Anda di halaman 1dari 5

RESUME HUKUM PIDANA

Tanggal 30 November 2023


Nama: Komang Irvan Trisiana
NIM:2214041013

Pertemuan kali ini dengan agenda melanjutkan presentasi dari absen 16 sampai dengan 20
namun ada beberapa mahasiswa yang tidak hadir sehingga ada juga yang tidak sesuai dengan
absensi.

PENGANIAYAAN PASAL 351-358

Tindak pidana penganiayaan atau yang biasa juga disebut mishandeling diatur dalam
Bab ke-XX Buku ke-ll KUHP. Yurisprudensi berbeda pendapat untuk memberikan pengertian
tentang penganiayaan, namun menurut P.A.F Lamintang dalam bukunya menyebutkan
penganiayaan adalah suatu kesengajaan yang menimbulkan rasa sakit atau luka pada tubuh
orang lain. Dengan demikian, untuk menyebut seseorang telah melakukan penganiayaan maka
orang tersebut harus mempunyai opzet atau kesengajaan untuk menimbulkan luka atau rasa
sakit pada orang lain. Menurut kajian hukum, penganiayaan diartikan sebagai tindakan yang
menyebabkan rasa sakit atau luka di tubuh seseorang. Penganiayaan juga bisa diartikan sebagai
tindakan merusak kesehatan orang. Kesengajaan seseorang untuk melakukan penganiayaan
tidak hanya difokuskan dalam bentuk pemukulan ataupun pengirisan semata, akan tetapi juga
bisa disamakan dengan menganiaya jika seseorang melakukan kekerasan merusak kesehatan
orang lain. Namun, jika merusak kesehatan itu dilakukan dengan memberikan makanan atau
minuman yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, maka yang diterapkan adalah pasal
386 KUHP. Percobaan menganiaya tidak dipidana, tetapi percobaan untuk melakukan
penganiayaan yang dipikirkan lebih dulu (met voor bedachten rade) dapat dipidana
Pembagian Penganiayaan : Tindak Pidana Penganiyaan dibagi ke dalam beberapa
macam yang telah dirumuskan KUHP, yaitu:
1. Penganiyaan Biasa yang diatur dalam pasal 351 KUHP
2. Penganiyaan Ringan yang diatur dalam pasal 352 KUHP
3. Penganiyaan Berencana yang diatur dalam pasal 353 KUHP
4. Penganiyaan Berat yang diatur dalam pasal 354 KUHP
5. Pasal Berat Berat Berencana diatur dalam pasal 355 KUHP

Sanksi Penganiyaan : Jika dilihat dari segi jenisnya, KUHP telah membagi jenis pidana
kedalam dua jenis, yaitu pidana pokok dan pidana tambahan. Sistem hukuman yang tercantum
dalam Pasal 10 KUHP menyatakan bahwa hukuman yang dapat dikenakan kepada seseorang
pelaku tindak pidana terdiri dari :
1. Hukuman Pokok (hoofdstraffen).
• Hukuman mati Pidana mati adalah pidana yang terberat dari semua pidana, sehingga hanya
diancam kepada kejahatan yang amat berat saja. Tujuan dari menjatuhkan dan menjalankan
hukuman mati selalu diarahkan kepada khalayak ramai agar mereka, dengan ancaman
hukuman mati, akan takut melakukan perbuatan-perbuatan kejam yang akan mengakibatkan
mereka dihukum mati.
• Hukuman Penjara Hukuman penjara adalah suatu tempat yang khusus dibuat dan digunakan
para terhukum dalam menjalankan hukumannya sesuai putusan Hakim. Pemerintah Indonesia
mengubah fungsi penjara tersebut menjadi “Lembaga Pemasyarakatan”. Artinya para terhukum
ditempatkan bersama dan proses penempatan serta kegiatannya sesuai jadwal sejak terhukum
masuk Lembaga di samping lamanya menjalani hukuman itu.
• Hukuman Kurungan Hukuman kurungan lebih ringan daripada hukuman penjara. Lebih
ringan antara lain dalam melakukan pekerjaan yang diwajibkan dan kebolehan membawa
peralatan yang dibutuhkan terhukum sehari-hari.
• Hukuman Denda Hukuman denda selain diancamkan kepada pelaku pelanggaran juga
diancamkan terhadap kejahatan yang adakalanya sebagai alternativ atau komulatif. Hukuman
denda adalah hukuman berupa kewajiban seseorang untuk mengembalikan keseimbangan
hukum atau menebus dosa-sosanya dengan pembayaran sejumlah uang tertentupidana tutupan
• Pidana tutupan Pidana tutupan sebagai pidana pokok muncul melalui UU No 2 Tahun 1946,
Berita RI.II. Nomor 24.dalam pasal 1 Undang-undang tersebut ditambahkan jenis pidana
tutupan untuk KUHP dan KUHPM. Pidana ini ditujukan bagi pelaku yang melakukan
kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara, akan tetapi terdorong oleh maksud yang
patut dihormati. Jika tindakan, cara, dan akibat tindakan itu wajar dijatuhi hukuamn penjara,
maka pidana tutupan tidak berlaku.

