Oleh :
Islamiyah
20030004
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pustaka
D. Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 5
A. Pengertian dan Dasar Hukum Mencuri
B. Macam Macam Pencurian
C. Uraian Peristiwa Pidana Terhadap Putusan No.
5/Pid.B/2021/PN.Jkt.Utr
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tindak pidana pencurian bisa terjadi kapan saja, ketika seseorang
meninggalkan tempat tinggalnya maka dapat menimbulkan niat jahat,
kondisi seperti ini sangat mendukung aksi pencurian. Perilaku demikian
apabila di tinjau dari segi hukum tentunya ada perilaku yang dapat di
kategorikan sesuai dengan norma dan ada perilaku yang tidak sesuai dengan
norma (Hukum) yang berlaku, tidak menjadi masalah . Terhadap perilaku
yang tidak sesuai norma biasanya dapat menimbulkan permasalahan di
bidang hukum dengan merugikan masyarakat. Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) dalam bab XXII dikenal beberapa tindak pidana biasa dan
tindak pidana dengan konsep pemberatan. Tindak pidana biasa, hal ini terjadi
pada kondisi yang normal, bukan kondisi yang mengancam atau
membahayakan .pencurian seperti ini, sering kali terjadi pada kondisi yang
sepi . Hal ini dimanfaatkan oleh pencuri untuk melakukan niat
jahatnya.Sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 362 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana.Sedangkan tindak pidana berat, terjadi pada kondisi
yang tidak sewajarnya atau kondisi yang membahayakan atau mengancam
seperti bencana alam. Pencurian yang terjadi pada saat bencana termasuk
pencurian dengan pemberatan. Sebagai diatur dalam pasal 363 ayat (1) Kitab
Undang-undang Hukum pidana (KUHP) menyatakan “Diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun yaitu pencurian pada waktu ada
kebakaran, letusan banjir, gempa bumi, atau gempa laut, gunung meletus,
kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kreta api, huru hara,
pemberontakan atau bahaya perang.1 Terkait hal ini, tentu hukuman yang
diberikan lebih berat jika di bandingkan dengan tindakan pencurian
biasa.Perbedaannya terletak pada lamanya hukuman penjara paling lama
tujuh tahun. Lebih jelasnya,hal ini tercantum dalam Ayat (1) Pasal 363
KUHP. Berikut isi Pasal nya:Diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun yaitu pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan banjir, gempa
bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar,
kecelakaan kreta api, huru hara, pemberontakan atau bahaya perang.
1. Pencurian ternak;
1
Ulil Absar, Tindak Pidana Pencurian, SKRIPSI Institut Agama Islam
Negeri Walisongo, Semarang Hlm. 1.
1
2. Pencurian pada waktu ada kebakaran, gunung meletus, banjir, gempa
bumi, kapal karam, kecelakaan kreta api, huru-hara, pemberontakan atau
bahaya perang;
3. Pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau perkarangan tertutup
yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak
diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;
4. Pencurian yang dilakukan dua orang atau lebih dengan bersekutu;
5. Pencurian dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat,perintah
palsu atau pakaian jabatan palsu;
Berdasarkan KUHP, Bahwasannya setiap tindak pidana pencurian yang
dilakukan oleh kondisi-kondisi tertentu. Akan mempengaruhi sanksi atau
hukuman yang akan diberikan. Seharusnya pada saat bencana alam ini,
digunakan untuk saling menolong sesama, bukan untuk memanfaatkan
kondisi untuk memperoleh keuntungan. Maka dari itu pencurian yang
dilakukan pada kondisi ini, tergolong kepada pencurian yang memberatkan.
