Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE , PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY , CAPITAL INTENSITY , DAN


KEPEMILIKAN MAYORITAS TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA )

Hasna Farkhatul
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Magelang

ABSTRAK
Di Indonesia pajak memegang peranan penting bagi perekonomian. Hal ini
dikarenakan pajak merupakan sumber pendapatan utama negara. Pentingnya peranan
pajak bagi negara menyebabkan pemerintah menciptakan berbagai program dan
regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Sehingga
banyak perusahaan manufaktur yang berkembang pesat di Indonesia. Dari sudut
pandang rakyat sebagai pembayar pajak, membayar pajak merupakan suatu bentuk
pengabdian dan dukungan terhadap pemerintah dalam menjalankan pemerintahan
yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya.
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Corporate
Governance , Pengungkapan CSR , Capital Intensity , Dan Kepemilikan Mayoritas
Terhadap Agresivitas Pajak. Populasi dan Sampel diambil dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 - 2019. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh Corporate Governance
berpengaruh negatif signifikan pada Agresivitas Pajak , Pengaruh CSR berpengaruh
positif signifikan pada Agresivitas Pajak , Pengaruh Capital Intensity tidak
berpengaruh signifikan pada Agresivitas Pajak dan Pengaruh Kepemilikan Mayoritas
berpengaruh negatif signifikan pada Agresivitas Pajak.
Kata kunci : Corporate Governance , Pengungkapan Corporate Social
Responsibility , Agresivitas Pajak , Capital Intensity , Kepemilikan Mayoritas
ABSTRACT

In Indonesia, taxes play an important role in the economy. This is because


taxes are the main source of state revenue. The importance of the role of taxes for the
state causes the government to create various programs and regulations aimed at
increasing revenues from the tax sector. So that many manufacturing companies are
growing rapidly in Indonesia. From the people's point of view as taxpayers, paying
taxes is a form of dedication and support for the government in running a government
that aims to prosper its people.

The purpose of this research is to analyze the influence of Corporate


Governance, CSR Disclosure, Capital Intensity, and Majority Ownership on Tax
Aggressiveness. The population and samples were taken from manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2016 - 2019. The method
used in this study used a qualitative method.

The results of this study indicate that the influence of corporate governance
has a significant negative effect on tax aggressiveness, the effect of CSR has a
significant positive effect on tax aggressiveness, the effect of capital intensity has no
significant effect on tax aggressiveness and the influence of majority ownership has a
significant negative effect on tax aggressiveness.

