Anda di halaman 1dari 38

KEJAHATAN

TERHADAP HARTA
BENDA DALAM KUHP

Achmad Ratomi
Pencurian Pengancaman
(Psl. 362) (Psl. 369)
Pemerasan
(Psl. 368)

Penggelapan
Penadahan (Psl. 372)
(Psl. 480)

Penipuan
(Psl. 378)

Perusakan Barang
(Psl. 406) Stellionat
(Psl. 385)
PENCURIAN
PASAL 362 KUHP
Barangsiapa mengambil sesuatu benda yang sebagian atau seluruhnya
kepunyaan orang lain, dengan maksud memilikinya secara melawan
hukum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama 5
tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

UNSUR OBJEKTIF
 Mengambil
UNSUR SUBJEKTIF
 Sesuatu Benda yg sebagian
Dengan maksud memilikinya
atau seluruhnya kepunyaan
secara melawan hukum
org lain
UNSUR “MENGAMBIL”
• Di dalam doktrin terdapat beberapa teori tentang kapan suatu perbuatan mengambil daikatakan telah
terjadi/selesai, yaitu:
Teori kontrektasi (Contrectatie theorie)
Untuk adanya suatu perbuatan mengambil itu disyaratkan bahwa dengan sentuhan badaniah, pelaku telah
memindahkan benda yang bersangkutan dari tempat semula.
Teori ablasi (Ablatie theorie)
Untuk adanya suatu perbuatan mengambil itu disyaratkan bahwa benda tersebut harus telah diamankan
oleh pelaku.
Teori aprehensi (Apprehensie theorie)
Untuk adanya suatu perbuatan mengambil itu disyaratkan bahwa pelaku harus membuat benda tersebut
berada dalam penguasaannya yang nyata.
• Hoge Raad dalam beberapa arrest-nya (tanggal 12 Nopember 1894 W.6578 dan tanggal 4 Maret 1935 Nj
1935 hal. 681, W. 12932) menjelaskan bahwa “Perbuatan mengambil itu telah selesai, jika benda tersebut
sudah berada di tangan pelaku, walaupun benar bahwa ia kemudian telah melepaskan kembali benda yang
bersangkutan karena ketahuan oleh orang lain”.
UNSUR “SESUATU BENDA SEBAGIAN ATAU
SELURUHNYA KEPUNYAAN ORANG LAIN”
• Pada awalnya yang dimaksud dengan benda adalah benda-benda
yang berwujud dan bergerak.
• Perubahan penafsiran ini didasarkan atas peristiwa pencurian aliran
listrik. Sehingga perluasan makna benda ini juga termasuk benda yang
tidak berwujud sepanjang memiliki nilai ekonomis dan dapat di hak-ki.
• Status barang yang diambil itu adalah harus seluruhnya kepunyaan
orang lain atau sebagian kepunyaan orang lain dan sebagian
kepunyaan pelaku.
UNSUR “DENGAN MAKSUD MEMILIKINYA SECARA MELAWAN HUKUM”

• Dengan maksud merupakan bentuk kata lain dari “dengan sengaja”.


• Menurut Memorie van Toelichting, sengaja/kesengajaan adalah
“menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta
akibatnya (willens en wetens veroorzaken van een gevolg).
• Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja
harus menghendaki serta menginsyafi/mengetahui tindakan tersebut
dan/atau akibatnya.
• Memilik maksudnya adalah adanya kehendak dari pelaku untuk
menguasai atau mengambil manfaat dari barang yang diambilnya.
• Dalam konteks ini pelaku bertindak seakan-akan ia adalah
pemiliknya, padahal ia bukan pemiliknya.
PEMERASAN
PASAL 368 AYAT (1) KUHP
Barangsiapa denga maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan untuk memberikan suatu benda yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
memberi hutang maupun menghapus piutang, diancam karena
pemerasan dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.
UNSUR OBJEKTIF
 Memaksa seseorang dg UNSUR SUBJEKTIF
kekerasan/ancaman kekerasan denga maksud
 Utk memberikan suatu Benda yg
menguntungkan diri sendiri
seluruhnya/sebagian kepunyaan org
itu/org lain, atau supaya memberi hutang atau orang lain secara
maupun menghapus piutang melawan hukum
UNSUR “MEMAKSA SESEORANG DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN KEKERASAN”

