Abstrak
Agresivitas pajak merupakan salah satu tindakan yang pastinya akan menyebabkan kerugian negara
dikarenakan akan berimbas kepada penurunan pendapatan negara. Rasio pajak Indonesia
dibandingkan dengan rasio pajak negara Asosiation of South East Asian Nations (ASEAN) sangatlah
rendah selalu ada di bawah rasio 15%, pada tahun 2022 rasio pajak Indonesia ada pada angka 11%,
pemerintah mengharapkan rasio pajak Indonesia berada diangka 15%. Tujuan pada penelitian ini
adalah untuk menguji pengaruh agresivitas pajak terhadap profitabilitas, capital intensity, ukuran
perusahaan, dan sales growth pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2018-2021. Populasi pada penelitian ini adalah
sebanyak 71 Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI menggunakan teknik purposif
sampling dan di peroleh 132 sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data panel dengan
bantuan alat eviews9. Hasil penelitian menunjukan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap agresivitas pajak. Semakin besar laba perusahaan akan semakin besar pula
profitabilitas yang dimiliki sebuah perusahaan, dan akan berdampak kepada pembayaran pajak yang
lebih besar, sehingga akan mempengaruhi tindakan agresivitas pajak perusahaan. Capital intensity
berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak. Semakin besar perusahaan dalam
menginvestasikan dananya dalam bentuk aset tetap maka akan semakin pula beban depresiasinya
sehingga akan mengurangi laba perusahaan, dan hal tersebut menjadi salah satu faktor tindakan
agresivitas pajak. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak.
Perusahaan yang besar biasanya memiliki aset yang besar, dari aset tersebut akan memunculkan
beban depresiasi yang akan mengurangi laba perusahaan, dan hal tersebut menjadi salah satu faktor
tindakan agresivitas pajak. Sales growth berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak.
Tingkat penjualan yang relatif lebih besar dan diiringi dengan kenaikan pendapatan akan membuat
perusahaan mampu untuk membayarkan beban pajaknya.
Kata Kunci: Agresivitas pajak, Capital intensity, Profitabilitas, Sales growth, Ukuran perusahaan.
Abstract
Tax aggressiveness is one of the actions that will certainly cause state losses because it will impact
on a decrease in state revenues. Indonesia's tax ratio compared to the ratio of the Association of South
East Asian Nations (ASEAN) countries is very low, always below the 15% ratio, in 2022 Indonesia's
tax ratio is at 11%, the government expects Indonesia's tax ratio to be at 15%. The aim of this study
was to examine the effect of tax aggressiveness on profitability, capital intensity, company size, and
sales growth in consumer goods manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange
(IDX) for the 2018-2021 period. The population in this study were 71 consumer goods companies
listed on the IDX using a purposive sampling technique and 132 samples were obtained. This study
uses panel data analysis techniques with the help of the eviews9 tool. The results showed that
Profitability has a significant positive effect on tax aggressiveness. The greater the company's profit,
the greater the profitability of a company, and will have an impact on greater tax payments, so that it
will affect corporate tax aggressiveness. Capital intensity has a significant positive effect on tax
aggressiveness. The greater the company invests its funds in the form of fixed assets, the more
depreciation will be incurred so that it will reduce company profits, and this becomes one of the
factors of tax aggressiveness. Firm size has a significant positive effect on tax aggressiveness. Large
companies usually have large assets, these assets will generate depreciation expenses which will
reduce company profits, and this becomes one of the factors for tax aggressiveness. Sales growth has
a significant negative effect on tax aggressiveness. A relatively higher level of sales and accompanied
by an increase in revenue will enable the company to pay its tax burden
Keywords: Tax aggressiveness, Capital intensity, Profitability, Sales Growth, Company Size.