Keywords: Corporate Governance, Corporate Social Responsibility Disclosure, Tax


Aggressiveness, Capital Intensity, Majority Ownership

PENDAHULUAN Pentingnya peranan pajak bagi negara


menyebabkan pemerintah menciptakan
Pajak memegang peranan
berbagai program dan reguasi yang
penting bagi perekonomian Indonesia.
bertujuan untuk meningkatkan
Hal ini dikarenakan pajak merupakan
penerimaan dari sektor pajak. Bagi
sumber pendapatan utama negara yang
perusahaan , pajak dianggap sebagai
digunakan untuk membiayai
biaya yang akan mengurangi profit
pembangunan dan upaya mewujudkan
perusahaan. Semakin besar laba yang
kesejahteraan masyarakat, oleh karena
diperoleh perusahaan maka akan
itu pemerintah berharap setiap tahun nya
semakin besar juga beban pajak yang
pendapatan dari sektor pajak meningkat.
harus dibayarkan oleh perusahaan
kepada pemerintah. Karena semakin hanya berjumlah Rp 492.59 miliar.
tinggi jumlah beban pajak yang harus Dengan selisih kekurangan yang begitu
dibayarkan perusahaan akan banyak yaitu Rp. 49,24 miliar. Bagi
menyebabkan semakin kecilnya jumlah Direktorat Jendral Pajak , beban biaya
profit yang di peroleh perusahaan. itu sangat mencurigakan dan hal tersebut
mengarah pada praktik tax avoidance.
Fenomena mengenahi agresivitas
terjadi pada salah satu PT yang bergerak Frank, Lynch, dan Rego (2009),
dibidang minuman. Dikutip dari situs Agresivitas pajak perusahaan adalah
(https://www.kompas.com/ diakses pada suatu tindakan merekayasa pendapatan
tanggal 08 Juni 2021, Pukul 10.00 WIB) kena pajak yang dirancang melalui
, diduga PT tersebut melakukan tindakan perencanaan pajak baik
penghindaran pajak yang menimbulkan menggunakan cara yang tergolong
kekurangan pembayaran pajak senilai secara legal (tax avoidance) atau ilegal
Rp. 49,24 miliar. Hasil penelurusan (tax evasion). Semakin besar
Direktorat Jendral Pajak, kementrian penghematan pajak yang di lakukan
keuangan menemukan adanya perusahaan , maka perusahaan dianggap
pembengkakan biaya yang besar pada semakin agresif terhadap pajak.
tahun 2002,2003,2004 dan 2006. Beban Tindakan agresif dalam pajak
biaya tersebut yang besar menyebabkan merupakan usaha bagi perusahaan untuk
pengasilan kena pajak berkurang, meminimalisir pembayaran pajak
sehingga beban kena pajaknya PT kepada pemerintah yang saat ini menjadi
tersebut otomatis ikut mengecil. Beban perhatian publik, dikarenakan tindakan
biaya tersebut merupakan hasil dari tersebut dinilai merugikan masyarakat
pembiayaan iklan minuman merk dan pemerintah (Hardiningsih, 2015).
tersebut dari rentang waktu tahun 2002 Salah satu upaya mengendalikan
sampai 2006 dengan total Rp. 566,84 tindakan agresivitas pajak adalah dengan
miliar. Akibatnya , ada penurunan cara melaksanakan corporate
penghasilan kena pajak. Menurut governance sehingga dapat mengawasi
Direktorat Jendral Pajak , total pengelolaan perusahaan oleh
penghasilan kena pajak PT tersebut pada manajemen, termasuk dalam hal
periode itu adalah Rp, 603,48 miliar. kebijakan perpajakan perusahaan.
Sedangkan berdasarkan perhitungan dari Variabel corporate governance diukur
PT tersebut, penghasilan kena pajak dengan 3 proksi yaitu komisaris
independen, ukuran dewan direksi, dan yakni dengan melakukan leverage.
komite audit. Perusahaan dalam upaya Leverage adalah semua utang
mempertahankan kelangsungan organisasi/perusahaan ke pihak lain
hidupnya selain dengan memperoleh yang belum dibayarkan atau dipenuhi.
laba juga harus melaksanakan segala Utang tersebut sebagai sumber
bentuk pertanggung jawaban sosialnya. pembiayaan eksternal untuk ekspansi
Warshut (2010) mengungkapkan CSR dan membiayai kebutuhan
sebagai suatu usaha atas kesungguhan organisasi/perusahaan (Putu Ayu dan I
perusahaan dalam menekan segala Made,2017). Ukuran perusahaan
bentuk efek negatif serta meningkatkan menurut Anita (2015) juga tercermin
efek positif dari operasional perusahaan dari kemampuan finansial dari suatu
secara maksimumuntuk seluruh perusahaan. Perusahaan dengan jumlah
pemangku kepentingan sehingga dapat aset yang tinggi dapat dikategorikan
tercapai tujuan pembangunan yang sebagai perusahaan besar. Sebaliknya,
berkelanjutan. yang jumlah asetnya rendah
dikategorikan dalam perusahaan kecil.
Perusahaan menanamkan
Aset dengan jumlah yang besar dapat
investasinya dalam bentuk aset tetap
mempengaruhi timbulnya biaya dan
atau biasa disebut Capital intensity.
dapat mengurangi laba sebelum pajak.
Investasi dalam aset tetap
memperlihatkan banyaknya kekayaan Penelitian terdahulu yang
perusahaan diinvestasikan pada aset dilakukan oleh (satriawaty dan winda ,
tetap ( Putu Ayu dan I Made, 2017). 2020 ) mengemukakan Komisaris
Kepemilikan mayoritas juga diduga independen berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. agresivitas pajak , komite audit tidak
Setiap perusahaan yang memiliki berpengaruh terhadap agresivitas pajak ,
proporsi kepemilikan yang dimiliki oleh dan kepemilikan institusional
mayoritas perorangan melalui berpengaruh pada agresivitas pajak dan
perusahaan non publik maupun keluarga corporate social responsibility
juga berpengaruh pada tindakan berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
agresivitas pajak yang dilakukan suatu ( Putu , 2017 ) mengungkapkan bahwa
perusahaan (Dea Listika , 2017 ). capital intensity berpengaruh positif
pada agresivitas pajak sedangkan
Dan cara yang dilakukan untuk
pengungkapan CSR dan leverage
melakukan tindakan agresivitas pajak
berpengaruh negatif pada agresivitas melaksanakan sejumlah jasa dan
pajak. ( Dea , 2017 ) mengungkapkan mendelegasikan wewenang untuk
bahwa CSR berpengaruh terhadap mengambil keputusan kepada agen
agresivitas pajak , dan corporate tersebut. Teori keagenan menjelaskan
governance berpengaruh negartif pada hubungan yang terjadi antara pemegang
agresivitas pajak sedangkan kepemilikan saham dengan manajemen, dimana
mayoritas berpengaruh negatif pada pemegang saham sebagai principal
agresivitas pajak. ( Dewi ,2019 ) mempekerjakan orang lain sebagai
mengungkapkan CSR , Leverage tidak manajemen (agent) yang bertindak
berpengaruh signifikan terhadap untuk mewakili kepentingannya.
agresivitas pajak. Sedangkan ukuran Hubungan yang terjadi antara pemegang
perusahaan berpengaruh negatif saham (principal) dengan manajemen
signifikan terhaap agrevitas pajak. (agent) ini disebut sebagai agency
relationship sedangkan konflik
Berdasarkan permasalahan yang
kepentingan yang mungkin terjadi antara
dikemukakan diatas maka penulis
pemegang saham (principal) dengan
tertarik untuk mengambil judul “
manajemen (agent) disebut sebagai
Pengaruh Corporate Governance ,
agency problem.
Pengungkapan Corporate Social
Teori Legitimasi
Responsibility , Capital Intensity dan
Legitimasi masyarakat adalah
Kepemilikan Mayoritas terhadap
strategi yang dilakukan manajemen
Agresivitas Pajak “ ( Studi Empiris
untuk mengembangkan perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur yang
dalam menumbuhkan kepercayaan
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia )
publik. Teori ini menjelaskan adanya
LANDASAN TEORI DAN kontak sosial antara perusahaan dengan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS dan pengungkapan sosial lingkungan