• Memaksa adalah melakukan tekanan pada seseorang sedemikian rupa


sehingga orang itu bersedia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan
kehendaknya sendiri. Lebih lanjut memaksa adalah melakukan suatu
tindakan dengan menggunakan suatu alat pemaksa yang tanpa alat
pemaksa itu dapat dibayangkan bahwa orang yang dipaksa itu pada saat
itu tidak akan mau melakukan yang dikehendaki oleh si pemaksa.
• Kekerasan adalah setiap perbuatan yang mempergunakan tenaga badan
yang tidak ringan. Tenaga badan adalah kekuatan fisik.
• Ancaman kekerasan itu harus dalam bentuk penyerangan baik terhadap
fisik maupun harta benda orang itu atau orang lain. Bentuk ucapan itu
harus ditujukan kepada suatu perbuatan yang termasuk dalam kekerasan
baik terhadap tubuh, nyawa maupun harta benda.
UNSUR “UNTUK MENYERAHKAN SESUATU BENDA YANG
SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN KEPUNYAAN ORANG ITU
ATAU ORANG LAIN, ATAU SUPAYA MEMBERI HUTANG
MAUPUN MENGHAPUS PIUTANG”
• Unsur ini merupakan akibat yang harus timbul atau yang menjadi tujuan dari
pelaku tindak pidana pemerasan.
• Ada 3 (tiga) bentuk akibat atau tujuan yang hendak dicapai oleh pelaku dalam
memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, yaitu :
Untuk menyerahkan sesuatu benda yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang itu atau orang lain.
Menyerahkan sesuatu benda adalah perbuatan yang dilakukan oleh korban
dalam bentuk membawa suatu benda dan kemudian mengalihkan
kekuasaan atasnya yang pada lazimnya ke dalam kekuasaan pelaku.
Supaya memberi hutang
Supaya menghapus piutang
UNSUR “DENGAN MAKSUD MENGUNTUNGKAN DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN SECARA MELAWAN
HUKUM”

• Dengan maksud merupakan bentuk kata lain dari “dengan sengaja”.


• Menurut Memorie van Toelichting, sengaja/kesengajaan adalah “menghendaki
dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya (willens en wetens
veroorzaken van een gevolg).
• Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja harus
menghendaki serta menginsyafi/mengetahui tindakan tersebut dan/atau
akibatnya.
• Menguntungkan dapat diartikan setiap perbaikan dalam posisi atau nasib
kehidupan yang diperoleh atau yang akan dicapai oleh pelaku. Suatu keuntungan
dapat disebut bersifat melawan hukum apabila keuntungannya itu bersifat
bertentangan dengan kepatutan di dalam pergaulan masyarakat atau
bertentangan dengan hak orang lain.
PENGANCAMAN
PASAL 369 AYAT (1) KUHP
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran baik dengan lisan
maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa
seorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang atau
menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.
UNSUR OBJEKTIF
 Dg ancaman pencemaran baik dg lisan maupun UNSUR SUBJEKTIF
tulisan, atau dg ancaman akan membuka
rahasia denga maksud
 Memaksa seseorang supaya memberikan menguntungkan diri sendiri
barang sesuatu yg seluruhnya/sebagian atau orang lain secara
kepunyaan org itu/org lain, atau supaya
membuat hutang atau menghapuskan piutang melawan hukum
UNSUR “DENGAN ANCAMAN PENCEMARAN BAIK
DENGAN LISAN MAUPUN TULISAN, ATAU DENGAN
ANCAMAN AKAN MEMBUKA RAHASIA”

