Anda di halaman 1dari 3

TUGAS LATIHAN KASUS SOAL

Nama: Muhammad Zikri

Nim: 010001700286

Matkul: R2 Hukum Pidana

Dosen: Dr. Vience Ratna Multiwijaya, SH, MH

1. A . Luki telah terbukti melanggar ketentuan delik materil kejahatan penganiayaan yang
direncanakan dan menyebabkan kematian pada pasal 353 KUHP ayat (1) dan (3) dengan
bunyi pasal : (1) Penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu
dihukum dengan penjara selama-lamanya empat tahun.
(3) Jika perbuatan itu menjadikan kematian orangnya ia dihukum penjara selama-
lamanya Sembilan tahun.
Unsur-Unsur delik:
 UU tidak memberi ketentuan apakah yang diartikan dengan penganiayaan
(mishandeling) itu. Menurut yurisprudensi, yang diartikan dengan
penganiayaan yaitu sengaja menyebabkan perasaan tidak enak
(penderitaan), rasa sakit (pijn) atau luka.
 Sedangkan unsur direncanakan menurut penjelasan R.Soesilo direncanakan
terlebih dahulu ( Voorbedacbte rade), yaitu antara timbulnya maksud untuk
membunuh dengan pelaksanaan itu masih ada tempo bagi si pelaku untuk
dengan tenang memikirkan Tindakan nya tersebut

Oleh karena unsur berdasar pada delik diatas maka telah terbukti Luki
melanggar tindak pidana penganiayaan

B. Butuh adanya ajaran kausalitas, karna apabila termasuk kedalam Delik Materiil
maka diperlukannya sebuah ajaran sebab akibat untuk mencari mana yang paling tepat untuk dapat
dijadikannya sebagai pelaku tindak pidana

Teori yang dapat dilihat dari kasus ini saya ambil yaitu teori Individualis, Teori Individualis
merupakan untuk mencari factor mana yang paling menentukan atau paling kuat untuk dijadikan
sebuah penentu dijadikan sebagai pelaku tindak pidana, factor yang menunjukkan adanya akibat
negatif dari rentetan suatu peristiwa sebelum terjadinya sebuah tindak pidana, Dalam hal ini Luki
tetap menjadi seorang pelaku berdasar teori individualis ini dikarenakan ialah satu satunya akibat
negative yang ditimbulkan.

2. A. RE telah terbukti melanggar pasal 378 KUHP “ Barangsiapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan
menggunakan nama palsu atau martabat (hoedaningheid) palsu; dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang,
dihukum karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun “
 Barangsiapa, Menurut pasal 44 ayat (1) “Barangsiapa yang mengerjakan sesuatu
perbuatan, yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kepadanya karena kurang
sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal tidak boleh dihukum, pasal ini
merupakan kemampuan pertanggungjawaban seseorang dalam suatu perbuatan
nya, Dalam contoh Kasus maka RE tidak dapat dikenakan pasal ini dikarenankan
yang bersangkutan memiliki kemampuan melakukan pertanggungjawaban
dalam perbuatan nya dan secara sadar dalam melakukan perbuatan tersebut.
 membujuk orang supaya memberikan barang, membuat utang atau
menghapuskan piutang;
 maksud pembujukan itu ialah: hendak menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan melawan hak;
 membujuknya itu dengan memakai:

a. nama palsu atau keadaan palsu; atau

b. akal cerdik (tipu muslihat); atau

c. karangan perkataan bohong.

 Menguntungkan diri sendiri dengan melawan hak, menguntungkan diri sendiri


secara melawan hukum dan tidak berhak.
 Akal Cerdik/Tipu Muslihat, Suatu tipu yang demikian liciknya sehingga seseorang
yang berpikiran normal dapat tertipu olehnya

Oleh karena unsur-unsur yang telah terbukti diatas dapat dikenakan delik formil kejahatan
penipuan terhadap RE. delik formil (formeel delict), artinya perumusan unsur-unsur pasal
pencurian dititikberatkan pada perbuatan yang dilarang. Delik pencurian tersebut dianggap
telah selesai/terpenuhi dengan dilakukannya perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam
rumusan delik tersebut.

