Anda di halaman 1dari 33

KEJAHATAN

TERHADAP NYAWA
Mahrus Ali, SH.,MH
Bentuk2 kejahatan thd nyawa:
 Pembunuhan biasa (Psl 338)
 Pembunuhan dengan kualifikasi (Psl 339)
 Pembunuhan berencana (Psl 340)
 Pembunuhan anak atau bayi (Psl 341, 342,
dan 343)
 Pembunuhan atas permintaan korban (Psl 344)
 Mendorong orang lain, menolong atau
memberi sarana untuk bunuh diri (Psl 345)
 Pengguguran dan pembunuhan kandungan
(Psl 346, 347, 348, dan 349)
Pasal 338 KUHP

Barang siapa sengaja merampas nyawa


orang lain, diancam, karena pembunuhan,
dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
Konstruksi Pasal 338

 Perbuatan menghilangkan nyawa harus merupakan perbuatan


yang disengaja dan kesengajaan itu harus timbul seketika itu
juga. Kesengajaan yang dilakukan itu haruslah ditujukan
terhadap orang. Tanpa adanya kehendak untuk
menghilangkan nyawa orang, maka tidak ada pembunuhan.
 Perbuatan menghilangkan nyawa orang lain iu harus
merupakan perbuatan aktif atau positif, artinya dengan
menggunakan gerakan sebagian anggota tubuh walaupun
dengan perbuatan sekecil apa pun. Jadi, perbuatan
menghilangkan nyawa tidak bersifat pasif.
 Perbuatan dalam poin 2 haruslah menyebabkan matinya orang
atau hilangnya nyawa orang. Akibat matinya orang tersebut
tidak harus seketika itu juga atau tidak lama setelah perbuatan
dilakukan. Akibat matinya orang itu bisa timbul beberapa saat
setelah dilakukannya perbuatan.
Pasal 339 KUHP
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau
didahului oleh tindak pidana lain, yang
dilakukan dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk menghindarkan
diri sendiri maupun peserta lainnya dari
pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan benda yang
diperolehnya secara melawan hukum,
dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau sementara waktu, paling lama 20
tahun.
“Diikuti“ oleh tindak pidana lain
Pembunuhan itu dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian
diikuti oleh tindak pidana lain. Maksud untuk melakukan
pembunuhan itu dapat dipastikan untuk mempersiapkan
tindak pidana lain itu.

“Disertai” dengan tindak pidana lain


Antara tindak pidana pembunuhan dengan tindak pidana yang
lain itu terjadi secara bersamaan. Dalam hal ini pembunuhan
yang “menyertai” tindak pidana lain itu dimaksudkan untuk
mempermudah atau memperlancar tindak pidana lain itu. Kata
“mempermudah” atau “memperlancar” tindak pidana lain
tidaklah harus benar-benar terjadi. Yang harus dibuktikan
adalah pembunuhan yang dilakukan itu memang mempunyai
“maksud” untuk mempermudah atau memperlancar tindak
pidana lain atau tidak. Oleh karenanya, tidak perlu dibuktikan.
“Didahului” tindak pidana lain
Pembunuhan yang dilakukan setelah dilakukannya tindak
pidana lain itu mempunyai maksud (a) untuk menyelamatkan
diri sendiri atau peserta lain dari pidana; atau (b) untuk tetap
menguasai benda yang diperoleh secara melawan hukum.

Makna “tertangkap tangan”


 pada saat melakukan tindak pidana ia diketahui oleh orang lain;
 setelah melakukan tindak pidana, beberapa saat kemudian ia diketahui oleh
orang lain sebagai pelakunya;
 selang beberapa saat setelah tindak pidana terjadi, ia diserukan oleh khalayak
ramai sebagai orang yang melakukan tindak pidana itu;
 selang beberapa saat setelah tindak pidana terjadi, pada dirinya
ditemukan benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan
tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa dialah sebagai pelakunya
atau sebagai peserta dalam tindak pidana itu atau sebagai pembantu
dalam tindak pidana itu.
Pasal 340 KUHP

Barang siapa sengaja dan dengan rencana


lebih dahulu merampas nyawa orang lain
diancam, karena pembunuhan dengan
rencana, dengan pidana mati atau pidana
seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama dua puluh tahun.
Makna dengan Rencana Terlebih Dahulu

Memutuskan kehendak dalam suasana tenang


Pada saat pelaku memutuskan kehendaknya untuk membunuh, tidak
berada dalam keadaan yang tergesa-gesa, dalam keadaan terpaksa, atau
dalam keadaan emosi yang tinggi. Pelaku telah memikirkan dan mengkaji
segala sesuatu yang berkenaan dengan kehendaknya itu, misalnya
keuntungan dan kerugiannya.

