ada untuk
meminimalkan beban pajak. Political connection
membantu perusahaan dalam memperoleh fasilitas
dalam perpajakan seperti membayar pajak dengan
lebih rendah dan mempermudah pada saat
Sumber: Output SPSS, data diolah 2022 pemeriksaan pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Berdasarkan hasil tersebut dapat ditulis persamaan Ferdiawan dan Firmansyah (2017) yang menjelaskan
sebagai berikut: adanya pengaruh antara political connection dengan
𝑌 = 𝑎 + 𝛽₁𝑋₁ + 𝛽₂𝑋₂ + 𝛽₃𝑋₃ + 𝛽₄(𝑋₁ ∗ 𝑍 tax advoidance. Namun penelitian ini tidak sejalan
+𝛽₅(𝑋₂ ∗ 𝑍) + 𝛽₆(𝑋₃ ∗ 𝑍) + 𝑒 dengan Lestari, Pratomo, dan Asalam (2019) yang
𝑌 = −0,177 + 0,013 − 0,004 − 0,005 − 0,058 menyebutkan koneksi politik tidak berpengaruh
− 0,092 + 0,137 + 𝑒 terhadap agresivitas pajak.
Hasil uji MRA pada tabel diatas menunjukkan Leverage dan political connection (X3Z) memiliki
bahwa ukuran perusahaan dan political connection nilai signifikansi sebesar 0,526 > 0,05 maka political
(X1Z) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,010 < connection tidak dapat memoderasi pengaruh leverage
0,05, maka political connection dapat memoderasi terhadap agresivitas pajak sehingga H7 ditolak.
pengaruh ukuran perusahaan terhadap agresivitas Perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi
pajak sehingga H5 diterima. Ketika perusahaan cenderung menjaga nama baik didepan kreditor
terhubung dengan politik akan lebih mudah dalam dengan tidak melakukan penghindaran pajak.
melakukan perencanaan pajak secara agresif. Tidak Perusahaan memilih untuk tidak memanfaatkan
hanya pada perusahaan yang berskala besar, koneksi politik yang ada dalam hal meminimalkan
perusahaan yang berskala kecil jika terkoneksi dengan beban pajak. Manajemen pajak dengan memanfaatkan
politik cenderung memanfaatkan kedekatannya untuk political connection akan menimbukkan resiko bagi
meminimalkan beban pajak. Sehingga dapat perusahaan baik sanksi maupun menurunnya reputasi
dikatakan bahwa political connection dapat dimata investor maupun kreditor. Hasil penelitian ini
memoderasi hubungan ukuran perusahaan dengan sejalan dengan Rahmadani, Muda, dan Abubakar
agresivitas pajak. (2020) yang menyebutkan bahwa political connection
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap
penelitian Darmawansyah (2019) yang menyebutkan agresivitas pajak. Namun bertentangan dengan
bahwa koneksi politik berpengaruh positif teerhadap penelitian Lestari, Pratomo, dan Asalam (2019) yang
agresivitas pajak. Hal ini didukung oleh pendapat Kim menjelaskan bahwa terdapat pengaruh antara koneksi
dan Zhang (2016) yang menyatakan bahwa semakin politik terhadap agresivitas pajak.
kuat koneksi politik sebuah perusahaan semakin tinggi 5. Kesimpulan dan Saran
tingkat agresivitas pajak. Namun penelitian ini tidak
5.1 Kesimpulan
sesuai dengan penelitian Laeladevi, Amah, &
Ubaidillah (2021) yaitu koneksi politik tidak dapat Hasil Penelitian ini menunjukkan uji parsial,
memoderasi pengaruh ukuran perusahaan tehadap variabel independen ukuran perusahaan tidak
agresivitas pajak. berpengaruh terhadap agresivitas pajak, variabel
financial distress tidak berpengaruh terhadap
agresivitas pajak, dan varibel leverage tidak

55
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora
Vol.8 No.1 ,ISSN: 2686-6501

berpengaruh terhadap variabel dependen agresivitas dalam penelitian ini variabel independen hanya
pajak. Berdasarkan uji simultan, tidak ada pengaruh mampu menjelaskan 48,4 % pengaruh terhadap
antara variabel independen ukuran perusahaan, variabel independen. Dalam melakukan perencanaan
financial distress, dan leverage terhadap variabel pajak perusahaan diharapkan lebih berhati-hati dan
dependen agresivitas pajak. Sedangkan dalam uji mempertimbangkan resiko di kemudian hari karena
moderate regression analysis, variabel moderasi hal tersebut dapat memberikan dampak kurang baik
political connection mampu memoderasi hubungan bagi perusahaan. Bagi investor apabila ingin
ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak, menginvestasikan dana sebaiknya melakukan riset
political connection mampu memoderasi hubungan terlebih dahulu mengenai reputasi perusahaan. Hal ini
financial distress terhadap aggresivitas pajak, dan untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan
political connection tidak mampu memoderasi keputusan. Dan pemerintah diharapkan mengevaluasi
hubungan leverage terhadap agresivitas pajak. peraturan perpajakan sehingga tidak ada celah bagi
wajib pajak untuk melakukan penghindaran pajak.
5.2 Saran
Selain itu pemerintah perlu memberikan sanksi yang
Berdasarkan kesimpukan diatas, terdapat tegas kepada wajib pajak yang melanggar sehingga
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk penelitian angka pelanggaran pajak menurun.
selanjutnya yaitu diharapkan menambah variabel
independen lain agar hasil penelitian lebih luas karena

