Anda di halaman 1dari 15

BADAN USAHA YANG TIDAK BERSTATUS

BADAN HUKUM

Dibuat untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah


Hukum Dagang yang diampu oleh : Imam Ismanu, S.H., M.S.

Disusun oleh :

NAMA : KARIM RESNANGMADITA MAHKS

NIM : 185010100111050

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS ILMU HUKUM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................4
C. TUJUAN................................................................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................. 4
A. BADAN USAHA YANG TIDAK BERBADAN HUKUM..........................4
B. BENTUK – BENTUK USAHA YANG TIDAK BERBADAN HUKUM.5
1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN ATAU PERUSAHAAN
DAGANG................................................................................................................. 5
C. PERBEDAAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM DAN YANG
TIDAK BERBADAN HUKUM............................................................................13
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN................................................................................................. 14
B. SARAN............................................................................................................... 14
1. SARAN UNTUK PEMERINTAH.............................................................14
2. SARAN UNTUK MASYARAKAT............................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pesatnya perkembangan perdaganan di Tanah Air, maka banyak dari kalangan pengusaha
kita tidak lagi bertindak seorang diri, melainkan mereka bersama – sama mendirikan
persekutuan – perseketuan atau perseroan – perseroan.
Maksud para pengusaha menggabungkan diri dalam persekutuan – persekutuan adalah
untuk dapat bekerja sama secara teratur guna memudahkan tercapainya tujuan bersama yaitu
memperoleh laba sebesar – besarnya. 1
Dalam perekonomian Indonesia, badan usaha terbanyak adalah badan usaha berbentuk
badan usaha kecil yang pada umumnya merupakan badan usaha bukan badan hukum. Usaha
kecil sebagai bagian integral dunia usaha yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat mempunyai
kedudukan, potensi dan peran yang strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian
nasional sehingga perlu lebih diberdayakan dalam memanfaatkan peluang di masa yang akan
datang.
Karena terdapat berbagai macam bentuk – bentuk badan usaha dan juga faktor ekonomi
suatu Negara yang juga dipengaruhi oleh bentuk lapangan usaha dan sifat badan usaha suatu
perusahaan. Sehingga pembangunan ekonomi ini diatur oleh KUH Perdata, KUH Dagang dan
peraturan perundang – undangan Indonesia lainnya dengan berbagai bentuk hukum agar
tercipta atau terwujud pertumbuhan ekonomi yang diharapkan oleh sebuah Negara.
Badan usaha itu sendiri didefinisikan sebagai kesatuan yuridis dan ekonomi yang
menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk
mencari laba. Secara sederhana, badan usaha adalah organisasi yang dibentuk dan disahkan
secara hukum untuk digunakan sebagai alat mendapat keuntungan.
Sehubungan dengan itu maka pada tahun 1995 telah diundangkan UU No 9 tahun 1995
tentang usaha kecil dan, kemudian karena perkembangan lingkungan perekonomian yang
semakin dinamis dan global maka pada tahun 2008 telah diundangkan UU No 20 tahun 2008
tentang usaha Mikro, kecil dan menengah yang dikenal dengan UMKM. Dalam memberdayakan
usaha Mikro, kecil dan menengah, seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan usaha mikro, kecil dan menengah merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi.
Salah satu materi dari UU UMKM tersebut adalah ketentuan tentang kriteria bagi usaha
mikro, kecil dan menengah yang mentapakan kekayaan bersih dan hasil penjualan juga
ditetapkan mengenai bentuk wadah usahanya, apakah berbentuk orang perseorangan, badan
usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum. Oleh karena itu
perlu dilakukan studi tentang badan usaha yang tidak berbadan hukum.2

1
Dr.M Shidqon Prabowo, SH.,MH. & Pujiono SH.,MH ,Hukum Dagang (Yogyakarta : Rangkang Education), hal 31
2
Pahri Adinata,Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum (Riau : UIN Sultan Syarif Kasim,2014), hal 2
B. RUMUSAN MASALAH

 Apa yang dimaksud badan usaha yang tidak berbadan hukum ?


 Bagaimana bentuk – bentuk badan usaha yang tidak berbadan hukum ?
 Apa yang membedakan badan usaha tidak berbadan hukum dengan badan usaha yang
berbadan hukum ?

