Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STUDI KASUS

PT. FAST FOOD INDONESIA


MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Oleh:
KELOMPOK 4
1. M. Taufikkur Rohman 201810170311066
2. Andanrani 201810170311115
3. Rivaldy Fajrul Falah 201810170311138
4. Muhammad Alif Nurinsani 201810170311155
5. Faruq Ahmad 201810170311159

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PT FAST FOOD INDONESIA

A. Case Abstract
Studi kasus pada PT Fast Food Indonesia bertujuan untuk melihat strategi yang
digunakan perusahaan untuk bertahan dalam persaingan pada bisnis makanan cepat saji.
Restoran fast food umumnya merupakan restoran asing yang masuk ke Indonesia dalam
bentuk kemitraan bisnis pola franchise. Analisis strategi yang digunakan menggunakan
model eksternal audit, internal audit, dan space matriks. Hasil studi kasus menunjukkan
bahwa pada analisis eksternal audit menunjukkan skor CPM sebesar 3,36 dan skor EFE 3,1
yang berarti PT Fast Food Indonesia telah mampu merespon factor eksternal dengan
memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Analisis internal menunjukkan rasio
keuangan yang cukup baik dan skor IFE sebesar 3,3 yang berarti PT Fast Food Indonesia
memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan
mengatasi kelemahan yang cukup baik. Space matriks menunjukkan PT Fast Food Indonesia
Tbk berada di kuadran agresif.
B. Profile
1. Sejaran Pendirian
PT Fast Food Indonesia Tbk didirikan oleh Keluarga Gelael pada 1978. Pada
1979, Perseroan mendapatkan akuisisi waralaba dengan pembukaan gerai pertama pada
bulan Oktober di Jalan Melawai di Jakarta. Pembukaan gerai pertama terbukti sukses
dan diikuti dengan pembukaan geraigerai selanjutnya di Jakarta dan ekspansi hingga ke
sejumlah kota besar lainnya di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya,
Medan, Makassar, dan Manado.
2. Jenis Usaha, Produk/Jasa Yang Dihasilkan
Produk unggulan KFC adalah Colonel’s original Recipe dan Hot & Crispy
Chicken, tetap merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei
konsumen di Indonesia. Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini
KFC juga menawarkan Colonel Burger, Crispy trips, Twisty, Colonel Yakiniku dan
yang baru – baru ini diluncurkan, Riser. Selain produk – produk unggulan ini, KFC juga
memenuhi selera lokal dengan menu pilihan lain seperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup
KFC. Untuk memberikan produk bernilai tambah kepada konsumen, berbagai menu
kombinasi hemat dan bermutu seperti Super Besar serta KFC Attack terus ditawarkan.
KFC juga meluncurkan Paket Goceng, yakni beberapa varian menu seharga Rp 5.000
untuk semakin menghadirkan penawaran bernilai tambah kepada konsumen dan
memberikan sesuatu yang berbeda dari merek KFC.
3. Strategi Perusahaan Yang Dijalankan
KFC yakin bahwa dengan menciptakan dan membangun satu budaya yang kokoh
dimana setiap orang di perusahaan membuat perbedaan, membentuk opini konsumen
dan sales mania, memberikan diferensiasi brand yang kompetitif, menjalin kontinuitas
hubungan dengan masyarakat, serta mempertahankan konsistensi keberhasilan yang
telah dicapai, pada akhirnya akan menjadikan KFC sebuah brand yang paling digemari
di seluruh Indonesia, dan sebuah perusahaan yang baik dan kokoh.
C. Visi
Selalu menjadi merek restoran cepat saji Nomor 1 dl Indonesia dan mempertahankan
kepemimplnan pasar dengan menjadi restoran yang termodern dan terfavorit dalam segi
produk, harga, pelayanan, dan fasilitas.
D. Misi
Semakin memperkuat citra merek KFC dengan strategi-strategi dan ide-ide yang inovatif,
terus meningkatkan suasana bersantap yang tiada bandingannya dan konsisten memberikan
produk, layanan, serta fasilitas restoran yang selalu berkualitas mengikuti kebutuhan dan
selera konsumen yang terus berubah.
E. External Audit
1. Opportunities
a. Mengembangkan jenis varian yang lain,antara lain dalam bentuk penyajian dan rasa
yang baru.
b. Bisa dijadikan bisnis waralaba yang bisa menjadi pemasukan dari menjual brand
dan sistem manajemennya.
2. Threats
a. Banyak pesaing lain yang menciptakan jenis makanan cepat saji lain seperti
burger,pizza,dll.
b. Banyak masyarakat yang beralih ke jenis makanan yang lebih sehat dan mulai
meninggalkan mengkonsumsi “junk food”.
c. Pedagang kaki lima maupun UMKM yang menjual fried chicken dengan harga
yang lebih terjangkau.
d. Banyak bermunculan produk tepung bumbu ayam goreng yang memungkinkan
masayarakat lebih suka membuat fried chicken sendiri daripada membeli.