RE dapat mengajukan pasal penghapusan pidana dengan alasan pembenar yaitu pasal 51
ayat (1) KUHP “ Barang siapa melakukan perbuatan untuk menjalankan perintah jabatan
yang diberikan oleh kuasa yang berhak akan itu, tidak boleh dihukum” dikarenakan RE dalam
menjalankan perbuatan tersebut dibawah perintah jabatan atasan dan bawahan dalam
hubungan pekerjaan.

B. LM dapat dikenakan dengan pasal pasal 221 ayat (1) KUH Pidana adalah perbuatan
menyembunyikan, menolong untuk menghindarkan diri dari penyidikan atau penahanan,
serta menghalangi atau mempersulit penyidikan atau penuntutan terhadap orang yang
melakukan kejahatan.

Dalam hal ini LM telah terbukti membantu menyembunyikan pelaku tindak pidana kejahatan
Penganiayaan yang dilakukan oleh berinisial GH dengan korban JC yang menyebabkan Luka
Berat.

C. LM dapat mengajukan Penghapusan Pidana dengan pasal 221 ayat (2) yang berbunyi “
Pasal 221 ayat (2) KUHP "Aturan di atas tidak berlaku bagi orang yang melakukan perbuatan
tersebut dengan maksud untuk menghindarkan atau menghalaukan bahaya penuntutan
terhadap seorang keluarga sedarah atau semenda garis lurus atau dalam garis menyimpang
derajat kedua atau ketiga, atau terhadap suami/istrinya atau bekas suami/istrinya".
Dikarenakan dalam hal ini LM merupakan Paman dari pelaku GH yang merupakan
Keponakan yang bersangkutan sehingga dalam ketentutan terdapat dalam pasal 221 ayat 2
dimana hubungan darah yang terdapat diantara LM dan GH sebagai paman dan keponakan
dalam ketentuan tersebut tidak dapat dipidana dan menjadi dasar Penghapusan Pidana bagi
LM.

3. Ls melakukan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan luka ringan, sehingga oleh
hakim LS dijatuhi pidana penjara 8 bulan penjara. Namun hakim memerintahkan agar LS
tidak perlu menjalankan pidana tsb didalam tahanan, Dalam hal ini hakim berhak
memutuskan dan memerintahkan LS tidak perlu menjalankan pidana tersebut didalam
tahanan dikarena Hakim melihat dasar hukum dan ketentuan yang berlaku pada Pasal
14a ayat (1) KUHP yang berbunyi: “ Jika dijatuhkan hukuman penjara yang selama-
lamanya satu tahun dan bila dijatuhkan hukuman kurungan diantaranya tidak termasuk
hukuman kurungan pengganti denda, maka hakim boleh memerintahkan, bahwa
hukuman itu tidak akan dijalankan, kecuali kalau dikemudian hari ada perintah lain
dalam keputusan hakim, oleh karena terhukum sebelum lalu tempo percobaan yang
akan ditentukan dalam perintah pertama membuat perbuatan yang boleh dihukum atau
dalam tempo percobaan itu tidak memenuhi suatu perjanjian yang istimewa, yang
sekiranya diadakan dalam perintah itu”

4. OP diperbolehkan untuk mengajukan pelepesan bersyarat dikarenakan OP telah


memenuhi syarat untuk mengajukan pelepasan bersyarat dimana telah berkelakuan baik
dan telah memenuhi 2/3 dari Masa Tahanan serta telah mendapatkan remisi ptongan
masa Tahanan dengan rumusan sebagai berikut OP memiliki sisa 2,5 thn, dpt remisi 2
bln 1 bln, 2,5 kurang 21 bln kali 2/3= pidana 3 thn sblom jatoh 6 bln, 2,5thn dpt remisi
3bln sisa 2,3 thn, 2/3 kali 2 thn. jadi bisa pelepasan bersyarat 27 bln totalnya

Kapan dapat diajukan pelepasan bersyarat saat sudah memenuhi 2/3 dari syarat
pelepasan bersyarat dalam hal inii 1 tahun 9 bulan

Anda mungkin juga menyukai