C. TUJUAN

 Untuk mengetahui apa yang dimaksud badan usaha yang tidak berbadan hukum.
 Untuk mengetahui bagaimana bentuk – bentuk badan usaha yang tidak berbadan
hukum.
 Untuk mengetahui apa yang membedakan badan usaha tidak berbadan hukum dengan
badan usaha berbadan hukum.

BAB 2 PEMBAHASAN
A. BADAN USAHA YANG TIDAK BERBADAN HUKUM
Badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang tidak memiliki
memisahkan yang tegas antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya dan harta kekayaan
badan usaha.
Apabila badan usaha tidak memisahkan antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya
dan harta kekayaan badan usaha, maka apabila terjadi suatu permasalahan hukum, badan
usaha dapat dituntut atau diminakan ganti kerugian hanya tidak hanya kepada harta kekayaan
badan usaha itu sendiri, akan tetapi termasuk harta pribadi pemilik/pendirinya. 3
Kelebihan dari badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah tidak terdapatnya
pengaturan jumlah modal yang harus disiapkan dalam menjalankan kegiatan usaha. Selain itu,
biaya jasa pembentukan akta pendirian dari badan usaha tidak berbadan hukum lebih kecil
daripada badan usaha yang berbadan hukum. Oleh karena itu, pembentukan badan usaha yang
tidak berbadan hukum dibentuk untuk pengusaha-pengusaha yang menjalankan kegiatan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Karateristik atau ciri – ciri badan usaha yang tidak berbadan hokum yang sudah dijelaskan
adalah sebagai berikut ;
 Tidak dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hukum karena bukan
merupakan subjek hukum
 Subjek hukumnya adalah orang-orang yang menjadi pengurusnya, jadi bukan badan
hukum itu sendiri karena ia bukanlah hukum sehingga tidak dapat menjadi subjek
hukum.
3
Andreas Sinurat Mulatua dkk, Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum (Jakarta : UI, 2017) hal 4
 Kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum diletakan pada mitra atau sekutu dari
bentuk usaha tersebut, dengan pembatasan pengaturan yang ditetapkan oleh undang-
undang
 Harta kekayaan perusahaan dan pribadi tidak terpisah dengan jelas, atau pada
prinsipnya usaha ini tidak memiliki kekayaan sendiri. Harta perusahan bersatu dengan
harta pribadi para pengurus/anggotanya. Akibatnya kalau perusahaannya pailit, maka
harta pengurus/anggotanya ikut tersita juga.
 Tidak mempunyai hak dan kewajiban
 Tidak dapat digugat dan menggugat pada bentuk usaha ini tetapi dapat dilakukan pada
pemilik atau pengurusnya karena merekalah secara tidak langsung yang melakukan
hubungan hukum.

