Anda di halaman 1dari 6

KEJAHATAN DAN PELANGGARAN MENGENAI KESOPANAN

Eka Juarsa,S.H.,M.H

Diatur dalam Bab XIV Buku II tentang Kejahatan Psl 281 smp Psl 303 KUHP
Meliputi :
 Bab XIV Buku II tentang kejahatan-kejahatan melanggar kesopanan
 Bab VI Buku III tentang pelanggaran-pelanggaran tentang kesopanan,
Masing-masing bab memuat dua macam tindak pidana:
1. Tindak pidana melanggar kesusilaan (zedelijkheid).
2. Tindak pidana yang melanggar kesopanan (zeden) yang bukan kesusilaan.
 Kejahatan-kejahatan yang masuk golongan ke-1 adalah yang termuat dalam pasal 281-299
KUHP, dan yang masuk golongan ke-2 adalah yang termuat dalam pasal 300-303 KUHP.
 Pelanggaran-pelanggaran yang masuk golongan ke-1 adalah termuat dalam pasal 532-535
KUHP,dan yang masuk golongan ke-2 adalah yang temuat dalam pasal 535-547 KUHP.
 Kesusilaan berkaitan erat dengan patut atau tidak patutnya suatu perbuatan dengan diri kita.
 Definisi kesusilaan tidak dapt secara sempit karena bukan hanya persoalan yuridis saja tetapi
juga menyangkut rasa keadilan dan kesusilaan dalam masyarakat yang tiap komunitas
masyarakat memiliki kriteria swndiri-sendiri.
Psl 281 KUHP :
“Diancam dg pidana penjara paling lama dua thn 8 bln atau pidana denda paling banyak Rp,
4500, rupiah ;
1) Barangsiapa dg sengaja di muka umum melanggar kesusilaan;
2) Barangsiapa dg sengaja dan di depan orang lain yg ada di situ bertentangan dg
kehendaknya melanggar kesusilaan”
Arti; “di muka umum” yaitu “di tempat yang menjadi lalu lintas umum”; spt di jl raya, di taman,
di lapangan, di mall, di pasar, di station bus atau kereta api dll
Cth bukan orang Bali di Bali membuka dada didepan umum, dipandang sebagai ada
kesengajaan.
Arti “melanggar kesusilaan” artinya menimbulkan rasa malu seksual, atau “perbuatan tersebut
harus di cek pada moral publik” menurut Indonesia , pengertian melanggar kesusilaan
disesuaikan dg adat kebiasaan setempat yg tentu berbeda antara rakyat bali, Aceh,
Menado,Sulawesi Selatan atau Irian dll.
Arti “ dg sengaja dan di depan orang lain yg adda di situ bertentangan dg kehendaknya” berarti
orang yg hadir di situ tidak menghendaki tontonan semacam itu. Cth; dalam suatu rapar di
gedung tiba-yiba ada orang setengah telanjang menari, kecuali di Bangkok ada live show yang
orang pada ingi nonton.
Psl 282 KUHP; berbunyi :
1) “Barangsiapa menyiarkan, mempertunjukan atau menempelkan di muka umum tulisan,
gambaran, atau benda yg telah diketahui isinya melanggar kesusilaan, atau barangsiapa
dg maksud utk disiarkan, dipertunjukan atau ditempelkan di muka umum, membikin
tulisan, gambaran atau benda tersebut, memasukannya ke dalam negeri, meneruskannya,
mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barangsiapa secara
terang-terangan atau dg mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkannya atau
menunjukannya sbg dapat diperoleh, diancam dg pidana penjara paling lama satu thn 6
bln atau pidana denda paling tinggi Rp 4500,-“
2) “Barang siapa menyiarkan, mempertunjukan atau menempelkan di muka umum tulisan,
gambaran atau benda yg melanggar kesusilaan, atupun barangsiapa dg 75maksud utk
disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membikin, memasukkan ke
dalam negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barangsiapa secara terang-terangan atau
dg mengedarkan surat tanpa dimint, menawarkan, atau menunjuk sbg dapat diperoleh,
diancam, jika ada alasan kuat baginya utk menduga, bahwa tulisan, gambaran atau benda
itu melanggar kesusilaan, dg pidana paling lama 9 bln atau pidana denda paling banyak
Rp 4500,- rupiah”
3) Kalau yg bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam ayat pertama sebagai pencarian
atau kebiasaan, diancam dg pidana penjara paling lama 2 th 8 bln atau pidana denda
paling banyak Rp,75,- rupiah”
Delik ini bisa disebut
Delik Pornografi. Pasal ini tumpang tindih dg UU Pornografi (UU No. 44 Th 2009, khusus psl
29 dan 32 )
Berdasarkan Psl 63 ayat 2 KUHP ( lex specialis derogate legi generali), maka yg harus
diterapkan ialah Psl 29 dan 32 UU mirip sekali dg Psl 282 KUHP.
Psl 29 UU Pornografi berbunyi :” setiap orang yg memproduksi, membuat, memperbanyak,
menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan,
memperjualbelikan, menyewakan atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud dlm Psl
4 ayat 1 dipidana dg pidana penjara paling singkat 6 bln dan paling lama 12 thn dan atau pidana
paling sedikit Rp 250.000.000.000, (enam milyar)”
Psl 32 UU Pornografi berbunyi; “ setiap orang yg memperdagangkan, mempertontonkan,
memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan produk pornografi sebagaimana dimaksud dlm pasal
6 dipidana dg pidana penjara paling lama 4 thn dan atau pidana denda paling banyak Rp
2.000.000.00000,00 (dua milyar)
Rumusan delik pornografi lebih luas dari pasal 282 KUHP dan ancaman pidana lebih berat dan
ada minimum khusus, maksimum smp 12 thn penjara..
MA memutuskan pd 3 januari 1961, “ tindak pidana tersebut pada pasal 282 tidak perlu ada
pengaduan (klacht).
Zina (Overspel)
 Diatur dalam pasal 284 KUHP.
 Terjadi apabila dua orang melakukan persetubuhan, yang mana salah satunya sudah menikah.
 Pada kamus besar Bahasa Indonesia, kata zina artinya:
1. Perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terkait oleh hubungan
pernikahan (perkawinan).
2. Perbuatan bersenggama seorang laki-laki yang terkait perkawinan dengan seorang
perempuan yang bukan istrinya, atu perkawinan dengan seorang laki-laki yang bukan
suaminya.
Unsur Zina:
1. Pria dan wanita,
2. Mengetahui lawan jenis terkait perkawinan,
3. Melakukan Persetubuhan,
4. Adanya pengaduan.
 Di negara seperti Amerika Serikat, Perancis, dll, perbuatan zina sebagai delik telah dihapus.
 Penghapusan zina sebagai delik, jika diamati perkembangan dunia dianggap merupakan
suatu hal yang logis, dengan alasan-alasan antara lain sebagai berikut:
- Perbuatan zina merupakan perbuatan tercala tetapi tujuannya untuk melindungi
perkawinan yang sah, sehingga diberi sanksi pidana, maka hal tersebut tidak dapat
dipertahankan karena rumusan mewajibkan mereka untuk bercerai. Kalau toh akhirnya
bercerai, akan sia-sia pemberian pidana yang bersangkutan.
- Penegakan terhadap hak asasi manusia yang telah berpengalaman luas, sehingga
kesamaan hak untuk menikmati seks dianggap milik setiap manusia yang telah dewasa.
Suami istri hidup berdampingan, sejajar tanpa ada merasa lebih tinggi atau lebih perkasa.
- Menurut ilmu pengetahuan, sex dianggap sebagai suatu kebutuhan (need) orang dewasa.
Menyadari hal tersebut tidak jarang pada tentara atau pasukan yang berperang atau
bertugas lama, telah dibagikan kondom.

