FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah menciptakan ilmu yang
berlimpah agar semua manusia berilmu dan dapat mengamalkan ilmunya. Atas
segala Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang Berjudul “Pengertian Jarimah (Tindak Pidana)” dengan tepat waktu.
Solawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Rasulullah
SAW. yang mana syafaat beliau dinanti-natikan umatnya diakhirat kelak. Dan
semoga penulis dan pembaca termasuk golongan orang-orang yang mendapat
syafaat beliau. Aamiin Allahumma Aamiin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Jinayah.
Untuk itu penulis berterima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Oleh Karena itu, penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Penulis mohon kritik dan saran yang membangun, agar penulis
dapat membuat makalah yang lebih baik dari sebelumnya. Akhir kata penulis
sampaikan terima kasih.
Jember, 12 September
2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Jarimah ...................................................................................................... 3
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Sayyid Sabiq, Fiqh As Sunnah, ( Libanon, Dar al Fikr, 1983), cet.k 4, Jilid 2, hlm.302
2
.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
makalah ini sebagai berikut:
1. Memahami Pengertian Tindak Pidana (Jarimah)
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jarimah
1. Pengertian
2
Abdul Qadir Audah, Al Tasyri‟ al Jina‟iy al Islami, Beirut: Muasasah al Risalah, 1992, 65.
4
berasal dari nash, had adalah ketentuan hukuman yang sudah ditentukan oleh
Allah, sedangkan ta‟zir ialah hukuman atau pengajaran yang besar kecilnya
ditetapkan oleh penguasa. 3
3
Ibid
4
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Sinaf Grafika, Jakarta, 2005, Cetakan I. Hlm ix-x
5
Ibid., hlm. 13.
5
salah.6
6
Makhrus Munajat, Dekontruksi Hukum Pidana Islam, Logung, Jogjakarta, 2004, cetakan I, hlm. 1.
7
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, Gema Insani, Jakarta, 2003, cetakan I, hlm. 20.
8
TM Hasbi ash Shiddieqy, Pidana Mati dalam Syari'at Islam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1998), hlm.
6.
9
Ibid, 2
6
pelanggaran terhadap ketentuan hukum tersebut dikenakan hukuman
berupa penderitaan badan atau harta.10
Para ahli hukum Islam menyebut jarimah atau sama artinya dengan
jinayah. Jinayah adalah sinonim dengan kejahatan. Namun di Mesir, istilah ini
memiliki konotasi yang berbeda. Ia diterapkan untuk kejahatan yang diancam
dengan hukuman mati, kerja paksa seumur hidup atau penjara. Dengan kata
lain hanya ditujukan bagi kejahatankejahatan berat. Sementara syari‟ah
memerlukan setiap kejahatan sebagai jinayah.
10
Haliman, Hukum Pidana Syiari'at Islam Menurut Ajaran Ahli Sunah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1971), hlm. 64.
11
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hlm. 2.
7
B. Contoh Tindak Pidana (Jarimah/Jinayah)
Ada beberapa bentuk pidana atau jinayah dengan istilah jarimah yang
disebutkan dalam pidana Islam, di lihat dari segi mengerjakannya, yaitu :
1) Dengan cara berbuat atau melakukan tindak pidana, disebut dengan
jarimah ijabiyah/delict commisionis
2) Dengan cara tidak melakukan/melaksanakan hal yang diperintahkan,
disebut dengan jarimah salabiyah/delict ommisonis
3) Jarimah ijabiyah taqa'u bithariqalsalab/delict commisionis per
ommisionem commisa. Jarimah yang ketiga ini adalah menahan
seorang tahanan dengan tidak memberi makan dan tidak memberi
minum sehingga tahanan tersebut meninggal.
Terlepas dari perbedaan pandangan mengenai tentang bentuk atau istilah
yang tepat terhadap perbuatan itu disebut jinayat atau jarimah, dalam hal ini jarimah
dibagi ke dalam tiga golongan :
1) Golongan jarimah hudud, yang terdiri dari perzinahan, menuduh
orang lain berzina, meminum minuman khamar (memabukkan),
merampok, merusak, membuat onar, murtad dan memberontak.
2) Golongan jarimah qishash atau diyat, yang terdiri atas pembunuhan
sengaja, pembunuhan mirip sengaja dan pembunuhan tidak sengaja
3) Golongan jarimah ta'zir, yaitu larangan/perintah tentang sesuatu hal
yang tidak dirumuskan secara pasti, termasuk sanksinya dan
pelaksanaan hukumannya diserahkan kepada pihak penguasa.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14