B. BENTUK – BENTUK USAHA YANG TIDAK BERBADAN


HUKUM

1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN ATAU PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan Perseorangan atau Perusahaan Dagang adalah badan usaha adalah badan
usaha bisnis yang banyak digunakan di Indonesia, khususnya pengusaha kecil dan beberapa
pengusaha menengah. Ini adalah bentuk badan usaha yang paling sederhana.
Organisasi perusahaan perseorangan adalah badan usaha perusahaan yang dimiliki oleh
satu orang saja. Satu orang pengusaha yang menjadi pemilik badan usaha itu yang menjalankan
perusahaan. Dengan demikian modal usaha tersebut hanya dimiliki satu orang pula. Jika di
dalam perusahaan tersebut banyak orang berkerja, mereka hanyalah pembantu pengusaha
dalam perusahaan berdasarkan perjanjian kerja atau pemberian kuasa. 4
Perusahaan Dagang dilakukan atau dijalankan oleh satu orang pengusaha.Perusahaan
dagang dapat disebut juga sebagai one man corporation atau een manszaak.5
H.M.N Purwosutjipto menjelaskan bahwa perusahaan dagan merupakan salah satu bentuk
perusahaan perseorangan, sedangkan perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang
dilakukan oleh satu orang pengusaha.6
Secara singkat dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan perorangan
adalah perusahaan yang dikelola dan diawasi oleh satu orang dan tidak merupakan suatu badan
hukum atau suatu persekutuan. Disuatu sisi pemilik perusahaan memperoleh semua
keuntungan perusahaan tapi jika memperoleh kerugian maka juga akan diatnggung sendiri.
KUH Dagang cenderung mempersamakan bentuk perusahaan dagang dengan
“Handelsvennootschap” yang dapat mendekati pengertian “ Vennotschap” berdasarkan KUH
Perdata adalah suatu perjanjian yang diadakan oleh dua orang atau lebih yang mana
mengikatkan diri untuk bersama – sama membiayai, mengerjakan atau menjalankan suatu
perusahaan.7
4
Fauzi Wibowo, Hukum Dagang Di Indonesia (Yogyakarta: Legality ) hal 24
5
Sentosa Sembiring, Hukum Dagang ( Bandung : PT CITRA ADITYA BAKTI) hal 18
6
H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang I ( Jakarta : Djambatan) hal 41
7
M.Natzir Said, Hukum Perusahaan di Indonesia (Bandung : PT Alumni) hal 51
Pada hakikatnya, perusahaan dagangg berbeda dengan vennootschap (persekutuan) pada
umumnya, karena perusahaan dagang lahir dari hukum kebiasaan, selain perusahaan dagang
dan persekutuan perdata memiliki perbedaan yang jelas sebagai berikut :
1. Perusahaan Dagang hanya didirikan oleh satu orang, sedangkan persekutuan perdata
didirikan oleh lebih dari satu orang.
2. Perusahaan dagang memiliki modal yang berasal dari satu orang sedangkan
persekutuan perdata memiliki modal yang berasal dari masing – masing sekutu.
3. Perusahaan dagang menunjuk tanggung jawab hanya kepada satu orang , sedangkan
persekutuan perdata menunjuk tanggung jawab kepada setiap sekutu secara bersama –
sama.8
Karateristik khusus yang terdapat dalam perusahaan dagang yang membedakan dengan
perusahaan dalam bentuk persekutuan secara umum berdasarkan pandangan para ahli hukum
dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Perusahaan dagang memiliki modal dari satu orang , dalam arti perusahaan dagang
didirikan dan dijalanan oleh satu orang, baik dalam aspek permodalan maupun
dalam aspsek kekuasaan ke dalam dan ke luar perusahaan.
Setiap modal yang berasal dari pihak ketiga atau pihak lainnya tidak dianggap
sebagai turut sertanya pihak – pihak tersebut dalam pendirian dan kegiatan
perusahaan , tetapi modal dianggap sebagai pinjaman atau penggunaan modal
tanpa dihubungkan dengan keberadaan perusahaan dagang.
2. Perusahaan dagang memiliki pengusaha yang langsung bertindak sebagai pengelola
yang dapat dibantu oleh beberapa orang pekerja, dalam arti perusahaan dagang
hanya memiliki satu orang yang bertanggung jawab secara hukum atau pendirian
dan pelaksanaan perusahaan dagang, baik bertanggung jawab ke dalam atau ke luar
perusahaan dagang maupun bertanggung jawab di dalam atau di luar pengadilan.
Dalam menjalankan perusahaan dagang , pengusaha dapat dibantu oleh satu