Teori Keagenan (Lanis dan Richardson, 2012).

Menurut [ CITATION Jen761 \l Legitimasi merupakan hal yang sangat

1057 ], teori keagenan atau agency diinginkan oleh perusahaan dengan

theory diartikan sebagai teori yang memperolehnya maka perusahaan

terkait dengan kontrak dimana satu atau meningkatkan kekuatan secara maksimal

beberapa orang (principal) untuk jangka waktu panjang melalui

mempekerjakan orang lain (agent) untuk respon positif yang diterima perusahaan
dari masyarakat dan para pelaku pasar agresivitas pajak dengan menggunakan
saham. proksi effective tax rate (ETR). Menurut
Agresivitas Pajak Lanis (2012) menyatakan bahwa ETR
Agresivitas pajak merupakan merupakan proksi yang paling banyak
salah satu cara atau perencanaan yang digunakan pada penelitian sebelumnya
perusahaan lakukan untuk mengurangi dengan indikator bahwa adanya
beban pajak yang harus dibayarkan dan agresivitas pajak apabila memiliki ETR
hal ini sangat umum digunakan besar di yang mendekati 0. Semakin rendah nilai
dunia. Menurut Chen (2010) dalam Dea ETR yang dimiliki perusahaan, maka
(2017), tingkat keagresifan tindakan semakin tinggi tingkat agresivitas pajak.
pajak didasarkan pada besarnya Corporate Goverance
tujuanyang dimiliki perusahaan untuk Corporate governance atau yang
meminimalkan pembayaran pajak. dikenal tata kelola sebuah perusahaan
Kondisi lainnya yang dapat muncul karena adanya pemisahan antara
menghubungkan agresivitas pajak kepemilikan dan pengelola di dalam
adalah tujuan perusahaan yang dinilai suatu usaha yang meninggalkan usaha
menjadi faktor motivasi bagi perusahaan lainnya untuk bergabung membentuk
dalam merencanakan pajak dengan afiliasi perusahaan. Corporate goverance
jumlah yang minim. Sementara itu, merupakan sistem atau mekanisme yang
Wang (2015) menyatakan perencanaan mengatur dan mengendalikan
pajak agresif pada perusahaan yang perusahaan untuk menciptakan nilai
memiliki lingkungan informasi kurang tambah (value added) untuk semua
transparan. Kurangnya transparansi stockholders. Perusahaan merupakan
informasi akan meningkatkan salah satu wajib pajak sedangkan
kompleksitas keuangan perusahaan, corporate governance menjelaskan
yang mana dengan keadaan tersebut hubungan antar berbagai partisipan
informasi tidak dapat dikomunikasikan dalam perusahaan yang menentukan
secara maksimal kepada pihak luar, arah kinerja perusahaan, sehingga
sehingga masalah transparansi akan dengan adanya corporate governance
meningkat. Dengan demikian, dapat memiliki andil dalam pengambilan
ditarik kesimpulan tindakan pajak keputusan, dalam keputusan dalam hal
agresif ditandai dengan transparansi memenuhi kewajiban pajaknya, akan
informasi yang rendah. Cara untuk tetapi disisi lain perencanaan pajak
mengukur perusahaan yang melakukan bergantung pada dinamika corporate
governance dalam suatu perusahaan negara, sehingga dapat bertentangan
(Freedman, 2008). IICG (The dengan legitimasi perusahaan.
Indonesian Institute of Corporate Menurut Lanis dan Richardson (2013)
Governance) mendefenisikan Corporate dalam Jessica dan Toly (2014) bahwa
Governance sebagai proses dari struktur pengungkapan CSR dipandang sebagai
yang diterapkan dalam menjalankan sarana yang digunakan oleh menajemen
perusahaan dengan tujuan kegiatan perusahaan dalam berinteraksi dengan
utama perusahaan tetap berjalan tetapi masyarakat yang lebih luas untuk
tetap memperhatikan kepentingan mempengaruhi suatu dalam persepsi.
stakeholders. Pengungkapan CSR terdapat dalam
Corporate Social Responsibility laporan tanggung jawab sosial
CSR adalah sebuah komitmen perusahaan, laporan sumber daya
bisnis yang berperan dalam membangun manusia, dan laporan kesehatan dan
ekonomi yang dapat bekerja dengan keselamatan kerja. Pengungkapan
karyawan serta perwakilan karyawan, corporate social responsibility adalah
masyarakat sekitar perusahaan dan membuat suatu proses yang
masyarakat yang lebih luas untuk mempublikasikan informasi tentang
membenahi kualitas hidup, dengan cara aktivitas perusahaan dan dampaknya
yang baik untuk bisnis maupun pada keadaan sosial dan lingkungan
pengembangan bisnis (Sumedi, 2010). sekitarnya ( Supramini dan Suprasto,
