TUGAS 1
1. Teori John Austin tersebut tentu saja sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan global saat ini.
Perkembangan konflik internasional hingga perdagangan internasional telah menuntut lahirnya Badan-
badan Internasional dari mulai Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Mahkamah Internasional, World
Bank, IMF, WTO, ICRC, dan lain-lain yang memankan peran baik sebagai eksekutif, legislatif,
maupun yudikatif dalam skala Internasional.
Sebagai contoh apabila kita membandingkan WTO dengan APEC. WTO adalah organisasi
perdagangan internasional yang legally binding (mengikat secara hukum) sementara APEC tidak.
WTO juga memiliki prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu single undertaking yakni atas dasar
mufakat atau konsensus.
Berdasarkan kedua contoh peran WTO tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa di dalam WTO
sebagai salah satu Badan Internasional berlaku sifat koordinatif yakni dimana sesama anggota WTO
memiliki kedudukan yang sejajar baik Negara maju maupun Negara berkembang, dan sifat sub
ordinatif dimana semua perjanjian WTO mengikat bagi anggotanya dan wajib dilaksanakan. Apabila
ada anggota Negara WTO yang lalai dan melanggar perjanjian serta prinsip WTO, maka akan
berpotensi digugat oleh Negara
Anggota WTO lainnya di Dispute Settlement Body (DSB) WTO.
Dari contoh ini, maka saya berpendapat bahwa pemikiran John Austin tentang Hukum Internasional
sudah tidak lagi relevan dan harus muncul pemikiran Neo-John Austin yang merupakan kritik atau
anti-tesis atas pendapat ini.
2. A. Prinsip-prinsip Hukum
Prinsip hukum umum memiliki tiga fungsi, yakni sebagai pelengkap, penafsir serta pembatas antara
perjanjian internasional dengan hukum kebiasaan.
Contoh prinsip hukum umum adalah laches, good faith, res judicata, serta imparsialitas hakim.
Pengadilan internasional akan mengandalkan prinsip ini jika tidak menemukan otoritas dari sumber
hukum internasional lainnya.