pekerja atau beberapa pekerja yang memiliki tanggung jawab terhadap pendirian
dan pelaksaan kegiatan usaha perusahaan dagang secara keseluruhan khususnya
pekerja tidak bertanggung jawab terhadap hukum baik kedalam atau keluar
perusahaan dagang maupun bertanggung jawab di luar atau di dalam pengadilan
3. Perusahaan dagang memiliki pekerja yang membantuk dalam mengelola perusahaan
berdasarkan perjanjian kerja ataun pemberian kuasa.
Pekerja dalam perusahaan dagang hanya memiliki hubungan ketenagakerjaan
dengan pengusaha sehingga pekerja hanya bertanggung jawab atas pekerjaan yang
telah diberikan kepada pekerja berdasarkan hubungan industrial, sehingga pekerja
tidak bertanggung jawab terhadap akibat hukum yang segala hasil pekerjaan yang
telah diamanatkan oleh pengusaha.9
Berdasarkan pengertian, status dan kedudukan perusahaan dagang yang telah dijelaskan,
perusahaan dagang memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
- Dimiliki oleh 1 orang saja
- Bisa berdiri tanpa izin
- Modal usaha relatif kecil
8
Ibid
9
Dr.Rr.Dijan Widjowati,S.H.,M.H ,Hukum Dagang (Yogyakarta : ANDI) hal 35
- Tanggung jawab tidak terbatas
- Melibatkan harta pribadi
- Jangka waktu badan usaha seumur hidup
- Tidak ada pajak yang ada cuman pungutan dan retribusi
- Keuntungnya relatif kecil
Perusahaan dagang atau perusahaan perseorangan memiliki sejumlah keistimewaan, baik
dari sisi kelebihan maupun dari sisi kelemahan yang lebih lanjut dapat di deskripsikan sebagai
berikut :
 Kelebihan Perusahaan Perseorangan
Berikut adalah beberapa kelebihan yang ada pada badan usaha perusahaan perseorangan:
o Seluruh keuntungan yang didapat akan menjadi milik orang tersebut.
o Perusahaan perseorangan cenderung bergerak dengan dinamis dan bebas. Pemilik
perusahaan dapat mengambil keputusan secara bebas dalam menjalankan bisnisnya.
o Pemerintah menerapkan pajak yang rendah untuk jenis perusahaan ini. Umumnya,
pemilik hanya dikenakan pajak penghasilan.
o Pengorganisasian perusahaan cenderung lebih ringkas dan hemat biaya. Tidak seperti
jenis perusahaan lain, amat jarang ditemui perusahaan perseorangan yang memiliki
banyak bagian – bagian sehingga pengelolaannya lebih murah dan mudah.
o Segala rahasia perusahaan akan terjamin karena hanya dimiliki oleh perseorangan.
o Semangat untuk mencapai keuntungan sangat menggelora dalam perusahaan
perseorangan. Dengan demikian, sangat besar kemungkinan pemilik usaha akan
melakukan inovasi inovasi untuk menarik minat konsumen. Terobosan inilah yang
sangat dinantikan oleh masyarakat.
 Kekurangan Perusahaan Dagang atau Perseorangan
Berikut adalah beberapa kekurangan yang dimiliki perusahaan perseorangan:
o Sulit untuk mengembangkan besaran perusahaan karena modal yang terbatas. Tentu
pemilik dapat melakukan kredit, namun kuantitasnya tentu tidaklah banyak.
o Keberlangsungan perusahaan cenderung tidak terjamin karena sangat tergantung
kepada pemilik perusahaan. Apabila terjadi hal yang tidak terduga terhadap pemilik
perusahaan seperti sakit keras, meninggal dunia, atau sebab lain, maka jalannya
perusahaan dapat terancam bahkan berhenti total.
o Minimnya kesempatan karyawan perusahaan untuk berkembang karena mereka akan
berada pada jabatan yang sama dalam jangka waktu tidak menentu.
o Tanggung jawab pemilik yang tidak terbatas. Hal ini berarti pemilik perusahaan
menanggung seluruh resiko yang dimiliki perusahaan, Apabila dalam perjalanan
perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan, maka harta benda pemilik akan menjadi
jaminan untuk melunasi seluruh hutang perusahaan.
o Sulitnya melakukan manajemen perusahaan. Umumnya, perusahaan dalam bentuk lain
terdiri atas bagian bagian atau divisi atau departemen yang mengurus aktivitas tertentu,
seperti pembukuan, pembelian, penjualan, pengaturan karyawan dan lain sebagainya.
Ketiadaan bagian ini dalam perusahaan perseorangan memang menjadikan pengelolaan
menjadi ringkas. Namun, tidak menutup kemungkinan pemilik akan merasa sangat
kesulitan dalam mengatur segala komponen tersebut.10

