Anda di halaman 1dari 15

Apa perbedaan pembunuhan dengan penganiayaan?

A. PEMBUNUHAN

Pengertian pembunuhan mengacu pada dua sudut pandang berbeda, yaitu

1. Pembunuhan Menurut Bahasa.

Kata pembunuhan berasal dari kata dasar “bunuh” yang mendapat

awalan pe- dan akhiran –an yang mengandung makna mematikan,

menghapuskan (mencoret) tulisan, memadamkan api dan atau

membinasakan tumbuh-tumbuhan. Pembunuhan juga berarti perkosa,

membunuh atau perbuatan bunuh. Dalam peristiwa pembunuhan minimal

ada 2 (dua) orang yang terlibat, orang yang dengan sengaja mematikan

atau menghilangkan nyawa disebut pembunuh (pelaku), sedangkan orang

yang dimatikan atau orang yang dihilangkan nyawanya disebut sebagai

pihak terbunuh (korban).

2. Pembunuhan Menurut Yuridis

Pengertian dari segi yuridis (hukum) sampai sekarang belum ada,

kecuali oleh Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sendiri yang

menetapkan batasan-batasan sejauh mana suatu perbuatan dapat

dikategorikan sebagai pembunuhan dan ancaman pidana bagi pelakunya.

Pembunuhan berencana adalah kejahatan merampas nyawa manusia lain,

atau membunuh, setelah dilakukan perencanaan mengenai waktu atau

metode, dengan tujuan memastikan keberhasilan pembunuhan atau untuk

menghindari penangkapan.
Pembunuhan termasuk ke dalam kejahatan terhadap nyawa orang lain.

Pembunuhan adalah kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain, untuk

menghilangkan nyawa orang lain itu, seseorang pelaku harus melakukan sesuatu

atau suatu rangkaian tindakan yang berakibat dengan meninggalnya orang lain

dengan catatan bahwa opzet dari pelakunya harus ditujukan pada akibat berupa

meninggalnya orang lain tersebut.

Tindak pidana pembunuhan itu merupakan suatu tindak pidana materiil atau

materieel delict, yaitu suatu tindak pidana yang baru dapat dianggap sebagai telah

selesai dilakukan oleh pelakunya dengan timbulnya akibat yang terlarang atau yang

tidak dikehendaki oleh undang-undang. Dengan demikian orang belum dapat

berbicara tentang terjadinya suatu tindak pidana pembunuhan, jika akibat berupa

meninggalnya orang lain itu sendiri belum timbul. Oleh karena itu, terjadinya

pembunuhan adalah hilangnya nyawa orang lain, sehingga belum bisa dikatakan

suatu pembunuhan jika akibat meninggalnya orang lain tersebut belum terwujud.

Bila tujuan menghilangkan nyawa orang lain tidak terwujud maka baru bisa disebut

percobaan pembunuhan.

Unsur-Unsur Pembunuhan diatur dalam Pasal 338 KUHP yang berbunyi

yaitu,

“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena

pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima lima belas tahun”.

Rumusan pasal di atas kita dapat melihat unsur-unsur pembunuhan yang

terdapat di dalamnya, sebagai berikut

1. Unsur subyektif dengan sengaja


Dengan sengaja artinya bahwa perbuatan itu harus disengaja dan

kesengajaan itu harus timbul seketika itu juga, karena sengaja

(opzet/dolus) yang dimaksud dalam Pasal 338 KUHP adalah perbuatan

sengaja yang telah terbentuk tanpa direncanakan terlebih dahulu,

sedangkan yang dimaksud sengaja dalam Pasal 340 KUHP adalah suatu

perbuatan yang disengaja untuk menghilangkan nyawa orang lain yang

terbentuk dengan direncanakan terlebih dahulu.

2. Unsur Obyektif perbuatan menghilangkan nyawa

Unsur pembunuhan yaitu menghilangkan, unsur ini juga diliputi oleh

kesengajaan artinya pelaku harus menghendaki dengan sengaja,

dilakukannya tindakan menghilangkan tersebut, dan ia pun harus

mengetahui, bahwa tindakannya itu bertujuan menghilangkan nyawa

orang lain.