Bentuk tanggung jawab perusahaan 2017).
terhadap lingkungan sosial diwujudkan Capital Intensity
dengan memberikan CSR yang Capital intensity
bertujuan sebagai penarik perhatian menggambarkan berapa besar kekayaan
masyarakat terhadap citra perusahaan perusahaan yang diinvestasikan pada
tersebut. Salah satu cara yang dapat bentuk aset tetap. Aset tetap mencakup
dilakukan oleh perusahaan untuk bangunan, pabrik, peralatan, mesin,
mendukung CSR tersebut adalah dengan property. PSAK 16 (revisi 2015) aset
turut berkontribusi membayar pajak. tetap adalah aset berwujud yang dimiliki
Jika perusahaa melakukan praktik untuk digunakan dalam produksi atau
penghindaran pembayaran pajak, hal penyedia barang atau jasa, untuk
tersebut dapat mencerminkan direntalkan kepada pihak lain, atau
perusahaan tidak bertanggung jawab untuk tujuan administratif dan
terhadap kewajiban pajaknya kepada diperkirakan untuk digunakan selama
lebih dari satu periode. Capital intensity strategis pada kualitas hubungan
yang merupakan investasi perusahaan keluarga yang menggabungkan sebuah
pada aset tetap merupakan salah satu situasi secara kekerabatan melalui
aset yang digunakan oleh perusahaan generasi kebijakan perusahaan
untuk berproduksi dan mendapatkan (Winarsih, dkk, 2012).
laba. Investasi perusahaan pada aset PENGEMBANGAN
tetap akan menyebabkan adanya beban HIPOTESIS
depresiasi dari aset tetap yang Pengaruh Corporate Goverance
diinvestasikan. Besarnya beban Terhadap Agresivitas Pajak
depresiasi untuk aset tetap diperaturan Penelitian yang dilakukan oleh
perpajakan Indonesia beraneka ragam Satriawanty dan Winda (2020) adalah
tergantung dari klasifikasi aset tetap salah satu contoh penelitian empiris
tersebut. Sabli dan Noor (2012) dalam yang memperlihatkan pengaruh
Ardyansyah (2014) menyatakan corporate governance terhadap pajak.
perusahaan dengan aset tetap yang besar Dalam Menurut teori keagenan yang
cenderung melakukan perencanaan dimana principal dan agency yang
pajak sehingga Effective Tax Ratio memberi wewenang dan melaksanakan
(ETR) sebagai salah satu indikator kewajiban yang mana tujuan dari agency
agresivitas pajaknya rendah. mensejahterakan stakeholder.
Kepemilikan Mayoritas Perusahaan merupakan salah satu wajib
Kepemilikan mayoritas diartikan pajak sedangkan corporate governance
sebagai kepemilikan saham oleh pihak menjelaskan hubungan antar berbagai
yang memiliki persentase yang besar partisipan dalam perusahaan yang
terhadap perusahaan non publik atau menentukan arah kinerja perusahaan,
publik. Menurut Arifin (2003), di dalam sehingga dengan adanya corporate
negara berkembang kepemilikan saham governance memiliki andil dalam
masih didominasi oleh kepemilikan pengambilan keputusan, dalam
keluarga termasuk di Indonesia. keputusan dalam hal memenuhi
Kepemilikan mayoritas dapat kewajiban pajaknya, akan tetapi disisi
meningkatkan profitabilitas di dalam lain perencanaan pajak bergantung pada
perusahaan jika dibandingkan dengan dinamika corporate governance dalam
perusahaan yang dikendalikan oleh suatu perusahaan (Freedman, 2008).
pemilik non keluarga. Kepemilikan Menurut Sari (2010), dengan adanya
mayoritas akan dihubungkan secara corporate governance masyarakat bisa
menilai apakah perusahaan tersebut taat bertindak agresif terhadap pajak, maka
dalam pembayaran pajak atau tidak, dan akan membuat perusahaan tersebut
apakah perusahaan tersebut juga kehilangan reputasi di mata dunia.
melakukan penyimpangan pajak atau Penelitian yang mendukung tentang
tidak. Hasil yang akan didapatkan pengaruh CSR terhadap agresivitas pajak
adalah kinerja perusahaan yang baik dilakukan oleh Dea Listika (2017) yang
sehingga masyarakat menilai bahwa menyatakan bahwa CSR berpengaruh
perusahaan tersebut baik. terhadap agresivitas pajak.
H1 : Diduga corporate governance
H2 : Corporate Social Responsibilty
berpengaruh terhadap agresivitas
Berpengaruh Terhadap Agresivitas
pajak
Pajak.
Pengaruh Pengungkapan Corporate
Pengaruh Capital Intensity Terhadap
Social Responsibility Terhadap
Agresivitas Pajak
Agresivitas Pajak
Capital intensity yang
