Hasna Farkhatul
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Magelang
ABSTRAK
Di Indonesia pajak memegang peranan penting bagi perekonomian. Hal ini
dikarenakan pajak merupakan sumber pendapatan utama negara. Pentingnya peranan
pajak bagi negara menyebabkan pemerintah menciptakan berbagai program dan
regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Sehingga
banyak perusahaan manufaktur yang berkembang pesat di Indonesia. Dari sudut
pandang rakyat sebagai pembayar pajak, membayar pajak merupakan suatu bentuk
pengabdian dan dukungan terhadap pemerintah dalam menjalankan pemerintahan
yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya.
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Corporate
Governance , Pengungkapan CSR , Capital Intensity , Dan Kepemilikan Mayoritas
Terhadap Agresivitas Pajak. Populasi dan Sampel diambil dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 - 2019. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh Corporate Governance
berpengaruh negatif signifikan pada Agresivitas Pajak , Pengaruh CSR berpengaruh
positif signifikan pada Agresivitas Pajak , Pengaruh Capital Intensity tidak
berpengaruh signifikan pada Agresivitas Pajak dan Pengaruh Kepemilikan Mayoritas
berpengaruh negatif signifikan pada Agresivitas Pajak.
Kata kunci : Corporate Governance , Pengungkapan Corporate Social
Responsibility , Agresivitas Pajak , Capital Intensity , Kepemilikan Mayoritas
ABSTRACT
The results of this study indicate that the influence of corporate governance
has a significant negative effect on tax aggressiveness, the effect of CSR has a
significant positive effect on tax aggressiveness, the effect of capital intensity has no
significant effect on tax aggressiveness and the influence of majority ownership has a
significant negative effect on tax aggressiveness.
terkait dengan kontrak dimana satu atau meningkatkan kekuatan secara maksimal
mempekerjakan orang lain (agent) untuk respon positif yang diterima perusahaan
dari masyarakat dan para pelaku pasar agresivitas pajak dengan menggunakan
saham. proksi effective tax rate (ETR). Menurut
Agresivitas Pajak Lanis (2012) menyatakan bahwa ETR
Agresivitas pajak merupakan merupakan proksi yang paling banyak
salah satu cara atau perencanaan yang digunakan pada penelitian sebelumnya
perusahaan lakukan untuk mengurangi dengan indikator bahwa adanya
beban pajak yang harus dibayarkan dan agresivitas pajak apabila memiliki ETR
hal ini sangat umum digunakan besar di yang mendekati 0. Semakin rendah nilai
dunia. Menurut Chen (2010) dalam Dea ETR yang dimiliki perusahaan, maka
(2017), tingkat keagresifan tindakan semakin tinggi tingkat agresivitas pajak.
pajak didasarkan pada besarnya Corporate Goverance
tujuanyang dimiliki perusahaan untuk Corporate governance atau yang
meminimalkan pembayaran pajak. dikenal tata kelola sebuah perusahaan
Kondisi lainnya yang dapat muncul karena adanya pemisahan antara
menghubungkan agresivitas pajak kepemilikan dan pengelola di dalam
adalah tujuan perusahaan yang dinilai suatu usaha yang meninggalkan usaha
menjadi faktor motivasi bagi perusahaan lainnya untuk bergabung membentuk
dalam merencanakan pajak dengan afiliasi perusahaan. Corporate goverance
jumlah yang minim. Sementara itu, merupakan sistem atau mekanisme yang
Wang (2015) menyatakan perencanaan mengatur dan mengendalikan
pajak agresif pada perusahaan yang perusahaan untuk menciptakan nilai
memiliki lingkungan informasi kurang tambah (value added) untuk semua
transparan. Kurangnya transparansi stockholders. Perusahaan merupakan
informasi akan meningkatkan salah satu wajib pajak sedangkan
kompleksitas keuangan perusahaan, corporate governance menjelaskan
yang mana dengan keadaan tersebut hubungan antar berbagai partisipan
informasi tidak dapat dikomunikasikan dalam perusahaan yang menentukan
secara maksimal kepada pihak luar, arah kinerja perusahaan, sehingga
sehingga masalah transparansi akan dengan adanya corporate governance
meningkat. Dengan demikian, dapat memiliki andil dalam pengambilan
ditarik kesimpulan tindakan pajak keputusan, dalam keputusan dalam hal
agresif ditandai dengan transparansi memenuhi kewajiban pajaknya, akan
informasi yang rendah. Cara untuk tetapi disisi lain perencanaan pajak
mengukur perusahaan yang melakukan bergantung pada dinamika corporate
governance dalam suatu perusahaan negara, sehingga dapat bertentangan
(Freedman, 2008). IICG (The dengan legitimasi perusahaan.