• Ancaman pencemaran secara lisan atau dengan tulisan


memiliki arti sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 310
KUHP
• Ancaman akan membuka rahasia memiliki arti adanya suatu
perbuatan akan memberitahukan kpd orang lain atau org
banyak tentang segala sesuatu hal yang menyangkut diri
korban yang disimpannya dan tidak boleh diketahui oleh orang
lain atau orang tertentu.
UNSUR “MEMAKSA SEORANG SUPAYA MEMBERIKAN BARANG
SESUATU YANG SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN KEPUNYAAN
ORANG ITU ATAU ORANG LAIN, ATAU SUPAYA MEMBUAT
HUTANG ATAU MENGHAPUSKAN PIUTANG”

• Memaksa adalah melakukan tekanan pada seseorang sedemikian rupa sehingga orang itu
bersedia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendaknya sendiri. Lebih lanjut
memaksa adalah melakukan suatu tindakan dengan menggunakan suatu alat pemaksa yang
tanpa alat pemaksa itu dapat dibayangkan bahwa orang yang dipaksa itu pada saat itu tidak
akan mau melakukan yang dikehendaki oleh si pemaksa.
• Ada 3 (tiga) bentuk akibat atau tujuan yang hendak dicapai oleh pelaku dalam memaksa, yaitu :
Supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu
atau orang lain.
Supaya membuat hutang
Supaya menghapuskan piutang
UNSUR “DENGAN MAKSUD MENGUNTUNGKAN DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN SECARA MELAWAN
HUKUM”

• Dengan maksud merupakan bentuk kata lain dari “dengan sengaja”.


• Menurut Memorie van Toelichting, sengaja/kesengajaan adalah “menghendaki
dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya (willens en wetens
veroorzaken van een gevolg).
• Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja harus
menghendaki serta menginsyafi/mengetahui tindakan tersebut dan/atau
akibatnya.
• Menguntungkan dapat diartikan setiap perbaikan dalam posisi atau nasib
kehidupan yang diperoleh atau yang akan dicapai oleh pelaku. Suatu keuntungan
dapat disebut bersifat melawan hukum apabila keuntungannya itu bersifat
bertentangan dengan kepatutan di dalam pergaulan masyarakat atau
bertentangan dengan hak orang lain.
P E N G G E LAPAN
PASAL 372 KUHP
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki sesuatu barang yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam
kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan
pidana penjara paling lama 4 tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus
rupiah.

UNSUR OBJEKTIF
 Melawan hukum memiliki
 Sesuatu barang yang seluruhnya
UNSUR SUBJEKTIF
atau sebagian kepunyaan orang lain
 Tetapi yang ada dalam
dengan sengaja
kekuasaannya bukan karena
kejahatan
UNSUR “MELAWAN HUKUM MEMILIKI”

• Jurisprodensi Mahkamah Agung R.I No.69K/Kr/1959 tanggal 11


Agustus 1959 disebutkan bahwa unsur “memiliki” dalam pasal
372 KUHP berarti menguasai suatu benda bertentangan
dengan sifat dari hak yang dimiliki atas benda itu.
• Atau Putusan Mahkamah Agung No. 83K/Kr/1956 tanggal 8 Mei
1957 yang memberikan makna memiliki berupa menguasai
sesuatu barang bertentangan dengan sifat dari hak yang
dijalankan seseorang atas barang-barang tersebut.
• melawan hukum memiliki berarti bertindak seakan-akan
pemilik atau bertindak sebagai pemilik, sedangkan ia bukan
pemilik, atau tidak berhak atas barang tersebut.
UNSUR “SUATU BARANG SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA KEPUNYAAN ORANG LAIN”

• Pengertian barang menurut Pasal 372 KUHP adalah barang/benda


yang menurut sifatnya dapat dipindah-pindahkan ataupun yang di
dalam praktik juga sering disebut sebagai benda bergerak.
• Barang tersebut milik orang lain sepenuhnya atau barang tersebut
milik bersama
UNSUR “TETAPI YANG ADA DALAM
KEKUASAANNYA BUKAN KARENA KEJAHATAN”

• Ini artinya bahwa ada kekuasaan tertentu pada seseorang itu
terhadap barang tersebut.
• Penguasaan terhadap suatu barang itu tidak didasarkan atas
kejahatan seperti pencurian atau penadahan
UNSUR “DENGAN SENGAJA”
• Menurut Memorie van Toelichting, sengaja/kesengajaan adalah
“menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan
beserta akibatnya (willens en wetens veroorzaken van een
gevolg).
• Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan
sengaja harus menghendaki serta menginsyafi/mengetahui
tindakan tersebut dan/atau akibatnya.
PENIPUAN
PASAL 378 KUHP
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, dengan
tipu muslihat, ataupun serangkaian kata-kata bohong, menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan sesuatu barang kepadanya, atau supaya memberi hutang
maupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara
paling lama 4 tahun.

