Anda di halaman 1dari 11

Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

UPAYA PENYELESAIAN BLBI (BANTUAN LIKUIDITAS


BANK INDONESIA)

Oleh:
NURHAYANI
Dosen Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
nurhayani@indonusa.ac.id

ABSTRAK
Penyelesaian masalah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
hingga kini belum ditemukan titik terangnya. Bahkan bantuan
OLNXLGLWDV \DQJ GLDQJJDS SXEOLN VHEDJDL ³SHQMDUDKDQ XDQJ UDN\DW´ LQL
semakin tidak jelas arahnya. Penyimpangan penyaluran BLBI sebesar
Rp 138,442 trilliun dari total BLBI sebesar Rp 144,536 trilliun,
statusnya tidak jelas, apakah akan dibebankan pada BI atau
pemerintah dengan membebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).

Kata Kunci: Penyelesaian, Likuiditas, Bank Indonesia

Pendahuluan kliring, penculikan pemilik bank, dan


A. Latar Belakang larinya beberapa bankir ke luar negeri,

Lahirnya BLBI tidak lepas dari menyebabkan terjadinya penarikan dana

krisis ekonomi dan moneter, terutama simpanan oleh nasabah. Mereka memin-

sejak pemerintah memberlakukan sistem dahkan dananya dari bank-bank swasta

kurs mengambang terkendali (managed besar ke bank-bank pemerintah atau

floating) dan mengambangkan nilai bank asing. Hal ini bisa dimaklumi

rupiah (free floating). Kebijakan mone- karena nasabah khawatir bank-bank

ter tersebut bertujuan untuk memberikan bermasalah semakin meluas, sehingga

ruang gerak yang lebih luas pada mereka mencari tempat yang lebih aman

pengendalian moneter sekaligus menye- (flight for safety) untuk menyimpan

lamatkan devisa. Namun ternyata kebi- dananya.

jakan tersebut yang kemudian dilan- Rush penarikan dana secara

jutkan dengan kebijakan moneter sangat besar-besaran oleh nasabah semakin

ketat (tight money policy) untuk mensta- tinggi pada bulan Oktober 1997, yaitu

bilkan nilai rupiah, justru menciptakan setelah pemerintah mengeluarkan Pera-

rumor negatif pada dunia perbankan. turan Pemerintah (PP) No. 44/1997

Rumor yang beredar di masyarakat sebagai revisi PP No. 68/1996,

seperti rugi transaksi valas, kalah mengenai likuiditas bank yang kemu-
dian diikuti surat edaran gelap berupa

