Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Maharry Prisma Purwono

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043173993

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4203

Kode/Nama UPBJJ : 84/Manado

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Hukum tertulis
Merupakan hukum yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan. Hukum tertulis dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:

· Hukum tertulis yang telah dikodifikasikan.


Contoh: KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), KUHPdt (Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata), KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, dan KUHAP (Kitab Undang- Undang
Hukum Acara Pidana).

· Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan.


Contoh: Undang-undang No. 25 Tahun 2007, Undang-undang No. 40 Tahun 2007, dan lain-lain.

Hukum Tidak Tertulis


Merupakan kaidah yang hidup diyakini oleh masyarakat serta ditaati sebagai kaidah hukum. Hukum
demikian biasanya disebut sebagai hukum kebiasaan. Contoh hukum tidak tertulis adalah hukum adat,
hukum yang berasal dari suatu tradisi yang berproses secara turun-temurun dalam suatu masyarakat
tertentu.

Contoh: Contoh hukum tidak tertulis adalah hukum adat, seperti larangan menikah semarga pada suku
Batak, pantangan atau pamali di suku Sunda, sistem irigasi Subak di Suku Bali, adat pemakaman dan
sebagainya. Hukum tidak tertulis ini berasal dari kebiasaan turun temurun, tanpa pernah disusun
menjadi bentuk tertulis. Hukum tidak tertulis ini hanya berlaku pada kelompok-kelompok tertentu
tersebut.

2. Secara yuridis sumber hukum terediri dari sumber hukum formal dan materil:

Hukum Materil

Sumber hukum materiil ialah sumber hukum yang dilihat dari segi isinya, misalnya : KUHP segi
materilnya adalah pidana umum, kejahatan dan pelanggaran. KUHPerdata mengatur masalah orang
sebagai subjek hukum, benda sebagai objek, perikatan, perjanjian, pembuktian dan daluarsa
sebagaimana fungsi hukum menurut para ahli .

Sumber hukum yang menentukan isi suatu peraturan atau kaidah hukum yang mengikat setiap orang.
Sumber hukum materiil berasal dari perasaan hukum masyarakat pendapat umum, kondisi sosial-
ekonomi,  se!arah,  sosiologi,  hasil penelitian ilmiah,  filsafat tradisi, agama, moral, perkembangan
internasional, geografis, politik hukum, dan lain-lain. “dalam kata lain sumber hukum materil adalah
faktor faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum  pengaruh terhadap pembuat
keputusan hakim dan sebagainya.

Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang mempengaruhi materiisi dari aturan-aturan hukum


atau tempat dari mana materi hukum itu diambil untuk membantu pembentukan hukum sebagai contoh
hukum yang mendidik . & faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan.

Humber hukum Formil  

Sumber hukum formil adalah dalah sumber hukum yang menentukan bentuk dan sebab terjadinya
suatu peraturan (kaidah hukum). Peraturan perundang-undangan ini memiliki dua fungsi utama yaitu
sebagai legalisasi dan legislasi. Yang dimaksud dengan legalisasi adalah mengesahkan fenomena yang
telah ada di dalam masyarakat, sedangkan yang dimaksud dengan legislasi adalah proses untuk
melakukan pembaruan hukum sebagaimana juga tujuan hukum acara pidana .
Faktor yang dapat memengaruhi proses pembentukan peraturan perundang-undangan ini dibedakan
menjadi dua hal. Pertama, struktur sosial yang mencakup aspek (unsur sosial baku) sebagai dasar
eksistensi masyarakat, seperti stratifikasi sosial, lembaga sosial, kebudayaan, serta kekuasaan dan
wewenang. Kedua, sistem nilai-nilai mengenai apa yang baik dan yang tidak baik (buruk) yang
merupakan pasangan nilai-nilai yang harus diselaraskan (diserasikan). Pasangan nilai-nilai inilah yang
seharusnya tercermin di dalam peraturan perundang-undangan agar memiliki makna komprehensip
sebagai asas hukum pidana , antara lain kebebasan dengan ketertiban, umum dan khusus, perlindungan
dengan pembatasan, kebebasan dan ketertiban, dan lain sebagainya.

