Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah Dosen Pengampu

“Jinayah”

Disusun oleh :

Universitas Islam Riau


Fakultas Ilmu Sosial
Pekanbaru 2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Jinayah” tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat hambatan dan


tantangan namun kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan
baik dari segi penyusunan maupun isinya. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.

Akhir kata, harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
pembaca dan kami sendiri.

Pekanbaru, September 2023

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar isi...............................................................................................................iii
Bab I
Pendahuluan
1.1 latar belakang Masalah....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................1
Bab II
pembahasan
2.1 Pengertian Fiqih jinayah..................................................................................2
2.2 Dasar Hukum...................................................................................................3
2.3 Macam-macam jinayah/jarimah......................................................................4
2.4 Sanksi Pidana...................................................................................................5
Bab III
penutupan
3.1 Kesimpulan......................................................................................................9
Daftar Pustaka.....................................................................................................10

iii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Studi tentang jinayah, atau perilaku kriminal, telah menjadi fokus


perhatian dalam berbagai bidang, termasuk hukum, sosiologi, psikologi, dan ilmu-
ilmu sosial lainnya. Fenomena kriminalitas memiliki dampak yang signifikan
pada masyarakat, sistem hukum, dan individu yang terlibat. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam tentang penyebab, karakteristik, dan konsekuensi
perilaku kriminal sangat penting dalam upaya mencegah dan mengatasi jinayah.
Tingkat kejahatan dapat bervariasi dari tingkat individu hingga tingkat sosial, dan
mencakup berbagai jenis tindakan yang melibatkan pelanggaran hukum, seperti
pencurian, kekerasan, penyalahgunaan narkoba, dan banyak lainnya. Jinayah juga
dapat bervariasi dalam konteks geografis, budaya, dan sosial. Oleh karena itu,
studi tentang jinayah melibatkan pemahaman yang mendalam tentang faktor-
faktor yang memengaruhi perilaku kriminal, strategi penegakan hukum, serta
dampaknya terhadap individu dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Fiqih jinayah ?


2. Dari mana sumber hukum Jinayah?
3. Apa saja macam macam Jinayah/Jarimah?
4. Bagaimana Sanksi Pidana Jinayah ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu Jinayah


2. Untuk mengetahui dasar hukum Jinayah
3. Untuk mengetahui Jenis Jinayah/Jarimah
4. Untuk mengetahui Sanksi pidana Jinayah

1
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian fiqih Jinayah

Secara bahasa jinayah berasal dari kata ‘janna dzanba yajniihi jinaayatan’
yang berarti melakukan dosa. Kata dasar jinayah dijama’kan, karena ia mencakup
banyak jenis perbuatan dosa. Menurut istilah syar’i, kata jinayah berarti
menganiaya badan sehingga pelakunya wajib dijatuhi hukuman qishash atau
membayar denda.1 Dalam konteks hukum Islam atau Syariah, jinayah merujuk
kepada pelanggaran hukum Allah yang diatur dalam hukum Islam. Ini dapat
mencakup pelanggaran terhadap perintah-perintah agama, seperti pencurian, zina
(hubungan seksual di luar nikah), minum minuman keras, dan sebagainya.
Jinayat adalah pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang terhadap hak
atau larangan Allah, hak-hak manusia dan hak binatang dimana orang yang
melakukan wajib mendapatkan atau diberi hukuman yang sesuai baik di dunia
maupun di akhirat. Dalam rumusan lain disebut bahwa : jinayat yaitu perbuatan
dosa besar atau kejahatan (pidana/kriminal) seperti membunuh, melukai
seseorang, atau membuat cacat anggota badan seseorang.2
Mengenai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, Jinayah
merupakan istilah yang merujuk kepada tindakan kriminal atau perilaku yang
melanggar hukum, baik itu hukum negara atau hukum agama tertentu. Dalam
konteks hukum, jinayah mencakup berbagai jenis pelanggaran seperti pencurian,
kekerasan, penyalahgunaan narkoba, penipuan, dan tindakan-tindakan lain yang
dapat mengakibatkan seseorang dikenakan sanksi atau hukuman oleh sistem
hukum yang berlaku. Selain itu, dalam konteks agama tertentu, seperti dalam
hukum Islam atau Syariah, jinayah juga mengacu kepada pelanggaran hukum
Allah yang diatur dalam ajaran agama, termasuk perintah-perintah agama yang
harus diikuti. Oleh karena itu, istilah 'jinayah' mencerminkan tindakan yang tidak
sah atau melanggar norma-norma hukum atau agama yang berlaku, dengan