Dalam perbuatan menghilangkan nyawa orang lain terdapat 3 syarat yang

harus dipenuhi, yaitu:

1. Adanya wujud perbuatan,

2. Adanya suatu kematian orang lain,

3. Adanya hubungan sebab akibat (casual verband) antara perbuatan dan

akibat kematian orang lain

Tindak pidana pembunuhan terbagi atas beberapa jenis, diantaranya yaitu,

1. Pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHP) ;

“Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam

karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
2. Pembunuhan terkualifikasi (gequalificeerd) (Pasal 339 KUHP);

“Pembunuhan yang diikuti, disertai, atau didahului oleh suatu

perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan

atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri

maupun peserta lainnya dan pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun

untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan

hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu

tertentu, paling lama dua puluh tahun”.

3. Pembunuhan yang direncanakan (Pasal 340 KUHP) ;

“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu

merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana

dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu

tertentu, paling lama duapuluh tahun”.

4. Pembunuhan anak (Pasal 341 KUHP) ;

“Seorang ibu yang takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat

anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas

anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara

paling lama tujuh tahun”.

5. Pembunuhan atas permintaan si korban (Pasal 344 KUHP) ;

“Barangsiapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu

sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati diancam dengan

pidana penjara paling lama duabelas tahun”.


6. Membunuh diri (Pasal 345 KUHP) ;

“Barangsiapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri,

menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk

itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang

itu jadi bunuh diri”.

7. Menggugurkan kandungan (Pasal 346 KUHP) ;

“Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan

kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan

pidana penjara paling lama empat tahun”.

Dari ketentuan-ketentuan mengenai pidana tentang kejahatan-kejahatan yang

ditujukan terhadap nyawa orang sebagaimana dimaksudkan di atas, kita juga dapat

mengetahui bahwa pembentuk undang-undang telah bermaksud membuat

pembedaan antara berbagai kejahatan yang dilakukan orang terhadap nyawa orang

dengan memberikan kejahatan tersebut dalam lima jenis kejahatan yang ditujukan

terhadap nyawa orang masing-masing sebagai berikut

1. Kejahatan berupa kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain dalam

pengertiannya yang umum, tentang kejahatan mana pembentuk undang

undang selanjutnya juga masih membuat perbedaan kesengajaan

menghilangkan nyawa orang yang tidak direncanakan terlebih dahulu

yang telah diberi nama doodslag dengan kesengajaan menghilangkan

nyawa orang lain dengan direncanakan terlebih dahulu yang telah disebut

moord. Doodslag diatur dalam Pasal 338 KUHP sedang moord diatur

dalam Pasal 340 KUHP.


2. Kejahatan berupa kesengajaan menghilangkan nyawa seorang anak baru

dilahirkan oleh ibunya sendiri. Tentang kejahatan ini selanjutnya

pembentuk undang-undang selanjutnya juga masih membuat perbedaan

kesengajaan menghilangkan nyawa seseorang anak yang baru dilahirkan

oleh ibunya yang dilakukan tanpa direncanakan terlebih dahulu yang telah

diberi nama kinderdoodslag dengan kesengajaan menghilangkan nyawa

seseorang anak yang baru dilahirkan ibunya sendiri dengan direncanakan

terlebih dahulu disebut kindermoord. Jenis kejahatan yang terlebih dahulu

itu oleh pembentuk undang-undang disebut kinderdoodslag dalam Pasal

341 KUHP dan adapun jenis kejahatan yang disebut kemudian adalah

kindermoord diatur dalam Pasal 342 KUHP.

3. Kejahatan berupa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan yang

bersifat tegas dan bersungguh-sungguh dari orang itu sendiri, yakni

sebagaimana diatur dalam Pasal 344 KUHP.

4. Kejahatan berupa kesengajaan mendorong orang lain melakukan bunuh

diri atau membantu orang lain melakukan bunuh diri sebagaimana yang

telah diatur dalam Pasal 345 KUHP.

5. Kejahatan berupa kesengajaan menggugurkan kandungan seorang wanita

atau menyebabkan anak yang berada dalam kandungan meninggal dunia.

Pengguguran kandungan itu yang oleh pembuat undang-undang telah

disebut dengan kata afdrijving.