2. PERSEKUTUAN PERDATA

Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan
atau kemanfaatan yang diperoleh karenanya.
Keberadaan persekutuan perdata (Maatschap,Partnership) sebagai badan usaha diatur dalam
pasal 1618 – 1652 KUH Perdata.11
Adapun Ciri-ciri persekutuan perdata yaitu :
1. Adanya perjanjian antara dua orang atau lebih;
2. Para pihak memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng);
3. Tujuan memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan untuk membagi keuntungan atau
kemanfaatan dari hasil usaha yang dilakukan secara bersama-sama.
Sebagai konsekuensi dari adanya suatu perjanjian, para pihak yang turut dalam perjanjian
mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi untuk menjalankan usaha persekutuan. adapun
bidang usaha yang dapat dilakukan oleh persekutuan sesuatu yang bermanfaat bagi para
sekutu. Usaha persekutuan adalah usaha yang halal dan dibuat untuk manfaat bersama para
pihak (Pasal 1619 KUH Perdata).
Dalam mencapai tujuan yang dimaksud dibutuhkan sarana. Masing-masing sekutu
diwajibkan memasukkan uang,barang, dan keahliannya ke dalam persekutuan (Pasal 1619 ayat
(2) KUH Perdata. Dalam menjalankan usaha persekutuan,keahlian atau ketrampilan (skills)
anggota sekutu dianggap sebagai suatu pemasukan (inbreng) ke dalam persekutuan.
Bagaimana menilai barang dan atau keahlian menjadi nilai uang,hal tersebut berpulang
pada kesepakatan para pendiri persekutuan untuk menentukannya. hanya saja dalam hal tidak
ditentukannya besarnya nilai keahlian, Undang-undang menilai keahlian disamakan dengan
bagian modal yang paling kecil. Terhadap sekutu yang hanya memasukkan keahliannya,bagian
dari untung rugi ditetapkan sama dengan bagian sekutu yang memasukkan uang atau barang
yang paling sedikit (Pasal 1633 ayat (2) KUH Perdata).
Persekutuan mulai berlaku sejak saat perjanjian,jika dalam perjanjian tidak ditentukan lain
(Pasal 1624 KUH Perdata).Kesimpulannya adalah bahwa pendirian persekutuan perdata bisa
dilakukan secara lisan atau dibuat secara tertulis.Hal ini dapat diketahui dari ketentuan
persekutuan ada sejak adanya perjanjian.
Secara teoritis,perjanjian dapat dibuat secara lisan ataupun tertulis. Perjanjian tertulis dapat
dibuat di bawah tangan  atau dengan akta autentik, jadi dalam hal kapan berdirinya suatu
persekutuan sangat bergantung dari adanya kesepakatan di antara para pendiri atau saat
berdirinya ditentukan dalam anggaran dasar persekutuan. Untuk kepastian hukum,baik bagi
para pendiri maupun bagi pihak ketiga yang akan berhubungan dengan persekutuan pada
umumnya,persekutuan perdata dibuat dengan akta autentik,dalam hal ini yaitu akta notaris.
Setelah lahirnya persekutuan berdasarkan perjanjian,maka para sekutu yang telah
menyatakan ikut dalam persekutuan,berkewajiban untuk memenuhi kewajibannya ke dalam
10
Diakses di www.muamala.net
11
Prabowo , op.cit., hal 32
persekutuan. artinya adalah bahwa apa yang sudah disanggupi wajib dipenuhi. Masing-masing
sekutu berutang kepada persekutuan segala apa yang ia telah menyanggupi memasukkan di
dalamnya; dan jika pemasukan ini terdiri atas suatu barang tertentu, maka ia diwajibkan 
menanggung, dengan cara yang sama seperti jual beli (Pasal 1625 KUH Perdata).
Dalam hal ini dibutuhkan adanya pengelola atau pengurus persekutuan agar dapat
menjalankan kegiatan yang telah direncanakan oleh para pendiri persekutuan. dengan kata
lain,adanya pengelola tentu akan memudahkan untuk menata secara profesional apa yang
hendak dicapai oleh persekutuan. dengan cara ini,secara intern pengelola atas nama
persekutuan dapat menagih kepada anggota sekutu yang belum melunasi kewajibannya agar
segera menyelesaikannya.
Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan persekutuan dalam menjalankan
kegiatannya. secara ekstern,dengan adanya pengelola, pihak luar akan lebih mudah
mengadakan hubungan dengan persekutuan,artinya bahwa pihak luar dapat mengetahui
dengan siapa dia harus mengadakan hubungan,apa tugas dan tanggung jawab pengelola
persekutuan. hal tersebut menjadi penting karena jika tidak dicantumkan, semua sekutu dapat
dianggap sebagai pengelola, artinya setiap sekutu dapat mengadakan hubungan dengan pihak
luar atas nama persekutuan.Jika tidak ada janji-janji khusus mengenai cara mengurus
persekutuan,setiap sekutu dianggap secara bertimbal balik memberi kuasa (Pasal 1639 KUH
Perdata).Para sekutu tidaklah terikat masing-masing untuk seluruh utang persekutuan,dan
masing-masing sekutu tidaklah dapat mengikat sekutu lainnya, jika mereka ini tidak telah
memberikan kuasa kepadanya untuk itu (Pasal 1642 KUH Perdata). 12
Keberadaan persekutuan perdata sebagai suatu badan usaha sangat bergantung kepada
orang. jika salah seorang dari anggota persekutuan ingin agar persekutuan dibubarkan,secara
yuridis permintaan tersebut tidak ada alasan untuk menolak untuk membubarkan. jika dilihat
dalam sudut pandang dunia usaha,agaknya kurang tepat kalau setiap kali ada permintaan salah
seorang sekutu,persekutuan dibubarkan.
Persekutuan perdata berakhir karena :
1. Lewatnya waktu untuk mana persekutuan didirikan.
2. Musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi tugas pokok
persekutuan.
3. Atas kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu.
4. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau dibawah pengampuan atau dinyatakan
pailit.13

