Npm : 10040021166
1
A. PENDAHULUAN
Gugatan secara class action atau gugatan kelompok telah lama dikenal
dan berlaku di Negara-negara yang menganut sistem hukum common law.
Class action merupakan contoh upaya hukum yang belum banyak diketahui
secara jelas oleh masyarakat awam atau praktisi hukum sekalipun. Oleh
karena itu salah satu keprihatinan dalam penyelesaian hukum di Indonesia ini
adalah faktor ketidaktahuan masyarakat tentang bagaimana upaya hukum
yang harus dilakukan apabila menghadapi masalah hukum khususnya class
action.
Istilah gugatan Class Action, selanjutnya disebut gugatan CA, mulai dikenal
dalam hukum acara perdata di Indonesia sejak diundangkannya UU No. 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, kemudian dalam UU
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan lebih lanjut tujuan serta
bagaimana mekanisme gugatan CA tersebut belum banyak dipahami dan
dimengerti dengan benar oleh kalangan hukum (para praktisi hukum,
akademi shukum, termasuk para mahasiswa hukum) apalagi oleh
masyarakat luas di Indonesia.
2
pihak yang memproduksi, menjual atau menyediakan barang atau jasa yang
di-konsumsi konsumen).
B. KRONOLOGI KASUS
Salah satu contoh class action adalah gugatan yang diajukan sebagian
warga Bukit Duri, Jakarta Selatan, kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tahun 2016. Gugatan ini diajukan terkait penggusuran paksa yang dilakukan
Pemprov DKI Jakarta terhadap warga yang tinggal di bantaran Sungai
Ciliwung pada 28 September 2016. Warga menilai normalisasi sungai
tersebut tidak memiliki dasar hukum sehingga tidak bisa dilanjutkan.
Sengketa Konsumen
3
rusak lagi. Pak Wayan Astawa langsung menelepon sales yang telah
menawarkan barang tersebut namun tidak berhasil dihubungi. Hal tersebut
membuat Pak Wayan akhirnya membawa kasus ini ke BPSK Kota Denpasar.
BPSK Kota Denpasar segera memanggil para pihak yang bersengketa dan
langsung melaksanakan sidang pada hari Rabu, tanggal 22 Februari 2012 di
Sekretariat BPSK Jl. Melati No. 21 Denpasar. Atas persetujuan dan setelah
mendengar keterangan dari para pihak yang bersengketa diperoleh
kesepakatan bahwa jalur yang ditempuh untuk penyelesaian sengketa adalah
dengan jalan mediasi. Proses mediasi antara pihak Bapak I Wayan Astawa
selaku konsumen dengan pihak PT. Optimo International selaku pelaku
usaha yang diwakili oleh Supervisor sales & Marketingnya berjalan dengan
lancar dan diperoleh kesepakatan perdamaian yang ditandatangani oleh para
pihak yang bersengketa.
C. ARGUMENTASI
4
tingkat banding, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menguatkan putusan PN
Jakarta Pusat dan kembali memenangkan warga.
D. PENUTUP
Kesimpulan
5
mewakili sekelompok orang yang jumlahnya banyak. sengketa konsumen
adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antara konsumen (sebagai
pihak yang dirugikan) dengan pelaku usaha (sebagai pihak yang
memproduksi, menjual atau menyediakan barang atau jasa yang di-konsumsi
konsumen).