B. PENGANIAYAAN

Menurut Yurisprudensi pengadilan maka yang dinamakan penganiayaan

adalah

1. Sengaja menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan).

2. Menyebabkanrasa sakit.

3. Menyebabkan luka-luka.

Dari uraian diatas beberapa ahli hukum mendefinisikan pengertian

penganiayaan. Poerwodarminto berpendapat bahwa “Penganiayaan adalah

perlakuan sewenang-wenang dalam rangka menyiksa atau menindas orang lain”.

Penganiayaan ini jelas melakukan suatu perbuatan dengan tujuan menimbulkan rasa

sakit atau luka pada orang lain, unsur dengan sengaja di sini harus meliputi tujuan

menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain, unsur dengan sengaja di sini

harus meliputi tujuan menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain. Dengan

kata lain si pelaku menghendaki akibat terjadinya suatu perbuatan. Kehendak atau

tujuan di sini harus disimpulkan dari sifat pada perbuatan yang menimbulkan rasa

sakit atau luka pada orang lain. Dalam hal ini harus ada sentuhan pada badan orang

lain yang dengan sendirinya menimbulkan akibat sakit atau luka pada orang lain.

Misalnya memukul, menendang, menusuk, mengaruk, dan sebagainya.

Sudarsono mengatakan bahwa “Kamus hukum memberikan arti bahwa

penganiayaan adalah perbuatan menyakiti atau menyiksa terhadap manusia atau

dengan sengaja mengurangi atau merusak kesehatan orang lain.” Sedangkan

menurut Wirjono, “Menurut terbentuknya pasal-pasal dari Kitab Undang Undang

Hukum Pidana Belanda, mula-mula dalam rancangan Undang-Undang dari


Pemerintahan Belanda ini hanya dirumuskan dengan sengaja merusak kesehatan

orang lain karena perumusan ini tidak tepat. Karena meliputi perbuatan pendidik

terhadap anak dan perbuatan dokter terhadap pasien. Keberatan ini diakui

kebenarannya, maka perumusan ini diganti menjadi penganiayaan, dengan sengaja

bahwa ini berarti berbuat sesuatu dengan tujuan untuk mengakibatkan rasa sakit”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak pidana penganiayaan adalah

semua tindakan melawan hukum dan tindakan seseorang kepada orang yang

membahayakan atau mendatangkan rasa sakit pada badan atau anggota badan

manusia yang mana luka yang diderita oleh korban sesuai dengan kategori luka

pada Pasal 90 (KUHP) yang berisi:

1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh

sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

2. Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau

pekerjaan pencarian;

3. Kehilangan salah satu panca indra;

4. Mendapat cacat berat;

5. Menderita sakit lumpuh;

6. Terganggu daya pikir selama empat minggu atau lebih;

7. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

Unsur-unsur Penganiayaan penganiayaan memiliki beberapa poin, yaitu

1. Adanya kesengajaan

Unsur kesengajaan merupakan unsur subjektif (kesalahan). Dalam tindak

pidana penganiayaan unsur kesengajaan harus diartikan sempit yaitu


kesengajaan sebagai maksud (opzet alsogmerk). Namun demikian patut

menjadi perhatian bahwa sekalipun kesengajaan dalam tindak pidana

penganiayaan itu bisa ditafsirkan kesengajaan dengan sadar akan

kemungkinan tetapi penafsiran tersebut juga terbatas pada adanya

kesengajaan sebagai kemungkinan terhadap akibat. Artinya

kemungkinannya penafsiran secara luas terhadap unsur kesengajaan itu,

yaitu kesengajaan sebagai maksud, kesengajaan sebagai kemungkinan,

bahkan kesengajaan sebagai kepastian, hanya dimungkinkan terhadap

akibatnya. Sementara terhadap perbuatannya sendiri haruslah merupakan

tujuan pelaku. Artinya perbuatan itu harusla perbuatan yang benar-benar

ditujukan oleh pelakunya sebagai perbuatan yang dikehendaki atau

dimaksudkannya.

2. Adanya perbuatan

Unsur perbuatan merupakan unsur objektif. Perbuatan yang dimaksud

adalah aktifitas yang bersifat positif, dimana manusia menggunakan

anggota tubuhnya untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari, sedangkan

sifat abstrak yang dimaksud adalah perbuatan yang mengandung sifat

kekerasan fisik dalam bentuk memukul, menendang, mencubit, mengiris,

membacok, dan sebagainya.