CPM (Competitive Profile Matrix)


CPM adalah sebuah alat manajemen strategi yang tepat dalam mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis produk
atau jasa yang ditawarkan. Melakukan analisis CPM Merupakan salah satu dari banyak tool
yang bisa digunakan untuk menganalisis dan mengenali kelebihan dan kelemahan
kompetitor utama kita. tabel dari CPM yang sering digunakan SLC MARKETING, INC
untuk membantu para klien yang mana terdapat kompenen utama CPM anatara lain :
1. Critical Success Factor :  diisi dengan faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan yang
mana harus dilakukan dengan sangat baik jika perusahaan ingin sukses dalam industri
tersebut. Contohnya, seperti untuk jasa pijat refleksi maka Critical Success
Factor adalah servis yang diberikan, keahlian pemijat dan yang lainnya. Untuk Critical
Success Factor tidak hanya sebatas pada contoh di atas, masih banyak lagi Critical
Success Factor yang ada, di mana dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Weight : atau bobot adalah suatu persentase yang mengindikasikan seberapa
pentingkah Critical Success Factor yang dipilih dalam menyukseskan suatu perusahaan.
Untuk range penilaian dari bobot adalah 0.0 – 1.0 yang pada akhirnya total bobot dari
seluruh Critical Success Factor harus 1.0 (atau 100%). Contoh, suatu perusahaan
memilih tiga Critical Success Factor yang penting dalam industrinya, yaitu Innovation
in product and service (0.3), skill workforce (0.4), Strong online presence (0.3) yang
pada akhirnya total dari ketiga bobot adalah 1.0.
3. Rating: pada CPM mengindikasikan sebagaimana bagus perusahaan melakukan Critical
Success Factor yang sudah ditentukan. Rentang penilaian yang biasa digunakan adalah
dari angka 1 s.d. 4 di mana 1 mengindikasikan bahwa itu adalah kelemahan terbesar
kompetitor dan 4 adalah kelebihan terbesar kompetitor. Untuk penilaian dilakukan
secara subjektif tetapi berdasarkan hasil dari benchmarking ke perusahaan kompetitor.
4. Score:  adalah nilai perkalian dari rating dan weight. Setiap perusahaan memperoleh nilai
pada setiap faktor. Nilai tersebut akan dijumlah dan akan menghasilkan total nilai. Total
nilai tersebut mengindikasikan apabila total nilai yang dimiliki sangat besar maka
perusahaan tersebut lebih kuat dibanding kompetitor.
Berikut kami sajikan Tabel Matrix CPM PT. Fast Food Indonesia;
Critical Success KFC BK
Weight
Factors Rating Weighted Score Rating Weighted Score
Market Share 0,1 4 0,4 3 0,3
Price 0,1 4 0,4 2 0,2
Financial Position 0,15 4 0,6 2 0,3
Product Quality 0,15 2 0,3 3 0,45
Consumer Loyalty 0,15 4 0,6 2 0,3
Advertising 0,04 3 0,12 2 0,08
Management 0,06 4 0,24 3 0,18
Global Expansion 0,05 4 0,2 2 0,1
Innovation 0,15 2 0,3 3 0,45
Web Development 0,05 4 0,2 1 0,05
Total 1 3,36 2,41
Analisis yang kami lakukan dengan diskusi kelompok dan pengambilan keputusan
berdasarkan informasi laporan keuangan, CALK, dan kondisi industri dan pengalaman
pribadi. Untuk bobot setiap faktor penentu keberhasilan harus diberi bobot mulai dari 0,0
(kurang penting) hingga 1,0 (sangat penting). Angka tersebut menunjukkan betapa
pentingnya faktor tersebut dalam keberhasilan di industri ini. Jika tidak ada bobot yang
ditetapkan, semua faktor akan sama pentingnya, yang merupakan skenario yang mustahil di
dunia nyata. Jumlah semua bobot harus sama dengan 1.0. Faktor terpisah tidak boleh diberi
terlalu banyak penekanan (memberi bobot 0,3 atau lebih) karena keberhasilan dalam industri
jarang ditentukan oleh satu atau beberapa faktor.
Pada analisis Peringkat dalam CPM mengacu pada seberapa baik perusahaan
melakukan di setiap area. Mereka berkisar antara 4 sampai 1, di mana 4 berarti kekuatan
utama, kekuatan 3 – minor, kelemahan 2 – minor dan 1 – kelemahan utama. Rating, serta
bobot, diberikan secara subyektif kepada masing-masing perusahaan, namun prosesnya
dapat dilakukan dengan lebih mudah melalui pembandingan. Benchmarking
mengungkapkan seberapa baik perusahaan melakukan perbandingan dibandingkan satu
sama lain atau rata-rata industri.
Dari hasil analisis kelompok kami, PT Fast Food Indonesia yang menaungi KFC
mendapatkan total weight score sebanyak 3,36 poin sedangkan untuk Burger King
mendapatkan weight score sebanyak 2,41 poin. Meskipun total weight score KFC lebih
besar, namun dari segi inovasi dan kualitas produk menurut hasil diskusi kelompok kami
KFC masih kalah dengan pesaingnya (Burger King). Dari hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa KFC harus memperkuat titik lemahnya, yaitu inovasi produk dan kulitas produk yang
mereka miliki. Jika tidak segera dibenahi, bukan tidak mungkin di periode yang akan datang
weight score dari KFC akan diputar balikkan oleh Burger King, karena kedua perusahaan ini
merupakan perusahaan yang berhubungan langsung dengan tangan konsumen. Jika
perusahaan kekurangan inovasi dan kurang memperhatikan kualitas produknya maka semua
poin dari CPM perusahaan akan turun.
External Factor Evaluation (EFE) Matrix