1
Sulaiman Rasjid,fiqh islam, hal.429
2
Dzajuli.A,Kaidah-kaidah Fikih(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) hal.348

2
konsekuensi hukum atau moral yang mungkin diterapkan sebagai akibat dari
perilaku tersebut.
Suatu perbuatan dikenai Jinayah apabila memenuhi unsur-unsur tertentu, Fiqih
Jinayah (jarimahh) terbagi kedalam beberapa bagian, diantaranya :
1. Hukuman Hudud Hukuman Hudud ditetapkan atas perbuatan seperti
zina, qadzaf, meminum minuman keras, mencuri, hirabah, pemberontak
dan murtad.
2. Hukuman Qisas Hukuman qisas diberikan terhadap jarimah qisas.
3. Hukuman Ta’zir Hukuman ta’zir diberikan atas jarimah jarimah ta’zir.
2.2 Dasar hukum Jinayah
Di dalam ajaran Islam berbagai dasar hukum, norma maupun aturan yang
arus di taati bersumber dari ayat-ayat atau nash al-Quran. Termasuk juga
mengenai Jinayah/Jarimah berikut beberapa ayat yang enjadi dasar hukum
jinayah:
1. Q.S Al-Baqarah: 179
Terjemahan “Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup
bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa”
2. Q.S al-Qashash ayat 77
Terjemahan “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan”
3. al-Isra ayat 15
Terjemahan “…Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa
orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus
seorang rasul”
Ayat-ayat di atas merupakan beberapa dasar hukum jinayah. Dengan adanya nash
atau ketentuan yang menjunjukan sebagai jinayah atau dapat juga diartikan
adanya ketentuan yang melarang perbuatan-perbuatan tertentu yang disertai

3
dengan hukuman ancaman atas perbuatan tersebut. Jarimah tidak akan terjadi
sebelum dinyatakan dalam nash. alasan harus ada unsur ini antara lain firman
Allah SWT Q.S Al-Isra: 15 yang mengajarkan bahwa Allah tidak kan menyiksa
hamba-Nya sebelum mengutus utusannya. Ajaran ini berisi ketentuan bahwa
hukuman akan ditimpahkan kepada mereka yang membangkang ajaran Rasul
Allah. Khusus untuk jarimah ta’zir, harus ada peraturan dan undang-undang yang
telah di buat oleh peguasa.
2.4 Macam Macam Jinayah
Fiqih Jinayah (jarimahh) terbagi kedalam beberapa bagian, diantaranya :
1. Hukuman Hudud
Menurut bahasa adalah menahan (menghukum), sedangkan menurut istilah
hudud berarti sanksi bagi orang yang melanggar hukum syara’ dengan cara
didera/dipukul (dijilid) atau dilempari dengan batu hingga mati (rajam).
Sanksi tersebut dapat pula berupa dipotong tangan sebelah atau kedua-
duanya atau kaki dan tangannya, tergantung kepada kesalahan yang
dilakukan. Hukum had ini merupakan yang maksimal bagi suatu
pelanggaran tertentu bagi setiap hukuman. Jarimah hudud ini dalam
beberapa kasus dijelaskan dalam Q.S An- Nur: 2, Q.S Al-Maidah: 33 dan
38 tentang perzinaan, qadzaf, (menuduh perbuatan zina), meminum
khamar, pencurian, perampokan, pemberontakan dan murtad.
2. Hukuman Qisas/Diyat
Hukum qishas adalah pembalasan yang setimpal atas pelanggaran yang
bersifat pengerusakan badan atau menghilangkan jiwa, seperti dalam
firman Allah SWT dalam Q.S Al-Maidah: 45, Q.S Al-Baqarah: 178. Diyat
adalah denda yang wajib dikeluarkan baik berupa barang maupun uang
oleh seseorang yang terkena hukum diyat sebab membunuh atau melukai
seseorang karena ada pengampunan, keringanan hukuman dan hal lain.
Pembunuhan yang terjadi bias dikarenakan pembunuhan dengan tidak
sengaja atau pembunuhan karena kesalahan (khoto’). Hal ini dijelaskan
dalam Q.S An-Nisa: 92 tentang pembunuhan sengaja, pembunuhan semi
sengaja, pembunuhan tersalah, pelukan sengaja dan pelukan semi sengaja.