Selain dia telah melakukan tindak pidana pencurian yang menurut KUHP
dilarang, disamping itu dia tidak memiliki moral dan hati nurani untuk
menolong sesama.2 Pencurian dengan pemberatan, pernah terjadi di Palu
pada tanggal 28 September 2018 banyak masyarakat berbondong-bondong
mengambil barang untuk kebutuhan tapi ada juga yang mengambil untuk
memperkaya diri dapat dikatakan pencurian pemberatan jika mengambil
untuk memperkaya diri bukan untuk kebutuhan.3 Maka dari itu, Mahkamah
Agung mengeluarkan PERMA No.02 tahun 2012 tentang penyusaian batasan
tindak pidana ringan dan jumlah denda dalam KUHP. Hal ini di maksud kan
untuk memudahkan penegak hokum khususnya hakim untuk memberikan
keadilan terhadap perkara yang diadilinya.4 Mengenai kejahatan pencurian di
atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum pidana yang selanjutnya di singkat
dengan (KUHP), yang dibedakan atas lima macam pencurian yaitu:
1. Pencurian Biasa (Pasal 362 KUHP)
2. Pencurian Pemberatan (Pasal 363 KUHP)
2
Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidan(KUHP), (Jakarta: Bumi
Aksara, 1999) Hlm. 128
3
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-
45721520, Diakses pada hari sabtu 25 Mei 2019 Pukul 17.35 Wib.
4
Direktori putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
2
3. Pencurian ringan (Pasal 364 KUHP)
4. Pencurian dengan kekerasan (Pasal 365 KUHP)
5. Pencurian dalam Keluarga (Pasal 367 KUHP) Pasal 363: Barang siapa
yang mengambil barang sesuatu,yang seluruh nya atau sebagian kepunyaan
orang lain,dengan, maksud untuk memiliki secara melawan hukum.
Kasus pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh Fatrokhi Alias Roy
Bin Saild kenakan pasal 363 ayat (1) satu KUHP pada putusan
(Nomor5/Pid.B/2021/PN.Jkt.Utr). Pada hari Kamis tanggal 7 Februari 2019
sekitara jam 13.00 01.45 WIB Pancaka Setiadi untuk mengambil AC (Air
Conditioner) dari rumah yang telah dijual oleh Lydiawati Dakhi kepada
Korban atas nama Hendra. sebelumnya Pancaka Setiadi diminta oleh
Lydiawati Dakhi untuk mengambil AC dikarenakan rumah tersebut telah
dibeli Korban dan Lydiawati Dakhi diperkenankan untuk mengambil AC
yang berada di rumah itu, selanjutnya Terdakwa menuju ke rumah tersebut
dan membongkar AC dimaksud setelah itu Terdakwa menelfon Lydiawati
Dakhi lalu meminta lemari baju, lemari kitchen set, lemari pajangan ruang
tamu, kloset, serta pintu-pintu rumah tersebut dan permintaan Terdakwa
disetujui oleh Lydiawati Dakhi sehingga Terdakwa pun membongkar
barang-barang tersebut dengan cara dicongkel maupun dilas namun selain
barang itu Terdakwa juga membongkar dan mengambil barang lainnya
antara lain, seperti yang disebutkan selanjutnya. Kemudian Terdakwa
membawa lemari-lemari, kloset, serta pintu-pintu tersebut ke rumah
Terdakwa sedangkan barang-barang yang terbuat dari besi atau Terdakwa
jual ke tukang loak atau tukang las seharga Rp.2.000.000,- (Dua Juta
Rupiah). Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut, mengakibatkan
Korban menderita kerugian senilai kurang lebih Rp.565.400.000,- (Lima
Ratus Enam Puluh Lima Juta Empat Ratus Ribu Rupiah).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pertimbangan hakim dari kasus pencurian dengan pemberatan yang
dilakukan oleh pelaku dalam putusan Nomor 5/Pid.B/2021/PN.Jkt.Utr ?
2. Bagaimana penjatuhan sanksi kepada pelaku dalam putusan Nomor
5/Pid.B/2021/PN.Jkt.Utr ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui dan menganalisi pertimbangan hakim memberikan
hukuman terhadap pelaku tindak pidana pencurian dengan pemberatan
pada putusan Nomor 5/Pid.B/2021/PN.Jkt.Utr.