UNSUR OBJEKTIF
 dengan memakai nama palsu atau UNSUR SUBJEKTIF
keadaan palsu, dengan tipu muslihat, dengan maksud untuk
ataupun serangkaian kata-kata bohong
 menggerakkan orang lain untuk
menguntungkan diri sendiri
menyerahkan sesuatu barang kepadanya, atau orang lain secara
atau supaya memberi hutang maupun melawan hukum
menghapuskan piutang
UNSUR “DENGAN MEMAKAI NAMA PALSU ATAU
KEADAAN PALSU, DENGAN TIPU MUSLIHAT,
ATAUPUN SERANGKAIAN KATA-KATA BOHONG”
• Nama palsu adalah penggunaan nama yang bukan namanya sendiri baik nama orang lain maupun
nama yang tidak dimiliki oleh siapa pun. Termasuk juga menambah-nambahi nama dengan tujuan
agar tidak dikenal orang lain.
• Keadaan palsu adalah pernyataan dari seseorang bahwa ia ada dalam keadaan tertentu atau
jabatan tertentu, dimana keadaan itu memberikan hak-hak kepada orang yang ada dalam keadaan
itu.
• Tipu muslihat adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga perbuatan-
perbuatan itu menimbulkan keyakinan/ kepercayaan orang atau memberi kesan pada orang yang
dianjurkan, seolah-olah keadaannya sesuai dengan kebenaran. Perbuatan atau tindakan tersebut
dapat disaksikan oleh orang lain baik disertai maupun tidak disertai dengan suatu ucapan.Misalnya
menyerahkan cek yang diketahuinya bahwa cek tersebut tidak dapat diuangkan karena tidak ada
uangnya.
• Serangkaian kata-kata bohong adalah serangkaian kata-kata yang tersusun sedemikian rupa,
sehingga kata-kata tersebut mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain dan dapat
menimbulkan kesan seolah-olah kata-kata yang satu membenarkan kata-kata yang lain, padahal
semuanya itu tidak sesuai dengan kebenaran
UNSUR “MENGGERAKKAN ORANG LAIN UNTUK MENYERAHKAN
SESUATU BARANG KEPADANYA, ATAU SUPAYA MEMBERI HUTANG
MAUPUN MENGHAPUSKAN PIUTANG”

• Menyerahkan disini maksudnya adalah setiap tindakan memisahkan suatu


barang dengan cara bagaimanapun dan dalam keadaan yang bagaimanapun dari
orang yang menguasai barang tersebut untuk diserahkan kepada siapapun.
• Pengertian membuat utang atau mengakui berhutang kepada si pelaku, tidak
harus sama seperti yang diatur di dalam hukum perdata, melainkan pengakuan
berhutang sejumlah uang di atas secarik kertas atau secara lisan yang disaksikan
orang lain atau di jaman canggih seperti sekarang ini dapat juga direkam.
• Pengertian menghapus piutang di sini tidak terbatas kepada piutang karena
pinjaman, melainkan juga piutang karena penggadaian, piutang sebagai hasil dari
suatu keuntungan dan lain sebagainya. Cara penghapusan itu dapat terjadi
dengan cara menyobek atau merusak bukti-bukti piutang, mengucapkan dengan
lisan yang disaksikan orang lain dan cara-cara lainnya.
UNSUR “DENGAN MAKSUD MENGUNTUNGKAN DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN SECARA MELAWAN
HUKUM”

• Dengan maksud merupakan bentuk kata lain dari “dengan sengaja”.