Tersedianya waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak


sampai pada pelaksanaan kehendak
Tersedianya waktu yang cukup mengandung pengertian, bahwa dalam
tempo waktu yang tersedia itu, pelaku masih dapat berfikir dengan tenang.
Jadi, persoalannya tidak pada masalah lamanya waktu, tetapi persoalan
lamanya waktu yang cukup itu lebih mengarah pada penggunaan dari waktu
yang tersedian itu. Apakah dalam waktu yang tersedia itu benar-benar telah
dapat untuk berfikir dengan tengan atau tidak.
Pelaksanaan kehendak dalam situasi
tenang

Pelaksanaan pembunuhan itu haruslah


dalam suasan (batin) yang tenang. Indikasi
adalah pelaksanaan pembunuhan dengan
tenang adalah pada saat melaksanakan
pembunuhan, pelaku tidak berada dalam
suasana yang tergesa-gesa, tidak dalam
amarah yang tinggi, tidak diliputi oleh rasa
emosi yang berlebihan dan semacamnya.
Pasal 341 KUHP

Seorang ibu yang, karena takut akan


ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian,
dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam karena membunuh anak
sendiri, dengan pidana penjara selama-
lamanya tujuh tahun.
Konstruksi Pasal 341 KUHP

“Karena takut akan ketahuan melahirkan anak“


Yang harus dibuktikan adalah adanya “rasa takut“ ketahuan melahirkan,
tanpa mempersoalkan apakah benar-benar sudah ketahuan atau belum.
Sebab, unsur takut akan diketahui menunjuk pada keadaan belum
diketahui. Umumnya (tidak selalu) pelaku adalah seorang ibu yang
berstatus tidak kawin.

“Pada saat anak dilahirkan“


 sebelum bagian tubuh anak atau bayi nampak dari luar tubuh ibu.
Jadi masih ada dalam kandungan ibunya. Dalam hal ini perampasan
nyawa itu dapat dilakukan misalnya dengan menekan atau memijat
perut si ibu tepat di atas tubuh bayi atau dengan cara lain seperti
memukul perut si ibu.
 setelah bagian tubuh anak atau bayi nampak dari luar tubuh ibu, jadi
dalam proses bayi itu keluar dari mulut vagina ibunya. Perampasan
nyawa dalam keadaan ini bisa dilakukan misalnya dengan mencekik
leher, memukul kepalanya, menutup lobang hidungnya.
“Tidak lama kemudian setelah anak dilahirkan“
Saat tidak lama kemudian setalah anak dilahirkan dimulai
ketika anak yang dilahirkan itu sudah terpisah dari tubuh
ibunya.

Terdapat dua pandangan mengenai unsur di atas:


1. saat tidak lama kemudian setalah anak dilahirkan akan berakhir
pada saat ibu mengira bahwa kelahirannya sudah diketahui
orang lain. Tidak menjadi soal apakah dalam kenyataannya
kelahiran itu benar-benar sudah diketahui oleh orang lain atau
belum.
2. saat tidak lama kemudian setelah anak dilahirkan berakhir
sampai pada saat setelah anak atau bayi itu dirawat, dipotong
tali pusarnya serta diikatnya dan kemudian dibersihkannya.
Pasal 342 KUHP
Seorang ibu, untuk melaksanakan niat yang sudah
ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa
akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian merampas nyawa
anaknya, diancam karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana,
dengan pidana penjara paling lama sembilan
tahun.
Pasal 343 KUHP

Kejahatan yang diterangkan dalam


Pasal 341 dan 342 dipandang, bagi
orang lain yang turut serta
melakukan, sebagai pembunuhan
atau pembunuhan dengan rencana
Konsep Turut Serta (medepleger)
Mede pleger adalah orang yang melakukan
kesepakatan dengan orang lain untuk melakukan suatu
perbuatan pidana dan secara bersama-sama pula ia
turut beraksi dalam pelaksanaan perbuatan pidana
sesuai dengan yang telah disepakati.

