Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Maharry Prisma Purwono

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043173993

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4103

Kode/Nama UPBJJ : 84/Manado

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Konsep pemikiran hukum dalam ilmu filsafat ialah Hukum menjadi predikat dalam penelitian
serta pengembangannya, bagaimana dengan aspek filsafat ilmunya, yang terdiri dari
Ontologi, Epistomologi, dan Aksiologi dari Ilmu Hukum. Bahwa aspek Ontologi dari ilmu
Hukum mempelajari hakikat dari Ilmu Hukum. Apakah Ilmu Hukum merupakan suatu
realitas yang sebenarnya atau realitas yang semua hasil pememikiran semata manusia.
Ontologi bidang bidang kajiannya ilmu atau objek ilmu. Penentuan apa yang menjadi objek
ilmu ditentukan oleh subjeknya. Subjeknya dalam hal ini yaitu pelaku ilmu dan pelaku ilmu
adalah manusia. Dengan demikian manusia Ilmu Hukum akan melakukan telaah terhadap
manusia, karena hukum untuk manusia. Sehingga apa yang diatur untuk manusia itu tidak
hanya bersifat fisik tapi apa yang non fisik pun harus diatur. Dengan demikian apa hakikat
sesuatu itu harus diatur, harus dapat dijelaskan secara Ontologi. Kemudian aspek
Epistomologis dalam Ilmu Hukum, yaitu harus dapat dijelaskan tata cara penelitiannya,
struktur, metode, dan validitas yang dipergunakan sehingga memungkinkan Ilmu Hukum
mendapat predikat sebagai ilmu. Misal Hukum berbicara tentang keadilan, maka harus dapat
diketahui apa keadilan? Bagaimana sesuatu itu dapat disebut adil, dan apa yang harus
dilakukan agar keadilan dapat terapkan?

Selanjutnya aspek Aksiologi dari Ilmu Hukum berkaitan dengan isi dan nilai dai Hukum.
Misalnya jika Hukum mengatur sesuatu, contohnya seperti kebenaran, keadilan, maka hal,
tersebut dapat harus dapat diketahui kadar atau patokannya sehingga sesuatu itu dapat disebut
adil, benar. Oleh karena itu hal-hal yang diatur tersebut sudah harus mengandung nilai
keadilan dan kebenaran.

Semua ilmu ada aspek Filsafat ilmunya, maka Hukum pun dengan Ilmu Hukum ada aspek
Ontotologi, Epistomologis, dan Aksiologis di dalamnya. Sehingga dalam
penelitian,penerapan, pengembangan Ilmu Hukum hal tersebut wajib diperhatikan. Hal
tersebut akan sangat penting jika sangat diingat bahwa hukum itu untuk manusia. Membuat
hukum (aturan) untuk bendar hidup (manusia) sangat sulit karena waktu ke waktu terus
bergerak dan berkembang, sehingga apa yang diatur sekarang ini sangat ideal, lima atau dua
puluh tahun kemudian belum ideal untuk saat yang bersangkutan.

2. Rasionalisme adalah faham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting untuk memperoleh pengetahuan dan menetes pengetahuan. Jika empirisme
mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris, maka
rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan dengan cara berpikir. Alat
dalam berpikir itu adalah kaidah-kaidah logis atau aturan-aturan logika.

Seharusnya konsep penerapan hukum dalam aliran rasionalisme bukan hanya kejar target
dalam menangkap dan menahan seseorang hingga akhirnya masuk pengadilan yang
menghasilkan salah hukum atau putusan meragukan. Tidak jarang kasus salah hukum ini
berlanjut hingga terdakwa selesai menjalankan hukumannya. Tapi, menerapkan
ahwa kebenaran dapat diperoleh hanya melalui hasil pembuktian, logika dan analisis
terhadap fakta.
3. Menurut saya kasus tersebut tidak sesuai dengan pandangan Roscoe Pound. Terutama pada
pandangan Roscoe Pound yang menyebutkan kepentingan-kepentingan yang harus dilindungi
oleh hukum secara sistematis dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:

1. Kepentingan umum (public interest), meliputi:


 Kepentingan negara sebagai badan hukum dalam memertahankan
kepribadian dan substansinya.
 Kepentingan negara sebagai penjaga kepentingan masyarakat.

2. Kepentingan masyarakat (social interest), yaitu:


 Kepentingan masyarakat akan keselamatan umum, seperti keamanan,
kesehatan dan kesejahteraan, serta jaminan bagi transaksi-transaksi dan
pendapatan.
 Perlindungan bagi lembaga-lembaga sosial yang meliputi perlindungan
dalam perkawinan, politik dan ekonomi.
 Pencegahan kemerosotan akhlak, seperti korupsi, perjudian, pengumpatan
terhadap Tuhan, transaksi-transaksi yang bertentangan dengan moral atau
peraturan yang membatasi tindakan-tindakan anggota trust.
 Pencegahan pelanggaran hak (abuse of right)
 Kepentingan masyarakat dalam kemajuan umum, seperti perlindungan hak
milik, perdagangan bebas dan monopoli, kemerdekaan industri, serta
penemuan baru.
 Kepentingan masyarakat dalam kehidupan manusia secara individual, seperti
perlindungan terhadap kehidupan yang layak, kemeredekaan berbicara dan
memilih jabatan.

3. Kepentingan pribadi (private interest), terdiri dari:


 Kepentingan kepribadian (interest of personality), meliputi perlindungan
terhadap integritas (keutuhan) fisik, kemerdekaan kehendak, reputasi (nama
baik), terjaminnya rahasia-rahasia pribadi, kemerdekaan untuk menjalankan
agama yang dianutnya dan kemerdekaan mengemukakan pendapat.
 Kepentingan dalam hubungan rumah tangga (interest of domestic), meliputi
perlindungan bagi perkawinan, tuntutan bagi pemeliharaan keluarga dan
hubungan hukum antara orang tua dan anak-anak.
 Kepentingan substansi (interest of substance), meliputi perlindungan
terhadap harta, kemerdekaan dalam penyusunan testamen, kemerdekaan
industri dan kontrak, serta pengharapa legal akan keuntungan-keuntungan
yang diperoleh.

Penggolongan kepentingan yang dibuat oleh Roscoe Pound tersebut menghubungkan


antara prinsip hukum dengan praktik hukum, karena penggolongan kepentingan yang
dibuat oleh Pound akan membantu menjelaskan premis-premis hukum yang dapat
digunakan oleh para praktisi hukum seperti pembentuk undang-undang, hakim, pengacara
dan pengajar hukum untuk menyadari prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang terkait dalam
tiap persoalan khusus.

Anda mungkin juga menyukai