• Menurut Memorie van Toelichting, sengaja/kesengajaan adalah “menghendaki
dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya (willens en wetens
veroorzaken van een gevolg).
• Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja harus
menghendaki serta menginsyafi/mengetahui tindakan tersebut dan/atau
akibatnya.
• Menguntungkan dapat diartikan setiap perbaikan dalam posisi atau nasib
kehidupan yang diperoleh atau yang akan dicapai oleh pelaku. Suatu keuntungan
dapat disebut bersifat melawan hukum apabila keuntungannya itu bersifat
bertentangan dengan kepatutan di dalam pergaulan masyarakat atau
bertentangan dengan hak orang lain.
STELLIONAT / PENIPUAN YANG OBJEKNYA HAK
ATAS TANAH)
PASAL 385 KE-1 KUHP
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun: “barang siapa dengan
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
menjual, menukarkan atau membebani dengan creditverband sesuatu hak tanah
yang belum bersertifikat, sesuatu gedung, bangunan, penanaman atau pembenihan
di atas tanah yang belum bersertifikat, padahal ia tahu bahwa orang lain yang
mempunyai hak atau turut mempunyai hak atasnya

UNSUR OBJEKTIF UNSUR SUBJEKTIF


 menjual, menukarkan atau membebani  dengan maksud untuk
dengan creditverband menguntungkan diri sendiri atau
 sesuatu hak tanah yang belum orang lain secara melawan
bersertifikat, sesuatu gedung, bangunan, hukum
penanaman atau pembenihan di atas  padahal ia tahu bahwa orang lain
tanah yang belum bersertifikat yang mempunyai hak atau turut
mempunyai hak atasnya
UNSUR “MENJUAL, MENUKARKAN ATAU MEMBEBANI DENGAN
CREDITVERBAND”

• Menjual adalah memberikan sesuatu kepada orang lain untuk memperoleh


uang pembayaran atau menerima uang. Uang pembayarannya baik berupa
tunai maupun kredit.
• Menukarkan adalah memberikan sesuatu supaya diganti dengan yang lain.
Pada umumnya disini terjadi penggantian sesama barang.
• Membebani dengan creditverband adalah satu lembaga dalam hukum
adat, yaitu satu jenis jaminan dalam perjanjian hutang piutang yang
dikuasai oleh hukum adat yang menyangkut pertanahan. Pada zaman
sekarang ini istilah creditverband itu sama dengan menjadikan tanah
tersebut sebagai agunan dalam ikatan kredit (pinjaman).
• Ketiga bentuk perbuatan itu pada dasarnya adalah suatu perbuatan
pengalihan hak kepada seseorang atau badan hukum.
UNSUR “SESUATU HAK TANAH YANG BELUM
BERSERTIFIKAT, SESUATU GEDUNG, BANGUNAN,
PENANAMAN ATAU PEMBENIHAN DI ATAS TANAH YANG
BELUM BERSERTIFIKAT”
Bentuk objek yang dialihkan itu adalah harus berupa:
 suatu hak atas tanah yang belum bersertifikat (termasuk juga tanah
yang telah bersertifikat, misalnya hak milik, hak pakai, hak guna
usaha, hak guna bangunan);
 Gedung;
 Bangunan;
 Penanaman atau pembenihan di atas tanah yang belum
bersertifikat (dalam hal ini termasuk juga di atas tanah yang telah
bersertifikat, misalnya hak milik, hak pakai, hak guna usaha, hak
guna bangunan).
UNSUR “DENGAN MAKSUD MENGUNTUNGKAN DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN SECARA MELAWAN
HUKUM”

• Dengan maksud merupakan bentuk kata lain dari “dengan sengaja”.


