2/Feb/2016
3
>]‰µš v ò dsU ^^ l <]• Z D o]v <µv vPU / µ dµ ]µ•]Œ
1
Artikel skripsi. Pembimbing skripsi: Doortje Turangan, v l < v µvPvÇ _U
SH, MH dan Mien Soputan, SH, MH. http://news.liputan6.com/read/2135717/bak-kisah-malin-
2
Mahasiswa Fakultas Hukumn Universitas Sam Ratulangi, kundang-ibu-tua-diusir-anak-kandungnya kunjungan
Manado; NIM: 110711068. tanggal 16 September 2015.
159
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016
skripsi, telah mendorong untuk membahasnya denda paling banyak tiga ratus
] Á Z iµ µo ^d]v l W] v rupiah.5
Menempatkan/Membiarkan Seorang Dalam
Keadaan Sengsara (Pasal 304 KUHPidana) 2. Pasal 165 KUHPidana tentang tidak
o u ^]•š u ,µlµu W] v /v }v •] _X memberitahukan ketika mengetahui ada
suatu niat untuk melakukan kejahatan
B. Rumusan Masalah tertentu.
1. Bagaimana delik omisi pada umumnya Pasal 164 KUHPidana menentukan bahwa,
dalam sistem KUHPidana? (1) Barang siapa mengetahui ada niat
2. Bagaimana cakupan dari Pasal 304 untuk melakukan salah satu
KUHPidana? kejahatan berdasarkan pasal-
pasal 104, 106, 107, dan 108, 110
C. Metode Penelitian - 113, dan 115 - 129 dan 131 atau
Jenis penelitian yang dilakukan di sini, yaitu niat untuk lari dari tentara dalam
penelitian hukum normatif. Penelitian hukum masa perang, untuk desersi,
normatif merupakan suatu penelitian yang untuk membunuh dengan
menitik beratkan pada hukum sebagai norma rencana, untuk menculik atau
(kadiah), dengan demikian merupakan memperkosa atau mengetahui
penelitian yang bersifat hukum positif. adanya niat untuk melakukan
Penelitian ini disebut pula sebagai penelitian kejahatan tersebut dalam bab 8
kepustakaan (library research) dalam kitab undang-undang ini,
sepanjang kejahatan itu
PEMBAHASAN membahayakan nyawa orang
A. Delik-delik Omisi dalam Sistem atau untuk melakukan salah satu
KUHPidana kejahatan berdasarkan pasal-
Delik omisi adalah delik yang terdiri dari pasal 224 228, 250 atau salah
tidak berbuat atau tidak melakukan sesuatu satu kejahatan berdasarkan
padahal mestinya berbuat.4 Beberapa delik pasal-pasal 264 dan 275
omisi yang sering disebut dalam KUHPidana, sepanjang mengenai surat kredit
baik dalam Buku II (kejahatan) maupun Buku III yang diperuntukkan bagi
(Pelanggaran), yaitu: peredaran, sedang masih ada
1. Pasal 164 KUHPidana tentangtidak waktu untuk mencegah
memberitahukan ketika mengetahuiada kejahatan itu, dan dengan
suatu permufakatan jahat. sengaja tidak segera
Pasal 164 KUHPidana menentukan bahwa, memberitahukan hal itu kepada
Barang siapa mengetahui ada sesuatu pejabat kehakiman atau
permufakatan untuk melakukan kepolisian atau kepada orang
kejahatan berdasarkan pasal-pasal yang terancam oleh kejahatan
104, 106, 107, dan 108, 113, 115, 124, itu, dipidana jika kejahatan itu
187 atau 187 bis, sedang masih ada jadi dilakukan, dengan pidana
waktu untuk mencegah kejahatan itu, penjara paling lama sembilan
dan dengan sengaja tidak segera bulan atau pidana denda paling
memberitahukan tentang hal itu banyak empat ribu lima ratus
kepada pejabat kehakiman atau rupiah.
kepolisian atau kepada orang yang (2) Pidana tersebut diterapkan
terancam oleh kejahatan itu, dipidana terhadap orang yang mengetahui
jika kejahatan itu jadi dilakukan, bahwa sesuatu kejahatan
dengan pidana penjara paling lama berdasarkan ayat 1 telah
satu tahun empat bulan atau pidana dilakukan, dan telah
4 5
Moeljatno, op.cit., h. 76. Tim Penerjemah BPHN, op.cit., h. 72.
160
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016
161
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016
13
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, cet. 4, Rajawali Pers,
11
Tim Penerjemah BPHN, op.cit., h. 205. Jakarta, 2013, h. 54.
12 14
Tim Penerjemah BPHN, op.cit., h.124. S.R. Sianturi, op.cit., h. 519.
162
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016
163
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016
164
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016
165
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016
166