28 Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

daftar bank yang akan dilikuidasi. bantuan likuiditasnya karena dana di


Transaksi pasar uang otomatis berku- bank-EDQN VXGDK ³NHULQJ´ 3HQDULNDQ
rang drastis dan suku bunga melonjak dana simpanan nasabah meningkat tajam
fantastis diatas 100%. Sementara pinja- pada bulan Desember 1997 yaitu setelah
man luar negeri swasta sebagian telah pemberhentian empat orang anggota
jatuh tempo dan sebagian lagi bahkan direksi Bank Indonesia.
sudah default. Kondisi yang semakin Pada bulan Januari 1998 Bank
parah ini memaksa bank-bank meminta Indonesia meningkatkan lagi bantuan
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia likuiditas terhadap perbankan nasional.
dalam kapasitasnya sebagai lender of Peningkatan bantuan ini dilakukan
last resort. karena kemacetan sektor riil pereko-
Pada bulan November 1997, nomian Indonesia sebagai akibat dito-
kembali terjadi rush penarikan dana oleh laknya Letter of Credit (L/C) perbankan
nasabah secara besar-besaran setelah nasional di luar negeri, termasuk untuk
pemerintah mencabut ijin usaha 16 bank impor bahan-bahan baku dan barang-
swasta nasional melalui SK Menteri barang modal yang berorientasi ekspor.
Keuangan No. 86/1997 yang kemudian Masih bulan yang sama, terjadi restruk-
diikuti edaran gelap tentang daftar bank- turisasi sistem perbankan, yang ditandai
EDQN \DQJ DNDQ GLOLNXLGDVL ³WDKDS dengan lahirnya Badan Penyehatan
NHGXD´ Pelarian dana ke luar negeri Perbankan Nasional (BPPN) yang
(capital flight) terus berlangsung, teru- berfungsi untuk menyehatkan industri
tama dana panas jangka pendek yang perbankan, juga diputuskan pemberian
bersifat spekulatif. Apalagi setelah independensi kepada Bank Indonesia.
´0RRG\¶V´ dan ´6tandard and Poor´ Hingga Mei 1998, masih ber-
yang merupakan perusahaan penilai langsung rush penarikan dana secara
³UDWLQJ´ terpercaya terus-menerus besar-besaran oleh nasabah karena
menurunkan rating bank-bank di semakin tidak menentunya kondisi
Indonesia, yang mengakibatkan semakin sosial politik yang berakibat makin
merosotnya kepercayaan masyarakat ter- merosotnya kepercayaan masyarakat
hadap dunia perbankan. Hal ini terhadap sektor perbankan. Bahkan
menyebabkan semakin tingginya rush nasabah juga menarik dananya dari
penarikan dana oleh nasabah secara Bank Central Asia (BCA) yang diang-
besar-besaran. Konsekuensi logisnya gap sebagai parameter perbankan di
Bank Indonesia semakin meningkatkan

Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006 29


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

Indonesia yang saat itu dalam status likuiditas secara individual. Sedangkan
pengawasan BPPN. KLBI merupakan fasilitas program
Akhirnya pada bulan November kredit Bank Indonesia yang disalurkan
1998, pemerintah menjadwalkan oleh bank pelaksana bagi sektor usaha
pengembalian BLBI dalam jangka yang diprioritaskan oleh pemerintah.
waktu 4 tahun dengan perincian 27% Pengambil inisiatif pada BLBI untuk
(dari pokok dan bunga) dibayarkan pada memenuhi kebutuhan likuiditasnya
tahun pertama dan sisanya dibayarkan adalah bank yang bersangkutan. Sedang-
selama tiga tahun berikutnya secara rata kan pada KLBI inisiatif sepenuhnya
dengan bunga 30% per tahun. diambil oleh pemerintah sesuai dengan
Sebenarnya 1 bulan sebelumnya peme- program yang diprioritaskan. BLBI
rintah melalui Presiden B.J. Habibie dikenaNDQ VXNX EXQJD ³SLQDOWL´ GL DWDV
menyatakan keputusan bahwa pengem- suku bunga pasar yaitu antara 150% -
balian BLBI dilakukan secara tunai oleh 500% dari Jakarta Inter Bank Offered
para pemilik Bank dalam jangka waktu Rate (JIBOR). Sedang suku bunga KLBI
satu tahun. Namun IMF keberatan GLEHULNDQ ³VXEVLGL´
dengan alasan tidak mungkin terlaksana BLBI mempunyai lima jenis
dan akan mengganggu pemulihan fasilitas. Fasilitas yang terkait dengan
ekonomi. Jelas disini bahwa IMF penyelesaian BLBI adalah fasilitas
melakukan intervensi terhadap peme- untuk mempertahankan kestabilan
rintah. sistem perbankan dan sistem pemba-
yaran sehubungan dengan rush pena-
B. Pengertian BLBI rikan dana secara besar-besaran oleh

Pengertian Bantuan Likuiditas nasabah. Adapun empat fasilitas yang

Bank Indonesia (BLBI) - yang istilahnya lain adalah sebagai berikut :

mulai digunakan oleh Bank Indonesia 1. Fasilitas untuk mempertahankan

pada bulan Maret 1998 ± sering rancu kestabilan sistem pembayaran yaitu

dengan Kredit Likuiditas Bank GDODP KDO WHUMDGL ³mismatch´ DQWDUD

Indonesia (KLBI). Padahal kedua istilah penerimaaan dan penarikan dana,

tersebut sebenarnya tidak sama. BLBI baik dalam jangka pendek (fasilitas

merupakan fasilitas non-program seba- diskonto I) maupun dalam jangka

gai tanggapan (response) dari penarikan panjang (fasilitas diskonto II).

