Anda di halaman 1dari 6

“LAW SCHOOL”

(UNIVERSITAS HANKUK)

“Dalam mitologi Yunani, Themis dianggap sebagai dewi keadilan dan keteraturan. Ia
adalah anak dari Uranus dan Gaia. Sedangkan Themis sendiri adalah istri kedua Dewa
Zeus.”

Timbangan mewakili kewajiban dan ketidakberpihakan hukum dalam menimbang bukti


yang dihadirkan ke pengadilan. Masing-masing pihak dari sebuah kasus harus disimak,
didengarkan, dan disejajarkan agar tercipta keadilan. Pedang adalah simbol penegakan
dan penghormatan yang artinya, setelah keputusan hukum dibuat harus segera diambil
tindakan. Pedang tak disarungkan berarti hukum transparan dan bisa dilihat siapa saja.
Sedangkan pedang bermata dua artinya bisa saja menebas kedua pihak yang terlibat
kasus. Penutup mata mewakili sikap tak pandang bulu dan objektivitas hukum. Artinya,
tak membiarkan faktor-faktor luar seperti politik, ketenaran atau kekayaan mempengaruhi
keputusannya

1. Pencemaran Nama Baik


Dalam buku Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 225), R. Soesilo mengatakan
bahwa penghinaan ada 6 macam, yaitu:
 Menista (smaad) Pasal 310 ayat (1) KUHP “Barang siapa sengaja menyerang
kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang
maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena pencemaran
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
 Menista dengan surat (smaadschrift) Pasal 310 ayat (2) KUHP “jika hal itu
dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan atau
ditempelkan di muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
 Memfitnah (laster) Pasal 311 KUHP “Barangsiapa melakukan kejahatan
menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk membuktikan
tuduhannya itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika tuduhan itu
dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah
memfitnah dengan hukum penjara selama-lamanya empat tahun.”
 Penghinaan ringan (eenvoudige belediging) Pasal 315 KUHP “Tiap-tiap
penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau pencemaran
tertulis yang dilakukan terhadap seseorang, baik di muka umum dengan lisan
atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan,
atau dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya, diancam
karena penghinaan ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua
minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
 Mengadu secara memfitnah (lasterlijke aanklacht) Pasal 317 KUHP “Barang
siapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu
kepada penguasa, baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang
seseorang sehingga kehormatan atau nama baiknya terserang, diancam karena
melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.”
 Tuduhan secara memfitnah (lasterlijke verdachtmaking) Pasal 318 KUHP
“Barang siapa dengan sesuatu perbuatan sengaja menimbulkan secara palsu
persangkaan terhadap seseorang bahwa dia melakukan suatu perbuatan
pidana, diancam karena menimbulkan persangkaan palsu, dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.”
 Pasal 220 KUHP
“Barang siapa memberitahukan atau mengadukan bahwa telah dilakukan suatu
perbuatan pidana, padahal mengetahui bahwa itu tidak dilakukan, diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.”

2. Pemerasan dan Pengancaman


 Pasal 368 ayat (1) KUHP:
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya
atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan,
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.”
Jika ancaman tersebut melalui media elektronik:
 Pasal 29 UU ITE
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.”
 Pasal 45B UU 19/2016
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta rupiah).”

3. Pembunuhan
 Pembunuhan Berencana Pasal 340 KUHP “Barangsiapa yang sengaja dengan
rencana terlebih dahulu yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang,
kemudian pertanggungjawabannya dengan hukuman pidana mati atau seumur
hidup atau paling lama dua puluh tahun.”
 Pasal 338 KUHP “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun.”
 Pasal 339 KUHP “Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum
merampas kemerdekaan seseorang, atau meneruskan perampasan kemerdekaan
yang demikian, diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.”

4. Plagiarisme
 Pasal 1 ayat 1 UUHC “Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul
secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”
 Pasal 40 UUHC

(1) Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak
lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan
rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya.

(2) Produser Rekaman Suara memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin
atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya memperbanyak dan/atau
menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyi.

