Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

Skizofrenia Paranoid

F. 20.0

Oleh :

Gusti Adistya Naila Juwita, S.Ked


14A013250

Pembimbing :
dr. Sherly Limantara, Sp.KJ

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa


Fakultas Kedokteran ULM/RSJ Sambang Lihum
Banjarmasin
Desember, 2017
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS OS

Nama : Tn. A

Tempat, Tanggal lahir : Kulambing, 10 Februari 1996

Usia : 21 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Beringin RT.2, Kotabaru

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Agama : Islam

Suku : Bugis

Bangsa : Indonesia

Status Perkawinan : Belum menikah

Tanggal Berobat : 19 Desember 2017

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Diperoleh dari autoanamnesis dan heteroanamnesis dengan paman dan

adik sepupu os pada tanggal 19 Desember 2017 pukul 10.00 WITA di IGD RSJ

Sambang Lihum Kalimantan Selatan.

A. KELUHAN UTAMA

Mengamuk

1
B. KELUHANTAMBAHAN

Mendengar bisikan.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Autoanamnesis

Os datang bersama paman dan adik sepupunya menggunakan ambulance.

Os merupakan pasien rujukan dari RS. Kotabaru. Saat datang os mengenakan baju

kaos berlengan panjang berwarna abu-abu, jeans biru muda, topi hitam, dan

sandal jepit. Os tampak terawat dan wajah sesuai usia. Saat dilakukan anamnesis

os tampak kooperatif dan os tampak tenang.

Os tidak mengetahui mengapa dirinya dibawa ke RSJ Sambang Lihum. Os

juga tidak memiliki keluhan yang membuatnya datang ke RSJ Sambang lihum. Os

tidak merasa bahwa dirinya sakit dan merasa bahwa dirinya baik baik saja. Os

mengetahui bahwa saat dilakukan anamnesis, os sedang berada di rumah sakit

jiwa yaitu rumah sakit untuk orang-orang gila dan os merasa bahwa dirinya tidak

pantas disini karena os tidak gila. Awalnya os ragu dan tidak begitu mau

menjawab pertanyaan, namun akhirnya os mau menjawab pertanyaan dengan

tepat setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh pemeriksa dan bercerita mengenai

dirinya dengan terbuka. Os mengaku perasaan yang dirasakannya saat ini biasa-

biasa saja.

Os mengaku bahwa ia sering mendengarkan suara bisikan. Awalnya os

mendengar bisikan sejak bulan September 2017. Menurut os suara bisikan itu

merupakan suara 1 orang laki-laki muda yang berbicara ditelinganya. Saat

2
ditanyakan apakah os mengenali suara tersebut, os menjawab tidak mengenalinya.

Os merasa asing dengan suara yang membisikinya. Menurut os, suara bisikan

tersebut seakan-akan mengatai os bahwa os tidak pantas hidup dan berkata os

akan dibunuh oleh keluarganya sendiri. Suara bisikan tersebut didengar oleh os

hingga sekarang. Menurut os, suara bisikan tersebut awalnya tidak terlalu jelas

namun seiring bertambahnya hari suara bisikan tersebut semakin terdengar jelas.

Karena mendengar suara bisikan tersebut os mengaku bahwa dirinya menjadi

cepat emosi dan mudah tersinggung, sehingga os sering sekali merasa tidak

nyaman hingga mengamuk karena marah dengan suara bisikan yang mengata-

ngatainya itu. Os juga mengaku bahwa sejak mendengar bisikan tersebut os

merasa keluarganya akan membunuhnya. Akibatnya os menjadi sangat hati-hati

karena takut dibunuh oleh keluarganya sendiri. Os menjadi tidak mau makan

makanan yang ada di rumahnya dan tidak mau meminum minuman yang ada di

rumahnya karena takut diracuni sehingga os hanya mau makan di luar rumah.

Ketika ditanya lebih lanjut, os tidak ingin membicarakannya dan os hanya berkata

bahwa os juga tidak tahu mengapa menjadi curiga kepada keluarganya, os merasa

seperti dipengaruhi oleh suara-suara yang membisikinya.

