Di susun oleh:
i
ii
iii
vii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
BAB I PENDAHULUAN
I-2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 E-commerce
Menurut Wardana (2018) e-commerce yaitu singkatan dari Electronic
Commerce yang berarti transaksi yang meliputi berbagai macam kegiatan bisnis
mulai dari pembelian sampai penjualan yang dilakukan melalui media jaringan
berbasis internet. E-commerce ialah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut
konsumen, manfaktur, service providers dan perdagang perantara dengan
menggunakan jaringan-jaringan komputer yaitu internet
E-commerce adalah perdagangan atas sebuah produk atau jasa yang
pada utamanya menggunakan internet dan juga memanfaatkan teknologi lainnya
seperti mobile commerce, manajemen rantai nilai, transfer dana elektronik,
proses transaksi online, electronic data interchange (EDI), pemasaran internet,
otomatisasi sistem pengumpulan data, dan sistem manajemen persediaan (Kurtz,
2016:16). Dan (2014) mendefinisikan e-commerce sebagai sebuah bisnis
menjual dan membeli sebuah produk atau jasa dengan bantuan dari internet,
komputer, atau peralatan genggam termasuk kegiatan pemrosesan atau
pemesanan dan mengantarkan produk atau jasa tersebut kepada konsumen.
Menurut Baynal & Boyaci (2016), e-commerce adalah sebuah istilah yang
melibatkan kegiatan produksi, promosi, penjualan, dan distribusi transaksi produk
atau jasa secara online atau lintas internet. Dari teori electronic commerce atau
e-commerce yang telah disebutkan sebelumnya, maka electronic commerce atau
e-commerce dapat diartikan sebagai sebuah transaksi produk atau jasa yang
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Model (TAM) dianggap teori yang paling relevan dalam memprediksi keinginan
maupun kesiapan untuk mengadopsi suatu teknologi, hal ini dikarenakan
Technology Acceptance Model (TAM) telah banyak digunakan dengan berbagai
penelitian maupun yang telah diverifikasi oleh beberapa situasi, kondisi dan
objek yang penelitian yang berbeda-beda untuk mengkaji perilaku penerimaan
teknologi individu dalam berbagai konstruksi sistem informasi (Setiawan, 2017).
Technology Acceptance Model (TAM) memiliki kelebihan yang penting
diantaranya, model ini merupakan model yang parsimoni yaitu model yang
sederhana tetapi valid (Noviarni, 2017). Oleh karena itu, sampai saat ini teori
Technology Acceptance Model (TAM) masih relevan untuk menerjemahkan
kesiapan pengguna dalam memanfaatkan teknologi informasi.
Technology Acceptance Model (TAM) berfokus pada faktor-faktor yang
menentukan niat perilaku seseorang dalam mengadopsi teknologi baru. Model ini
juga menunjukkan bahwa dengan adanya faktor tertentu dapat mempengaruhi
seseorang dalan mengambil keputusan mengenai bagaimana dan mengapa
mereka mau menggunakan dengan adanya teknologi baru tersebut. Beberapa
faktor tersebut diantaranya perceived usefulness (PEU) dan perceived ease of
use (PEO).
II-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai data yang dikumpulkan dan
diolah oleh praktikan. Data tersebut mencakup denyut jantung selama kegiatan
minggu pertama dan minggu kedua. Sementara itu, pengolahan data berfokus
pada permasalahan-permasalahan terkait e-cost, max HR, kapasitas maksimum,
fraksi waktu istirahat, dan waktu istirahat. Data yang terkumpul kemudian
dianalisis untuk menguji normalitas, homogenitas, dan perbedaan antara data-
data tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pengumpulan dan
pengolahan data tersebut.
III-6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
III-7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
III-8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
III-9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
e-commerce ini karena tidak memiliki akses internet yang stabil atau perangkat
yang memadai untuk berpartisipasi dalam e-commerce. Selain itu juga
keterbatasan kapasitas dan keterampilan juga menjadi salah satu hambatan bagi
pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya. Dari hasil survei, UKM Center FEB
UI mencatat, 61 persen pemilik UMKM berumur lebih dari 40 tahun, 37 persen
berumur 25-40 tahun, dan dua persen berumur kurang dari 25 tahun. Sementara
dari tingkat pendidikan, didominasi lulusan SMA sebanyak 40 persen, lulusan SD
sebanyak 22 persen, lulusan SMP sebanyak 21 persen, pemegang gelar
sarjana/master/doktor 11 persen serta sebanyak enam persen tidak memiliki latar
belakang pendidikan. Dari hasil survey tersebut terlihat bahwa pemilik UMKM
terbesar berada pada umur yang lebih dari 40 tahun, maka dibutuhkannya
pembaharuan teknologi dari zaman terbelakang.
III-10
III-1
BAB IV
ANALISIS
Pada bab ini, akan dilakukan analisis terhadap factor – factor yang
mendunkung para pegiat bisnis UMKM. Teori yang didukung untuk seseorang
mengadopsi inovasi atau teknologi baru yang dipakai pada kasus e-commerce ini
adalah teori Teori Diffusion of Innovation (DOI) atau Innovation Diffusion Theory
(IDT) dan juga teori Technology Acceptance Model (TAM). Kedua teori tersebut
akan dijelaskan terhadap pengaruh teknologi e-commerce di Indonesia.