27
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940
perusahaan yang pertama profitabilitas. akhirnya akan meningkat juga laba yang
Profitabilitas adalah kemampuan dimilkiki oleh perusahaan yang nantinya
perusahaan dalam mengelola aset untuk akan berpengaruh pada pajak yang harus
menghasilkan laba pada tahun berjalan. dibayarkan oleh perusahaan. Penelitian
Semakin tinggi profitabilitas sebuah yang dilakukan oleh (Firmansyah 2021),
perusahaan makan akan semakin tinggi dan (Allo et al., 2021) yang menyatakan
pula laba perusahaan tersebut (Sidik bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
2022). Dasar dari pengenaan tarif pajak terhadap agresivitas pajak perusahaan
adalah laba perusahaan. Maka apabila namun berbeda pada penelitian yang
perusahaan memiliki profitabilitas yang dilakukan oleh (Rahmawati, 2021) dan
tinggi maka perusahaan tersebut (Maulana, 2020) yang menyatakan
cenderung akan melakukan agresivitas bahwa ukuran perusahaan tidak
pajak. Penelitian yang dilakukan oleh berpengaruh terhadap agresivitas
Firmansyah (2021), Maulina Simamora pajak perusahaan.
and Rahayu (2020) menunjukan bahwa Yang terakhir adalah sales growth atau
profitabilitas berpengaruh terhadap yang disebut juga dengan presentase
agresivitas pajak, namun berbeda dengan pertumbuhan penjualan perusahaan.
penelitian yang dilakukan oleh (Hidayat Pertumbuhan penjualan perusahaanpun
and Fitria 2018) bahwa agresivitas pajak tentunya akan sejalan dengan laba
tidak berpengaruh terhadap perusahaan yang nantinya akan
profitabilitas. berpengaruh pada beban pajak yang akan
Berikutnya yang kedua, Capital ditanggung oleh perusahaan. Penelitian
intensity adalah rasio kegiatan investasi yang dilakukan oleh (Wahyuni et al.,
yang dimiliki perusahaan dalam bentuk 2019) menyatakan bahwa sales growth
aset tetap. Capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak
menggambarkan seberapa besar proporsi perusahaan, namun penelitian yang
aset tetap perusahaan dari total asetnya dilakukan oleh (Susanti & Satyawan,
(Kalbuana et al., 2020). Intensitas aset 2020) memberikan pernyataan yang
tetap yang besar akan menghasilkan berbeda.
beban depresiasi yang besar pula, hal ini Perusahaan selalu memanfaatkan celah
mengakibatkan berkurangnya laba celah yang dapat menurunkan tingkat
perusahaan (Andanrini & Rahmawati, pembayaran pajaknya, sehingga dapat
2017). Maka semakin besar capital merugikan negara. Penelitian ini
intensity maka akan meningkatkan bertujuan untuk menganalisis dan
agresivitas perusahaan karena tingginya memberikan fakta empiris mengenai
beban deprisiasi. Penelitian yang pengaruh profitabilitas, capital intensity,
dilakukan oleh (Firmansyah 2021), sales growth, dan ukuran perusahaan
(Hidayat & Fitria, 2018), (Maulana, terhadap agresivitas pajak perusahaan.
2020) menyatakan bahwa capital Selain itu penelitian ini diharapkan
intensity berpengaruh terhap agresivitas mampu memberikan masukan kepada
pajak perusahaan, namun penelitian regulator dalam membuat kebijakan
tersebut bertentangan dengan penelitian maupun peraturan dalam perpajakan
yang dilakukan oleh (Rahayu & Kartika, sehingga potensi penerimaan pajak di
2021) yang menyatakan bahwa capital negara dapat dimaksimalkan.