Ciri Medepleger
 pelaksanaan perbuatan pidana melibatkan dua orang
atau lebih.
 semua yang terlibat, benar-benar melakukan kerja
sama secara fisik (saling membantu) dalam
pelaksanaan perbuatan pidana yang terjadi.
 terjadinya kerja sama fisik bukan karena kebetulan,
tetapi memang telah merupakan kesepakatan yang
telah direncanakan bersama sebelumnya.
Makna Kerjasama Fisik
 Perbuatan dari masing-masing pihak yang terlibat
tindak pidana, secara individual hakikatnya telah
memenuhi semua unsur delik yang terjadi. Hanya saja
pada saat delik dilakukan oleh setiap pihak yang
terlibat itu, pihak yang lainnya memberikan bantuan
fisik sehingga terlihat adanya suatu kerja sama.
 Perbuatan dari masing-masing pihak yang terlibat
tindak pidana, pada dasarnya memang tidak atau
belum memenuhi semua unsur delik yang terjadni.
Namun, jika seluruh perbuatan dari masing-masing
yang terlibat tersebut digabungkan, maka semua unsur
dalam rumusan delik menjadi dapat terpenuhi.
 Di antara dua orang atau lebih yang terlibat kerja sama
fisik pada saat dilakukannya suatu tindak pidana,
hakikatnya hanya ada satu orang saja yang
perbuatannya benar-benar memenuhi semua unsur
dari delik yang terjadi. Sedangkan yang lainnya,
walaupun tidak memenuhi semua unsur delik, tetapi
peranannya cukup menentukan bagi terjadinya delik
tersebut.
Pasal 344 KUHP

Barang siapa merampas nyawa orang


lain atas permintaan orang itu sendiri
yang jelas dinyatakan dengan
kesungguhan hati diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas
tahun.
“Atas permintaan orang itu sendiri“
Pelaku melakukan pembunuhan karena memenuhi
permintaan korban. Permintaan adalah pernyataan
kehendak yang ditujukan pada orang lain dengan harapan
agar orang lain itu melakukan perbuatan sesuai dengan
kepentingan orang yang meminta.

“Yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati“


Permintaan dari korban haruslah benar-benar merupakan
permintaan yang jelas dinyatakan secara sungguh-sungguh.
Pelaku harus dapat membuktikan adanya permintaan yang
demikian itu pada pengadilan. Artinya, harus benar-benar
dibuktikan adanya pernyataan dari korban tentang adanya
kesungguhan untuk dicabut nyawanya.
Pasal 345 KUHP

Barang siapa sengaja mendorong orang lain


untuk bunuh diri, menolongnya dalam
perbuatan itu atau memberi sarana
kepadanya untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun
kalau orang itu jadi bunuh diri.
Mendorong orang lain untuk bunuh diri
Mendorong adalah melakukan perbuatan dengan cara
apapun dan dalam bentuk apapun terhadap orang lain yang
sifatnya mempengaruhi kehendak orang agar pada diri
orang itu terbentuk kehendak (keinginan) sesuai yang
diinginkan. Jadi, mendorong mengandung arti mendesak
atau memaksa orang lain untuk berbuat sesuatu. Mendorong
berbeda dengan menganjurkan.

Menolong atau memberi sarana


Menolong atau memberi sarana adalah memberi
kemudahan. Kemudahan yang diberikan dalam
pelaksanaan suatu perbuatan itu dapat berupa perbuatan
atau pemberian sarana. Misalnya menolong orang
mengikatkan tali di lehernya ketika mau bunuh diri.
Pasal 346 KUHP

Seorang wanita yang sengaja


menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang
lain untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
Menggugurkan kandungan
Menggugurkan kandungan mengandung arti setiap perbuatan untuk
membatalkan kandungan atau menjadikan kandungan tersebut, tidak
sampai waktunya lahir secara alami. Dengan kata lain, pada dasarnya
mengandung maksud agar bayi atau janin yang terdapat dalam kandungan
tersebut lahir sebelum waktunya secara alami (abortus provokatus).

Mematikan kandungan
Mematikan kandung adalah setiap perbuatan yang mengakibatkan matinya
janin dalam rahim seorang perempuan. Jadi, mematikan kehidupan (janin)
dalam rahim seorang perempuan.

Menyuruh orang lain untuk menggugurkan atau mematikan


kandungan
Makna menyuruh dalam pasal 346 KUHP secara esensial berbeda degnan
makna menyuruh lakukan dalam pasal 55 KUHP. Sebab, orang yang
disuruh melakukan tindak pidana dalam Pasal 55 KUHP tidak dipidana,
sedangkan orang yang disuruh menggugurkan atau mematikan kandungan
dalam Pasal 346 KUHP tetap dipidana.
Konsep Menyuruh (doen pleger)
Doen pleger adalah orang yang menyuruh orang lain
untuk melakukan suatu perbuatan pidana, di mana
secara yuridis orang yang disuruh dan akhirnya
secara nyata melakukan perbuatan pidana tersebut
harus merupakan orang yang tidak dapat
dipertanggunjawabkan secara pidana.