Faktor yang menjadi sumber hukum formil merupakan sumber hukum dalam bentuknya yang tertentu,
yang menjadi dasar sah dan berlakunya hukum secara formal. Ia menjadi dasar kekuatan yang dilihat
dari bentuknya, mengikat baik itu bagi warga masyarakat maupun para pelaksana hukum (penegak
hukum) itu sendiri. Sumber hukum formil yang dikenal di dalam ilmu hukum berasal dari enam jenis,
yaitu Undang-undang, kebiasaan, yurisprudensi, traktrat, doktrin.

Pada kasus diatas Hukum pidana formil nya yaitu Pecurian sepeda motor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 363 KUHP. Hukum pidana materil nya yaitu perbuatan pelaku pencurian tersebut sudah
harus dibuktikan untuk membuktikan unsur kesengajaan di tingkat kesengajaan artinya si pelaku
benar-benar menghendaki untuk mewujudkan suatu perbuatannya untuk tidak berbuat atau melawan
hukum dan juga menghendaki timbulnya akan akibat itu.

3. Pasal 362 dan 363 KUHP tentang pencurian bisa ditemukan di dalam Buku Kedua Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana BAB XXII. Pasal 362 KUHP terdiri dari 1 ayat saja, sementara di pasal 363,
terdapat 2 ayat. Kedua pasal ini sama-sama mengatur hukuman untuk tindak pidana pencurian. Pasal
363 KUHP ayat 1 dan 2 merupakan dasar pemberian hukuman untuk tindak pidana pencurian dengan
pemberatan. Namun, pasal tersebut tidak bisa terlepas dari Pasal 362 KUHP yang menjadi "genus-nya"
dan memuat ketentuan hukuman untuk tindak pidana pencurian.

1. Pasal 362 KUHP

Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,
dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

2. Pasal 363 KUHP

Ayat 1: Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:

1. pencurian ternak;
2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir gempa bumi, atau gempa laut, gunung
meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau
bahaya perang;
3. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya,
yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang
berhak;
4. pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih:
5. pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai pada barang
yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak
kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

Ayat 2: Jika pencurian yang diterangkan dalam butir 3 disertai dengan salah satu hal dalam butir 4
dan 5, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Unsur-unsur Pasal 362 KUHP & Pasal 363 KUHP


Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai tindak pidana pencurian apabila memenuhi unsur-unsur
dari pencurian sebagaimana yang telah tertuang dalam pasal 362 KUHP. Unsur-unsur itu meliputi:
Barangsiapa Mengambil Barang sebagian atau seluruhnya Dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum. Selain itu, terdapat satu unsur tambahan yaitu perbuatan tersebut dilakukan oleh
dua orang atau lebih dengan bersekutu. Oleh karena itu, suatu perbuatan yang telah memenuhi
unsur-unsur itu patut diduga merupakan suatu tindak pidana pencurian. Ancaman hukumannya
maksimal adalah 5 tahun penjara.

Adapun ringkasan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dan ancaman hukuman
yang diberikan adalah sebagai berikut.

I. Beberapa perbuatan berikut diancam hukuman maksimal 7 tahun penjara, yakni:

1. Pencurian ternak
2. Pencurian saat kebakaran, bencana, kecelakaan, huru-hara, dan perang.
3. Pencurian pada waktu malam di sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada
rumahnya.
4. Pencurian oleh dua orang atau lebih yang dilakukan bersama-sama.
5. Pencurian dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan
memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

II. Jika pencurian di No. 3 disertai salah satu hal yang tersebut di No. 4 dan 5, ancaman
hukuman penjara untuk pelakunya maksimal 9 tahun.

Jika suatu tindak pidana pencurian telah memenuhi semua unsur sebagaimana yang tertera
dalam Pasal 363 KUHP dan dilakukan dengan cara atau keadaan tertentu yang sifatnya
lebih berat, ia bisa disebut sebagai pencurian dengan pemberatan.

Ancaman hukuman untuk "pencurian dengan pemberatan" pun lebih berat daripada untuk
tindakan pencurian biasa. Ancaman hukuman bagi pelaku pencurian dengan pemberatan
maksimal 7 tahun atau 9 tahun penjara.

Anda mungkin juga menyukai