dana nasabah secara besar-besaran


sehingga bank mengalami kesulitan

30 Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

2. Fasilitas untuk operasi pasar terbuka menyentuh oknum-oknum yang jelas-


(OPT) sejalan dengan program jelas merugikan negara dalam jumlah
moneter (SBPU lelang dan bilateral). yang sangat besar. Dan pemerintah
3. Fasilitas untuk penyehatan (rescue) sendiri rupanya lemah tak berdaya
bank Kredit Likuiditas Darurat PHQJKDGDSL µSHUPDLQDQ¶ SROLWLN PHUHND
(KLD) dan kredit subordinasi (Sub- Besarnya penyimpangan penya-
Ordinated Loan/SOL). luran BLBI merupakan hasil temuan
4. Fasilitas untuk mempertahankan investigasi Badan Pemeriksa Keuangan
keepercayaan kepada perbankan (BPK) yang ada di 48 bank, yaitu 5
Indonesia melalui dana talangan Bank Take Over (BTO), 15 Bank Dalam
untuk membayar kewajiban luar Likuidasi (BDL), 10 Bank Beku Operasi
negeri dan dalam rangka penjaminan (BBO) dan 18 Bank Beku Kegiatan
oleh pemerintah. Usaha (BBKU). Dari penyimpangan ini
timbul masalah lain, yaitu siapa yang
C. Masalah BLBI akan menanggung beban kerugian, BI

Masalah utama Bantuan Likui- atau pemerintah dengan pembebanan

ditas Bank Indonesia adalah adanya APBN. Maka saling tuding dan mem-

penyimpangan penyaluran bantuan yang bela diri pun terjadi sehingga justru

sangat tidak wajar. Dari total bantuan penyelesaian masalahnya semakin

sebesar Rp 144,536 triliun, yang mengambang dan tidak jelas arahnya.