Indonesian Institute of Corporate Menurut Lanis dan Richardson (2013)
Governance) mendefenisikan Corporate dalam Jessica dan Toly (2014) bahwa
Governance sebagai proses dari struktur pengungkapan CSR dipandang sebagai
yang diterapkan dalam menjalankan sarana yang digunakan oleh menajemen
perusahaan dengan tujuan kegiatan perusahaan dalam berinteraksi dengan
utama perusahaan tetap berjalan tetapi masyarakat yang lebih luas untuk
tetap memperhatikan kepentingan mempengaruhi suatu dalam persepsi.
stakeholders. Pengungkapan CSR terdapat dalam
Corporate Social Responsibility laporan tanggung jawab sosial
CSR adalah sebuah komitmen perusahaan, laporan sumber daya
bisnis yang berperan dalam membangun manusia, dan laporan kesehatan dan
ekonomi yang dapat bekerja dengan keselamatan kerja. Pengungkapan
karyawan serta perwakilan karyawan, corporate social responsibility adalah
masyarakat sekitar perusahaan dan membuat suatu proses yang
masyarakat yang lebih luas untuk mempublikasikan informasi tentang
membenahi kualitas hidup, dengan cara aktivitas perusahaan dan dampaknya
yang baik untuk bisnis maupun pada keadaan sosial dan lingkungan
pengembangan bisnis (Sumedi, 2010). sekitarnya ( Supramini dan Suprasto,
Bentuk tanggung jawab perusahaan 2017).
terhadap lingkungan sosial diwujudkan Capital Intensity
dengan memberikan CSR yang Capital intensity
bertujuan sebagai penarik perhatian menggambarkan berapa besar kekayaan
masyarakat terhadap citra perusahaan perusahaan yang diinvestasikan pada
tersebut. Salah satu cara yang dapat bentuk aset tetap. Aset tetap mencakup
dilakukan oleh perusahaan untuk bangunan, pabrik, peralatan, mesin,
mendukung CSR tersebut adalah dengan property. PSAK 16 (revisi 2015) aset
turut berkontribusi membayar pajak. tetap adalah aset berwujud yang dimiliki
Jika perusahaa melakukan praktik untuk digunakan dalam produksi atau
penghindaran pembayaran pajak, hal penyedia barang atau jasa, untuk
tersebut dapat mencerminkan direntalkan kepada pihak lain, atau
perusahaan tidak bertanggung jawab untuk tujuan administratif dan
terhadap kewajiban pajaknya kepada diperkirakan untuk digunakan selama
lebih dari satu periode. Capital intensity strategis pada kualitas hubungan
yang merupakan investasi perusahaan keluarga yang menggabungkan sebuah
pada aset tetap merupakan salah satu situasi secara kekerabatan melalui
aset yang digunakan oleh perusahaan generasi kebijakan perusahaan
untuk berproduksi dan mendapatkan (Winarsih, dkk, 2012).
laba. Investasi perusahaan pada aset PENGEMBANGAN
tetap akan menyebabkan adanya beban HIPOTESIS
depresiasi dari aset tetap yang Pengaruh Corporate Goverance
diinvestasikan. Besarnya beban Terhadap Agresivitas Pajak
depresiasi untuk aset tetap diperaturan Penelitian yang dilakukan oleh
perpajakan Indonesia beraneka ragam Satriawanty dan Winda (2020) adalah
tergantung dari klasifikasi aset tetap salah satu contoh penelitian empiris
tersebut. Sabli dan Noor (2012) dalam yang memperlihatkan pengaruh
Ardyansyah (2014) menyatakan corporate governance terhadap pajak.
perusahaan dengan aset tetap yang besar Dalam Menurut teori keagenan yang
cenderung melakukan perencanaan dimana principal dan agency yang
pajak sehingga Effective Tax Ratio memberi wewenang dan melaksanakan
(ETR) sebagai salah satu indikator kewajiban yang mana tujuan dari agency
agresivitas pajaknya rendah. mensejahterakan stakeholder.