Os juga mengaku bahwa dirinya menjadi sulit tidur sejak mendengar suara

bisikan-bisikan tersebut. Awalnya os hanya sulit mempertahankan tidurnya,

namun sejak 1 minggu belakangan ini os menjadi sulit untuk memulai tidurnya

karena suara bisikan yang ia dengar menjadi lebih jelas dari sebelumnya dan

menurut os sangat mengganggu, sehingga os hanya bisa tidur larut malam dan

hanya bisa tidur sekitar 2-3 jam. Saat ditanya kegiatan apa yang os lakukan saat

3
terbangun dari tidur os menjawab hanya bermain handphone atau menonton tv

saja sampai pagi.

Saat ditanyakan apakah os ada melihat bayangan os menyangkalnya.

Begitu juga saat ditanya apakah os ada mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan

alkohol, os juga menyangkalnya. Namun os memiliki kebiasaan merokok sejak

SMP kira-kira saat itu umur os 13 tahun. Os merokok hingga sekarang. Dalam

sehari, os merokok sebanyak 1 bungkus. Saat ditanya apakah os memiliki upaya

untuk menyakiti dirinya sendiri atau bunuh diri os menyangkalnya.

Menurut os, dirinya menjadi seperti ini sejak kembali ke Kotabaru.

Awalnya os tinggal di Kalimatan Timur bersama kakaknya dan bekerja disana. Os

bekerja menjadi pembuat bata disebuah perusahaan. Namun sekarang sudah tidak

bekerja lagi. Saat ditanya apa alasan os tidak bekerja lagi os hanya menjawab

tidak tau.

Ketika ditanyakan apakah os sudah menikah os menjawab belum menikah.

Kemudian os menceritakan bahwa os akan menikah dengan kenalannya dari

aplikasi BBM. Menurut os kenalannya itu tinggal di Kalimantan Timur dan ia

sudah pernah menemuinya, namun karena os tidak memiliki pekerjaan os tidak

bisa menikahinya karena kenalannya itu tidak mau menikah dengan laki-laki

pengangguran.

Saat ditanya apa aktivitas yang dilakukan os saat ini os hanya menjawab

tidak ada aktivitas yang ia lakukan. Os hanya diam di rumah sambil bermain

handphone atau menonton tv. Ketika ditanya lebih lanjut tentang mencari

pekerjaan, os hanya diam. Saat ditanya darimana os mendapatkan uang sehari-hari

4
os menjawab mendapatkannya dari minta dengan orang tuanya. Os dapat makan

sendiri, dapat mandi sendiri namun jarang, maksimal hanya mandi 1 kali sehari

(os pernah 1 minggu tidak mandi) dan os dapat melakukan kegiatan-kegiatan

sederhana seperti merapikan tempat tidur dan melipat pakaian.

Alloanamnesis

Menurut pengakuan paman os, os dibawa ke IGD RSJ Sambang Lihum

karena os mengamuk dan ingin melukai orang tuanya. Saat ditanya dimana orang

tua os, paman os berkata bahwa orang tua os tinggal di Kotabaru dan os menolak

orang tuanya ikut mengantarnya. Menurut paman os, os terlihat mulai sering

mengamuk sejak 1 minggu belakangan ini. Os mengamuk sambil memecahkan

barang-barang yang ada di rumah dan mengancam akan membunuh keluarganya

yang tinggal serumah dengan os. Saat ini os tinggal bersama kedua orang tuanya.

Menurut paman os yang diketahui dari orang tua os, os mulai terlihat

perubahan perilaku sejak os kembali tinggal di Kotabaru sekitar akhir bulan

September 2017. Os terlihat pendiam padahal os dulunya tidak pendiam dan

sering berteman keluar rumah. Sejak itu os terlihat pendiam dan hanya

beraktivitas di dalam rumah saja, namun 1 minggu belakangan ini os menjadi

sering mengamuk dan berbicara seperti mengancam keluarganya. Saat ditanya

mengapa os mengamuk atau mengancam, paman os menjawab os mengamuk

tanpa sebab. Awalnya os tinggal di Kalimantan Timur bersama kakaknya dan

bekerja disana. Os sudah tinggal disana kurang lebih 1 tahun. Namun karena os

berhenti bekerja akhirnya pada akhir bulan September 2017 os kembali ke

Kotabaru. Os berhenti bekerja karena os merasa tertekan bekerja disana karena os

5
sering sekali dimarahi oleh pimpinannya. Saat di Kotabaru, os pernah berkata

ingin mencari pekerjaan baru dan hanya ingin bekerja kantoran saja agar os bisa

memiliki penghasilan. Namun karena os hanya lulusan SMA os sulit mendapatkan

pekerjaan hingga sekarang. Menurut keterangan paman os, os sekarang belum

menikah. Paman os mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui apakah os sudah

memiliki pacar atau belum karena os tidak pernah terlihat dekat dengan wanita

atau bercerita tentang pacarnya.