 Pasal 72 ayat 1 UUHC “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak


melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”
5. Pelecehan Seksual
 Pasal 289 KUHP “barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa seseorang melakukan atau membiarkan dilakukan pada dirinya
perbuatan cabul, dihukum karena merusakkan kesopanan dengan hukuman
penjara selama-lamanya sembilan tahun.”
 Pasal 290 KUHP “barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan
seseorang, sedang diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya
dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.”
 Pasal 291 KUHP
(1) Jika salah satu kejahatan mengakibatkan luka-luka berat, dijatuhkan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika salah satu kejahatan mengakibatkan kematian, dijatuhkan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
 Pasal 292 KUHP “orang dewasa yang melakukan cabul dengan orang lain
sesama kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya belum
dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.”
 Pasal 293 KUHP
(1) Barang siapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau barang,
menyalahgunakan pembawa yang timbul dari hubungan keadaan, atau dengan
penyesalan sengaja menggerakkan seorang belum dewasa dan baik
tingkahlakunya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul
dengan dia, padahal tentang belum kedewasaannya, diketahui atau selayaknya
harus diduganya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan orang yang terhadap dirinya
dilakukan kejahatan itu
(3) Tenggang waktu tersebut dalam pasal 74 bagi pengaduan ini adalah masing-
masing sembilan bulan dan dua belas bulan
 Pasal 294 KUHP
(1) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengm anaknya, tirinya, anak
angkatnya, anak di bawah pengawannya yang belum dewasa, atau dengan orang
yang belum dewasa yang pemeliharaanya, pendidikan atau penjagaannya
diannya yang belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun
(2) Diancam dengan pidana yang sama
1 pejabat yang melakukan perbuatan cabut dengan orang yang karena jabatan
adalah bawahannya, atau dengan orang yang penjagaannya dipercayakan atau
diserahkan kepadanya,
2 pengurus, dokter, guru, pegawai pengawas atau pesuruh dalam penjara, tempat
pekerjaan negara, tempat pen- didikan, rumah piatu, rumah sakit, rumah sakit
jiwa atau lembaga sosial yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang
dimasukkan ke dalamnya
 Pasal 295 KUHP
(1) Diancam
1. dengan pidana penjara paling lama lima tahun barang siapadengan sengaja
menyebabkan atau memudahkan dilakukannya perbuatan cabul oleh anaknya,
anak tirinya, anak angkatnya, atauanak di bawah pengawasannya yang belum
dewasa, atau oleh orang yang belum dewasa yang pemeliharaannya, pendidikan
atau penjagaannya diserahkan kepadanya, ataupun oleh bujangnya
ataubawahannya yang belum cukup umur, dengan orang lain,
2 dengan pidana penjara paling lama empat tahun barang siapadengan sengaja
menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul, kecuali yang tersebut
dalam butir 1 di atas yang dilakukan oleh orang yang diketahuinya belum
dewasa atau yang sepatutnya harus diduganya demikian, dengan orang lain
(2) Jika yang rs me lakukan kejahatan itu sebagai pencarian atau
kebiasaan maka pidana dapat ditam sepertiga.

6. Suap Menyuap
 Pasal 5 UU 20/2001
1. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus
lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam
jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
2. Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian
atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b,
dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
 Pasal 2 UU 11/1980 “Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
seseorang dengan maksud untuk membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu
atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan
kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum, dipidana
karena memberi suap dengan pidana penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun
dan denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah).”
 Pasal 3 UU 11/1980 “Barangsiapa menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia
mengetahui atau patut dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu
dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam
tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang
menyangkut kepentingan umum, dipidana karena menerima suap dengan
pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) tahun atau denda sebanyakbanyaknya
Rp.15.000.000.- (lima belas juta rupiah).”

7. Cybercrime
 Pasal 378 KUHP “Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan menggunakan nama
palsu atau martabat (hoedaningheid) palsu; dengan tipu muslihat, ataupun
rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan
piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.”
“Era baru akan melahirkan hukum baru” –Maxim Gorky
“Hukum adalah prinsip minimum” –Georg Jellinek
“Hukum menghancurkan mereka yang tidak menakutinya” –George Gordon Byron
“Kita bukan mesin, patuhi UU Standar Tenaga Kerja” –Jeon Tae-il
“Mata dibalas mata, gigi dibalas gigi” –Hammurabi
“Hakimi secara adil dan pastikan tak seorang pun diperlakukan tidak adil” –Law School

Anda mungkin juga menyukai