• Menurut Memorie van Toelichting, sengaja/kesengajaan adalah “menghendaki
dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya (willens en wetens
veroorzaken van een gevolg).
• Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja harus
menghendaki serta menginsyafi/mengetahui tindakan tersebut dan/atau
akibatnya.
• Menguntungkan dapat diartikan setiap perbaikan dalam posisi atau nasib
kehidupan yang diperoleh atau yang akan dicapai oleh pelaku. Suatu keuntungan
dapat disebut bersifat melawan hukum apabila keuntungannya itu bersifat
bertentangan dengan kepatutan di dalam pergaulan masyarakat atau
bertentangan dengan hak orang lain.
UNSUR “PADAHAL IA TAHU BAHWA ORANG LAIN
YANG MEMPUNYAI HAK ATAU TURUT MEMPUNYAI
HAK ATASNYA”

• Unsur ini memperkuat unsur “dengan maksud untuk menguntungkan


diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum”
• Ini artinya pelaku mengetahui bahwa ada orang lain yang mempunyai
hak atas tanah yang belum bersertifikat, sesuatu gedung, bangunan,
penanaman atau pembenihan di atas tanah yang belum bersertifikat.
Orang lain yang dimaksud juga mempunyai hak itu harus dibuktikan
dengan surat-surat yang menunjukkan bahwa dia juga mempunyai
hak.
PENGRUSAKAN BARANG
PASAL 406 AYAT (1) KUHP
Barangsiapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum, menghancurkan,
merusakkan, membuat sehingga tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan barang
yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat
ribu lima ratus rupiah.

UNSUR OBJEKTIF
 dengan melawan hukum
 menghancurkan, merusakkan, membuat
UNSUR SUBJEKTIF
sehingga tidak dapat dipakai lagi atau
menghilangkan
Dengan sengaja
 barang yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain
UNSUR “DENGAN MELAWAN HUKUM”

 Bertentangan dengan hukum tertulis (objectief


recht)
 Bertentangan dengan hak orang lain (subjectief
recht)
 Tanpa kekuasaan atau tanpa wewenang
 Bertentangan dengan hukum tidak tertulis.
UNSUR “MENGHANCURKAN, MERUSAKKAN, MEMBUAT SEHINGGA
TIDAK DAPAT DIPAKAI LAGI ATAU MENGHILANGKAN”

• Menghancurkan yaitu Perbuatan merusak pada suatu benda/barang


sedemikian rupa, sehingga barang itu tidak dapat diperbaiki lagi. Hancur adalah
sama sekali rusak.
• Merusakkan yaitu suatu perbuatan terhadap suatu benda/barang yang tidak
menimbulkan akibat yang tidak berat pada benda itu dan hanya sebagian dari
benda itu yang rusak. Benda masih dapat dipergunakan.
• Membuat sehingga tidak dapat dipakai lagi yaitu perbuatan yang dilakukan
terhadap benda sehingga benda itu tidak dapat dipakai lagi untuk maksud
semula. Atau dengan kata lain, membuat sehingga benda itu tidak dapat dipakai
sesuai dengan kegunaannya.
• Menghilangkan yaitu perbuatan yang dapat menimbulkan akibat, bahwa benda
itu tanpa dirusak atau tanpa dibuat sehingga tidak dapat dipergunakan lagi, tidak
ada lagi atau tidak dapat ditampilkan lagi.
UNSUR “BARANG YANG SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN KEPUNYAAN ORANG LAIN”

• Obyek dari tindak pidana ini adalah barang yang sebagian atau
seluruhnya kepunyaan orang lain.
• Tindak pidana ini dapat dilakukan terhadap barang yang
bergerak dan dapat juga terhadap barang tidak bergerak.
• Hal ini berbeda dengan obyek dari pencurian, penggelapan dan
penipuan yang mensyaratkan hanya terhadap barang yang
bergerak.
UNSUR “DENGAN SENGAJA”
• Menurut Memorie van Toelichting, sengaja/kesengajaan adalah
“menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan
beserta akibatnya (willens en wetens veroorzaken van een
gevolg).
• Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan
sengaja harus menghendaki serta menginsyafi/mengetahui
tindakan tersebut dan/atau akibatnya.
PENADAHAN
PASAL 480 KE-1 KUHP
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah: barangsiapa membeli, menyewa, menukar, menerima
gadai, menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan,
menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan
sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari
kejahatan
UNSUR OBJEKTIF
 Membeli, menyewa, menukar, menerima
gadai, menerima hadiah, atau Untuk
menarik keuntungan menjual, UNSUR SUBJEKTIF
menyewakan, menukarkan, yang diketahui atau
menggadaikan, mengangkut, menyimpan sepatutnya harus diduga
atau menyembunyikan
 Sesuatu benda yang diperoleh dari
kejahatan
UNSUR “MEMBELI, MENYEWA, MENUKAR, MENERIMA GADAI, MENERIMA
HADIAH, ATAU UNTUK MENARIK KEUNTUNGAN MENJUAL, MENYEWAKAN,
MENUKARKAN, MENGGADAIKAN, MENGANGKUT, MENYIMPAN ATAU
MENYEMBUNYIKAN”