Saat ini aktivitas os menurut paman os hanya di rumah saja namun

sesekali keluar rumah untuk membeli makan atau rokok dan sesekali berteman

dengan temannya. Os tidak ada upaya untuk mencari pekerjaan. Os hanya

mendapatkan uang dari hasil meminta kepada orang tua os.

Saat ditanyakan apakah os ada mendengar bisikan, melihat bayangan, dan

berbicara sendiri, paman os menjawab bahwa dirinya tidak tau, namun os tidak

pernah terlihat berbicara sendiri. Saat ditanyakan apakah os pernah

mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol, paman os menyangkalnya.

Menurut paman os, os adalah anak yang baik dan taat beribadah. Pada keluarga os

tidak ada yang memiliki gangguan jiwa.

D. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Os belum pernah ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya, os juga belum

pernah berobat ke rumah sakit jiwa maupun psikiater. Os tidak pernah mempunyai

riwayat penyakit seperti stroke, epilepsi, diabetes melitus, dan gangguan ginjal.

6
Os belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Os juga tidak mempunyai

riwayat trauma kepala dan kecelakaan.

E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

a) Riwayat Prenatal

Paman os tidak mengetahui jelas riwayat kehamilan, kelahiran dan

prenatal os. Menurut paman os, os lahir cukup bulan ditolong oleh bidan

kampung. Os juga tidak mengetahuinya.

b) Riwayat Infanticy/Masa Bayi (0-1,5 tahun) Basic Trust vs Mistrust

Paman os tidak begitu mengetahui riwayat perkembangan masa bayi os.

Namun seingat paman os, saat bayi os diberikan asi namun tidak tau

sampai usia berapa, os juga tidak mengalami keterlambatan dalam

perkembangan. Os bertumbuh dan berkembang sesuai dengan bayi

seusianya

c) Riwayat Early Childhood/ Masa kanak (1,5-3 tahun) Autonomy vs

shame and doubt

Os tidak begitu mengingat dirinya ketika masa kanak-kanak. Menurut

paman os, os mempunyai tumbuh kembang baik seperti anak seusianya.

Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang dan gizi cukup. Os juga

dapat bermain dengan anak seusianya, tidak terlihat menyendiri atau suka

memukul teman sebayanya.

d) Riwayat Pre School Age/ Masa Prasekolah (3-6 Tahun) Initiative Vs

Guilt

7
Menurut paman os, os merupakan anak yang rajin membantu orang tua

dalam melakukan pekerjaan, os juga senang bermain dengan anak

seumurannya dihalaman rumah. Os dapat mencontoh hal-hal yang

dilakukan oleh kakak dan orang tuanya. Orang tua os tidak pernah

memukul os atau berkata kasar kepada os.

e) Riwayat School Age/masa sekolah (6-12 tahun) Industry vs Inferiority

Os mulai memasuki masa sekolah. Di sekolah, os dapat belajar dengan

baik, os dapat mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas meskipun untuk

pekerjaan rumah (PR) os terkadang menyontek temannya. Os bermain

dengan teman-teman sebayanya dan tidak pernah berkelahi. Os tidak

pernah memiliki masalah dengan keluarganya, teman sebaya, guru

disekolah, ataupun orang-orang disekitar rumahnya. Os tidak suka

menyendiri, os lebih suka begaul dan bermain dengan teman-temannya.

f) Riwayat Adolescence (12-20 tahun) Identity vs Role diffusion/Identity

Confusion

Os hanya sekolah sampai tingkat SMA dan tidak dapat melanjutkan

sekolahnya ke perguruan tinggi karena masalah ekonomi. Os akhirnya

mencari pekerjaan dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Os dapat bersosialisasi dengan orang di sekitarnya, termasuk orang-orang

yang ada di tempatnya bekerja. Os dapat bekerja dengan baik, namun os

berhenti bekerja karena sering dimarahi oleh pimpinannya.