3. Adanya akibat perbuatan (yang dituju)

a. Membuat perasaan tidak enak.

b. Rasa sakit pada tubuh, penderitaan yang tidak menampakkan

perubahan pada tubuh.


c. Luka pada tubuh, menampakkan perubahan pada tubuh akibat

terjadinya penganiayaan.

d. Merusak kesehatan orang.

Jenis-Jenis Penganiayaan terbagi atas 6 poin, yaitu

1. Penganiayaan Biasa (Pasal 351 KUHP)

Penganiayaan biasa yang dapat juga disebut dengan penganiayaan pokok

atau bentuk standar terhadap ketentuan Pasal 351 KUHP yaitu pada

hakikatnya semua penganiayaan yang bukan penganiayaan berat dan

bukan penganiayaan rin gan. Mengamati Pasal 351 KUHP maka jenis

penganiayaan biasa, yakni:

a. Penganiayaan biasa yang tidak dapat menimbulkan luka berat maupun

kematian dan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua

tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima

ratus rupiah.

b. Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan dihukum dengan

hukuman penjara selama-lamanya lima tahun

c. Penganiayaan mengakibatkan kematian dan di hukum dengan hukuman

penjara dan selama-lamanya tujuh tahun

d. Penganiayaan yang berupa sengaja merusak kesehatan

2. Penganiayaan Ringan ( Pasal 352 KUHP)

Hal ini di atur dalam Pasal 352 KUHP. Menurut pasal ini, penganiayaan

ringan ini ada dan diancam dengan maksimum hukuman penjara tiga bulan

atau denda tiga ratus rupiah apabila tidak masuk dalam rumusan Pasal 353
dan Pasal 356 KUHP, dan tidak menyebabkan sakit atau halangan untuk

menjalankan jabatan atau pekerjaan. Hukuman ini bisaditambah dengan

sepertiga bagi orang yang melakukan penganiayaan ringan ini terhadap

orang yang bekerja padanya atau yang ada di bawah perintahnya.

Penganiayaan tersebut dalam Pasal 52 KUHP, yaitu suatu penganiayaan

yang tidak menjadikan sakit atau menjadikan terhalang untuk melakukan

jabatan atau pekerjaan sehari-hari.

Unsur-unsur dari penganiayaan ringan adalah:

a. Bukan berupa penganiayaan berencana

b. Bukan penganiayaan yang dilakukan:

1) Terhadap ibu atau bapaknya yang sah,istri atau anaknya.

2) Terhadap pegawai negeri yang sedang dan/atau karena menjalankan

tugasnya yang sah.

3) Dengan memasukkan bahan yang berbahaya bagi nyawa atau

kesehatan untuk dimakan atau diminum.

c. Tidak menimbulkan :

1) Penyakit;

2) Halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatatn;atau

3) Pencaharian

3. Penganiayaan Berencana (Pasal 353 KUHP)

Ada tiga macam penganiayaan berencana yaitu:

a. Penganiyaan berencana yang tidak berakibat luka berat atau kematian

dan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.


b. Penganiayaan berencana yang berakibat luka berat dan dihukum

dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.

c. Penganiayaan berencana yang berakibat kematian dan dihukum dengan

hukuman penjara selama-lamanya Sembilan tahun. Unsur

penganiayaan berencana adalah direncanakan terlebih dahulu sebelum

perbuatan dilakukan. Penganiayaan dapat dikualifikasikan menjadi

penganiayaan berencana jika memenuhi syarat-syarat

d. Pengambilan keputusan untuk berbuat suatu kehendak dilakukan dalam

suasana batin yang tenang.

e. Sejak timbulnya kehendak/pengambilan putusan untuk berbuat sampai

dengan pelaksanaan perbuatan ada tenggang waktu yang cukup,

sehingga dapat digunakan olehnya untuk berpikir,antara lain :

1) Risiko apa yang ditanggung.

2) Bagaimana cara dan dengan alat apa serta bilamana saat yang tepat

untuk melaksanaknnya.

3) Bagaimana cara mengilangkan jejak.

f. Dalam melaksanakan perbuatan yang telah diputuskan dilakukan dalam

suasana hati yang tenang.

4. Penganiayaan Berat (Pasal 354 KUHP)

Hal ini diatur dalam Pasal 345 KUHP:

1. Barangsiapa sengaja melukai berat orang lain,diancam karena

melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama

delapan tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian,yang bersalah diancam

dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun.Perbuatan berat atau

atau dapat disebut juga menjadikan berat pada tubuh orang lain.