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari factor – factor


eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi peluang dan ancaman
perusahaan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot. Berikut adalah EFE Matrix pada
perusahaan PT Fast Food Indonesia:

Weighted
Key External Factors Weight Rating
Score
Opportunities
Mengembangkan jenis varian yang
lain,antara lain dalam bentuk penyajian 0,2 3 0,6
dan rasa yang baru.
Memiliki brand yang kuat untuk bisnis
0,2 3 0,6
waralaba.
Threats
Banyak pesaing yang menciptakan jenis
makanan cepat saji lain seperti 0,2 4 0,8
burger,pizza,dll.
Banyak masyarakat yang beralih ke jenis
makanan yang lebih sehat dan mulai 0,1 2 0,2
meninggalkan mengkonsumsi “junk food”.
Pedagang kaki lima maupun UKM yang
menjual fried chicken dengan harga yang 0,15 3 0,45
lebih terjangkau.
Banyak bermunculan produk tepung 0,15 3 0,45
bumbu ayam goreng yang memungkinkan
masayarakat lebih suka membuat fried
chicken sendiri daripada membeli.
Total 1 3,1
Perhitungan dalam analisis kami menerapkan bahwa setiap faktor kunci harus diberi
bobot mulai dari 0,0 (low importance) sampai 1,0 (high importance). Angka tersebut
menunjukkan betapa pentingnya faktor tersebut jika perusahaan ingin sukses di industri. Jika
tidak ada bobot yang ditetapkan, semua faktor akan sama pentingnya, sedangkan dalam
kenyataan tidak demikian. Jumlah semua bobot harus sama dengan 1,0. Faktor terpisah tidak
boleh terlalu banyak memberi penekanan (memberi bobot 0,30 atau lebih) karena
keberhasilan di industri jarang ditentukan oleh satu atau beberapa faktor.
Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada tabel menunjukan bahwa factor yang
menjadi peluang utama perusahaan adalah mengembangkan dan memperluas jangkauan dan
promosi, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,15 sedangkan ancaman utama adalah
masuknya produk kecantikan dari luar negeri dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,01.
Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas, maka dapat diperoleh total bobot skor sebsar 3,1.
Hal ini menunjukan bahwa PT Fast Food Indonesia telah mampu merespon factor eksternal
dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman.
F. Internal Audit
1. Strengths
a. Memiliki cabang di seluruh Indonesia,sehingga daerah pemasarannya cukup luas.
b. Memiliki manajemen produksi yang cukup baik.
c. Memiliki brand resmi yang terkenal di seluruh dunia.
d. Pelayanan yang cepat dan ramah.
e. Disukai oleh banyak kalangan masyarakat.
f. Rasa yang khas dan lezat.
g. Dibuat dari ayam kualitas terbaik.
2. Weaknesses
a. Harga yang kurang terjangkau bagi kalangan masyarakat bawah.
b. Kurang memperhatikan nilai gizi.