4
3. Hukuman Ta’zir
Hukum ta’zir adalah hukuman atas pelanggaran yang tidak ditetapkan
hukumannya dalam Al-Qur’an dan Hadist yang bentuknya sebagai
hukuman ringan. Menurut hukum islam, pelaksanaan hukum ta’zir
diserahkan sepenuhnya kepada hakim islam.

Perbedaan Jinayah Hudud, Qisas dan Ta’zir


No Hudud Qisas Ta’zir
1 Tidak ada pemaafan Ada pemaafan dari Ada pemaafan baik
baik perorangan korban atau keluarga perorangan maupun
maupun uli amri korban (ahli warid) uli amri apabila
maslahat.
2 Hukuman telah Hukuman telah Hakim dapat
ditentukan ditentukan memilih hukuman
yang lebih tepat
kepada pelaku sesuai
kondisi pelaku,
situasi, dan tempat
kejahatan.
3 Pembuktian harus ada Pembuktian harus ada Pembuktian sangat
saksi atau pengakuan saksi atau pengakuan luas
kemungkinannya

2.4 Sanksi Pidana Hukum Jinayah


1. Sanksi pidana Hudud
N Tindak Pidana Hukuman
o
1 Zina Hukuman terhadap pelaku zina adalah dicambuk
seratus kali berdasarkan firman Allah swt. surat an-
Nur ayat 2 : Artinya : ” Perempuan yang berzina dan
laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang
dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada
Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-
orang yang beriman”.
2 Meminum Ulama telah sepakat orang yang meminum minukan

5
minuman keras keras wajib dikenai hukuman (had), baik
mengkonsumsi sedikit atau banyak sesuai dengan
landasan syar’i hadits Nabi SAW yang artinya:
“Dari Anas bin Malik ra, dihadapkan kepada Nabi saw
seorang yang telah minum, khamr, kemudian beliau
menjilidnya dengan dua tangkai pelepah kurma kira-
kira 40 kali”. (Mutafaq Alaih).
3 Mencuri Bersadarkan Q.S al-Maidah ayat 38 hukuman bagi
pencuri adalah dipotong tangannya. Yang artinya :
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,
potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi
apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
4 Pemberontaka Sanksi pidana terhadap pemberontakan adalah
n dihukum mati, berdasarkan firman Allah surat al-
Hujurat ayat 9 yang memiliki arti “Dan kalau ada
dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau
yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi
sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia
Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut
keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil;
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berlaku adil”
5 Perampokan hukuman terhadap pelaku perampokan adalah
dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan
kakinya secara berseling, atau diasingkan.
Dasar hukum hirabah adalah firman Allah surat al-
Maidah ayat 33, yang memiliki arti “ sungguhnya
pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi
Allah dan rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka
bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal
balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya).
yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk
mereka
di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang
besar”
6 Murtad Murtad adalah keluar dari agama Islam. Firman
Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 217 yang
berarti
“Barang siapa yang murtad diantara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam keadaan kafir, maka
mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di
akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya”