Contoh Kasus Penganiayaan - Terdakwa Mario Dandy Satriyo divonis 12 tahun penjara oleh
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas kasus penganiayaan berat berencana
David Ozora, dan membayar restitusi sebesar Rp. 25.15 M. Melanggar Pasal 355 ayat (1)
KUHP

MEMBUKA RAHASIA PASAL 322-323


Pasal 322 dan 323 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) mengatur mengenai
tindak pidana membuka rahasia. Pasal-pasal ini menegaskan bahwa seseorang yang dengan
sengaja membuka rahasia yang seharusnya ia simpan karena jabatannya, baik yang sekarang
maupun yang dahulu, dapat dikenai sanksi pidana berupa pidana penjara atau denda.
Pasal 322 KUHP berbunyi, "Barang siapa dengan sengaja memberitahukan rahasia yang ia
ketahui karena jabatannya, dijatuhi pidana penjara paling lama dua tahun atau pidana denda
paling banyak sembilan juta rupiah." Sedangkan Pasal 323 KUHP berbunyi, "Barang siapa
menerima rahasia yang oleh undang-undang atau karena jabatannya wajib dirahasiakan, dan
dengan sengaja memberitahukannya kepada orang lain, dijatuhi pidana yang sama." Pasal-
pasal ini bertujuan untuk melindungi rahasia yang harus dijaga karena jabatan atau pekerjaan
seseorang
Dalam praktiknya, delik membuka rahasia termasuk dalam delik aduan, yang artinya tindak
pidana ini hanya dituntut atas pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Hal ini
mengindikasikan bahwa pelanggaran terhadap rahasia jabatan atau rahasia lainnya harus
dilaporkan oleh pihak yang merasa dirugikan agar penuntutan terhadap pelaku dapat dilakukan
CONTOH KASUS
Membocorkan Rahasia Negara: Kasus-kasus yang terkait dengan membocorkan rahasia
negara, seperti rahasia pertahanan keamanan negara, rahasia militer, atau rahasia melalui
sarana komputer dan/atau sistem elektronik.