Financial Ratio Analysis


Financial ratio analysis adalah suatu alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan. Dengan adanya analisis tersebut, perusahaan akan dimudahkan
untuk menyusun pelaporan keuangan untuk pihak-pihak yang membutuhkan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa setiap bisnis pasti memiliki kompetitor yang dapat menyaingi perusahaan.
Dengan adanya aspek penilaian rasio keuangan, perusahaan bisa memperkirakan posisi
kompetitor dibandingkan dengan posisi perusahaan sendiri. Sehingga bisa menjadi bahan
evaluasi yang akurat untuk meningkatkan kualitas bisnis. Berikut adalah analisis rasio
keuangan dari perusahaan PT Fast Food Indonesia.

Rasio Rumus 2020


Total Laba Tahun Berjalan /
NPM (Net Profit Margin) -7.79%
Pendapatan
NPM (5 Year annual
5 yr AVG 1.04%
Avg.)
Total penghasilan Komperhensif /
Marjin Laba -8.50%
Pendapatan
Marjin Laba (5 Year
5 yr AVG 0.88%
annual Avg.)
Sales (5 Year annual
5 yr AVG Rp.5.550.044.735.000
Avg.)
Net income (5 Year
5 yr AVG Rp.67.708.706.000
annual Avg.)
Dividends (5 Year annual
5 yr AVG Rp.54.533.787.000
Avg.)
Total penghasilan Komperhensif /
ROA -11.00%
Total Asset
Total penghasilan Komperhensif /
ROE -32.90%
Total Ekuitas
Return on Equity (5-Year 3,39%
5 yr AVG
Avg.)
Return on Assets (5-Year 2,66%
5 yr AVG
Avg.)
Aset Lancar / Liabilitas Jangka
Current Ratio 105.60%
Pendek
DAR (Debt Asset Ratio) Liabilitas jangka pendek / Total Asset 39.70%
DAR (Debt Asset Ratio) Liabilitas jangka panjang / Total Asset 26.80%
DER (Debt Equity Ratio) Total Liabilitas/Total Ekuitas 199.00%
DER (5-Year Avg.) 5 yr AVG 124.28%
Berdasarkan analisis Rasio Keuangan PT. Fast Food Indonesia, pada tahun 2020 terdapat:
Kelebihan-kelebihan
1. Perusahaan mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menjamin kewajiban
lancarnya, hal ini dapat dilihat dari Current Ratio-nya yang selalu >1,00 kecuali pada
tahun 2020.
2. Perusahaan memiliki leverage ratio yang cukup baik, hal ini diperlihatkan dengan
stabilnya rasio ini pada lima tahun yang dianalisis. Perusahaan memiliki aset yang
cukup besar dalam menjamin seluruh kewajibannya.
3. Kemampuan perusahaan dalam operasinya untuk menghasilkan laba cukup baik.
Hal ini dapat dilihat dari margin laba kotor yang selalu meningkat dari tahun ke tahun,
kecuali pada tahun 2020 akibat faktor pandemi. Dalam hal ini juga diperlihatkan dengan
stabilnya angka rasio untuk margin laba dan laba bersih perusahaan selama 5 tahun
terakhir.
4. Tingkat pengembalian modal dan tingkat pengembalian rata-rata 5 tahun atas investasi
yang cukup tinggi diperlihatkan oleh angka rasio ROE dan ROA.
Kelemahan-kelemahan
1. Pada tahun terakhir yaitu 2020, Current Ratio perusahaan menunjukkan angka rasio
yang mendekati 1,00 yang berarti aktiva lancar yang lebih likuid sifatnya, hampir tidak
mencukupi jumlahnya untuk menjamin kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan.
2. Angka rasio yang ditunjukkan ROA dan ROE menunjukkan angka negatif pada tahun
2020 yang berarti penghasilan komprehensif tidak mencukupi untuk pengembalian aset
dan ekuitas.
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) merupakan sebuah alat formulasi strategi
yang digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam
area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
hubungan antara area-area tersebut. Berikut adalah IFE Matrix pada PT Fast Food Indonesia

