Anda di halaman 1dari 4

TUGAS I

PENGANTAR ILMU HUKUM

NAMA : MAHARRY PRISMA

NIM : 043173993

PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

SEMESTER : I (SATU)

BREAKING NEWS: Imam Nahrawi Divonis Pidana Penjara Selama 7 Tahun,

Sumber : Tribunnews

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi divonis pidana penjara selama 7 tahun
dan denda Rp 400 juta subsider 3 bulan kurungan. Majelis hakim membacakan amar putusan di ruang
sidang Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (29/6/2020).

Imam terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama dan berlanjut
terkait pemberian dana hibah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kepada Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI), serta penerimaan gratifikasi.

"Mengadili, menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan beberapa
tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut sebagaimana diancam dakwaan kesatu dan
kedua," kata Rosmina, hakim ketua saat membacakan amar putusan.

Selain pidana pokok, majelis hakim juga menjatuhkan pidana tambahan berupa pembayaran uang
pengganti. Imam Nahrawi diperintahkan membayar uang senilai RP 18,1 Miliar. Lalu, mengingat Imam
Nahrawi sebagai politisi dan pernah menjabat sebagai menteri, maka mencabut hak untuk dipilih
menempati jabatan publik selama 4 tahun setelah selesai menjalani hukuman pidana. Sedangkan, upaya
pengajuan sebagai justice collaborator yang diajukan Imam ditolak majelis hakim.

Untuk diketahui, Imam didakwa menerima suap bersama-sama dengan asisten pribadinya, Miftahul Ulum
sebesar Rp 11,5 Miliar dan gratifikasi Rp 8,64 Miliar. Pada sidang pembacaan tuntutan, Jaksa Penuntut
Umum menuntut Imam pidana 10 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsidair 6 bulan kurungan.

Imam juga dituntut membayar uang pengganti sejumlah Rp19,1 miliar dan mencabut hak dipilih dalam
pemilihan jabatan publik selama lima tahun terhitung sejak terdakwa selesai menjalani pidana.
Soal :

1. Hukum hadir di tengah masyarakat untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi
masyarakat itu sendiri. Dalam ilmu hukum dikenal istilah das sein dan das sollen. Coba jelaskan
dan berikan contohnya.

2. Bagaimana penerapan das sein dan das sollen pada kasus korupsi di atas, apakah sudah sesuai?
Jelaskan.

3. Dalam menegakkan hukum menurut Gustav Radbruch ada tiga unsur yang selalu harus
diperhatikan, yaitu: kepastian hukum (Rechtssicherheit), kemanfaatan (Zweckmassigkeit) dan
keadilan (Gerechtigkeit). Melihat kasus diatas apakah ketiga unsur tersebut sudah terpenuhi?
Berikan pendapat saudara.

JAWABAN

1. Das sein adalah serangkaian bentuk tindakan sosial yang terimplementasikan dengan praktik dari
segala hal yang kejadiannya diatur oleh das sollen dan mogen, sehingga das sein bisa pula
diartikan sebagai peristiwa konkrit yang terjadi.

Das sollen adalah segala sesuatu yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bersikap. Misalnya
dalam hal yang terkait dengan norma sosial, kaidah sosial, dan sebagainya, sehingga das sollen
bisa pula diartikan sebagai kaidah dan norma serta kenyataan normatif sebagaimana yang
seharusnya dilakukan.

Perlu dipahami bahwa pertanyaan tentang das sollen dan das sein dalam mogen bisa diartikan
sebagai boleh atau kebolehan. Atau dengan kata lain, mogen ialah segala sesuatu yang
memperbolehkan kita untuk berpikir atau bertindak dengan cara tertentu dalam menghadapi
pekerjaan atau masalah tertentu pula.

Definisi das sollen dan das sein menurut para ahli, antara lain;

Sudikno Mertokusumo

Pada penemuan hukum ialah proses sosial dan interaksi sosial atas pembentukan hukum oleh
hakim atau petugas hukum lainnya yang diberi tugas untuk melaksanakan hukum terhadap
peristiwa-peristiwa konkret.