Dalam penelitian Satriawanty
merupakan investasi perusahaan pada
dan Winda (2020) menyatakan bahwa
aset tetap merupakan salah satu aset
corporate social responsibility
yang digunakan oleh perusahaan untuk
berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
berproduksi dan mendapatkan laba.
Octaviana dan Rahma (2014),
Investasi perusahaan pada aset tetap
menyatakan bahwa akan semakin sulit
akan menyebabkan adanya beban
untuk membedakan antara CSR yang
depresiasi dari aset tetap yang
dilakukan dengan tujuan untuk
diinvestasikan. Besarnya beban
menguntungkan reputasi perusahaan.
depresiasi untuk aset tetap diperaturan
Oleh karena itu, penting dalam
perpajakan Indonesia beraneka ragam
mempertimbangkan bagaimana CSR
tergantung dari klasifikasi aset tetap
dapat mempengaruhi agresivitas pajak
tersebut. Dalam teori keagenan yang
tanpa membuat setiap upaya untuk
dimana principal dan agency yang mana
membedakan antara tindakan yang
principal memberikan kebijakan ekpada
diambil karena perusahaan benar-benar
agency guna keberlangsungan hidup
ingin bertanggung jawabmaupun
perusahaan sehingga dapat berpotensi
tindakan yang diambil karena tujuan
meningkatkan laba perusahaan yang
tertentu. Hal ini karena, apabila
ada , yang mana dalam investasi pada
perusahaan yang menjalankan CSR
aset, perusahaan dapat memilih metode
depresiasi yang dipandang dapat pemegang saham mayoritas sebagai
meningkatkan laba perusahaan. pemilik sekaligus pengambil kebijakan
Sabli dan Noor (2012) dalam perusahaan. Hal tersebut dapat
Ardyansyah (2014) menyatakan menimbulkan efek atau akibat yang
perusahaan dengan aset tetap yang besar negatif terhadap perusahaan karena akan
cenderung melakukan perencanaan berdampak pada ketaatan dalam
pajak sehingga Effective Tax Ratio membayar pajak karena manajemen
(ETR) sebagai salah satu indikator ingin memperoleh laba bersih yang
agresivitas pajaknya rendah. Capital besar dengan cara penghindaran pajak,
intensity sangat berhubungan dengan namun perusahaan yang cenderung
investasi perusahaan dalam aset tetap dengan kepemilikan sebagian besar
menjadikan beban depresiasi aset tetap dimiliki oleh pihak mayoritas akan lebih
semakin meningkat. Hal ini akan taat dalam membayar pajak karena
berimplikasi terhadap laba perusahaan pemilik perusahaan lebih rela membayar
yang semakin menurun, sehingga pajak pajak lebih besar atau sesuai dengan
terutang perusahaan juga akan semakin yang tertagih, daripada harus membayar
menurun. Penelitian yang mendukung denda dan mendapat sanksi yang dapat
tentang pengaruh capital intensity berakibat buruk terhadap
terhadap agresivitas pajak dilakukan keberlangsungan usaha perusahaan.
oleh Putu Ayu dan I Made (2017) yang Penelitian yang mendukung tentang
menyatakan bahwa capital intensity pengaruh kepemilikan mayoritas
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. terhadap agresivitas pajak dilakukan
H3 : Capital intensity berpengaruh oleh Purwanggono (2015) yang
pada agresivitas pajak menyatakan bahwa kepemilikan
Pengaruh Kepemilikan Mayoritas mayoritas berpengaruh dan memiliki
Terhadap Agresivitas Pajak tingkat yang lebih rendah dalam
Perusahaan dengan kepemilikan melakukan agresivitas pajak.
mayoritas akan lebih berhati-hati dalam H4 : Kepemilikan mayoritas
bertindak dan mengambil keputusan berpengaruh terhadap agresivitas
termasuk masalah perpajakan karena pajak
dampaknya akan langsung dirasakan
METODOLOGI PENELITIAN Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan signifikan terhadap agresivitas pajak.
dengan cara pengumpulan data tidak Dengan adanya keterbukaan informasi,
langsung, yaitu berupa data laporan maka diharapkan perusahaan akan
tahunan perusahaan periode 2016 - 2019 cenderung mengambil tindakan
dari website resmi Bursa Efek Indonesia perpajakan yang tidak berisiko. Prinsip
(BEI) dan website resmi perusahaan keterbukaan dan transparansi informasi
yang bersangkutan. pada corporate governance tersebut juga
Data yang digunakan dalam bisa mengurangi masalah yang timbul
penelitian ini adalah data sekunder yang antara pemilik perusahaan dan manajer.
diperoleh dari laporan keuangan tahunan Perusahaan yang memiliki corporate