disalahgunakan oleh para bankir dan BI berlindung dibawah Undang-

oknum-oknum yang tidak bertanggung- undang No. 23/1999 yang menyebutkan,

jawab sebesar Rp 138,442 triliun atau bila akibat operasional BI mengalami

sebesar 95,5%. Sungguh suatu angka kerugian, maka BI hanya menanggung

penyimpangan yang sangat fantastis. beban maksimal Rp 2 trilliun, yakni

Maka hal yang wajar kalau tercipta opini sebesar modal disetornya. Kalau dari Rp

dalam wacana publik bahwa BLBI 138, 442 trilliun memang menjadi beban

DGDODK µSHQMDUDKDQ XDQJ UDN\DW¶ VHFDUD BI karena kesalahan penyaluran, maka

besar-besaran. Bagaimana tidak, dana BI tetap menanggung Rp 2 trilliun dan

sebesar itu yang seharusnya dapat sisanya akan menjadi kerugian BI, yang

dinikmati oleh rakyat kecil melalui menurut undang-undang tersebut juga

pembagian kue pembangunan justru harus direkap oleh pemerintah. BI

µGLWLOHS SHQMDUDK-SHQMDUDK NHODV NDNDS¶ menganggap dana sebesar Rp 138,442

Ironisnya lagi hukum tidak mampu trilliun sepenuhnya menjadi beban

Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006 31


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

anggaran karena BI hanya pelaksana. merujuk pada ketentuan BI, seperti


Sementara pemerintah juga tidak mau promes yang diserahkan Bank tidak
kalah membela diri. Pemerintah mene- mencukupi, juga pemberian FSBPUK
gaskan bila data-data penggunaan dana pada bank yang CAR-nya sudah
itu tidak jelas, maka kerugian itu harus dibawah 2 %. Pemberian dana tersebut
menjadi tanggung jawab BI. lebih cenderung didasarkan pada
Sementara itu menurut BPK, kebijakan direksi BI pada waktu itu.
penyimpangan penyaluran BLBI dilaku- Keempat, BLBI sebagai dana
kan BI melalui beberapa skema. talangan untuk membayar kewajiban
Pertama, BLBI yang diperuntukkan luar negeri dan dalam rangka penja-
menutup saldo debet dan fasilitas saldo minan oleh pemerintah. Dalam skema
debet. Dalam skema ini BI tidak ini ditemukan perbedaan angka antara
mengindahkan ketentuan yang berlaku yang dibayarkan BI dengan catatan
dalam pemberian fasilitas BLBI, yaitu kreditur di luar negeri dan BI belum
ada bank yang tetap menerima bantuan memverifikasi kebenaran transaksi
likuiditas, meskipun jelas telah menga- sehingga memunculkan kewajiban ter-
lami saldo debet selama lima hari sebut.
berturut-turut. Seharusnya bank seperti Temuan-temuan penyimpangan
ini tidak diperbolehkan melakukan BLBI diatas, merupakan hasil inves-
kliring dan saldo debetnya dikonversi tigasi saat dilakukan general audit atas
menjadi fasilitas diskonto I. posisi BI per 17 Mei 1999. Audit yang
Kedua, skema BLBI yang dilakukan menggunakan parameter
berasal dari fasilitas diskonto. Dalam BPK. Sementara BI juga menggunakan
skema ini jumlah BLBI yang bisa parameternya sendiri. Hal yang janggal
dialihkan sebagai tanggung jawab bahwa dua pihak melakukan investigasi
pemerintah masih dibawah catatan BI. audit dengan parameter yang tidak sama.
BI menetapkan bunga diskonto yang Alhasil, temuannya pun pasti berbeda.
sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
juga perpanjangan fasilitas diskonto
D. Upaya Penyelesaian Masalah

kepada sebuah bank yang dianggap BLBI


tidak wajar. 1. Dari Aspek Keuangan
Ketiga, Fasilitas Surat Berharga Upaya untuk menyelesaikan
Pasar Uang Khusus (FSBPUK). Dalam BLBI diawali dengan penanda-
skema ini penyaluran BLBI tidak tanganan Surat Persetujuan Ber-

32 Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

sama tanggal 6 Februari 1999 d. Atas pengambilan hak tagih


antara Menteri Keuangan Repu- dimaksud akan dilakukan
blik Indonesia dengan Gubernur verifikasi yang disepakati
Bank Indonesia. Dalam perse- oleh kedua pihak.
tujuan bersama ini disepakati e. Pelaksanaan pembayaran
hal-hal sebagai berikut: BLBI selebihnya (posisi
a. Pemerintah cq BPPN meng- setelah tanggal 29 Januari
ambil alih hak tagih (cessie) 1999), dilakukan kemudian
terhadap Bank Umum pene- pada waktu yang dianggap
rima BLBI dari Bank tepat oleh kedua pihak.
Indonesia yang penyalu- Selanjutnya, berdasarkan Keputusan
rannya telah dicatat dalam Presiden No. 55 Tahun 1998, peme-
pembukuan Bank Indonesia rintah telah menerbitkan beberapa
dengan disertai penyerahan Surat Utang Pemerintah berkaitan
Surat Utang Pemerintah dengan jumlah BLBI yang dialihkan.
(SUP) kepada BI oleh Peme- Pengalihan hak tagih terhadap Bank
rintah. Umum penerima BLBI dilakukan
b. Pada tahap pertama, dilaku- dari Bank Indonesia kepada peme-
kan penyerahan dan penga- rintah cq BPPN secara cessie diha-
lihan hak tagih yang jum- dapan notaris pada tanggal 22
lahnya sampai dengan posisi Februari 1999. Dalam pengalihan
29 Januari 1999 sebesar Rp hak tagih (cessie) ini, antara lain
144,54 trilliun. Pemerintah diatur hal-hal sebagai berikut:
membayarnya dengan SUP 1. Bank Indonesia telah menye-
No. SU-001/MK/1998 tang- diakan fasilitas BLBI kepada
gal 25 September 1998 Bank Umum penerima BLBI.
sebesar Rp 80 trilliun. 2. Atas fasilitas BLBI, Bank wajib
Sisanya dibayar tanggal 8 membayar kembali kepada Bank
Februari 1999 dengan SUP Indonesia. Namun apabila Bank
No. SU-003/MK/1999. belum melunasi kewajiban pem-
c. Pembuatan persetujuan bayaran tersebut, maka Bank
cessie tersebut dilakukan Indonesia masih mempunyai hak
terhadap masing-masing tagih atas fasilitas BLBI terhadap
Bank Umum penerima BLBI Bank.

Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006 33


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

3. Bank Indonesia bermaksud untuk ment (MSAA) dan Master of


menyerahkan dan mengalihkan Refinancing Agreement, yaitu suatu
(cessie) kepada pemerintah cq perjanjian pengembalian dana BLBI
BPPN atas hak tagih beserta sampai dengan jaminan pribadi.
seluruh jaminan yang ada pada 2. Dari Aspek Hukum
posisi tanggal 29 Januari 1999. Penyaluran BLBI kepada bank umum
4. Dengan adanya pengalihan secara swasta nasional oleh BI, dihadapkan
cessie dimaksud, maka seluruh kepada dua pilihan/kewajiban hukum
hak tagih Bank Indonesia terha- yaitu antara menutup bank yang
dap BLBI yang dialihkan menjadi bermasalah karena bertentangan
hak Pemerintah cq BPPN. dengan peraturan perundangan atau
5. Baik terhadap nilai maupun doku- menyelamatkan sistem perbankan
men BLBI yang dialihkan akan nasional untuk mengembalikan dan
dilakukan verifikasi sesuai Surat mempertahankan kepercayaan ma-
Persetujuan Bersama tanggal 6 syarakat terhadap perbankan nasional
Februari 1999 antara Gubernur dan sistem pembayaran luar negeri
Bank Indonesia dengan Peme- Indonesia, karena runtuhnya sistem
rintah cq. BPPN. perbankan akan menyebabkan run-
Setelah terjadi Pengalihan Hak Tagih tuhnya perekonomian nasional.
dari Bank Indonesia kepada Peme- Ditinjau dari segi hukum perdata
rintah cq. BPPN, selanjutnya BPPN penyaluran BLBI oleh BI merupakan
menggunakan skim penyelesaian di pelaksanan dari isi ketentuan yang
luar pengadilan yang berlaku untuk tercantum dalam:
pengikatan jaminan dari pemilik a. UU No. 13 Tahun 1968 tentang
bank dalam pengembalian kerugian Bank Sentral
negara sebagai akibat ketidak- b. UU No. 7 Tahun 1992 jo UU No.
mampuan bank dalam mengem- 10 Tahun 1998 Tentang Per-
balikan kerugian negara sebagai bankan
akibat ketidakmampuan bank dalam c. Kitab Undang-undang Hukum
mengembalikan dana BLBI yang Acara Perdata
telah dipergunakan oleh bank-bank d. KEPPRES No. 26 Tentang
penerima dana BLBI. Skim penyele- Jaminan Terhadap Kewajiban
saian ini dikenal dengan Master Pembayaran Bank Umum
Settlement and Acquisition Agree-