Kepemilikan Mayoritas Perusahaan merupakan salah satu wajib
Kepemilikan mayoritas diartikan pajak sedangkan corporate governance
sebagai kepemilikan saham oleh pihak menjelaskan hubungan antar berbagai
yang memiliki persentase yang besar partisipan dalam perusahaan yang
terhadap perusahaan non publik atau menentukan arah kinerja perusahaan,
publik. Menurut Arifin (2003), di dalam sehingga dengan adanya corporate
negara berkembang kepemilikan saham governance memiliki andil dalam
masih didominasi oleh kepemilikan pengambilan keputusan, dalam
keluarga termasuk di Indonesia. keputusan dalam hal memenuhi
Kepemilikan mayoritas dapat kewajiban pajaknya, akan tetapi disisi
meningkatkan profitabilitas di dalam lain perencanaan pajak bergantung pada
perusahaan jika dibandingkan dengan dinamika corporate governance dalam
perusahaan yang dikendalikan oleh suatu perusahaan (Freedman, 2008).
pemilik non keluarga. Kepemilikan Menurut Sari (2010), dengan adanya
mayoritas akan dihubungkan secara corporate governance masyarakat bisa
menilai apakah perusahaan tersebut taat bertindak agresif terhadap pajak, maka
dalam pembayaran pajak atau tidak, dan akan membuat perusahaan tersebut
apakah perusahaan tersebut juga kehilangan reputasi di mata dunia.
melakukan penyimpangan pajak atau Penelitian yang mendukung tentang
tidak. Hasil yang akan didapatkan pengaruh CSR terhadap agresivitas pajak
adalah kinerja perusahaan yang baik dilakukan oleh Dea Listika (2017) yang
sehingga masyarakat menilai bahwa menyatakan bahwa CSR berpengaruh
perusahaan tersebut baik. terhadap agresivitas pajak.
H1 : Diduga corporate governance
H2 : Corporate Social Responsibilty
berpengaruh terhadap agresivitas
Berpengaruh Terhadap Agresivitas
pajak
Pajak.
Pengaruh Pengungkapan Corporate
Pengaruh Capital Intensity Terhadap
Social Responsibility Terhadap
Agresivitas Pajak
Agresivitas Pajak
Capital intensity yang
Dalam penelitian Satriawanty
merupakan investasi perusahaan pada
dan Winda (2020) menyatakan bahwa
aset tetap merupakan salah satu aset
corporate social responsibility
yang digunakan oleh perusahaan untuk
berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
berproduksi dan mendapatkan laba.
Octaviana dan Rahma (2014),
Investasi perusahaan pada aset tetap
menyatakan bahwa akan semakin sulit
akan menyebabkan adanya beban
untuk membedakan antara CSR yang
depresiasi dari aset tetap yang
dilakukan dengan tujuan untuk
diinvestasikan. Besarnya beban
menguntungkan reputasi perusahaan.