KEJAHATAN TERHADAP KEMERDEKAAN ORANG : PASAL 324-337 KUHP

Kejahatan terhadap kemerdekaan orang adalah kejahatan yang berkenaan dengan hak
asasi manusia atau hak seseorang untuk bebas menggerakkan badan memenuhi kepentingan
dalam masyarakat. Dalam hal ini, terdapat pertentangan antara dua asas yakni hak bergerak
seseorang yang merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati di satu pihak dan
kepentingan ketertiban umum di lain pihak yang harus dipertahankan untuk orang banyak atau
masyarakat dari perbuatan jahattersangka.
a. Pasal 324
Barangsiapa dengan biaya sendiri atau biaya orang lain menjalankan perniagaan budak atau
melakukan perbuatan per-niagaan budak atau dengan sengaja turut serta secara langsung atau
tidak langsung dalam salah-satu perbuatan tersebut di atas, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.
b. Pasal 325
(1) Barangsiapa sebagai nakoda bekerja atau bertugas di kapal, sedang diketahuinya bahwa
kapal itu dipergunakan untuk tujuan perniagaan budak, atau dipakai kapal itu untuk per-niagaan
budak, diancam dengan pidana penjara paling lama duabelas tahun.
(2) Bilamana pengangkutan itu mengakibatkan kematian se-orang budak atau lebih, maka
nakoda diancam dengan pidana penjara paling lama duabelas tahun.
c. Pasal 326
Barangsiapa bekerja sebagai awak kapal di sebuah kapal, sedang diketahuinya bahwa kapal itu
dipergunakan untuk tujuan atau keperluan perniagaan budak, atau dengan sukarela tetap ber-
tugas setelah mendengar bahwa kapal itu dipergunakan untuk tu-juan atau keperluan
perniagaan budak, diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun
d. Pasal 327
Barangsiapa dengan biaya sendiri atau biaya orang lain, secara langsung atau tidak langsung
bekerja sama untuk menyewakan,mengangkutkan atau mengasuransikan sebuah kapal, sedang
diketahuinya bahwa kapal itu dipergunakan untuk tujuan perniagaan budak, diancam dengan
pidana penjara paling lama delapan tahun.
e. Pasal 328
Barangsiapa membawa pergi seorang dari tempat kedia-mannya atau tempat tinggalnya
sementara dengan maksud untuk menempatkan orang itu secara melawan hukum di bawah
kekua-saannya atau kekuasaan orang lain, atau untuk menempatkan dia dalam keadaan
sengsara, diancam karena penculikan dengan pi-dana penjara paling lama duabelas tahun.
f. Pasal 329
Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum mengangkut orang kedaerah lain, padahal
orang itu telah membuat perjanjian untuk bekerja di suatu tempat tertentu, diancam dengan
pidana penjara paling lamatujuh tahun.
g. Pasal 330
(1) Barangsiapa dengan sengaja menarik seorang yang belum cukup umur dari kekuasaan yang
menurut undang-undang ditentukan atas dirinya, atau dari pengawasan orang yang berwenang
untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Bilamana dalam hal ini dilakukan tipu muslihat, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau
bilamana anaknya belum berumur duabelas tahun, dijatuhkan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
h. Pasal 331
Barangsiapa dengan sengaja menyembunyikan orang yang belum dewasa yang ditarik tau
menarik sendiri dari kekuasaan yang menurut undang-undang ditentukan atas dirinya, atau dari
pengawasan orang yang berwenang untuk itu, atau dengan sengaia menariknya dari pengusutan
pejabat kehakiman atau kepolisian, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun,
atau jika anak itu berumur di bawah dua belas tahun, dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
i. Pasal 332
(1) Bersalah melarikan wanita diancam dengan pidana penjara:
a. paling lama tujuh tahun, barangsiapa membawa pergi seorang wanita yang belum dewasa,
tanpa dikehendaki orang tuanya atau walinya tetapi dengan persetujuannya, dengan maksud
untuk memastikan penguasaan terhadap wanita itu, baik di dalam maupun di luar perkawi-
b. paling lama sembilan tahun, barangsiapa membawa per-gi seorang wanita dengan tipu
muslihat, kekerasan atau ancaman kekerasan,dengan maksud untuk memastikan
penguasaannya terhadap Wanita itu, baik di dalam maupun di luar perkawinan.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan
(3) Pengaduan dilakukan;
a. Jika wanita ketika dibawa pergi belum dewasa, oleh dia sendiri, atau orang lain yang harus
memberi izin bila dia kawin;
b. Jika wanita ketika dibawa pergi sudah dewasa, oleh dia meT sendiri atau oleh suaminya.
(4) Jika yang membawa pergi lalu kawin dengan wanita yang di 98 bawa pergi dan terhadap
perkawinan itu berlaku aturan-aturan Burgerlijk Wetboek, maka tak dapat dijatuhkan pidana
sebelum perkawinan itu dinyatakan batal.

Contoh-Contoh Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang


a. Perbudakan
Perbudakan adalah kondisi seseorang di bawah kepemilikan orang lain. Praktik serupa
perbudakan adalah tindakan menempatkan seseorang dalam kekuasaan orang lain sehingga
orang tersebut tidak mampu menolak suatu pekerjaan yang secara melawan hukum
diperintahkan oleh orang lain itu kepadanya, walaupun orang tersebut tidak menghendakinya.
b. Perdagangan Manusia
perdagangan orang atau perdagangan manusia adalah Tindakan perekrutan, pengangkutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan,penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau
manfaat,sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain
tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antarnegara, untuk tujuan eksploitasi
atau mengakibatkan orang tereksploitasi.
c. Mempekerjakan Anak Dibawah Umur
Pada dasarnya, anak di bawah umur dilarang untuk dipekerjakan. Hal ini diatur dalam Undang-
Undang atau UU Nomor 13 Tahun 2003 pasal 68 tentang ketenagakerjaan. Berdasarkan
ketentuan undang-undang, batas usia minimal tenaga kerja di indonesia adalah 18 tahun.
Pengusaha atau perusahaan yang masih mempekerjakan anak yang belum berusia 18
tahundapat dikenakan sanksi pidana.
d. Penculikan
Penculikan merupakan tindakan yang sudah dianggap sebagai bentuk ketidakadilan,
perampasan hak kebebasan atau kemerdekaan hidup seseorang. Perampasan kemerdekaan
dengan cara demikian telah ditetapkan sanksi hukumnya dalam pasal 328 KUHP tentang
penculikan
e. Penganiayaan
penganiayaan yaitu sengaja menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit, atau
luka. Menurut alinea 4 pasal ini, masuk pula dalam pengertian penganiayaan ialah “sengaja
merusak kesehatan orang”.

Anda mungkin juga menyukai