34 Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

e. Petunjuk dan KEPPRES pada 3. Tidak menerapkan sanksi stop


Sidang Kabinet Terbatas Bidang kliring bagi saldo debet;
EKKU WASBANG pada tanggal Adalah merupakan perbuatan mela-
3 September 1997 wan hukum
f. Keputusan Mentri Keuangan No. Atas pertimbangan tersebut di atas
26/KMK.017/1998 tanggal 28 untuk menangani kasus penyim-
Januari 1998 Tentang Syarat dan pangan penyaluran BLBI dari aspek
Tata Cara Pelaksanaan Jaminan pidana kita bisa menerapkan UU No.
Pemerintah Terhadap Kewajiban 3 Tahun 1971 Tentang Tindak
Pembayaran Bank Umum Pidana Korupsi dan atau UU No. 7
g. Peraturan Perundangan terkait Tahun 1992 jo UU No. 10 Tahun
lainnya. 1998 mengenai Tindak Pidana
Menurut BPK dan BPKP, penyaluran Perbankan. Sedangkan dari aspek
BLBI berpotensi menimbulkan keperdataan karena BLBI adalah
kerugian Negara, karena dana yang kredit maka ia akan tunduk pada
disalurkan berasal dari keuangan hukum perjanjian menurut Hukum
negara, dan oleh bank-bank penerima Perdata dan Hukum Dagang.
digunakan tidak sesuai peruntu- Walaupun penyaluran BLBI diang-
kannya, seperti antara lain untuk gap oleh BPK, BPKP maupun Jaksa
membayar kewajiban pihak terkait, Penyidik/JPU sebagai suatu per-
membayar dana pihak ketiga, buatan melawan hukum yang berpo-
membiayai kontrak derivative, mem- tensi menimbulkan kerugian Negara,
biayai penempatan baru di Pasar namun apabila dilakukan dengan
Uang Antar Bank (PUAB), ekspansi GDVDU DODVDQ VHSHUWL NHDGDDQ ³NULVLV
kredit dan membiayai lain-lain. multi dimensiRQDO´ GDQ GDUXUDW GDQ
Demikian pula Jaksa Penyidik atau berdasarkan ketentuan Undang-
maupun Jaksa Penuntut Umum Undang, dan atau perintah jabatan,
berpendapat bahwa penyaluran BLBI dan atau kepentingan umum, maka
yang dilakukan dengan cara : tindakan tersebut memiliki alasan
1. Tidak mengindahkan ketentuan pembenar dan pemaaf. Dengan
intern BI maupun ketentuan demikian pendekatan yang dilakukan
ekstern BI yang berlaku; adalah pendekatan kasuistis.
2. Tidak mematuhi azas prudential Untuk itu, dalam menangani
banking; penyalahgunaan BLBI oleh bank-

Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006 35


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

bank penerima, bila memang terbukti termasuk pelanggaran BMPK. Pim-


melakukan pidana korupsi agar pinan DPR juga menjanjikan untuk
dijatuhi hukuman tambahan untuk menjembatani perbedaan pendapat
membayar sejumlah uang pengganti antara Bank Indonesia dengan Men-
sebesar BLBI yang disalahgunakan, teri Keuangan mengenai status BLBI
dalam rangka untuk memulihkan dalam neraca bank Indonesia.
kerugian Negara seoptimal mungkin. Untuk menindaklanjuti temuan BPK
Apabila hukum uang pengganti menyangkut masalah BLBI, Panja
dalam perkara pidana korupsi belum BLBI tersebut mencari masukan dari
dapat dipenuhi, maka kepada terpi- berbagai pihak untuk memperoleh
dana hendaknya digugat secara gambaran transparan, jelas dan utuh
perdata untuk mengembalikan uang tentang kebijakan pelaksanaan
tersebut. pemberian BLBI yang dapat mencer-
3. Aspek Politik minkan akuntabilitas bank sentral
Panitia Kerja (Panja) BLBI Komisi sebagai lender of the last resort
IX DPR dalam laporannya tanggal 6 sesuai dengan ketentuan yang
Maret 2000 (sebelum dilakukannya berlaku dengan memperhatikan kon-
audit investtigasi oleh BPK) disi krisis pada waktu pemberian
mengeluarkan pernyataan politik BLBI.
bahwa BLBI merupakan kebijakan Berdasarkan data-data yang diper-
Pemerintah dan menjadi tanggung oleh, Panja BLBI dalam rekomen-
jawab Pemerintah. Selain itu dasinya mengemukakan hal-hal seba-
Pemerintah juga bertanggung jawab gai berikut:
dari kemungkinan terjadinya likui- 1. Sesuai dengan Undang-undang
dasi Bank Indonesia, karena equity No. 13 Tahun 1968 tentang Bank
Bank Indonesia merupakan kekayaan Sentral, kedudukan Gubernur
negara. Dalam aspek hukum DPR Bank Indonesia sebagai anggota
merekomendasikan agar Jaksa kabinet dan anggota Dewan
Agung, Kepala Kepolisian, Mahka- Moneter membawa konsekuensi
mah Agung, Menteri Kehakiman dan tanggung jawab di bidang policy
HAM secepatnya merumuskan for- maupun financial. Aspek tang-
mulasi kebijaksanaan hukum secara gung jawab Bank Indonesia di
jelas dan transparan mengenai arah bidang financial ini dapat dipisah-
kebijaksanaan penyelesaian BLBI kan dari pemerintah namun dari