F. RIWAYAT MASA DEWASA

8
1. Riwayat pendidikan : Os pernah bersekolah hingga lulus SMA. Namun os

tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi karena

masalah ekonomi

2. Riwayat pekerjaan : Os bekerja sebagai pembuat bata di satu perusahaan di

Kalimantan Timur namun sekarang sudah berhenti. Di tempat os bekerja, os

sering dimarahi oleh pimpinannya sehingga os memutuskan untuk berhenti

bekerja dan kembali ke Kotabaru.

3. Riwayat perkawinan : Os belum pernah menikah

4. Riwayat keagamaan : Os rajin beribadah sejak kecil hingga sekarang

5. Riwayat psikoseksual : Tidak terdapat perilaku psikoseksual yang

menyimpang

6. Riwayat aktivitas sosial : Os sering bermain dengan teman-teman di sekitar

rumah maupun dengan teman-teman di sekolah. Os dapat bersosialisasi

dengan baik di tempatnya bekerja dan memiliki banyak teman.

7. Riwayat hukum : Os tidak pernah terkait masalah hukum sebelumnya.

8. Riwayat penggunaan waktu luang : Os mengisi waktu luang dengan

berdiam diri, bermain handphone dan menonton tv.

9. Riwayat kehidupan sekarang : Kehidupan os sekarang hanya sebatas

beraktivitas di dalam rumah karena os tidak memiliki pekerjaan dan sesekali

bergaul dengan temannya.

10. Riwayat keluarga : Keluarga os tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri.

Hubungan os dengan keluarga sekarang kurang baik karena perubahan

perilaku os. Os menjadi sering mengamuk dan mengancam keluarganya.

9
Genogram

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: os atau pasien

: meninggal

11. Persepsi pasiententang kehidupannya : Os tidak mempunyai pandangan

khusus mengenai kehidupannya

12. Impian, fantasi dan nilai-nilai : Os hanya ingin bekerja dan mendapatkan

uang agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Os tidak memiliki impian

lain, fantasi atau nilai-nilai khusus lainnya.

III. STATUS MENTAL

A. DeskripsiUmum

1. Penampilan

10
Os datang ke IGD RSJ Sambang Lihum tangal 19 Desember 2017 pukul

6.00 WITA. Os diantar oleh paman, dan adik sepupunya menggunakan mobil

ambulance. Os mengenakan baju kaos berlengan panjang warna abu-abu, celana

jeans panjang berwarna biru, sendal jepit hitam, dan mengenakan topi hitam di

kepalanya. Os berperawakan kurus dan cukup tinggi. Berkulit sawo matang dan

tampak terawat. Os memiliki rambut yang lurus dan agak panjang namun tidak

melebihi dari kerah baju. Os tidak memakai asesoris lain yang berlebihan.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotorik: normoaktif

3. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif

B. Keadaan Emosi

1. Mood : Eutimia

2. Afek : Luas

3. Keserasian : Serasi

C. Gangguan Persepsi

 Halusinasi A/V/G/T/O : +/-/-/-/-

 Ilusi :-

 Depersonalisasi :-

 Derealisasi :-

D. Pembicaraan

 Kualitatif : Spontan, intonasi cukup, artikulasi jelas

 Kuantitatif : Banyak

E. Proses pikir

11
 Bentuk pikir : Nonrealistik

 Arus pikir : Koheren

 Isi pikir

o Preokupasi : (-)

o Waham : (+) kejar, curiga, delusion of control

G. Sensorium dan kognitif

1. Kesadaran : Jernih

2. Orientasi

a. Waktu : Baik

b. Tempat : Baik

c. Orang : Baik

3. Daya ingat

a. Jangka segera : Baik

b. Jangka pendek : Baik

c. Jangka menengah : Baik

d. Jangka panjang : Baik

4. Konsentrasi : Baik

5. Perhatian : Baik

6. Kemampuan membaca dan menulis : Baik

7. Kemampuan visuospasial : Baik

8. Pikiran abstrak : Baik

9. Kapasitas intelegensia : Baik

12
10. Bakat kreatif : Baik

11. Kemampuan menolong diri sendiri : Kurang Baik

G. Pengendalian Impuls : Kurang baik

H. DayaNilai

Daya norma sosial : Tidak baik

Uji daya nilai : Tidak baik

Penilaian realita : Tidak baik

Tilikan : Tilikan 2

Os sedikit menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh bantuan namun dalam

waktu yang bersamaan juga menyangkal bahwa dirinya sakit

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

1. Status Interna :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88 kali /menit, reguler, kuat angkat

Respirasi : 20 kali/menit

Suhu : 36,7oC

SpO2 : 98%

 Kulit: Tidak terdapat anemis, purpura, ikterik, hiperpigmentasi.