Ciri Doen Pleger


 melibatkan minimal dua orang, di mana satu pihak
bertindak sebagai actor intelectualis, yaitu orang yang
menyuruh orang lain untuk melakukan suatu tindak
pidana, dan pihak yang lainnya bertindak sebagai actor
materialis, yaitu orang yang melakukan tindak pidana
atas suruhan actor intelectualis.
 secara yuridis, actor materialis adalah orang yang tidak
dapat dipertanggung jawabkan secara pidana atas
tindak pidana yang dilakukannya, karena dalam dirinya
terdapat hal-hal yang merupakan alasan pemaaf
Pertanggungjawaban Pidana
Doen Pleger
Actor intelectualis (doen pleger) hanya
bertanggung jawab sebatas pada perbuatan yang
nyata-nyata dilakukan oleh actor materialis,
walaupun perbuatan yang dinginkan oleh doen
pleger tersebut hakikatnya lebih dari telah terjadi
itu.

Actor intelectualis hanya bertanggung jawab


sebatas pada perbuatan yang benar-benar
disuruhnya, walaupun dalam kenyataan actor
materialis yang melaksanakan suruhannya
tersebut telah berbuat jauh lebih dari yang
disuruhnya itu.
Pasal 347 KUHP

1. barang siapa dengan sengaja


menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
2. jika perbuatan itu mengakibatkan matinya
wanita tersebut dikenakan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
Tanpa persetujuannya

Wanita tersebut tidak memberikan persetujuan


atas pengguguran atau pembunuhan terhadap
kandungannya. Dalam hal ini sangat mungkin
wanita yang mengandung itu mengetahui
dilakukannya perbuatan oleh orang lain terhadap
kandungannya, tapi tidak mengetahui bahwa
perbuatan orang lain itu dapat berakibat gugurnya
atau matinya kandungan. Tanpa persetujuan yang
mengandung itu ditujukan terhadap akibat berupa
gugurnya atau matinya kandungan perempuan
yang bersangkutan.
Pasal 348 KUHP
1. barang siapa dengan sengaja
menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
2. jika perbuatan itu mengakibatkan matinya
wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349 KUHP

Jika seorang dokter, bidan atau juru obat


membantu melakukan kejahatan
berdasarkan Pasal 346 KUHP, ataupun
melakukan atau membantu melakukan
salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam Pasal 347 dan 348 KUHP, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu
dapat ditambah dengan sepertiga dan
dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencaharian dalam mana kejahatan
dilakukan.
Perbuatan Yg Dilarang
 Perbuatan dokter, bidan atau juru obat yang
membantu melakukan kejahatan dalam
Pasal 346 KUHP
 Perbuatan dokter, bidan atau juru obat yang
melakukan kejahatan dalam Pasal 347 dan
348 KUHP
 Perbuatan dokter, bidan atau juru obat yang
membantu melakukan kejahatan dalam
Pasal 347 dan 348 KUHP
Pembantuan (medeplichtigen)
Pembantu adalah orang yang sengaja
memberi bantuan berupa sarana, informasi
atau kesempatan kepada orang lain yang
melakukan tindak pidana, di mana bantuan
tersbut diberikan baik pada saat atau sebelum
tindak pidana itu sendiri terjadi. Dikatakan ada
pembantuan apabila ada dua orang atau lebih,
yang satu sebagai pembuat (de hoofd dader),
dan yang lain sebagai pembantu (de
medeplichtige)
Pasal 56 KUHP

Dipidana sebagai pembantu (medeplichtige)


suatu kejahatan:
Ke-1. mereka yang sengaja memberikan
bantuan pada waktu kejahatan dilakukan;
Ke-2. mereka yang sengaja memberi
kesempatan, sarana atau keterangan
untuk melakukan kejahatan.
Pasal 57 KUHP

1. Dalam hal pembantuan, maksimum pidana


pokok terhadap kejahatan, dikurangi sepertiga;
2. Jika kejahatan yang diancam dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup,
dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas
tahun;
3. Pidana tambahan bagi pembantuan adalah
sama dengan kejahatannya sendiri;
4. Dalam menentukan pdiana bagi pembantu, yang
diperhitungkan hanya perbuatan yang sengaja
dipermudah atau diperlancar olehnya, beserta
akibatnya.

Anda mungkin juga menyukai