6
2. Sanksi Pidana Qisas
N Tindak Pidana Hukuman
o
1 Pembunuhan Pelaku pembunuan sengaja dikenai hokum qisas,
sengaja artinya pelaku harus dibunuh seperti apa yang
dilakukannya terhadap pelaku. Tetapi jika ahli
waris memaafkannya maka si pembunuh
diwajibkan membayar diyat sebanyak 100 ekor unta
sebagai pengganti qisas.
2 Pembunuhan Pelaku pembunuhan semi sengaja tidak dikenai
semi sengaja qisas tetapi pembunuh harus membayar diyat, yaitu
dengan memerdekakan budak dan memberi 100
ekor unta kepada keluarga terbunuh.
3 Pembunuhan Pelaku pembunuan tersalah tidak kenai hukum
karena qisas, melainkan hanya membayar diyat.
kesalahan
4 Penganiayaan Pelakunya dikenai hukuman qisas pelukaan atau
berat penganiayaan dengan anggota sepadan, misalnya
mata dengan mata, gigi dengan gigi, hidung dengan
hidung. Tetapi, jika ahli waris memaafkannya
pelaku diwajibkan membayar diyat berdasarkan
tingkat pelukaan yang dilakukan, yaitu :
 Mudhihah (luka sampai tulang), diyatnya 5
ekor unta (50 dinar), Jika muka menjadi
cacat ditambah setengahnya yaitu 25 dinar
jadi total 75 dinar.
 Hasyimah (luka sampai pecah tulang),
diyatnya 10 ekor unta (100 dinar)
 Munaqilah (luka sampai tulangnya meleset),
diyatnya 15 ekor unta (I50 dinar)
 Makmumah (luka sampai kulit tengkorak),
diyatnya 1/3 diyat.
 Jaifah (pelukaan rongga badan), diyatya 1/3
diyat.
 Wajib membayar diyat penuh 100 unta,
apabila seseorang menghilangkan anggota
badan tunggal (lidah, hidung, kemaluan
laki-laki) atau sepasang anggota badan
(mata, telinga, tangan, dll.).
5 Penganiayaan Jenis penganiayaan ringan diantaranya harisah
ringan (terkelupas kulitnya), dami’ah (luka berdarah),
badhi’ah (tergores dagingnya), mutalahhimah (luka

7
sampai daging), simqah (luka sampai lapis tulang).
Pelukaan ringan ini diukur menurut dalam dan
dangkalnya serta menurut kebijaksanaan hakim.
3. Sanksi Pidana Ta,Zif
Hukuman ta’zir banyak jumlahnya dimulai dari hukuman paling ringan
sampai hukuman yang paling berat, diantaranya :
a) Hukuman Mati
b) Hukuman Jilid
c) Hukuman Kawalan
d) Hukuman Salib
e) Hukuman Ancaman
f) Hukuman Pengucilan
g) Hukuman Denda

8
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Fiqih Jinayah terdiri dari dua kata, yaitu dan . Pengertian fiqih secarafiqih
jinayah bahasa berasal dari yang berarti mengerti, paham. Jinayah berarti
perbuatan yang terlarang menurut Hukum pidana Islamsyara’. dalam fiqih disebut
atau Dasar hukum Jinayah diantaranya Q.S al-Jinayah Jarimah. Qashash ayat 77
yang artinya “ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di
dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
Macam-macam Jinayah / Jarimah diantaranya :
a) Jarimah Hudud
b) Jarimah Qisas dan Diyat
c) Jarimah Ta’zir

9
Dafar Pustaka

A, Djazuli. Kaidah-kaidah Fikih. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010


Irfan, N. (2022). Fiqh jinayah. Amzah.
Zuhaili, Wahbah. Fiqh Islam Wa adillatuhu Jilid 7. Jakarta: Darul Fikr, 2012
HM, S. H. (2015). Epistemologi hukum pidana Islam: dasar-dasar fiqh jinayah.

10

Anda mungkin juga menyukai