Weighted
Key Internal Factors Weight Rating
Score
Strengths
Memiliki cabang di seluruh Indonesia,
0,15 4 0,6
sehingga daerah pemasarannya cukup luas.
Memiliki manajemen produksi yang cukup
0,15 3 0,45
baik.
Memiliki brand resmi yang terkenal di
0,1 4 0,4
seluruh dunia.
Pelayanan yang cepat dan ramah. 0,05 3 0,15
Disukai oleh banyak kalangan masyarakat. 0,05 3 0,15
Rasa yang khas dan lezat. 0,1 2 0,2
Dibuat dari ayam kualitas terbaik. 0,1 3 0,3
Weaknesses
Harga yang kurang terjangkau bagi
0,15 3 0,45
kalangan masyarakat bawah.
Kurang memperhatikan nilai gizi. 0,15 4 0,6
Total 1 3,3
Perhitungan dalam analisis kami menerapkan bahwa setiap faktor kunci harus diberi
bobot mulai dari 0,0 (low importance) sampai 1,0 (high importance). Angka tersebut
menunjukkan betapa pentingnya faktor tersebut jika perusahaan ingin sukses di industri. Jika
tidak ada bobot yang ditetapkan, semua faktor akan sama pentingnya, sedangkan dalam
kenyataan tidak demikian. Jumlah semua bobot harus sama dengan 1,0. Faktor terpisah tidak
boleh terlalu banyak memberi penekanan (memberi bobot 0,30 atau lebih) karena
keberhasilan di industri jarang ditentukan oleh satu atau beberapa faktor.

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada tabel menunjukan bahwa factor yang
menjadi kekuatan utama perusahan adalah komposisi produk terbuat dari bahan alami dan
tradisional yang merupakan warisan yang digunakan secara turun temurun dengan nilai
tertimbang tertinggi sebesar 0,15 dan diperoleh total bobot skor sebesar 3,3. Hal ini
menunjukan bahwa PT Fast Food Indonesia. Memiliki posisi internal yang kuat karena telah
mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang cukup baik.

G. SWOT Matrix
Analisa SWOT (strenght, weakness, opportunity, treads) merupakan salah satu metode
dalam melakukan penyusunan strategi perusahaan dengan melihat kondisi lingkungan
perusahaan baik itu lingkungan internal maupun eksternal. Analisa SWOT lebih
menekankan kepada bagaimana kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam menghadapi
peluang dan ancaman yang ada. SWOT sendiri merupakan akronim dari Strength
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (ancaman).
Analisis SWOT digunakan dalam melakukan analisis strategis perusahaan. Hal ini
disebabkan karena analisa SWOT menyediakan suatu informasi yang mendalam tentang
kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan, sehingga
perusahaan akan mempunyai gambaran tentang keputusan strategis apa yang akan diambil.
Berikut adalah hasil SWOT Matrix pada kelompok kami:

MATRIX STRENGTHS WEAKNESS


a. Memiliki cabang di seluruh a. Harga yang kurang
Indonesia,sehingga daerah terjangkau bagi kalangan
pemasarannya cukup luas. masyarakat bawah.
b. Memiliki manajemen b. Kurang memperhatikan
INTERNAL
produksi yang cukup baik. nilai gizi.
c. Memiliki brand resmi yang
terkenal di seluruh dunia.
d. Pelayanan yang cepat dan
EKSTERNAL ramah.
e. Disukai oleh banyak
kalangan masyarakat.
f. Rasa yang khas dan lezat.