yang diambil dari website resmi Bursa governance yang akan lebih taat
Efek Indonesi (BEI) yaitu terhadap peraturan yang telah ditentukan
http://www.idx.co.id untuk tahun buku dan lebih jarang melakukan agresivitas
yang berakhir 31 Desember 2016 sampai pajak. Penelitian yang mendukung
dengan 31 Desember 2019 pada tentang pengaruh corporate governance
Perusahaan Mnufaktur yang terdaftar di terhadap agresivitas pajak dilakukan
Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian oleh Hidayanti (2013) yang menyatakan
ini menggunakan metode kuantitatif bahwa corporate governance
yang merupakan metode penelitian yang berpengaruh negatif dan memiliki
digunakan untuk meneliti data yang tingkat yang lebih rendah dalam
bersifat statistik agar dapat menguji melakukan tindakan agresivitas pajak.
suatu hipotesis. Hal ini berarti semakin tinggi
perusahaan untuk melakukan
HASIL PENELITIAN
keterbukaan informasi, maka akan
Pengaruh Corporate Goverance menurunkan agresivitas pajak.
Terhadap Agresivitas Pajak Penelitian lainnya adalah penelitian
Diketahui bahwa corporate Winarsih dkk (2012) yang juga
governance berpengaruh negatif menunjukan bahwa kegiatan corporate
terhadap agresivitas pajak. Maka dapat governance akan mengendalikan
disimpulkan H1 diterima yaitu corporate agresivitas pajak dalam perusahaan.
governance berpengaruh terhadap
Pengaruh Pengungkapan Corporate
agresivitas pajak. Berdasarkan hitungan
Social Responsibility Terhadap
tersebut, diketahui bahwa corporate
Agresivitas Pajak
governance berpengaruh negatif
Berdasarkan hasil pengujian bersikap agresif . Sedangkan,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi perusahaan yang memiliki peringkat
variabel kepemilikan institusional tinggi dalam pengungkapan CSRnya
sebesar 0,028 lebih kecil dari 0,05 dipandang lebih peduli terhadap
sehingga hipotesis yang diajukan lingkungan sosial serta tidak sekedar
diterima, yang berarti bahwa CSR mementingkan hak-hak investor tetapi
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. perhatiannya juga be besar akan hak-hak
Hasil penelitian ini konsisten dengan publik, sehingga perusahaan cenderung
penelitian yang dilakukan oleh Adrianto memiliki kesadaran yang tinggi terhadap
dan Fadjar (2017) serta Rengganis dan kewajiban perpajakannya.
Putri (2018), yang menyatakan bahwa
Pengaruh Capital Intensity Terhadap
CSR berpengaruh terhadap agresivitas
Agresivitas Pajak
pajak. Hasil yang diperoleh dalam
Hipotesis awal yakni inventory
penelitian ini berarti bila pengungkapan
intensity berpengaruh pada agresivitas
CSR perusahaan tinggi, akan diikuti
pajak ditolak sebab. Hasil penelitian ini
dengan rendahnya tingkat agresivitas
berkesimpulan bahwa inventory
pajak perusahaan. Setiap kegiatan CSR
intensity tidak berpengaruh pada
yang dijalankan oleh perusahaan itu
agresivitas pajak. Penelitian terdahulu
merupakan sebuah kegiatan yang tidak
yang sejalan dengan penelitian ini
hanya berfokus untuk tujuan ekonomi
adalah penelitian tahun 2016 oleh
tetapi lebih menitik beratkan pada
Siregar, Noor (2010) dalam Husnaini et.
bidang sosial dan lingkungan.
al (2013). Pemilihan metode pencatatan
Bagaimana dampak yang akan diterima
perusahaan FIFO, LIFO maupun
masyarakat setelah kegiatan sosial
Average dapat mempengaruhi kewajiban
tersebut dijalankan, karena perusahaan
pajak perusahaan, tetapi model
melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial
penelitian ini belum mampu untuk
tersebut juga sebagai bentuk tanggung
mendeteksi hal tersebut. Metode
jawabnya pada stakeholdernya.
pencatatan persediaan yang digunakan
Perusahaan yang memiliki peringkat
oleh perusahaan sama baik untuk tujuan
rendah untuk pengungkapan CSRnya
pajak atau komersial, maka hal tersebut
dianggap kurang memiliki tanggung
dapat mempengaruhi sehingga
jawab sosial sehingga dalam
disimpulkan bahwa capital intensity
menjalankan tanggungjawabnya bidang
berpengaruh positif pada agresivitas
perpajakan, juga cenderung akan lebih
pajak. Hal tersebut berarti capital lebih besar atau sesuai dengan yang
intensity memiliki hubungan yang tertagih, daripada harus membayar