depresiasi untuk aset tetap diperaturan
Oleh karena itu, penting dalam
perpajakan Indonesia beraneka ragam
mempertimbangkan bagaimana CSR
tergantung dari klasifikasi aset tetap
dapat mempengaruhi agresivitas pajak
tersebut. Dalam teori keagenan yang
tanpa membuat setiap upaya untuk
dimana principal dan agency yang mana
membedakan antara tindakan yang
principal memberikan kebijakan ekpada
diambil karena perusahaan benar-benar
agency guna keberlangsungan hidup
ingin bertanggung jawabmaupun
perusahaan sehingga dapat berpotensi
tindakan yang diambil karena tujuan
meningkatkan laba perusahaan yang
tertentu. Hal ini karena, apabila
ada , yang mana dalam investasi pada
perusahaan yang menjalankan CSR
aset, perusahaan dapat memilih metode
depresiasi yang dipandang dapat pemegang saham mayoritas sebagai
meningkatkan laba perusahaan. pemilik sekaligus pengambil kebijakan
Sabli dan Noor (2012) dalam perusahaan. Hal tersebut dapat
Ardyansyah (2014) menyatakan menimbulkan efek atau akibat yang
perusahaan dengan aset tetap yang besar negatif terhadap perusahaan karena akan
cenderung melakukan perencanaan berdampak pada ketaatan dalam
pajak sehingga Effective Tax Ratio membayar pajak karena manajemen
(ETR) sebagai salah satu indikator ingin memperoleh laba bersih yang
agresivitas pajaknya rendah. Capital besar dengan cara penghindaran pajak,
intensity sangat berhubungan dengan namun perusahaan yang cenderung
investasi perusahaan dalam aset tetap dengan kepemilikan sebagian besar
menjadikan beban depresiasi aset tetap dimiliki oleh pihak mayoritas akan lebih
semakin meningkat. Hal ini akan taat dalam membayar pajak karena
berimplikasi terhadap laba perusahaan pemilik perusahaan lebih rela membayar
yang semakin menurun, sehingga pajak pajak lebih besar atau sesuai dengan
terutang perusahaan juga akan semakin yang tertagih, daripada harus membayar
menurun. Penelitian yang mendukung denda dan mendapat sanksi yang dapat
tentang pengaruh capital intensity berakibat buruk terhadap
terhadap agresivitas pajak dilakukan keberlangsungan usaha perusahaan.
oleh Putu Ayu dan I Made (2017) yang Penelitian yang mendukung tentang
menyatakan bahwa capital intensity pengaruh kepemilikan mayoritas
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. terhadap agresivitas pajak dilakukan
H3 : Capital intensity berpengaruh oleh Purwanggono (2015) yang
pada agresivitas pajak menyatakan bahwa kepemilikan
Pengaruh Kepemilikan Mayoritas mayoritas berpengaruh dan memiliki
Terhadap Agresivitas Pajak tingkat yang lebih rendah dalam
Perusahaan dengan kepemilikan melakukan agresivitas pajak.
mayoritas akan lebih berhati-hati dalam H4 : Kepemilikan mayoritas
bertindak dan mengambil keputusan berpengaruh terhadap agresivitas
termasuk masalah perpajakan karena pajak
dampaknya akan langsung dirasakan
METODOLOGI PENELITIAN Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan signifikan terhadap agresivitas pajak.
dengan cara pengumpulan data tidak Dengan adanya keterbukaan informasi,
langsung, yaitu berupa data laporan maka diharapkan perusahaan akan
tahunan perusahaan periode 2016 - 2019 cenderung mengambil tindakan
dari website resmi Bursa Efek Indonesia perpajakan yang tidak berisiko. Prinsip
(BEI) dan website resmi perusahaan keterbukaan dan transparansi informasi
yang bersangkutan. pada corporate governance tersebut juga
Data yang digunakan dalam bisa mengurangi masalah yang timbul
penelitian ini adalah data sekunder yang antara pemilik perusahaan dan manajer.
diperoleh dari laporan keuangan tahunan Perusahaan yang memiliki corporate
yang diambil dari website resmi Bursa governance yang akan lebih taat
Efek Indonesi (BEI) yaitu terhadap peraturan yang telah ditentukan
http://www.idx.co.id untuk tahun buku dan lebih jarang melakukan agresivitas
yang berakhir 31 Desember 2016 sampai pajak. Penelitian yang mendukung
dengan 31 Desember 2019 pada tentang pengaruh corporate governance
Perusahaan Mnufaktur yang terdaftar di terhadap agresivitas pajak dilakukan
Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian oleh Hidayanti (2013) yang menyatakan
ini menggunakan metode kuantitatif bahwa corporate governance
yang merupakan metode penelitian yang berpengaruh negatif dan memiliki
digunakan untuk meneliti data yang tingkat yang lebih rendah dalam
bersifat statistik agar dapat menguji melakukan tindakan agresivitas pajak.
suatu hipotesis. Hal ini berarti semakin tinggi
perusahaan untuk melakukan
HASIL PENELITIAN
keterbukaan informasi, maka akan
Pengaruh Corporate Goverance menurunkan agresivitas pajak.