 Kepala dan leher: Normosefali, tidak terdapat pembesaran KGB, tidak ada

peningkatan JVP, bruit.

13
 Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan (-/-), mata

berair (-/-), ptosis (-/-), pandangan kabur (-/-), pupil isokor. Funduskopi

(tidak dilakukan).

 Telinga: Serumen minimal, sekret (-/-), nyeri mastoid (-/-)

 Hidung: Epistaksis (-/-)

 Mulut: Perdarahan gusi (-), pucat (-), sianosis (-), stomatitis (-).

 Toraks: dbn, wheezing (-/-), ronki (-/-)

 Jantung: dbn, S1 S2 tunggal, irama regular, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen: dbn, BU (+)

 Punggung: skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-), nyeri ketok ginjal (-)

 Ekstremitas: gerak sendi normal, deformitas (-), kemerahan (-), varises (-),

panas (-), nyeri -), massa (-), edema (-), kelemahan ekstrimitas superior

dextra.

2. Status Neurologis

Nervus I-XII : dbn

Rangsang Meningeal : (-)

Gejala peningkatan TIK : (-)

Refleks fisiologis : dbn

Refleks patologis : (-)

V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

1. Aksis 1 : F20.0 Skizofrenia Paranoid

2. Aksis II : Tidak terdiagnosis

14
3. Aksis III : None

4. Aksis IV : Masalah ekonomi

5. Aksis V : Gangguan perawatan diri

Gangguan peran sedang

Gangguan fungsi sosial ringan

GAF Scale 40-31 : beberapa disabilitas dalam hubungan

dengan realita & komunikasi, disabilitas berat berat

dalam beberapa fungsi

VII. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik

Tidak ada

2. Psikologik

Halusinasi Auditorik

Waham kejar

Waham curiga

Delusion of Influence

Gangguan tidur

Gaduh gelisah (mengamuk)

Penilaian realita terganggu

Activity daily living terganggu

Tilikan derajat 2

3. Sosiologik

Mengganggu keluarga karena dapat melukai orang lain

15
VIII. PROGNOSIS

Diagnosis penyakit : dubia ad malam

Ciri kepribadian : dubia ad bonam

Diagnosis stressor : dubia ad malam

Gangguan sistemik : dubia ad bonam

Perjalan penyakit : dubia ad bonam

Usia saat menderita : dubia ad malam

Pendidikan : dubia ad bonam

Lingkungan sosial : dubia ad bonam

Pengobatan psikiatri : dubia ad bonam

Kesimpulan : dubia ad bonam

IX. RENCANA TERAPI

Psikofarmaka

- Chlopromazine tab 100 mg 2x1

- Trihexyphenidil 2 mg 2x1 (k/p jika muncul gejala EPS)

- Inj. Haloperidol 5mg 1 amp (im), diberikan hingga 4x selang 30 menit /

sampai tenang ( k/p mengamuk )

Psikoterapi

1. Psikoterapi suportif terhadap os dan keluarga

2. Rehabilitasi sesuai minat dan bakat os

16
X. DISKUSI

Dari anamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu

mengamuk, waham kejar, waham curiga, delusion of influence, gangguan tidur,

dan mendengar bisikan. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress)

dan disabilitas bagi os dan keluarganya sehingga dapat disimpulkan

sebagai Gangguan Jiwa.

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab

(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau

“deteriorating” yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada

perimbangan pengaruh genetic, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai

oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi.,

serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran

yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap

terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.1

Mengenai skizofrenia, dibagi kedalam beberapa bagian sesuai dengan buku

PPDGJ-III diantaranya:

 Skizofrenia paranoid (F20.0)

 Skizofrenia hebefrenik (F20.1)

 Skizofrenia katatonik (F20.2)

 Skizofrenia tak terinci (F20.3)

 Depresi pasca-skizofrenia (F20.4)

 Skizofrenia residual (F20.5)

 Skizofrenia simpleks (F20.6)