searah dengan agresivitas pajak. Ketika denda dan mendapat sanksi yang dapat
capital intensity meningkat, maka berakibat buruk terhadap
perusahaan akan semakin agresif keberlangsungan usaha perusahaan.
terhadap kewajiban perpajakannya. Penelitian yang mendukung tentang
Hasil penelitian ini sejalan dengan pengaruh kepemilikan mayoritas
penelitian yang dilakukan oleh Surbakti terhadap agresivitas pajak dilakukan
(2012), Sabli dan Noor (2012) dalam oleh Hadi dan dkk (2014) yang
Ardyansyah (2014). menyatakan bahwa kepemilikan
mayoritas berpengaruh negatif dan
Pengaruh Kepemilikan Mayoritas
memiliki tingkat yang lebih rendah
Terhadap Agresivitas Pajak
dalam melakukan tindakan agresivitas
Diketahui bahwa kepemilikan
pajak. Hal ini berarti semakin tinggi
mayoritas berpengaruh negatif terhadap
kepemilikan dikendalikan oleh
agresivitas pajak. Maka dapat
mayoritas, maka akan menurunkan
disimpulkan H4 diterima yaitu
agresivitas pajak.
kepemilikan mayoritas berpengaruh
terhadap agresivitas pajak. Diketahui KESIMPULAN
bahwa kepemilikan mayoritas
Dalam penelitian ini Teknik
berpengaruh negatif signifikan terhadap
pengambilan sampel yang digunakan
agresivitas pajak. Perusahaan dengan
dalam penelitian ini adalah purposive
kepemilikan mayoritas akan lebih
sampling. Teknik pengumpulan data
berhati-hati dalam bertindak dan
yang digunakan dengan cara
mengambil keputusan termasuk masalah
pengumpulan data tidak langsung, yaitu
perpajakan karena dampaknya akan
berupa data laporan tahunan perusahaan
langsung dirasakan pemegang saham
periode 2016 - 2019 dari website resmi
mayoritas sebagai pemilik sekaligus
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan website
pengambil kebijakan perusahaan.
resmi perusahaan yang bersangkutan.
Perusahaan yang cenderung dengan
Penelitian ini menggunakan metode
kepemilikan sebagian besar dimiliki
kuantitatif yang merupakan metode
oleh pihak mayoritas akan lebih taat
penelitian yang digunakan untuk
dalam membayar pajak karena pemilik
meneliti data yang bersifat statistik agar
perusahaan lebih rela membayar pajak
dapat menguji suatu hipotesis.
Dan dapat diketahui bahwa oleh perusahaan sama baik untuk tujuan
corporate governance berpengaruh pajak atau komersial, maka hal tersebut
negatif signifikan terhadap agresivitas dapat mempengaruhi sehingga
pajak. Dengan adanya keterbukaan disimpulkan bahwa capital intensity
informasi, maka diharapkan perusahaan berpengaruh positif pada agresivitas
akan cenderung mengambil tindakan pajak. kepemilikan mayoritas
perpajakan yang tidak berisiko. Prinsip berpengaruh negatif terhadap agresivitas
keterbukaan dan transparansi informasi pajak. Maka dapat disimpulkan H4
pada corporate governance tersebut juga diterima yaitu kepemilikan mayoritas
bisa mengurangi masalah yang timbul berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
antara pemilik perusahaan dan manajer. Diketahui bahwa kepemilikan mayoritas
Kemudian CSR berpengaruh terhadap berpengaruh negatif signifikan terhadap
agresivitas pajak. Hasil yang diperoleh agresivitas pajak. Perusahaan dengan
dalam penelitian ini berarti bila kepemilikan mayoritas akan lebih
pengungkapan CSR perusahaan tinggi, berhati-hati dalam bertindak dan
akan diikuti dengan rendahnya tingkat mengambil keputusan termasuk masalah
agresivitas pajak perusahaan. Setiap perpajakan karena dampaknya akan
kegiatan CSR yang dijalankan oleh langsung dirasakan pemegang saham
perusahaan itu merupakan sebuah mayoritas sebagai pemilik sekaligus
kegiatan yang tidak hanya berfokus pengambil kebijakan perusahaan.
untuk tujuan ekonomi tetapi lebih
DAFTAR PUSTAKA
menitik beratkan pada bidang sosial dan
lingkungan. Satriawaty Migang & Winda
Rivia Dina, 2020. Pengaruh Corporate
Hasil penelitian hipotesis ketiga
Governance dan Pengungkapan
ini berkesimpulan bahwa inventory
Corporate Social Responsibility
intensity tidak berpengaruh pada
terhadap Agresivitas Pajak, Jurnal
agresivitas pajak. Pemilihan metode
Geoekonomi. Volume 11 Nomor 1.
pencatatan perusahaan FIFO, LIFO
Hal :42-55
maupun Average dapat mempengaruhi
kewajiban pajak perusahaan, tetapi Putu Ayu Seri Andhari & I Made