(2021). Pengaruh Intensitas Modal, Ukuran


Daftar Pustaka
Perusahaan, dan Profitabilitas Penghindaran
Pajak Dimoderasi Oleh Koneksi Politik.
SIMBA: Seminar Inovasi Manajemen, Bisnis,
[1] Brigham, F. E., & Houston, F. J. (2015). dan Akuntansi.
Fundamentals of Financial Manajement [8] Leksono, A. W., Albertus, S. S., & Vhalery, R.
(Concise Ed). South Western, Cengage (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan
Learning. Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak
[2] Darmawansyah, F. (2020). Pengaruh Political Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di
Connection dan Multinational Company BEI Periode Tahun 2013-2017. Journal of
Terhadap Tax Advoidance dengan Corporate Applied Business and Economic, 5 (4), 301-
Governance Sebagai Variabel Moderating. 314.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam [9] Nugroho, S. A., & Firmansyah, A. (2017).
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Pengaruh Financial Distress, Real Earnings
[3] Dewinta, I. R., & Setiawan, P. E. (2016). Management dan Corporate Covernance
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Terhadap Tax Aggressiveness. Journal of
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Business Administration, 1 (2), 253-268.
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax [10] Pohan, C. A. (2018). Optimizing Corporate
Advoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Tax Manajement Kajian Perpajakan dan Tax
Udayana, 14 (3), 1584-1613. Planningnya Terkini.
[4] Ferdiawan , Y., & Firmansyah, A. (20107). [11] Purwanto, A. (2016). Pengaruh Likuiditas,
Pengaruh Political Connection, Foreign Leverage, Manajemen Laba, dan Kompensasi
Activity, dan Real Earning Manajement Rugi Fiskal Terhadap Agresivitas Pajak
Terhadap Tax Advoidance. Jurnal Riset Perusahaan (Pada Perusahaan Pertanian dan
Akuntansi dan Keuangan, 5 (3), 1601-1624. Pertambangan yang Terdaftar di BEI 2011-
[5] Gresnews.com. (2013). Indofood Sukses 2013). JOM Fekon.
Makmur Kalah di Peninjauan kembali MA. [12] Rahmadani, Muda, I., & Abubakar, E. (2020).
[6] Kim, c., & Zhang, L. (2015). Corporate Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Political connections and Tax Leverage, dan Manajemen Laba Terhadap
Aggressiveness. Contemporary Accounting Penghindaran Pajak Dimoderasi oleh Political
Research. Connection. Jurnal Riset Akuntansi dan
[7] Laeladevi, A., Amah, N., & Ubaidillah, M. Keuangan, 8 (2), 375-392.

56
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora
Vol.8 No.1 ,ISSN: 2686-6501

[13] Rahmah, W. P. (2020). Pengaruh Financial Corner.


Distress, Capital Intensity, Ukuran [17] Suyanto, & Supramono. (2012). Likuiditas,
Perusahaan, dan Leverage Terhadap Leverage, Komisaris Independen, dan
Agresiivitas Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Perusahaan. Jurnal Keuangan dan
Sultan Syarif Kasim Riau. Perbankan, 167-177.
[14] Lestari, P. A., Pratomo, D., & Asalam, A. G. [18] www.bps.go.id.
(n.d.). Pengaruh Koneksi Politik dan Capital [19] Yauris, A. P., & Agoes, S. (2019). Faktor Yang
Intensity Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Mmpengaruhi Agresivitas Pajak Perusahaan
Aset (Akuntansi Riset), 11 (1), 41-54. Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal
[15] Richardson, G., Lanis, R., & Taylor, G. (n.d.). Paradigma Akuntansi.
Financial Distress, Outside Directors and [20] Yunanto, F. (2017). Analis Pengaruh
Corporate. Journal of Banking and Finance. Financial Distress, Komisaris Independen dan
[16] Rusydi, K., & Martani, D. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Agresivitas
Struktur Kepemilikan Terhadap Aggressive Pajak. Skripsi.Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Tax Advoidance. Accounting & Finance Universitas Diponegoro.

57

Anda mungkin juga menyukai