17
 Skizofrenia lainnya (F20.8)

 Skizofrenia YTT (F20.9)

Pada laporan kasus kali ini, os didiagnosis dengan Skizofrenia (F20)

karena os memiliki gejala yang memenuhi untuk diagnosis skizofrenia. Pedoman

Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ

III) mengkelompokkan simptom skizofrenia sebagai berikut1:

 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas(dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala – gejala kurang tajam atau kurang jelas)
a) Thought echo, thought insertion, thought withdrawal dan thought
broadcasting.
b) Delusion of control (waham dikendalikan), Delusion of influence
(waham dipengaruhi), atau delusion of passivity yang jelas
merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak,
atau pikiran, perbuatan atau perasaan khusus dan delusional
perception.
c) Suara halusinasi auditorik yang berkomentar secara terus-menerus
terhadap perilaku os atau mendiskusikan perihal os di antara
mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari
satu bagian tubuh.
d) Waham – waham memnetap jenis lain yang menurut budayanya
dianggap tidak wajar seta sama sekali mustahil, seperti misalnya
mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan
kemampuan manusia super (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan mahkluk asing dari dunia lain).
 Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
e) Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apakah disetai
baik oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun

18
oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap
hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus.
f) arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sispan yang
berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, sikap tubuh
tertentu, atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme dan stupor.
h) gejala negatif seperti sikap apatis, pembicaraan terhenti, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan
menurunnya kinerja social, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
 Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah selama kurun waktu satu
bulan atau lebih.
 Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, tak bertujuan, sikap malas, tak bertujuan, sikap berdiam diri, dan
penarikan diri secara social.

Tabel 1. Perbandingan teori dan temuan klinis Skizofrenia


Fakta Teori1
Anamnesis Pedoman Penggolongan dan
 Os laki-laki, usia 23 tahun Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia
 Gejala-gejala : Gaduh gelisah edisi ketiga (PPDGJ III)
(mengamuk), halusinasi mengkelompokkan simptom
auditorik, delusion of influence, skizofrenia sebagai berikut1:
waham kejar, waham curiga  Harus ada sedikitnya satu
 Keluhan dirasakan sejak 3 bulan gejala berikut ini yang amat
(September 2017) yang lalu jelas(dan biasanya dua gejala
 Aktivitas hanya di rumah saja atau lebih bila gejala – gejala
 Tidak ada upaya mencari kurang tajam atau kurang
pekerjaan jelas)
Riwayat Penyakit Dahulu a) Thought echo, thought
 Riwayat trauma (-), kejang (-) insertion, thought withdrawal
 Riwayat konsumsi alkohol (-) dan dan thought broadcasting.
b) Delusion of control (waham

19
Napza (-) dikendalikan), Delusion of
 Riwayat merokok (+) influence (waham
 Tidak pernah dirawat di Rumah dipengaruhi), atau delusion of
Sakit Jiwa passivity yang jelas merujuk
Status Psikiatrikus pada pergerakan tubuh atau
 Kesan umum rapi pergerakan anggota gerak, atau
 Kontak verbal (+) , kontak visual pikiran, perbuatan atau perasaan
(+) khusus dan delusional
 Kesadaran orientasi tempat, waktu perception.
dan orang tidak ada c) Suara halusinasi auditorik
gangguan,Atensi (+) yang berkomentar secara terus-
 Emosi stabil, afek normal menerus terhadap perilaku os
atau mendiskusikan perihal os di
 Proses berfikir, intelegensia baik
antara mereka sendiri, atau jenis
 Kemauan mandiri
suara halusinasi lain yang berasal
 Psikomotor normal
dari satu bagian tubuh.
d) Waham – waham menetap
jenis lain yang menurut
budayanya dianggap tidak wajar
seta sama sekali mustahil, seperti
misalnya mengenai identitas
keagamaan atau politik, atau
kekuatan dan kemampuan
manusia super (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan mahkluk
asing dari dunia lain).
 Atau paling sedikit dua gejala
di bawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:
e) Halusinasi yang
menetap dalam setiap modalitas,
apakah disetai baik oleh waham
yang mengambang/melayang
maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun oleh ide-ide
berlebihan yang menetap atau
apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus-menerus.
f) arus pikiran yang terputus
atau yang mengalami sispan
yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan atau

20
neologisme.
g) Perilaku katatonik, seperti
keadaan gaduh gelisah, sikap
tubuh tertentu, atau fleksibilitas
cerea, negativism, mutisme dan
stupor.
h) gejala negatif seperti sikap
apatis, pembicaraan terhenti, dan
respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar,
biasanya mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan
social dan menurunnya kinerja
social, tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika.
 Adanya gejala – gejala khas
tersebut diatas telah selama
kurun waktu satu bulan atau
lebih.
 Suatu perubahan yang
konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku
perorangan, bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, tak
bertujuan, sikap malas, tak
bertujuan, sikap berdiam
diri, dan penarikan diri secara
social.