intensity tidak berpengaruh terhadap
agresivitas pajak. 2. TELAAH LITERATUR
Faktor yang ketiga adalah Ukuran
2.1 Agency teory
perusahaan yang di proyeksikan dengan
Teori keagenan atau yang biasanya disebut
SIZE. Ukuran perusahaan biasanya
dengan teori agency adalah teori yang
dilihat dari besarnya asset yang dimiliki
menjelaskan adanya hubungan principal dan
perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan
agen. Teori keagenan menjelaskan tentang
Menurut Mutia et al., (2018) semakin
adanya pemisahan fungsi antara agent dan
besarnya set yang dimilki oleh
principal dimana agent adalah manajer
perusahaan tersebut maka akan semakin
perusahaan dan principal adalah pemerintah.
besar pula produktivitas perusahaan yang
Menurut (Jensen & Meckling, 1976) perusahaan akan lebih maksimal. Perusahaan
mengemukakan jika principle ialah pihak yang menganggap bahwa pajak adalah salah satu
menyerahkan wewenang pada agent guna beban yang dapat mengurangi laba perusahaan
melakukan tindakan atas nama principle, (Muliasari & Hidayat, n.d.), maka dari itu
sementara manajer ialah agen yang melakukan perusahaan melakukan agresivitas pajak.
tindakan bagi kepentingannya sendiri yakni Agresivitas pajak dapat di ukur menggunakan
guna mengoptimalkan kekayaan perusahaan. NPM atau yang disebut uga dengan Nett profit
Menurut Scott, (2015) agency teori margin menurut (Andanrini & Rahmawati,
merupakan sebuah pengembangan teori yang 2017) NPM dinilai dapat mengukur tingkat
mengkaji tentang sebuah desain kontrak yang agresivitas perusahahaan dengan
mana agen (pihak manejemen) bekerja atas membandingkan NPM industri dengan NPM
nama principal (pemerintah). Teori agency perusahaan karena apabila NPM perusahaan
berisikan hubungan antara pihak agen dan berda di bawah NPM industry perusahaan
principal. Manejemen perusahaan (agent) tersebut dapat di indikasi melakukan agresivitas
mempunyai kewajiban guna melaporkan pajak.
informasi tentang kondisi perusahaan yang
sesungguhnya pada pemerintah (principal) 2.3 Profitabilitas
karena dianggap agent paham atas kondisi Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan yang sebenarnya namun terkadang perusahaan dalam mengahsilkan laba dalam
manejer perusahaan (agent) tidak melakukan kurun waktu satu tahun berjalan. Profitabilitas
hal tersebut (Arfan & Ishak, 2005). di ukur menggunakan rasi ROA (return on
Konflik karena adanya perbedaan assets). ROA digunakan untuk menilai
kepentingan tersebut yang akhirnya muncul efektivitas perusahaan dalam
teori keagenan. Agency problem terjadi pemanfaatansumber daya yang dimilikinya
diantara pemungut pajak (pemerintah) dengan (Sambiring & Sa’adah, 2022). Jika perusahaan
pembayar pajak (manajemen). Pemerintah yang mampu melakukan pemanfaatan efektivitas
berperan sebagai pemungut pajak berharap sumber daya yang dimilikinya untuk kegiatan
adanya pemasukan sebesar-besarnya dari usaha maka perusahaan tersebut akan
pemungutan pajak, sementara dari pihak mendapatkan penghasilan yang tinggi.
manajemen yang membayar pajak Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar
berpandangan bahwa perusahaan harus juga laba yang diperoleh perusahaan. Jika laba
menghasilkan laba yang sebesar - besarnya perusahaan meningkat maka, jumlah pajak
dengan berupaya meminimalkan beban pajak. penghasilan juga meningkat (Sambiring &
Upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara Sa’adah, 2022). Jadi apabila laba perusahaan
legal maupun ilegal (Frank et al., 2009). meningkat maka perusahaan akan cenderung
Pada sistem self assessment, wajib pajak untuk melakukan tindakan agresivitas pajak.
berperan sebagai agen pelaksana kewajiban H1 : Profitabilitas Berpengaruh Positif
perpajakan. Adapun pemerintah berperan Terhadap Agresitas Pajak perusahaan.
sebagai prinsipal dalam hubungan keagenan
tersebut. Dalam upaya melindungi 2.4 Capital Intesity
kepentingannya, wajib pajak (agen) akan Capital intensity merupakan rasio
mengupayakan berbagai usaha dengan tujuan intensitas investasi perusahaan dalam bentuk
meminimalkan beban pajak. Upaya tersebut asset tetap perusahaan. Dimana asset tetap yang
merupakan tindakan yang dilakukan dengan di maksud disini adalah seperti Gudang, mesin,
sengaja atau merupakan tindakan agresif. property. Selain itu menurut (Mustika et al.,
Tindakan yang dilakukan oleh agent tidak di 2017) capital intesity juga dapat diartikan
inginkan oleh principal karena principal akan dengan seberapa perusahaan rela untuk
dirugikan karena pemasukan yang didaptkan membelanjakan dananya untuk kegiatan oprasi
oleh principal akan berkurang. dan pendanaan kegiatan usaha guna
2.2 Agresivitas Pajak mendaptkan keuntungan bagi perusahaan.
Agresivitas pajak adalah sebuah Tindakan Capital intensity akan memunculkan biaya
penghindaran pajak baik secara legal (tax penyusutan atau beban deprisiasi yang nantinya
avoidance) dan illegal (tax evasion) dengan akan berpengaruh terhadap berkurangnya laba
tujuan untuk mengurangi beban pajak perusahaan dan apabila laba perusahaan
perusahaan sehingga laba yang didapat berkurang maka biaya kena pajak akan
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 7 intensity berpengaruh terhadap tindakan
hasil pengujian untuk hipotesis 3 menunjukan agresivias pajak perusahaan. Hal tersebut juga
bahwa variabel capital intensity memiliki nilai selaras dengan teori keagenan yang mana
koefiisen sebesar 0,006333, dengan nilai t manejer perusahaan (agen) akan menggunakan
hitung 3.524801 > t tabel 1,659, dan tingkat uang perusahaan yang menganggur dan
signifikansi 0,0007 < 0,05. yang dapat diartikan mengivestasikannya dalam bentuk aset tetap
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif perusahaan.sehingga perusahaan memiliki
signifikan terhadap agresivitas pajak keuntungan dalam bentuk beban deprisiasi
perusahaan. Berdasarkan hasil olah data pada yang akan menurunkan pendapatan perusahaan.
tabel 8 hasil pengujian untuk hipotesis 4 Semakin besar perusahaana menginvenstasikan
menunjukan bahwa variabel capital intensity aset tetap maka beban deprisiasi perusahaan
memiliki nilai koefiisen sebesar -0,015, dengan akan semakin besar.
nilai t hitung -2,602 > t tabel 1,659, dan tingkat Semakin besar beban deprisiasi
signifikansi 0,010 < 0,05. Hal ini berarti sales perusahaan maka dapat mengurangi laba
growth berpengaruh negatif dan signifikan perusahaan yang akan berakibat dengan
terhadap agresifitas pajak perusahaan. berkurangnya beban pajak perusahan. Laba
perusahaan yang rendah maka beban
PEMBAHASAN pajaknyapun akan rendah karena dasar
Pengaruh Profitabilitas Terhadap pengenaan pajak adalah laba perusahaan. Hasil
Agresivitas Pajak peneltian ini selaras dengan riset yang
Profitabilitas berpengaruh positif signifikan dilaksanakan (Junensie et al., 2020; Sukartha,
terhadap agresivitas pajak perusahaan, hal 2017; Yuliana & Djoko, 2020). Akan tetapi hal
tersebut selaras dengan teori keagenan, dimana tersebut bertolak belakang dengan penelitian
agen adalah pihak yang mengetauhi bagaimana yang dilaksanakan (Adiputri Karisma &
keadaan perusahaan yang sebenarnya. Agen Erlinawati Alit, 2021; Maulina Simamora &
diberikan wewenang oleh prinsipal untuk Rahayu, 2020) yang menyatakan bahwa capital
melakukan kewajiban perpajakannya secara intensity tidak berpengaruh terahadap
self assessment dan disitulah perusahaan dapat agresivitas pajak.
mencari celah celah yang dapat mengurangi Penelitian tersebut tidak sejalan karena
laba perusahaan tersebut, karena semakin besar terdapat perbedaan pada proksi pengukuran
laba perusahaan akan semakin besar pula agresivitas pajak yang digunakan yaitu
profitabilitas yang dimiliki sebuah perusahaan, menggunakan pengukuran CETR pada
dan akan berdampak kepada pembayaran pajak penelitain (Adiputri Karisma & Erlinawati Alit,
yang lebih besar. Sedangkan pembayaran yang 2021), sedangkan pada penelitian (Maulina
besar tidak di inginkan oleh perusahaan. Simamora & Rahayu, 2020) menggunakan
Profitabilitas yang tinggi maka akan proksi pengukuran agresivitas pajak ETR.
mempengaruhi perushaan untuk melakukan
agresivitas pajak. Penelitian ini selaras dengan Pengaruh Ukuran Perusahaan Terahadap
penelitian yang dilakukan (Maulana, 2020; Agresivitas Pajak.
Sukartha, 2017) jika profitabilitas mempunyai Ukuran perusahaan berpengaruh positif
pengaruh yang positif signifikan terhadap signifikan terhadap tindakan agresivitas pajak
agresivitas pajak perusahaan, namun hal itu perusahaan, hal tersebut sejalan dengan teori
tidak sejalan dengan penlitian yang keagenan yang dimana semakin besar aset yang
dilaksanakan (Hidayat & Fitria, 2018; Rahayu dimiliki perusahaan maka akan meningkat juga
& Kartika, 2021) mengemukakan jika jumlah produktivitas. Sehingga akan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap menghasilkan laba yang semakin besar Sebuah
agresivitas pajak perusahaan. Dimana pada perusahaan besar akan cenderung melakukan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh perencanaan pajak yang baik. Sistem
(Hidayat & Fitria, 2018; Rahayu & Kartika, perpajakan di Indonesia yang menggunakan
2021) menggunakan pengukuran ETR. aturan self assessment system dengan memberi
wewenang kepada perusahaan untuk
Pengaruh Capital Intensity Terhadap menghitung dan melaporkan pajaknya sendiri,
Agresivitas Pajak. dapat menguntungkan pihak agent untuk
Capital intensity Berpengaruh Positif memanipulasi pendapatan kena pajak menjadi
signifikan terhadap agresivitas pajak Capital lebih rendah sehingga beban pajak yang
ditanggung perusahaan semakin kecil. Hal pada penelitian (Wahid, 2021; Wahyuni et al.,
tersebut sangat bertentangan dengan prinsipal 2019), sedangkan pada objek penelitian yang
yang telah memberikan kepercayaan kepada dilakukan oleh (Antari & Merkusiwati, 2022)
agen, selain itu dengan tindakan manipulasi menggunakan perusahaan yang berindeks LQ-
laba yang dilakukan perusahaan akan membuat 45.
pendapatan pemerintah (principal) dari sektor
pajak akan berkurang. 5. SIMPULAN DAN SARAN
Ukuran suatu perusahaan akan 5.1 Simpulan
mempengaruhi terjadinya tindakan agresivitas Pada penelitian ini menguji pengaruh
pajak yang akan dilakukan oleh perusahaan. variabel profitabilitas, capital intensity, ukuran
Penelitian ini selaras dengan penelitian yang perusahaan, dan sales growth terhadap
dilakukan oleh (Allo et al., 2021; Mutia et al., agresivitas pajak perusahaan, dan diperoleh
2018; Rahayu & Kartika, 2021). Namun popuasi sebanyak 71 perusahaan manufaktur
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan sektor industri yang terdaftar di BEI pada tahun
oleh (Junensie et al., 2020; Maulana, 2020; 208-2021. Diperoleh sampel penelitian
Zenuari & Mranani, 2020). Penelitian ini tidak sebanyak 132 sampel. teknik sampling yang
sejalan karena terdapat perbedaan pada proksi digunakan adalah purposive sampling.
pengukuran agresivitas pajak, dan perbedaan Pengujian kali ini menggunakan analisis data
objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur panel dan diolah menggunakan aplikasi
pada penelitian (Zenuari & Mranani, 2020). eviews9. Setelah melakukan olah data
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut
Pengaruh Sales Growth Terhadap bahwa Profitabilitas berpengaruh positif
Agresivitas Pajak. signifikan terhadap agresivitas pajak, Capital
Sales growth memiliki pengaruh yang intensity berpengaruh positif signifikan
negatif serta signifikan terhadap agresifitas terhadap agresivitas pajak, Ukuran perusahaan
pajak perusahaan. Perusahaan pasti berpengaruh positif signifikan terhadap
menginginkan laba perusahaan yang besar agresivitas pajak, Dan Sales growth
dalam melakukan kegiatan oprasional berpengaruh negatif signifikan terhadap
perusahaan, agen diberikan wewenang oleh agresivitas pajak.
principal untuk mengelola laba yang telah 5.2 Keterbatasan Penelitian
diperolehnya. keadaan ini yang akan Keterbatasan pada penelitian ini adalah
menyebabkan perusahaan harus obyek penelitian yang digunakan dalam
mempertahankan citra dan reputasi perusahaan penelitian ini hanyalah pada perusahaan
dimata publik, untuk tetap bisa eksis di dalam manufaktur sektor barang konsumsi, dengan
persaingan bisnis yang semakin ketat, yang keterbatasan waktu pada tahun 2018-2021,
akhirnya perusahaan memilih untuk memilih proksi pengukuran agresivitas pajak yang
patuh, terhadap aturan perpajakan. perusahaan digunakan dalam penelitian ini hanya dengan
yang bertumbuh penjualannya serta dengan satu pengukuran yatu menggunakan NPM.
melakukan efisiensi maka akan memperoleh Menggunakan satu proksi pengukuran dalam
keuntungan yang besar oleh karena itu tidak penelitian
perlu melakukan penghindaran pajak. 5.3 Saran
Tingkat penjualan yang relatif lebih Saran untuk peneliti berikutnya dapat
besar dan diiringi dengan kenaikan pendapatan menambahkan variabel indepen lain yang
akan membuat perusahaan mampu untuk dianggap dapat mempengaruhi agresivitas
membayarkan beban pajaknya, Hal tersebut pajak perusahan, untuk peneliti berikutnya
sama dengan penelitian yang dilaksanakan dapat menambah proksi pengukuran lain selain
(Fransisca & Astrid Kesaulya, 2022; Susanti & NPM, serta menambhakan tahun, serta objek
Satyawan, 2020). Namun hal tersebut penelitian. Dari penelitian ini maka dapat
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan digunakan tambahan refrensi untuk penelitian
(Antari & Merkusiwati, 2022; Wahid, 2021; selanjutnya, serta dapat diajadikan acuan oleh
Wahyuni et al., 2019). menyatakan bahwa sales pengambil keputusan terhadap peraturan
growth berpengaruh positif signifikan terhadap perpajakan.
agresivitas pajak perusaan. Perbedaan pada
penelitian sebelumnya, pengukuran yang
digunakan menggunakan pengukuran CETR
Diperkirakan-Rugi-Rp-687-Triliun Https://Doi.Org/10.29407/Jae.V6i1.1406
6
Legowo, Wukir Wijatmoko, Florentina, S., &
Fimansyah, A. (2021). Agresivitas Pajak Rahayu, U., & Kartika, A. (2021). Pengaruh
Pada Perusahaan Perdagangan Di Profitabilitas, Corporate Social
Indonesia.Profitabilitas,Capital Responsibility, Capital Intensity, Ukuran
Intensityleverage,Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak.