• Menurut rumusan di atas, terdapat 2 (dua) bentuk perbuatan


yang tergolong dalam penadahan, yaitu:
1) penerima barang yang terwujud dalam perbuatan
membeli, menyewa, menukar, menerima gadai atau
menerima hadiah
2) penyerahan barang yang terdiri dari perbuatan menjual,
menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut,
menyimpan atau menyembunyikan.
UNSUR “SESUATU BENDA YANG DIPEROLEH DARI KEJAHATAN”

• Maksud benda di sini adalah bukan hanya benda-benda yang menurut


sifatnya dapat dipindah-pindahkan saja, melainkan juga benda-benda
yang menurut sifatnya memang tidak dapat dipindah-pindahkan. Begitu
juga tidak hanya benda-benda yang berwujud, melainkan juga benda-
benda yang tidak berwujud, sejauh benda-benda tersebut dapat
dijadikan objek dari salah satu perbuatan yang disebutkan dalam Pasal
480 ke-1 KUHP
• Kedudukan benda tersebut adalah harus berupa hasil kejahatan. Yang
dimaksud dengan kejahatan menurut Pasal 480 ke-1 KUHP adalah
tindak pidana yang oleh pembentuk undang-undang telah diatur di
dalam Buku II KUHP atau yang oleh undang-undang di luar KUHP
dengan tegas telah dinyatakan sebagai kejahatan (bukan
pelanggaran).
UNSUR “YANG DIKETAHUI ATAU SEPATUTNYA HARUS DIDUGA”

• Dalam unsur subjektif ini terdapat dua bentuk kesalahan, yaitu dolus (sengaja) dan
culpa (lalai). Disebut juga dengan “Pro parte dolus pro parte culpa”
• Dolus dan culpa tersebut dirumuskan secara alternatif, artinya cukup salah satu
saja yang terbukti sudah memenuhi unsur subjektif.
• Bentuk unsur kesengajaan di dalam Pasal 480 ke-1 KUHP ini berupa “yang
diketahui”.
• Kata “yang diketahui” kata lain dari “dengan sengaja”.
• Menurut Memorie van Toelichting, sengaja/kesengajaan adalah “menghendaki dan
menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya (willens en wetens
veroorzaken van een gevolg).
• Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja harus
menghendaki serta menginsyafi/mengetahui tindakan tersebut dan/atau akibatnya.
• Bentuk unsur kelalaian di dalam Pasal 480 ke-1 KUHP ini berupa
“sepatutnya harus diduga”.
• Kata “sepatutnya harus diduga” kata lain dari “karena kelalaiannya”.
• Kelalaian atau kealpaan adalah kebalikan dari kesengajaan, karena bila
mana dalam kesengajaan, sesuatu akibat yang timbul dikehendaki pelaku,
maka dalam kealpaan, justru akibat itu tidak dikehendaki, walaupun pelaku
dapat memperkirakan sebelumnya.
• Menurut Sudarto, kealpaan merupakan bentuk kesalahan yang lebih
ringan daripada kesengajaan akan tetapi bukannya kesengajaan yang
ringan.
• Menurut van Hamel, ada dua syarat untuk menyatakan suatu perbuatan
bersifat kealpaan, yaitu :
 Tidak mengadakan penduga-duga sebagaimana diharuskan oleh
hukum;
 Tidak mengadakan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hukum.

Anda mungkin juga menyukai