Pada laporan kasus ini, os didiagnosis skizofrenia bagian Skizofrenia

Paranoid (F20.0) karena memenuhi diagnosis menurut Pedoman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III) sebagai

berikut:1

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

 Sebagai tambahan:

21
 Halusinasi dan/atau waham harus menonjol

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memerintah,

atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit

(whistling), berdengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,

atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi

jarang menonjol

c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of

influence), atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan di

kejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas

 Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

Tabel 2. Perbandingan teori dan temuan klinis Skizofrenia Paranoid


Fakta Teori1
Anamnesis diagnosis menurut Pedoman
 Os laki-laki, usia 23 tahun Penggolongan dan Diagnosis
 Gejala-gejala : Gangguan Jiwa di Indonesia edisi
Gaduh gelisah (mengamuk), ketiga (PPDGJ III) sebagai berikut:1
halusinasi auditorik   Memenuhi kriteria umum
mendengar bisikan mengatai os diagnosis skizofrenia
tidak pantas hidup dan os akan  Sebagai tambahan:
dibunuh keluarganya  Halusinasi dan/atau waham
delusion of influence  os harus menonjol
merasa suara bisikan d) Suara-suara
mempengaruhinya untuk curiga halusinasi yang
kepada keluarganya mengancam pasien
waham kejar  os merasa atau memerintah, atau
keluarganya akan halusinasi auditorik
membunuhnya waham curiga  tanpa bentuk verbal

22
os curiga keluarganya akan berupa bunyi pluit
meracuninya lewat makanan dan (whistling), berdengung
minuman (humming), atau bunyi
 Keluhan dirasakan sejak 3 bulan tawa (laughing)
(September 2017) yang lalu e) Halusinasi pembauan
 Aktivitas hanya di rumah saja atau pengecapan rasa,
 Tidak ada upaya mencari pekerjaan atau bersifat seksual,
atau lain-lain perasaan
Riwayat Penyakit Dahulu tubuh; halusinasi visual
 Riwayat trauma (-), kejang (-) mungkin ada tapi
 Riwayat konsumsi alkohol (-) dan jarang menonjol
Napza (-) f) Waham dapat berupa
 Riwayat merokok (+) hampir setiap jenis,
tetapi waham
 Tidak pernah dirawat di Rumah
dikendalikan (delusion
Sakit Jiwa
of control),
dipengaruhi (delusion
Status Psikiatrikus
of influence), atau
 Kesan umum rapi
passivity (delusion of
 Kontak verbal (+) , kontak visual passivity), dan
(+)
keyakinan di kejar-
 Kesadaran orientasi tempat, waktu kejar yang beraneka
dan orang tidak ada ragam, adalah yang
gangguan,Atensi (+) paling khas
 Emosi stabil, afek normal  Gangguan afektif, dorongan
 Proses berfikir, intelegensia baik kehendak dan pembicaraan,
 Kemauan mandiri serta gejala katatonik secara
 Psikomotor normal relatif tidak nyata/tidak
menonjol.

Farmakoterapi yang diberikan pada pasien skizofrenia adalah antipsikotik.

Efektivitas pemberian antipsikotik pada pengobatan skizofrenia telah dibuktikan

oleh berbagai penelitian. Strategi pengobatan tergantung pada fase penyakit

apakah akut atau kronis. Indikasi penggunaan antipsikosis adalah:2,3

 Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas (reality testing

ability), bermanifestasi dalam gejala: kesadaran diri (awareness) yang

23
terganggu, daya nilai sosial (judgement) terganggu, dan daya tilikan diri

(insight) terganggu.

 Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental, bermanifestasi dalam gejala

POSITIF: gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi piker yang tidak

wajar (waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan perasaan (tidak

sesuai dengan situasi), perilaku yang aneh atau tidak terkendali

(disorganized), dan gejala NEGATIF: gangguan perasaan (afek tumpul,

respon emosi minimal), gangguan hubungan sosial (menarik diri, pasif,

apatis), gangguan proses piker (lambat, terhambat), isi pikiran yang

strerotip dan tidak ada inisiatif, perilaku yang sangat terbatas dan

cenderung menyendiri (abulia)

 Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam

gejala: tidak mampu bekerja, menjalin hubungan sosial, dan melakukan

kegiatan rutin.

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-syarat

antara lain sebagai berikut3-5:

1. Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relatif singkat

2. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil

3. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat gejala positif maupun

negatif skizofrenia

4. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat)

5. Tidak menyebabkan kantuk

6. Memperbaiki pola tidur

24
7. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi, dan dependensi

8. Tidak menyebabkan lemas otot

9. Kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose).

Pada laporan kasus kali ini, os direncanakan untuk mendapat terapi

Chlopromazine tab 100 mg 2x1, Trihexyphenidil 2 mg 2x1 (k/p jika muncul

gejala EPS), Inj. Lodomer 1 amp (im), diberikan hingga 4x selang 30 menit /

sampai tenang.

Os diberikan Chlopromazine karena os memiliki riwayat mengamuk dan

sehingga diberikan chlopromazine yang memiliki efek samping sedasif kuat

terutama digunaan untuk sindrom psikosis dengan gejala dominan: gaduh gelisah,

hiperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran, perasaan, dan perilaku, dll. Os juga

diberikan haloperidol dimana haloperidol ini bisa membantu mengurangi gejala

waham dan halusinasi.

Tabel 3. Obat antipsikosis3


No Nama Generik Sediaan Dosis
1 Chlorpromazin Tablet, 25 dan 100 mg, 150-
600mg/hariInjeksi25mg/ml
2 Haloperidol Tablet, 0,5 mg, 1,5 mg, 5 5-15 mg/hari
mg, Injeksi5mg/ml
3 Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12 - 24 mg/hari
4 Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 - 15 mg/hari
5 Flufenazin dekanoat Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu
6 Levomeprazin Tablet 25 mg, Injeksi 25 25 - 50 mg/hari
mg/ml
7 Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari
8 Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari
9 Sulpirid Tablet 200 mg 300 - 600 mg/hari
10 Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1 - 4 mg/hari
11 Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari

25
Os juga mendapatkan obat Trihexyphenidyl digunakan untuk mengatasi

gangguan gerakan yang tidak normal dan tidak terkendali akibat penyakit

Parkinson atau efek samping obat. Contoh obat yang berpotensi memberikan efek

samping masalah pada pergerakan adalah obat antipsikosis. Gangguan gerakan ini

termasuk kondisi-kondisi seperti tremor, gerakan wajah dan tubuh yang tidak

terkendali. Gejala-gejala ini juga sering disebut sebagai ‘extrapyramidal

syndrome’ yang dikenal dengan EPS. Trihexyphenidyl bermanfaat meningkatkan

kendali otot dan mengurangi kekakuan. Saat gejala berkurang, obat ini akan

membuat gerakan tubuh menjadi lebih normal. Trihexyphenidyl bisa digunakan

sendiri atau bersama levodopa untuk mengobati penyakit Parkinson. Semua obat

berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk trihexyphenidyl. Namun gejala

akibat efek samping umumnya membaik setelah tubuh menyesuaikan diri. Yang

terpenting, beri tahu dokter jika Anda bermasalah dengan obat yang dikonsumsi.

Beberapa efek samping yang umum terjadi antara lain: konstipasi, pusing, sulit

buang air kecil, mulut kering, pandangan buram, mual.3,5,6

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari


PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.

2. Maramis WF, Maramis AA. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya:
Airlangga University Press, 2009.

3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: PT


Nuh Jaya, 2007.

4. ISFI. ISO Indonesia. Volume 39. Jakarta : PT Anem Kosong Anem, 2004;
128-129, 136-137, 214-215, 350-351

5. Neal.MJ. At a glance farmakologi medis. Edisi kelima. Erlangga Medical


Series. Jakarta, 2005.

6. Stahl SM. Sthl’s essential psyhopharmacology fouth edition. New York;


Cambrige University Press,2013.

27

Anda mungkin juga menyukai