Perusahaan. Bina Akuntansi, 8(1), 84– Jurnal Maneksi, 10(1), 76–84.
108.
Rahmawati, A. R. H. I. (2021). Pengaruh
Maulana, I. A. (2020). Faktor-Faktor Yang Profitabilias,Likuiditas,Leverage,Dan
Mepengaruhi Agresivitas Pajak Pada Ukuran Perusahaan Terhdp Agresivitas
Perusahaan Properti Dan Real Estate. Pajak. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi,
Krisna: Kumpulan Riset Akuntansi, 11(2), 10(1).
155–163.
Https://Doi.Org/10.22225/Kr.11.2.1178.1 Sambiring, S. E., & Sa’adah, L. (2022).
55-163 Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas Dan Pertumbuhan
Maulina Simamora, A., & Rahayu, S. (2020). Penjualan Terhadap Tax Avoidance
Pengaruh Capital Intensity, Profitabilitas (Studi Empiris Perusahaan …. 14(2),
Dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak 188–195.
(Studi Empiris Pada Sub Sektor Makanan Https://Eprints.Umm.Ac.Id/92664/%0aht
Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa tps://Eprints.Umm.Ac.Id/92664/1/Pendah
Efek Indonesia Periode 2015-2018) Jurnal uluan.Pdf
Mitra Manajemen (Jmm Online). Agnes
Maulina Simamora, 1(1), 140–155. Sidik, P., & Suhono. (2022). Pengaruh
Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage
Muliasari, R., & Hidayat, A. (N.D.). Sultanist: Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal
Jurnal Manajemen Dan Keuangan Cendekia Keuangan, 1(1), 27.
Pengaruh Likuiditas, Leverage, Dan Https://Doi.Org/10.32503/Jck.V1i1.2239
Komisaris Independent Terhadap
Agresivita Pajak Perusahaan. Sukartha, P. A. S. A. I. M. (2017). Pengaruh
Www.Idx.Co.Id Pengungkapan Corporate Social
Responbility, Profitabilitas, Iventory
Mustika, Ratnawati, V., & Silfi, A. (2017). Intensity, Capital Intensity, Dan Leverage
Pengaruh Corporate Social Pada Agresivitas Pajak. E-Jurnal
Responsibility, Ukuran Perusahaan, Akuntansi Universitas Udayana, 18(3),
Profitabilitas, Leverage, Capital Intensity 2115–2142.
Dan Kepemilikan Keluarga Terhadap
Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada Susanti, D., & Satyawan, D. (2020). Pengaruh
Perusahaan Pertambangan Dan Pertanian Advertising Intensity, Inventory Intensity,
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dan Sales Growth Terhadap Agresivitas
P. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pajak (Vol. 9, Issue 1).
Ekonomi, 4(1), 1689–1699. Http://Journal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Ak
Https://Jom.Unri.Ac.Id/Index.Php/Jomfe unesa/
kon/Article/View/13315
Wahyuni, L., Fahada, R., & Atmaja, B. (2019).
Mutia, F. Y., Dewi, R. R., & Siddi, P. (2018). The Effect Of Business Strategy,
Dimensi Agresivitas Pajak Dilihat Dari Leverage, Profitability And Sales Growth
Ukuran Perusahaan Dan Capital Intensity On Tax Avoidance. Indonesian
(Study Kasus Perusahaan Manufaktur Management And Accounting Research,
Sektor Industri Barang Konsumsi Yang 16(2), 66–80.
Terdaftar Di Bei). Jae (Jurnal Akuntansi Https://Doi.Org/10.25105/Imar.V16i2.46
DanEkonomi),6(1),122–130. 86