Disini, penemuan hukumialah konkretisasi, kristalisasi atau individualisasi peraturan hukum (das
sollen) yang sifatnya umum dengan mengingat peristiwa konkret (das sein). Lebih lanjut lagi,
Sudikno Mertokusumo juga berpendapat bahwa peristiwa konkret perlu untuk dicarikan
hukumnya yang bersifat umum dan juga abstrak.

Sedangkan, peristiwa yang konkret atau benar-benar terjadi harus dipertemukan dengan peraturan
hukum, serta dikaitkan dengan peraturan hukumnya agar bisa tercakup dalam peraturan hukum
tersebut. Sebaliknya, peraturan hukum tersebut juga harus sesuai dengan peristiwa konkretnya
agar bisa diterapkan atau diimplementasikan.
Contoh das sollen

1. Apabila kita membeli suatu barang, maka kita harus dan wajib untuk melakukan pembayaran atas
barang tersebut hingga terbayar lunas.
2. Apabila kita menjual barang, maka kita harus menyerahkan barang yang telah kita jual tersebut
kepada pembeli dalam keadaan yang baik sebagaimana yang kita iklankan atau tawarkan kepada
pembeli itu (jadi bukan barang rusak atau barang cacat yang kita jual).
3. Apabila kita mengemudikan mobil, maka kita harus mengatur persneling secara berurutan,
dimulai dari perseneling 1,2,3, sampai 4 dan sebagainya.
4. Apabila kita mempunyai utang, maka kita harus melunasinya.

Contoh das sein

1. Membayar sejumlah uang atas harga barang tertentu kepada penjual ketika kita membeli suatu
barang.
2. Menyerahkan barang dalam kondisi yang baik baik dari penjual kepada pembeli ketika
berlangsungnya proses jual beli.
3. Melaksanakan cara-cara kita menyetir yang benar ketika sedang mengemudikan mobil.
4. Melaksanakan pelunasan utang dari debitur kepada kreditur.

2. Bagaimana penerapan das sein dan das sollen pada kasus korupsi di atas, apakah sudah


sesuai? Jelaskan.

Sudah sesuai. Karena dalam kasus diatas peristiwa konkret nya (das sein) yaitu Imam terbukti
secara sah dan meyakinkan menerima suap bersama-sama dengan asisten pribadinya, Miftahul
Ulum sebesar Rp 11,5 Miliar dan gratifikasi Rp 8,64 Miliar, dan apa yang harus dilakukan (das
sollen) yaitu Imam Nahrawi divonis pidana penjara selama 7 tahun dan denda Rp 400 juta
subsider 3 bulan kurungan, telah diterapkan sesuai dengan Pasal 12 huruf a juncto Pasal 18 dan
Pasal 12B Ayat (1) juncto Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal
55 Ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHP.

3. Dalam menegakkan hukum menurut Gustav Radbruch ada tiga unsur yang selalu harus
diperhatikan, yaitu: kepastian hukum (Rechtssicherheit), kemanfaatan (Zweckmassigkeit)
dan keadilan (Gerechtigkeit). Melihat kasus diatas apakah ketiga unsur tersebut sudah
terpenuhi?

Dari segi kepastian dan keadilan hukum, melihat kasus Imam Nahrawi divonis pidana penjara
selama 7 tahun dan denda Rp 400 juta subsider 3 bulan kurungan, karena terbukti secara sah dan
meyakinkan menerima suap bersama-sama dengan asisten pribadinya, Miftahul Ulum sebesar Rp
11,5 Miliar dan gratifikasi Rp 8,64 Miliar sudah terpenuhi. Kemudian dari segi kemanfaatan
hukum yang mana hukum semata-mata untuk memberikan kemanfaatan atau kebahagiaan yang
sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya warga masyarakat, menurut saya sudah terpenuhi,
karena orang yang melakukan pelanggaran hukum dalam hal ini korupsi, sudah ditahan sesuai
hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai