Anda di halaman 1dari 13

Tindak Pidana

Terhadap Kesusilaan
(Misdrijven Tegen De Zeden)

Nama Kelompok
Muhammad Email Ramadhan
Rizkia Nur Intan Dewi Isnaini
Raynaldy Erlangga Putra
Aji Muhammad Ibrahim Saleh A S
BUNYI PASAL

(Pasal 281-296 KUHP), yang meliputi perbuatan-perbuatan


berikut:
a) Melanggar kesusilaan di muka umum (Pasal 281)
b) Menyiarkan, mempertunjukan, membuat, menawarkan
tulisan,gambar, benda yang melanggar kesusilaan (Bersifat
pornorafi) (Pasal 282-283)
c) Melakukan Zina, pemerkosaan dan hal lain yang berhubungan
dengan melakukan perbuatan cabul dan hubungan seksual
(Pasal 284-296)
Pengertian
Kesusilaan
Menurut Roeslan saleh
Merupakan tindakan yang berkenaan
dengan moral yang terdapat pada Kesusilaan adalah hal hal yang termasuk dalam
penguasa norma norma kutusan beretingkah laku
setiap diri manusia,kesusilaan
dalam pergaulan masyarkat.
diartikan sebagai tingkah laku,
perbuatan percakapan bahwa
sesuatu apapun yang berpautan Menurut Leden Merpaung
dengan norma-norma kesopanan
yang harus atau dilindungi oleh Menurutnya , kesusilaan adalah etika yang ada
hukum demi terwujudnya tata tertib pada diri manusia atau masyarakat itu sendiri
dan tata susila dalam masyarakat.
Jenis jenis
kesusilaan
1. Perzinahan diatur dalam pasal (284) KUHP
2. Perkosaan diatur dalam pasal 285 (KUHP)
3. Persetubuhan dengan wanita dibawah umur
diatur dalam pasal 289 (KUHP)
4. Pencabulan di atur dalam pasal 289 - 294 (KUHP)
5. Penghubung pencabulan diatur dalam pasal 295
s/d 298 dan 506 (KUHP)
6. Pencegahan dan pengguguran kehamilan diatur
pada pasal 299,534,535 (KUHP)
7. Tindak pidana terhadap kesopanan kesusilaan
atau yang menyangkut rasa malu seseorang diatur
dalam pasal 281 s/d 283 dan pasal 532 s/d 533.

mengenai pasal-pasal yang tidak langsung berkaitan dengan


delik kesusilaan tetapi memiliki hubungan dengan delik
kesusilaan lainnya seperti UU ITE dan UU Pornografi.
Unsur Objektif (Unsur Secara Terbuka atau dimuka Umum /
Openbaar).

Menyiarkan, mempertontonkan (mempertunjukan) atau menempelkan


dengan terang-terangan tulisan dan sebagainya, “menyiarkan” misalnya
memakai surat kabar, majalah, buku, surat selebaran, dan lain-lain. Tulisan
atau gambaran itu harus dibuat banyak “mempertontonkan
(mempertunjukan)”, diperlihatkan kepada orang banyak “menempelkan”,
ditempelkan disuatu tempat sehingga kelihatan Membuat, membawa masuk,
mengirimkan langsung, membawa keluar atau menyediakan tulisan dan
sebagainya untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditempelkan dengan terang-
terangan;
Unsur Subjektif (Unsur Kesengajaan (Opzettelijk)
 Unsur ini merupakan kesengajaan yang ditempatkan pada permulaan
yang mendahului unsur perbuatan melanggar kesusilaan dan
tempatnya dimuka umum.Berdasarkan yang diterangkan di dalam MvT
tersebut di atas maka dapat ditarik suatu.

Dalam Kitab Undang – Undang Hukum


Pidana tahun 1809 dijelaskan pengertian, ”Kesengajaan adalah kemauan
untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan- perbuatan yang dilarang
atau diperintahkan oleh undang-undang”.
c. Delik komisi dan delik omisi (commissiedelicten end
Jenis Delik omissiedelicten)
jenis delik
a. Delik kejahatan dan delik pelanggaran (misdrijven
Delik komisi ialah delik yang dilakukan dengan perbuatan.
Delik omisi dilakukan dengan membiarkan atau
en oventredingen) mengabaikan (nalaten).
Secara kuantitatif pembuat Undang-undang
membedakan delik kejahatan dan pelanggaran untuk d. Delik selesai dan delik berlanjut (af lopende en
mengetahui delik kejahatan dan delik pelanggaran, voordorende delicten)
dalam KUHP lebih jelas pada delik kejahatan di buku II Delik selesai adalah delik yang terjadi dengan
sedangkan pelanggaran pada buku III . melakukan suatu atau beberapa perbuatan tertentu.
Delik yang berlangsung terus ialah delik yang terjadi
karena meneruskan keadaan yang dilarang.
b. Delik materiel dan formel ( materiele end formele
delicten) e. Delik tunggal dan delik berangkai (enkelvoudige en
Pada delik materil disebutkan adanya akibat tertentu, samengesteede delicten)
dengan atau tanpa menyebut perbuatan tertentu. Delik berangkai berarti suatu delik yang dilakukan
Pada delik formeil, disebut hanya suatu perbuatan dengan lebih dari satu perbuatan untuk terjadinya
tertentu sebagai dapat dipidana misalnya Pasal 160, delik itu. Van Hamel menyebut ini sebagai delik
209, 242, 263,362 KUH. kolektif. Contoh yang paling utama ialah delik yang
dilakukan sebagai kebiasaan seperti Pasal 296 KUHP.
Pasal 282
 Pasal 281 KUHP menetapkan bahwa diancam dengan (1) Barangsiapa menyiarkan, mempertontonkan atau
pidana “barangsiapa dengan senggaja secara terbuka menempelkan dengan berterang-terangan suatu
melanggar kesusilaan dan barang siapa dengan sengaja tulisan yang diketahui isi nya, suatu gambar atau
dihadapan orang lain yang ada disitu bertentangan barang yang dikenalnya melanggar perasaan
dengan hendaknya atau melanggar kesusilaan”. kesopanan,dihukum penjara selama-lamanya 1 tahun
4 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 45.000,-.