Perkosaan (Verkrachting/Rape)
 Datur dalam pasal 285 KUHP
 Dirumuskan berupa; ”Dengan kekerasan atau ancaman kekerasa memaksa seorang
perempuan untuk besetubuh dengan dia diluar perkawinan.”
 Dalam rancangan KUHP; marital rape (perkosaan yang dilakukan oleh suami terhadap
istrinya) termasuk bentuk perkosaan.
Persetubuhan dengan Perempuan di Bawah Umur
 Diatur dalam pasal 287 KUHP.

Homoseksual/Lesbian
 Menunjukan pada suatu perbuatan bersama melanggar kesusilan antara dua orang
berkelamin sama (laki-laki dengan laki-laki/homoseksual ataupun perempuan dengan
perempuan/lesbian).
 Dilarang apabila salah satu belum dewasa, dan yang sudah dewasalah yang dihukum.

Incest
 Persetubuhan yang dilakukan oleh orang tua atau wali terhadap anaknya.
 Diatur dalam pasal 294 KUHP.

Mucikari
 Diatur dalam pasal 296 KUHP.
Perdagangan anak
 Diatur dalam pasal 297 KUHP.

Abortus Provocartus
 Diatur dalam pasal 299 KUHP.

Menjual Minumann yang Membuat Mabuk


 Diatur dalam pasal 300 KUHP.

Child Abuse
 Diatur dalam pasal 301 KUHP.
 Mengemis; bila dilakukan oleh anak-anak, orang tuanya bisa ditahan karena termasuk
kejahatan.

Pornografi
 Diatur dalam pasal 282 ayat (1) KUHP (kejahatan) dan pasal 533 KUHP (pelanggaran)
 Pornagrafi berarti tulisan, gambar, atau patung, atau barang pada umumnya yang berisi atau
menggambarkan sesuatu yang menyinggung rasa susila dari orang yang membaca atau
melihatnya.
 perdebatan sekarang masih terdapat grey area antara pornografi dan seni seperti kasus yang
terjadi di Indonesia baru-baru ini.

Perjudian
 Diatur dalam pasal 303 dan Pasal 542 KUHP
 Main judi berarti tiap-tiap pemain, yang kemungkinan akan menang pada umunya
bergantung kepada untung-untungan saja, juga kalu kemungkinan akan menang itu
bertambah besar karena si pemain lebih pandai atau lebih cakap.
 Tidaklah dilarang suatu permainan judi yang dilakukan dalam suatu rumah dengan dilihat
dari jalan umum, oleh orang-orang yang khusus diundang untuk itu.
 Jika undangan dapat didapat dengan mudah (misal; dengan membayar sejumlah uang saja)
maka itu dilarang.

Anda mungkin juga menyukai