3. PERSEKUTUAN FIRMA

12
Diakses di www.butew.com
13
Ibid hal 35
Secara harfiah Firma adalah Perserikatan dagang antara beberapa perusahaan dalam
bentuk sebuah persekutuan bisnis untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan memakai nama bersama untuk mendapat profit.
Persekutuan Firma adalah kaitan atau hubungan yuridis yang timbul dari perjanjian sukarela
antara beberapa pihak yang bersangkutan, baik secara lisan, maupun tertulis atau tersirat dari
tindakan pribadi sekutu bersangkutan.
Pengertian Firma menurut Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang bahwa
“Perseroan Firma adalah tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk menjalankan suatu
perusahaan di bawah satu nama bersama.”
Firma (Fa) adalah suatu persekutuan antara dua aorang atau lebih yang menjalankan badan usaha
dengan nama bersama dengan tujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan tersebut.
Dalam mendirikan firma memiliki anggota paling sedikit dua orang. Semua anggota memiliki
tanggung jawab terhadap perusahaan dan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang
tercantum dalam akta pendirian Firma. Apabila bangkrut semua anggota harus bertanggung
jawab sampai harta milik pribadi ikut dipertanggungkan.
Modal firma berasal dari kekayaan pribadi anggota pendiri, serta laba/ keuntungan dibagikan
kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta pendirian.
Firma tidak dapat dikatakan sebagai badan usaha yang memiliki ciri-ciri sebagai badan hukum.
Karena apabila meninjau pandangan Subekti yang menjelaskan bahwa, Badan Hukum pada
pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan
perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dan dapat digugat atau
mengguggat di depan hakim.14
Seperti halnya persekutuan yang lain, firma juga memiliki sifat atau ciri-ciri. Adapun ciri-ciri
firma antara lain :
 Para sekutu aktif di dalam mengelola perusahaan;
 Tanggung jawab yang tidak terbatas atas segala resiko yang terjadi;
 Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia;
 Anggota firma biasanya sudah saling mengenal sebelumnya dan sudah saling
mempercayai;
 Perjanjian suatu firma dapat dilakukan dihadapan notaris;
 Dalam kegiatan usaha selalu memakai nama bersama;
 Setiap anggota dapat melakukan perjanjian dengan pihak lain;
 Adanya tanggungjawab atas resiko kerugian yang tidak terbatas;
 Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta
pribadi;
 Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin;
 Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang
lainnya;
 Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup;
 Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma; dan
 Mudah memperoleh kredit usaha

14
Johanes Ibrahim , Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan Dan Badan Hukum. (Bandung: Refika Aditama)
hal 22
Sifat dari Persekutuan Firma adalah:
 Keagenan atau perwakilan bersama;
 Umur terbatas;
 Tanggung jawab tak terbatas;
 Pemilikan kepentingan;
 Partisipasi (Keikutsertaan) dalam Persekutuan Firma;
 Bentuk firma ini telah digunakan baik untuk kegiatan usaha berskala besar maupun
kecil;
 Dapat berupa perusahaan kecil yang menjual barang pada satu lokasi, atau perusahaan
besar yang mempunyai cabang atau kantor di banyak lokasi;
 Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari persekutuan firma untuk tujuan
usahanya
 Pembubaran persekutuan firma akan tercipta jika terdapat salah satu sekutu
mengundurkan diri atau meninggal;
 Tanggung Jawab seorang sekutu tidak terbatas pada jumlah investasinya;
 Harta benda yang diinvestasikan dalam persekutuan firma tidak lagi dimiliki secara
terpisah oleh masing-masing sekutu; dan
 Masing-masing sekutu berhak memperolah pembagian laba persekutuan firma.
Keunggulan atau kebaikan bentuk firma, antara lain sebagai berikut.
 Prosedur pendirian mudah
 Kemampuan keuangan lebih besar.
 Keputusan lebih baik sebab dirundingkan antarsesama anggota firma.
 Status hukum jelas.
 Pembagian kerja berdasarkan kecakapan anggota masing-masing.
Kekurangan atau keburukan bentuk firma, antara lain sebagai berikut.
 Tanggung jawab tidak terbatas
 Kelangsungan usaha tidak terjamin.
 Jika seorang anggota berbuat salah, yang lain ikut menanggung kerugian.
 Sering timbul ketegangan antar anggota firma karena mereka sama-sama menjadi
pemimpin15.