Pasal 284
hanya mendefinisikan zina sebagai
Pasal 283
perbuatan persetubuhan yang dilakukan
(1) Dengan hukuman penjara selama 9 bulan atau denda
laki-laki atau perempuan yang telah kawin
sebanyak banyaknya Rp 9.000,- barangsiapa menawarkan,
dengan perempuan atau laki-laki yang
menyerahkan menyampaikan ditangan atau mempertunjukkan
bukan istri atau suaminya.
kepada orang yang belum dewasa yang diketahui orang itu belum
cukup umurnya 17 tahun sesuatu tulisan, sesuatu gambar
Pasal 289
atausesuatu barang yang menyinggung perasaan kesopanan,
(1) Barangsiapa dengan kekerasan atau
atausesuatu cara yang dipergunakan untuk mencegah. atau
ancaman kekerasan memaksa seseorang
menggangguhamil, jika isi surat itu diketahuinya atau jika gambar,
melakukan atau membiarkan dilakukan
barang dan cara itu diketahuinya.
pada dirinya perbuatan cabul, dihukum
karena merusakkan kesopanan dengan
hukuman penjara selama-lamanya sembilan
tahun .
emidanaan dalam kasus pelanggaran
kesusilaan tentang pornografi

erapan sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan


usilaan yang berdasarkan pada KUHP dan Undang Undang
44 Tahun 2008 Tentang Pornografi , pada kasus Sodomi
aku di jatuhi hukuman pidana penjara selama 7 (tujuh)
an .

Perzinahan

Perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan


yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan. Dihukum
dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan:
1) a. laki-laki yang beristri yang melakukan zina padahal
diketahui,bahwa pasal 27 KUHPedata berlaku padanya.
Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana
Kesusilaan
teori Yang Dilakukan Terhadap Anak
 Bagaimanakah cara penanganan korban kesusilaan yang dilakukan terhadap anak dikaitkan dengan UU No. 13 Tahun 2006
tentang Perlindungan Saksi dan Korban, penegakana hukum pidana terhadap tindak pidana kesusilaan yang dilakaukan
terhadap anak dikaitkan dengan Criminal Justice System menurut UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.

 dalam kasus kesusilaan terhadap Anak yang menjadi korban tindak pidana kesusilaan yang mengalami penderitaan fisik
maupun psikis. Penanganan secara fisik diawali dari delik aduan dari orang tua korban bahwa telah terjadinya tindak pidana
kesusilaan hingga sampai pemeriksaan korban yang dilakukan oleh penyidik yang bekerjasama dengan pihak rumah sakit
sedangkan secara psikis dilakukan oleh ahli psikologi Trauma Healing yang dilakukan pendekatan dengan cara mendatangi
kerumah korban dengan tidak memakai atribut agar mengembalikan senyum dan keceriaan anak seperti semula dan
menjauhkan anak dari pelaku kejahatan .

 Menurut UU No. 23 tahun 2002 pasal 25 ayat 2, dalam pasal 289 sampai dengan pasal 296 KUHP Bab XIV tentang kejahatan
terhadap kesusilaan. Kedua, Penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana kesusilaan terhadap anak masuk dalam
proses Criminal Justice System yang mulai dari adanya aduan dari pihak korban kepada pihak kepolisian dilakukan
penyelidikan untuk diadakannya penyidikan, jaksa (dakwa) terhadap kasus jika terbukti akan diadakannya penuntutan
terhadap pelaku hingga prosesnya dibuktikan kedalam peradilan dan sampai turunnya putusan terbukti bersalah atau tidak
terbukti bersalah pelaku untuk dapat menentukan masa penahanan
Sanksi Bagi Pembuat dan Penyebar
Konten Pornografi
kasusBerbicara mengenai pornografi, telah ada beberapa undang-undang yang mengatur
substansi yang dimaksud, antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU
ITE”) berikut perubahannya
2) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (“UU Pornografi”).Dalam Bab
XIVKUHP diatur tentang Kejahatan terhadap Kesusilaan, tetapi tidak diatur mengenai
definisi kesusilaan. Demikian juga dengan
3) UU ITE, Pasal 27 ayat (1) UU ITE mengatur larangan mendistribusikan, mentransmisikan,
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi atau dokumen elektronik yang bermuatan
melanggar kesusilaan.

Dari ketiga undang-undang yang dimaksud, Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 44


Tahun 2008 tentang Pornografi (“UU Pornografi”) lebih jelas memberikan definisi mengenai
pornografi, yaitu gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak,
animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai
bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan
atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
Sebagai contoh kasus dapat lihat dalam di mana terdakwa telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan dan
dilakukan secara berlanjut.
“Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara menyebarkan foto mantan pacarnya yang bermuatan asusila melalui sosial
media seperti YouTube, WhatsApp dan Instagram tanpa persetujuan/izin dan tanpa sepengetahuan mantan pacarnya.
Akibat perbuatannya terdakwa dihukum berdasarkan Pasal 45 jo. Pasal 27 ayat (1) UU 19/2016 jo. Pasal 64 KUHP dengan
penjara selama 1 tahun dan 2 bulan, denda sebesar Rp500 juta subsidair pidana kurungan selama 1 bulan”.
dlll

Anda mungkin juga menyukai