2021/2022
MATA UJIAN: SELEKTA HUKUM PIDANA
NRP: 120117115
KP:A
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Proses Jasa
Pendidikan ini dengan sebaik mungkin.
Dalam penulisan makalah ini, Saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para
penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN........................................................... 5
1. Kesimpulan. ............................................................................... 18
2. Saran. ......................................................................................... 19
PENDAHULUAN
Dalam kententuan kentuan KUHP (Kitap Undang Undang Hukum Pidana ) ini
termasuk kejahatan terhadap Nyawa karena dalam pasal ini tedapat perbuatan
yang “terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan
terhadap orang . dalam pasal ini juga terdapat pemberatan pidana karena
perbuatan nya yang menghasilkan atau pun berakibat berupa luka-luka, luka berat
dan kematian (maut). Jadi dalam hal ini bisa di jadikan pengacaman terhadam
nyawa jadi ini merupakan kejahatan terhadap nyawa karena mengancam nyawa
dari korban
Unsur-unsurTindakPidanaPencurianDenganKekerasan
1. Unsur Obyektif
Unsur obyektif berupa perbuatan mengambil (wegnemen).
Salah satu delik dalam lingkungan delik susila ini, yaitu delik/tindak pidana
perkosaan (verkrachting) yang dirumuskan dalam Pasal 285 KUHP.
Perbarengan tindak pidana (concursus) ialah terjadinya dua atau lebih tindak
pidana oleh satu orang di mana tindak pidana yang dilakukan pertama kali belum
dijatuhi pidana, atau antara pidana yang awal dengan tindak pidana berikutnya
belum dibatasi oleh suatu putusan hakim jadi bila ada pertanyaan apakah terdapat
perbarengan pada kasus di atas jawaban nya adalah ada
Dalam hukum pidana, tindak pidana perbarengan atau Concursus terdiri dari tiga
hal, yaitu perbarengan aturan (concursus idealis), perbarengan perbuatan
(concursus realis), dan perbuatan berlanjut (concursus handelings). Ketiga bentuk
perbarengan tersebut bertujuan untuk mempermudah penjatuhan dan
penghitungan sanksi pidana atas beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh satu
1. Jika satu perbuatan termasuk dalam lebih dari satu norma pidana, yang
dipakai hanya salah satu dari norma pidana itu, jika hukumannya
berlainan,
yang dipakai adalah norma pidana yang diancam pidananya yang terberat.
2. Jika bagi suatu perbuatan yang termasuk dalam norma pidana umum, ada
suatu norma pidana khusus, norma pidana khusus ini saja yang harus
dipakai.
1) Seseorang pembuat
Pasal 65 ayat (1) di atas dapat disimpulkan yaitu Apabila terdapat seseorang yang
melakukan beberapa kejahatan, akan dijatuhi satu hukuman saja apabila hukuman
yang diancamkan adalah sejenis hukuman. Sedangkan Pasal 63 ayat (2)
menyimpulkan hukumannya tidak boleh lebih dari maksimum bagi kejahatan
yang terberat ditambah dengan sepertiganya
Jika dijatuhkan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup, maka beserta
itu tidak boleh dijatuhkan hukuman lain dari pada mencabut hak yang tertentu,
merampas barang yang telah disita, dan pengumuman keputusan hakim.
(1) Jika secara yang dimaksud dalam Pasal 65 dan 66 ada gabungan antara
pelanggaran dengan kejahatan, atau antara pelanggaran dengan pelanggaran maka
dijatuhkan hukuman bagi tiap-tiap pelanggaran itu dengan tidak dikurangi.
Maka dari itu menurut kronologi yang terbentuk maka pasti adanya pemberengan
yang di sertai pemberatan dengan mengambil hukuman yang terberat di tambah
1/3
Dari kasusi ini hukuman pidana yang terberat adalah pemerkosaan yaitu di ancam
maksimum nya adalah 12 tahun dengan pemberatan di tambahkan 1/3 dari 12
tahun yaitu menjadi 16 tahun
DAFTAR PUSTAKA
buku
E.Y Kanter & S.R Sianturi, 2002, Asas-Asas hukum Pidana Di Indonesia dan
Penerapannya, Jakarta: Storia Grafika
web
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5c0492ada18fc/daluwarsa-
tindak-pidana-perkosaan-dan-penganiayaan/
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/17309
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/2912