Terhadap Agresivitas Pajak Penelitian lainnya adalah penelitian
Diketahui bahwa corporate Winarsih dkk (2012) yang juga
governance berpengaruh negatif menunjukan bahwa kegiatan corporate
terhadap agresivitas pajak. Maka dapat governance akan mengendalikan
disimpulkan H1 diterima yaitu corporate agresivitas pajak dalam perusahaan.
governance berpengaruh terhadap
Pengaruh Pengungkapan Corporate
agresivitas pajak. Berdasarkan hitungan
Social Responsibility Terhadap
tersebut, diketahui bahwa corporate
Agresivitas Pajak
governance berpengaruh negatif
Berdasarkan hasil pengujian bersikap agresif . Sedangkan,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi perusahaan yang memiliki peringkat
variabel kepemilikan institusional tinggi dalam pengungkapan CSRnya
sebesar 0,028 lebih kecil dari 0,05 dipandang lebih peduli terhadap
sehingga hipotesis yang diajukan lingkungan sosial serta tidak sekedar
diterima, yang berarti bahwa CSR mementingkan hak-hak investor tetapi
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. perhatiannya juga be besar akan hak-hak
Hasil penelitian ini konsisten dengan publik, sehingga perusahaan cenderung
penelitian yang dilakukan oleh Adrianto memiliki kesadaran yang tinggi terhadap
dan Fadjar (2017) serta Rengganis dan kewajiban perpajakannya.
Putri (2018), yang menyatakan bahwa
Pengaruh Capital Intensity Terhadap
CSR berpengaruh terhadap agresivitas
Agresivitas Pajak
pajak. Hasil yang diperoleh dalam
Hipotesis awal yakni inventory
penelitian ini berarti bila pengungkapan
intensity berpengaruh pada agresivitas
CSR perusahaan tinggi, akan diikuti
pajak ditolak sebab. Hasil penelitian ini
dengan rendahnya tingkat agresivitas
berkesimpulan bahwa inventory
pajak perusahaan. Setiap kegiatan CSR
intensity tidak berpengaruh pada
yang dijalankan oleh perusahaan itu
agresivitas pajak. Penelitian terdahulu
merupakan sebuah kegiatan yang tidak
yang sejalan dengan penelitian ini
hanya berfokus untuk tujuan ekonomi
adalah penelitian tahun 2016 oleh
tetapi lebih menitik beratkan pada
Siregar, Noor (2010) dalam Husnaini et.
bidang sosial dan lingkungan.
al (2013). Pemilihan metode pencatatan
Bagaimana dampak yang akan diterima
perusahaan FIFO, LIFO maupun
masyarakat setelah kegiatan sosial
Average dapat mempengaruhi kewajiban
tersebut dijalankan, karena perusahaan
pajak perusahaan, tetapi model
melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial
penelitian ini belum mampu untuk
tersebut juga sebagai bentuk tanggung
mendeteksi hal tersebut. Metode
jawabnya pada stakeholdernya.
pencatatan persediaan yang digunakan
Perusahaan yang memiliki peringkat
oleh perusahaan sama baik untuk tujuan
rendah untuk pengungkapan CSRnya
pajak atau komersial, maka hal tersebut
dianggap kurang memiliki tanggung
dapat mempengaruhi sehingga
jawab sosial sehingga dalam
disimpulkan bahwa capital intensity
menjalankan tanggungjawabnya bidang
berpengaruh positif pada agresivitas
perpajakan, juga cenderung akan lebih
pajak. Hal tersebut berarti capital lebih besar atau sesuai dengan yang
intensity memiliki hubungan yang tertagih, daripada harus membayar
searah dengan agresivitas pajak. Ketika denda dan mendapat sanksi yang dapat
capital intensity meningkat, maka berakibat buruk terhadap
perusahaan akan semakin agresif keberlangsungan usaha perusahaan.
terhadap kewajiban perpajakannya. Penelitian yang mendukung tentang
Hasil penelitian ini sejalan dengan pengaruh kepemilikan mayoritas
penelitian yang dilakukan oleh Surbakti terhadap agresivitas pajak dilakukan
(2012), Sabli dan Noor (2012) dalam oleh Hadi dan dkk (2014) yang
Ardyansyah (2014). menyatakan bahwa kepemilikan
mayoritas berpengaruh negatif dan
Pengaruh Kepemilikan Mayoritas
memiliki tingkat yang lebih rendah
Terhadap Agresivitas Pajak
dalam melakukan tindakan agresivitas
Diketahui bahwa kepemilikan
pajak. Hal ini berarti semakin tinggi
mayoritas berpengaruh negatif terhadap
kepemilikan dikendalikan oleh
agresivitas pajak. Maka dapat
mayoritas, maka akan menurunkan
disimpulkan H4 diterima yaitu
agresivitas pajak.