4. PERSEKUTUAN KOMANDITER

Pengertian CV atau persekutuan komanditer adalah suatu bentuk badan usaha


persekutuan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dimana beberapa anggotanya memiliki
tanggung jawab yang tak terbatas dan sebagian anggota lainnya memiliki tanggung jawab yang
terbatas.
CV adalah singkatan dari Commanditaire Vennootschap, yaitu jenis badan usaha
persekutuan yang belum memiliki badan hukum. Pendirian CV atau Persekutuan Komanditer
adalah menggunakan akta dan harus didaftarkan.16

15
Diakses di www.artonang.com
16
Diakses di www.maxmanroe.com
Para pemilik modal pada CV atau Persekutuan Komanditer dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
 Sekutu Aktif (Komplementer), yaitu sekutu yang menjadi pengurus persekutuan.
 Sekutu Pasif (Komanditer), yaitu hanya memasukkan uang atau benda ke kas
persekutuan sebagai pemasukkan dan berhak atas keuntungan dari persekutuan
tersebut.17
Jenis-jenis Persekutuan Komanditer yaitu:
a) Persekutuan Komanditer Diam-Diam
Persekutuan Komanditer diam-diam adalah sebuah persekutuan komanditer yang belum
menyatakan diri sebagai persekutuan komanditer.
b) Persekutuan Komanditer Terang-Terangan
Persekutuan Komanditer terang-terangan adalah sebuah persekutuan komanditer yang telah
menyatakan diri secara terang-terangan kepada pihak luar bahwa mereka merupakan
persekutuan komanditer.
c) Persekutuan Komanditer Saham
Persekutuan Komanditer saham adalah sebuah persekutuan komanditer terang-terangan
dengan modal yang terdiri dari saham.18
Suatu badan usaha adalah Persekutuan Komanditer (CV) dilihat dari karakteristiknya.
Mengacu pada pengertian CV di atas, berikut ini adalah ciri-ciri CV tersebut:
 Terdapat dua jenis keanggotaan dalam CV, yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
 Sekutu aktif adalah anggota yang berperan menjalankan perusahaan.
 Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modal usaha tanpa turut serta
dalam menjalankan perusahaan.
 Sekutu aktif memiliki tanggungjawab yang tidak terbatas
 Sekutu pasif memiliki tanggungjawab hanya sebesar modal yang ditanamkan kepada
perusahaan.
Ciri khusus persekutuan komanditer adalah keberadaan sekutu komanditer sebagai
sekutu pemberi modal yang tidak ikut serta dalam mengurus jalannya persekutuan komanditer,
selain sekutu komplementer sebagai sekutu yang aktif dalam mengurus jalannya persekutuan. 19
Badan usaha berbentuk CV / Persekutuan Komanditer memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri. Sesuai dengan pengertian CV di atas, berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan
bentuk usaha CV:
1. Kelebihan CV / Persekutuan Komanditer
 Proses pendiriannya tergolong mudah.
 Kemampuan manajemen badan usaha berbentuk CV umumnya lebih besar.
 Bentuk usaha CV cenderung lebih mudah mendapatkan modal dari perbankan karena
lebih dipercaya.
 Biasanya CV lebih mudah berkembang karena manajemennya dapat diisi oleh
profesional sehingga pengelolaannya lebih baik.
 Resiko perusahaan dapat ditanggung secara bersama-sama oleh sekutu.

17
Fauzi Wibowo , op.cit , hal 65
18
Dijan Widijowati, op.cit., hal 61
19
Ibid
2. Kekurangan CV / Persekutuan Komanditer
 Operasional CV tergantung pada sekutu aktif yang bertindak sebagai pemimpin sekutu
sehingga kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.
 Modal yang telah disetorkan ke perusahaan sangat sulit untuk ditarik kembali.
 Mudah terjadi konflik antara sekutu pengusaha di dalam CV20

C. PERBEDAAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM DAN


YANG TIDAK BERBADAN HUKUM
Keberadaan badan usaha di Indonesia digolongkan menjadi dua jenis yaitu badan usaha
dengan status badan hukum dan badan usaha dengan status bukan badan hukum.
Penggolongan badan usaha didasarkan dengan bentuk tanggung jawab yang melekat kepada
para pendiri perusahaan para pengurus perusahaan.
Badan usaha dengan status bukan badan hukum memiliki tanggung jawab yang tidak
terbatas terhadap harta kekayaan pribadi para pendiri badan usaha dan pengurus badan usaha,
sehingga harta kekayaan pribadi sebagai harta kekayaan di luar badan usaha dibebankan segala
bentuk tagihan utang piutang yang sebenarnya ditujukan kepada badan usah.
Badan usaha dengan status badan hukum memiliki tanggung jawab yang terbatas
terhadap harta kekayaan pribadi para pendiri badan usaha atau para pengurus badan usaha,
sehingga harta kekayaan yang dibebankan atas tagihan utang piutang badan usaha hanya
terbatas pada harta kekayaan yang dimiliki oleh badan usaha dan tidak dapat membebankan
kepada harta kekayaan pribadi para pendiri badan usaha atau pengurus badan usaha.
Beberapa badan usaha dalam pandangan hukum dagan yang berlaku di Indonesia
adalah :
1. Badan usaha dengan status bukan badan hukum meliputi perusahaan dagang,
persekutuan perdata, persekutuan firma dan persekutuan komanditer.
2. Badan usaha dengan status badan hokum meliputi perseroan terbatas, yayasan dan
koperasi.21

20
Diakses di www.maxmanroe.com
21
Ibid hal 20 - 21
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari materi makalah yang telah saya sampaikan maka dapat disimpulkan
bahwa Semua jenis badan usaha yang tidak berbadan hukum yaitu Perusahaan
Perseorangan, Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan Persekutuan
Komanditer(CV) walaupun tergolong badan usaha tidak berbadan hukum bukan berarti
tidak ada hukum yang mengatur atau terlepas begitu saja dari unsur-unsur hukum.
Semua badan usaha tadi harus mematuhi segala peraturan dan perudang-undangan
yang berlaku. Setiap badan usaha ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-
masing. Ini akan memudahkan para pengusaha yang baru melakukan kegiatan
perdagangan untuk memilih jenis badan usaha apakah yang akan dirikan sesuai dengan
kriteria dan kemampuan masing-masing.

B. SARAN

1. SARAN UNTUK PEMERINTAH

Berdasarkan dari makalah yang dibuat , terdapat saran yang dalam hal ini ditujukan
kepada pemerintah untuk memberikan pemberdayaan kepada masyarakat dengan cara
memberikan pelatihan – pelatihan khusus dan fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan
kepada para pengusaha baru yang pada umumnya tidak berbadan hukum agar dapat
menjalankan usahanya dengan baik dan dapat menghasilkan perekonomian yang
mandiri.

2. SARAN UNTUK MASYARAKAT


Berdasarkan dari makalah yang dibuat, terdapat saran yang ditujukan tidak hanya
kepada pemerintah melainkan juga kepada masyarakat, saran tersebut yaitu kepada
masyarakat untuk terutama kepada pengusaha baru untuk dapat mengetahui
bentuk – bentuk – bentuk badan usaha yang terdapat di Indonesia dan mempelajari
bentuk – bentuk badan usaha tersebut agar dapat menjalankan kegiatan
perdagangan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

A. LITERATUR

 Shidqon, M Prabowo, dan Pujiono.2016.Hukum Dagang.Yogyakarta : Rangkang


Education
 Wibowo, Fauzi.2017.Hukum Dagang Di Indonesia.Yogyakarta : Legality
 Sembiring, Sentosa.2008.Hukum Dagang.Bandung : PT CITRA ADITYA BAKT
 Purwosutjipto, H.M.N.1999.Pengertian Pokok Hukum Dagang I. Jakarta :
Djambatan
 Natzir, M. Said.1987. Hukum Perusahaan di Indonesia. Bandung: PT Alumni
 Widijowati, Dijan.2012.Hukum Dagang.Yogyakarta : ANDI
 Ibrahim, Johannes.2006. Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan Dan
Badan Hukum.Bandung : Reflika Aditama

B. MAKALAH

 Pahri Adinata. 2014.Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum .Riau : UIN Sultan Syarif Kasim
 Andreas Sinurat Mulatua dkk.2017.Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum . Jakarta : UI

C. WEBSITE

 www.muamala.net
 www.maxmanroe.com
 www.butew.com
 www.artonang.com

Anda mungkin juga menyukai