g. Dibuat dari ayam kualitas


terbaik.
OPPORTUNITIES S-O W-O
a. Mengembangkan jenis a. Membuat jenis varian baru a. Membuat varian menu baru
varian yang lain,antara lain dengan mempertahankan rasa dengan harga yang lebih
dalam bentuk penyajian dan dan ciri khas terjangkau
rasa yang baru. b. Branding yang sangat baik b. Mengutamakan bahan baku
b. Bisa dijadikan bisnis akan menarik para investor yang lebih bergizi tanpa
waralaba yang bisa menjadi agar bergabung dengan bisnis merusak cita rasa serta
pemasukan dari menjual brand waralaba memilih bahan baku yang
dan sistem manajemennya c. Meningkatkan dan lebih murah
memberikan pelayanan terbaik c. Menambah kan diskon pada
agar mendapat keercayaan saat-saat tertentu
dari konsumen maupun
investor
THREATS S-T W-T
a. Banyak pesaing lain yang a.Memanfaatkan Brand yang a. Menyediakan menu khusus
menciptakan jenis makanan sudah sangat terkenal serta yang hanya ada di KFC untuk
cepat saji lain seperti kualitas produk yang daat hari-hari besar tertentu
burger,pizza,dll. dijamin kebersihan dan b. Menjaga kesehatan
b. Banyak masyarakat yang kehigienisannya dan makanan
beralih ke jenis makanan yang konsumndapat memesan tanpa c. Aktif dalam hal melakukan
lebih sehat dan mulai ada baytas minimum setiap promosi dengan berbagai cara,
meninggalkan mengkonsumsi pemesanannya, hal ini salah satunya dengan cara
“junk food”. merupakan peluang bersaing memperluas area delivery
c. Pedagang kaki lima maupun dengan perusahaan sejenis. order dan juga
UMKM yang menjual fried b. membangun image berbeda memperpanjang waktu
chicken dengan harga yang dengandari restoran cepat saji delivery order menjadi 24
lebih terjangkau. ayam goreng tepung lain jam \, hal ini dilakukan agar
d. Banyak bermunculan dapat bersaing degan
produk tepung bumbu ayam perusahaan sejenis
goreng yang memungkinkan d. Memberikan gift untuk
masayarakat lebih suka konsume dengan minimal
membuat fried chicken sendiri belanja tertentu dihari-hari
daripada membeli. besar

H. SPACE Matriks
Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Position and
Action  Evaluation—SPACE Matrix), mengindikasikan apakah strategi yang agresif,
konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling cocok dengan organisasi tertentu. Sumbu
untuk Matriks SPACE mewakili dua dimensi internal, yaitu kekuatan keuangan (financial
strength—FS) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage—CA) dan dua dimensi
eksternal, yaitu stabilitas lingkungan (environmental stability— ES) dan kekuatan
industri (industrial strength—IS). Keempat faktor ini adalah penentu yang paling penting
dari keseluruhan posisi Strategis organisasi. Berikut adalah space matrix pada PT Fast Food
Indonesia.

Space Matriks KFC


(x,y) = (2.3,1)
6

0
-6 -4 -2 0 2 4 6

-2

-4

-6

Berdasarkan gambar space matriks yang telah kelompok kamu susun diatas maka PT
Fast Food Indonesia Tbk berada di kuadran agresif. Perusahaan dalam posisi yang baik
untuk menggunakan kekuatan internalnya dengan tujuan mengatasi kelemahan internal,
misalnya dari segi loyalitas konsumen dan persaingan harga perusahaan unggul dari
pesaingnya yaitu Burger Kings. Hal tersebut bisa dimanfaatkan perusahaan untuk mengatasi
kerugian yang sedang dialami oleh perusahaan. Dengan memanfaatkan loyalitas konsumen
dan harga yang terjangkau maka perusahaan dapat meningkatkan pendapatan, sehingga tidak
akan terjadi kerugian di periode selanjutnya.
I. Recommendations
a. Strategi Pertumbuhan Perusahaan
Berdasarkan space matriks PT Fast Food Indonesia menunjukkan bahwa
perusahaan cenderung pada kuadran agresif. Hal ini berarti perusahaan masih berada
pada posisi pertumbuhan. Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan agar
perusahaan bisa bersaing pada posisi pertumbuhan yaitu:
1. Pemberian diskon dan promo pada produk KFC.
2. Membuka cabang baru.
3. Mengembangkan kombinasi menu baru.
4. PT. Fast Food Indonesia melakukan akuisisi pada perusahaan sejenis.
5. PT. Fast Food Indonesia menguasai supplier.
b. Strategi Stabilisasi dan Terminasi
Meskipun berdasarkan space matriks menunjukkan kuadran I, pada nyatanya
pandemi covid-19 cenderung memberi dampak negatif terhadap sebagian besar
perusahaan yang bergerak dibidang makanan cepat saji. PT. Fast Food Indonesia dapat
melakukan strategi stabilisasi dan terminasi agar perusahaan dapat bertahan di tengah
pandemi. Strategi yang dapat digunakan yaitu:
1. Intensif dalam memberikan promo.
2. Meningkatkan pelayanan dan kualitas produk.
3. Melakukan penutupan sementara maupun permanen pada gerai yang
dinilai tidak memberikan pendapatan.
4. Memperhitungkan kembali harga pokok penjualan sesuai dengan kondisi
pandemi.

Anda mungkin juga menyukai