model penelitian ini belum mampu Sukartha, 2017, Pengaruh

untuk mendeteksi hal tersebut. Metode Pengkungkapan Corporate Social

pencatatan persediaan yang digunakan Responsibility , Profitabilitas , Inventory


Intensity , Capital Intensity dan Economics Conference in Utilization of
Leverage pada Agresivitas Pajak , E- Modern Technology .
jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Juan Carlos Pangestu dan
Volume 18 Nomor 3 . Hal 2115-2142
Yohanes Mardinata Rusli , 2020 ,
Dewi Setyoningrum, Zulaikha , Pengaruh Captital Insensity Profitability
2019 ,Pengaruh Corporate Social dan Family Ownership Terhadap Tax
Responsibility , Ukuran Perusahaan , Manajemen , Seminar Nasional
Leverage dan Struktur Kepemilikan Akuntansi ( SENA) III.
Terhadap Agresivitas Pajak, Diponegoro
Andhari P. A. S., & Sukartha, I.
Journal Of Accounting,Volume 8
M. (2017). Pengaruh Pengungkapan
Nomor 3. Hal1-15
Corporate Social Responsibility ,
Dea Listika Sari , 2017 , Profitabilitas , Inventory Intensity ,
Pengaruh Corporate Social Capital Intensity dan Leverage Pada
Responsibility , Kepemlikan Mayoritas Agresivitas Pajak. E-Jurnal Akuntansi
dan Corporate Governance terhadap Universitas Udayana, 18(3), 2115–2142.
Agresivitas Pajak. JOM Fekon. Volume ISSN: 2115-2142
4 nomor 2.Hal 1813-1827
Andrianto, M. Rizky., & Fadjar,
Cici Dwi Anggriantari dan A. (2017). Pengaruh Pengungkapan
Anissa Hakim Purwantini , 2020 , Corporate Social Responsibility
Pengaruh Profitabilitas , Capital Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal
intensity , Inventory intensity , Dan Profesionalisme Akuntan Menuju
Leverage Pada Penghindaran Pajak . Sustainable Business Practice. ISSN:
FEBENEFICIUM , Business and 2252-3936

Gunawan, J. (2017). Pengaruh


Corporate Social Responsibility Dan
Corporate Governance Terhadap
Agresivitas Pajak. Jurnal Akuntansi,
21(3), 425.
https://doi.org/10.24912/ja.v21i3.246.

Anda mungkin juga menyukai