Haruslah dilakukan dengan sengaja oleh orang yang menganiaya.

Unsur-unsur penganiayaan berat antara lain :

a. Kesalahannya: kesengajaan

b. Perbuatan: melukai berat.

c. Objeknya: tubuh orang lain.

d. Akibat: luka berat.

Apabila dihubungkan dengan unsur kesengajaan maka kesengajaan

ini harus sekaligus ditujukan baik terhadap perbuatannya, misalnya,

menusuk dengan pisau maupun terhadap akibatnya, yakni luka berat.

Istilah luka berat menurut pasal 90 KUHP, berarti sebagai berikut :

a. Penyakit atau luka yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan

sempurna atau yang menimbulkan bahaya maut.

b. Menjadi senantiasa tidak cakap mengerjakan pekerjaan jabatan atau

Pencaharian.

c. Kehilangan kemampuan memakai salah satu dari pancaindra

d. Kekudung-kudungan

e. Gangguan daya berpikir selama lebih dari empat minggu.

f. Pengguguran kehamilan atau kematian anak yang masih ada dalam

kandungan.

5. Penganiayaan Berat Berencana (Pasal 355 KUHP)


Kejahatan ini merupakan gabungan antara penganiayaan berat (Pasal 354

ayat 1 KUHP) dan penganiayaan berencana (Pasal 353 ayat 2 KUHP).

Kedua bentuk penganiayaan ini terjadi secara serentak/bersama. Oleh

karena itu, harus terpenuhi baik unsur penganiayaan berat maupun unsur

penganiayaan berencana. Kematian dalam penganiayaan berat berencana

bukanlah menjadi tujuan. Dalam hal akibat, kesengajaan ditujukan pada

akibat luka beratnya saja dan tidak ada pada kematian korban. Sebab, jika

kesengajaan terhadap matinya korban,maka disebut pembunuhan

berencana.

6. Penganiayaan Terhadap Orang

Orang Berkualitas Tertentu atau Dengan Cara Tertentu Memberatkan.

Pidana yang ditentukan dalam Pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah

dengan sepertiga:

a. Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang

sah, istrinya atau anaknya;

b. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena

menjalankan tugasnya yang sah;

c. Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya

bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum. Apabila

dicermati, maka Pasal 356 merupakan ketentuan yang memperberat

berbagai penganiayaan.Berdasarkan Pasal 356 KUHP ini terdapat dua

hal yang memberatkan berbagai penganiayaan yaitu:

1) Kualitas korban
2) Cara atau modus penganiayaan

Demikian juga terhadap pegawai yang ketika atau karena melakukan

tugas-tugasnya yang sah, mereka membutuhkan perlindungan hukum

yang lebih besar agar dapat menunaikan tugas-tugas tersebut demi

kepentingan umum.

Pembeda Pembunuhan Penganiayaan


Definisi Perbuatan kesengajaan menghilangkan Perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
nyawa orang lain atau suatu rangkaian untuk menimbulkan rasa tidak enak
tindakan yang berakibat dengan (penderitaan) ,rasa sakit atau luka pada tubuh
meninggalnya orang lain dengan catatan orang lain.
bahwa opzet dari pelakunya harus
ditujukan pada akibat berupa
meninggalnya orang lain tersebut.
Unsur-Unsur - Unsur subjektif sengaja - Adanya Kesengajaan
- Unsur Objektif perbuatan - Adanya Perbuatan
menghilangkan nyawa - Adanya akibat dari perbuatan
Dasar Hukum BAB XIX Pasal 338-346 KUHP BAB XX Pasal 351-356 KUHP
Pembagian - Pembunuhan Biasa (Doodslag) - Penganiayaan Biasa
- Pembunuhan Berat/Berkualifikasi - Penganiayaan Ringan
- Pembunuhan Berencana (Moord) - Penganiyaan Berencana
- Pembunuhan Atas Permintaan Korban - Penganiayaan Berat
- Pembunuhan Terhadap Bayi atau Anak - Penganiayaan berat berencana
- Pembunuhan Terhadap Diri Sendiri - Penganiayaan Terhadap Orang
- Pengguguran Kandungan

Anda mungkin juga menyukai