36 Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

segi policy merupakan pelak- apabila terbukti, maka kepada


sanaan kebijakan pemerintah. pelaku dijatuhi hukuman sesuai
Oleh karena itu kebijakan BLBI dengan rasa keadilan masyarakat.
merupakan kebijakan dan tang-
gung jawab Pemerintah, sedang- E. Penutup
kan secara financial merupakan Kesimpulan dan Saran
tanggung jawab Bank Indonesia. BLBI terjadi karena ketidak-
4. Dengan adanya dugaan penyim- percayaan masyarakat kepada dunia
pangan dalam pelaksanaan kebi- perbankan dan prospek ekonomi
jakan BLBI maka perlu dilakukan Indonesia sehingga terjadi rush pena-
pemeriksaan khusus oleh BPK rikan dana simpanan nasabah secara
terhadap Bank Indonesia dan besar-besaran dan berkelanjutan. Aki-
bank-bank penerima BLBI. batnya dana yang ada di bank-bank
5. Walaupun penegakan supremasi PHQMDGL ³NHULQJ´ VHKLQJJD PHPDNVD
hukum harus dilakukan, namun mereka meminta bantuan likuiditas
pengamanan dan pengembalian kepada Bank Indonesia dalam kapasi-
kekayaan negara yang sangat tasnya sebagai lender of last resort.
besar dan tidak dapat ditempuh Namun ternyata bantuan likui-
melalui jalur hukum, memerlukan ditas yang diberikan Bank Indonesia
adanya politik hukum yang tegas mengalami penyimpangan penyaluran
dan mengarah pada penyelesaian yang luar biasa. Penyimpangan ini
BLBI dan pelanggaran BMPK melibatkan multi pihak dan multi
pada BBO, BTO, BBKU dan dimensi. Pemerintah telah melakukan
BDL termasuk penyelesaian beberapa upaya untuk menyelesaikan
kredit macet perbankan. masalah BLBI. Namun langkah peme-
6. Dalam hal hasil pemeriksaan rintah terkesan lamban, kurang serius
terhadap Bank Indonesia dan dan tidak tegas sehingga hasilnya masih
bank-bank penerima BLBI, dite- sangat jauh dari yang diharapkan. Oleh
mukan adanya pelanggaran yang karena itu di tengah kondisi pro dan
dapat dijadikan bukti awal dari kontra sebaiknya semua pihak duduk
suatu tindak pidana yang merugi- bersama dengan penuh kesadaran dan
kan keuangan negara, sehingga dedikasi yang tinggi untuk menye-
Kebijaksanaan Agung harus lesaikan masalah BLBI yang sebenarnya
segera menindaklanjuti dan

Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006 37


Nurhayani ± Upaya Penyelesaian BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

adalah uang rakyat. Dengan demikian


penyelesaian BLBI akan mendekati
harapan rakyat Indonesia, dan tentunya
masalah BLBI ini menjadi pelajaran
yang sangat berharga bagi dunia
perbankan Indonesia menuju masa
depan.

Daftar Pustaka
Center For Financial Policy Studies,
³Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia´, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2000.
Center For Strategic and International
Studies, ³Kliping Dunia Ekuin
dan Perbankan´, CSIS, Jakarta,
2000.
Kompas tahun 2000, 2001 dan 2002

38 Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006

Anda mungkin juga menyukai