kepemilikan mayoritas berpengaruh
terhadap agresivitas pajak. Diketahui KESIMPULAN
bahwa kepemilikan mayoritas
Dalam penelitian ini Teknik
berpengaruh negatif signifikan terhadap
pengambilan sampel yang digunakan
agresivitas pajak. Perusahaan dengan
dalam penelitian ini adalah purposive
kepemilikan mayoritas akan lebih
sampling. Teknik pengumpulan data
berhati-hati dalam bertindak dan
yang digunakan dengan cara
mengambil keputusan termasuk masalah
pengumpulan data tidak langsung, yaitu
perpajakan karena dampaknya akan
berupa data laporan tahunan perusahaan
langsung dirasakan pemegang saham
periode 2016 - 2019 dari website resmi
mayoritas sebagai pemilik sekaligus
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan website
pengambil kebijakan perusahaan.
resmi perusahaan yang bersangkutan.
Perusahaan yang cenderung dengan
Penelitian ini menggunakan metode
kepemilikan sebagian besar dimiliki
kuantitatif yang merupakan metode
oleh pihak mayoritas akan lebih taat
penelitian yang digunakan untuk
dalam membayar pajak karena pemilik
meneliti data yang bersifat statistik agar
perusahaan lebih rela membayar pajak
dapat menguji suatu hipotesis.
Dan dapat diketahui bahwa oleh perusahaan sama baik untuk tujuan
corporate governance berpengaruh pajak atau komersial, maka hal tersebut
negatif signifikan terhadap agresivitas dapat mempengaruhi sehingga
pajak. Dengan adanya keterbukaan disimpulkan bahwa capital intensity
informasi, maka diharapkan perusahaan berpengaruh positif pada agresivitas
akan cenderung mengambil tindakan pajak. kepemilikan mayoritas
perpajakan yang tidak berisiko. Prinsip berpengaruh negatif terhadap agresivitas
keterbukaan dan transparansi informasi pajak. Maka dapat disimpulkan H4
pada corporate governance tersebut juga diterima yaitu kepemilikan mayoritas
bisa mengurangi masalah yang timbul berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
antara pemilik perusahaan dan manajer. Diketahui bahwa kepemilikan mayoritas
Kemudian CSR berpengaruh terhadap berpengaruh negatif signifikan terhadap
agresivitas pajak. Hasil yang diperoleh agresivitas pajak. Perusahaan dengan
dalam penelitian ini berarti bila kepemilikan mayoritas akan lebih
pengungkapan CSR perusahaan tinggi, berhati-hati dalam bertindak dan
akan diikuti dengan rendahnya tingkat mengambil keputusan termasuk masalah
agresivitas pajak perusahaan. Setiap perpajakan karena dampaknya akan
kegiatan CSR yang dijalankan oleh langsung dirasakan pemegang saham
perusahaan itu merupakan sebuah mayoritas sebagai pemilik sekaligus
kegiatan yang tidak hanya berfokus pengambil kebijakan perusahaan.
untuk tujuan ekonomi tetapi lebih
DAFTAR PUSTAKA
menitik beratkan pada bidang sosial dan
lingkungan. Satriawaty Migang & Winda
Rivia Dina, 2020. Pengaruh Corporate
Hasil penelitian hipotesis ketiga
Governance dan Pengungkapan
ini berkesimpulan bahwa inventory
Corporate Social Responsibility
intensity tidak berpengaruh pada
terhadap Agresivitas Pajak, Jurnal
agresivitas pajak. Pemilihan metode
Geoekonomi. Volume 11 Nomor 1.
pencatatan perusahaan FIFO, LIFO
Hal :42-55
maupun Average dapat mempengaruhi
kewajiban pajak perusahaan, tetapi Putu Ayu Seri Andhari & I Made