IV-1
BAB IV ANALISIS
Pada kasus ini Perbedaan yang mendasar antara bisnis online (e-
commerce) dengan bisnis secara offline (toko fisik) adalah dari segi jam
operasional. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bisnis online dapat buka
kapan saja, bahkan sampai 24 jam. Sementara, bisnis offline mungkin hanya 8
atau 9 jam dalam sehari, tergantung dari kebijakan pemilik bisnis. Keuntungan
lainnya adalah pemasaran digital yang Efektif. E-commerce memungkinkan
penggunaan pemasaran digital yang efektif, termasuk iklan online, media sosial,
dan kampanye email. Kemudian, kemampuan menjangkau konsumen di mana
saja menjadi salah satu hal yang paling berpengaruh di kalangan UMKM di
Indonesia. Dengan itu, pemilik toko UMKM dapat menjangkau pelanggan di
seluruh dunia tanpa harus memiliki toko fisik di lokasi tersebut. Hal tersebut
didorong dengan kemajuan dari berbagai aplikasi yang sudah hadir dan legalitas
yang sudah tidak diragukan lagi karena seluruh proses bisnis sudah mampu
dijalankan tanpa harus bertemu secara fisik / lansung, sehingga mampu
mendatangkan konsumen global dari manca negara. Dengan menggunakan
teknologi e-commerce ini juga pelaku usaha UMKM mampu mengetahui target
pasar dengan lebih tepat. Dengan data dan analitik online, pengguna teknologi
ini dapat lebih tepat dalam menentukan target pasar dan menyesuaikan
penawaran produk dengan preferensi pelanggan.
2. Kompatibilitas (compatibility)
kompatibilitas (compatibility), merupakan sejauh mana suatu inovasi
dianggap konsisten dengan yang ada nilai, pengalaman masa lalu, dan
kebutuhan calon pengadopsi. Suatu gagasan yang lebih kompatibel berarti
kurang tidak pasti bagi calon pengadopsi dan cocok lebih dekat dengan situasi
individu.
IV-2
BAB IV ANALISIS
3. Kompleksitas (complexity)
kompleksitas (complexity) adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap relatif
sulit untuk dipahami dan digunakan. Kompleksitas suatu inovasi, seperti yang
dirasakan oleh anggota suatu sistem sosial, bersifat negative terkait dengan
tingkat adopsinya. Kompleksitas mungkin tidak sepenting keunggulan relatif atau
kompatibilitas untuk banyak inovasi, namun untuk beberapa ide baru,
kompleksitas merupakan hambatan yang sangat penting untuk.adopsi.
IV-3
BAB IV ANALISIS
IV-4
BAB IV ANALISIS
IV-5
BAB IV ANALISIS
IV-6
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Penggunaan metode DOI (Diffusion of Innovation) dan TAM
(Technology Acceptance Model) untuk penjual e-commerce dapat memberikan
pemahaman yang mendalam tentang adopsi teknologi e-commerce oleh penjual
dan interaksi mereka dengan platform e-commerce. Berikut adalah kesimpulan
penting yang dapat ditarik dari penggunaan kedua metode ini:
1. Faktor Penentu Adopsi Teknologi: Model DOI membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi adopsi teknologi e-
commerce oleh penjual. Ini mencakup faktor-faktor seperti keuntungan yang
dirasakan, kerumitan teknologi, kompatibilitas dengan kebutuhan bisnis, dan
observabilitas hasil dari penggunaan teknologi.
2. Perilaku Penjual: Model TAM memfokuskan pada perilaku penjual dalam
menerima dan menggunakan teknologi e-commerce. Ini membantu dalam
memahami niat penjual untuk menggunakan teknologi e-commerce, yang
dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan dan kegunaan.
3. Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Kegunaan: Menurut TAM, persepsi
kemudahan penggunaan dan kegunaan teknologi e-commerce berperan
penting dalam membentuk niat penjual untuk mengadopsi teknologi tersebut.
Penjual yang percaya bahwa teknologi ini mudah digunakan dan bermanfaat
lebih cenderung mengadopsinya.
V-1
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.2 Saran
Penggunaan metode DOI (Diffusion of Innovation) dan TAM
(Technology Acceptance Model) dapat memberikan wawasan berharga bagi
penjual e-commerce yang ingin memahami, menganalisis, dan meningkatkan
adopsi teknologi e-commerce mereka. Berikut adalah saran untuk penggunaan
metode DOI dan TAM:
1. Identifikasi Tujuan Penelitian yang Jelas:
Tentukan tujuan penelitian Anda dengan jelas. Apakah Anda ingin
memahami faktor-faktor yang memengaruhi adopsi teknologi e-commerce oleh
penjual, atau apakah Anda ingin mengevaluasi niat dan perilaku penjual dalam
menggunakan teknologi tersebut
2. Terus Berfokus pada Peningkatan:
Adopsi teknologi e-commerce adalah proses yang berkelanjutan. Terus
pantau perkembangan dan perubahan dalam lingkungan e-commerce, dan terus
berfokus pada peningkatan adopsi teknologi di masa depan.
V-2
DAFTAR PUSTAKA
ix
LAMPIRAN B UJI UNTUK KEGIATAN MINGGU KEDUA
B
-1