3
2. Untuk Menganalisis penjatuhkan sanksi pidana kepada pelaku tindak
pidana pencurian dengan pemberatan pada putusan
Nomor5/Pid.B/2021/PN.Jkt.Utr.
D. Manfaat Penelitian
a)Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan tambahan
wacana untuk ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada
khususnya.
b)Manfaat Praktis
1. Dengan penelitian ini dapat membuka wawasan peneliti tentang
pelanggaran hukum yang ada di masyarakat.
2. Membuka wawasan peneliti dan masyarakat bahwasannya agar lebih
waspada ketika terjadi bencana selalu ada tindak pidana dan
pelanggaran hukum yang perlu di cegah.
3. Meningkatkan kesadaran bagi penegak hukum dan pihak kepolisian
agar lebih diperketat lagi penjagaan dan pengawasan ketika terjadi
bencana.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak berwajib atau
aparat kepolisian dalam menentukan kebijakan untuk memberikan
sanksi dan hukuman yang tegas bagi pelaku pencurian ketika bencana
terjadi sehingga mengurangin tingkat pelanggaran hukum.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Hukum Pencurian
Harta dalam bahasa Arab disebut ““ المالyang berasal dari kata maalayamiilu-
mailan yang berarti condong, cenderung, dan miring. Menurut etimologi
harta merupakan sesuatu yang di butuhkan dan diperoleh manusia, baik
berupa benda yang tampak seperti emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan
maupun (yang tidak tampak), yakni manfaat seperti kendaraan, pakaian, dan
tempat tinggal. Menurut istilah fikih harta mempunyai sinonim makna
dengan benda, yaitu segala sesuatu yang mungkin dimiliki seseorang dan
dapat diambil manfaatnya dengan jalan biasa (Ahmad Azhar Basyir, 2009:
41).
Kata mal dalam Alquran disebutkan 86 kali pada 79 ayat dalam 38 surah,
dan ini tergolong jumlah yang cukup banyak menghiasi sepertiga surah-
surah Alquran. Dari 86 kata mal itu terdapat 25 kata berbentuk mufrad
dengan berbagai lafal, selanjutnya 61 kali dalam bentuk isim jama’ (amwal)
dan jumlah ini belum termasuk kata-kata yang semakna dengan mal seperti
rizq, mata’, qintar dan kanz (perbendaharaan). Yahya bin Jusoh (Azhari
Akmal Tarigan, 2012: 91), mengklasifikasikan makna mal di dalam al-Quran
dapat berarti harta yang hina (Q.S. [68]: 10-14, Q.S. [23]: 55-56, Q.S. [26]:
88-89, dan lainlain), harta yang sangat dicintai (Q.S. [89]: 20, dan lain-lain),
harta yang menyebabkan manusia berwatak jelek (Q.S. [74]: 12, Q.S. [104]:
2, Q.S. [90]: 6, dll), harta yang dimiliki tidak berguna diakhirat (Q.S. [111]:
2, Q.S. [92]: 11, dan lain-lain), harta yang disesali karena tidak berguna
(Q.S. [69]: 28), harta yang berkembang (Q.S. [17]: 6, Q.S. [71]: 12, dan lain-
lain), harta sebagai cobaan (Q.S. [2]: 155), harta yang dibangga-banggakan
(Q.S. [34]: 35, Q.S. [9]: 69), harta yang membuat manusia menjauhkan diri
dari Allah (Q.S. [34] 37), harta yang tidak diperlakukan dengan tidak benar
(Q.S. [11]: 87), dan harta yang menyesatkan (Q.S. [10]: 88).
Dari jumlah dan beragam makna harta dalam Alquran, membuktikan betapa
besarnya perhatian Islam terhadap harta. Meskipun harta mempunyai sifat
yang saling bertolak belakang. Kadangkadang dapat menyelamatkan
pemiliknya, namun tak sedikit pula mencelakakan. Oleh sebab itu, Islam
telah mengatur bagaimana caranya seorang muslim dapat memanfaatkan
harta yang dimilikinya itu agar berguna bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Belumlah lengkap jika harta itu hanya dinikmati untuk kepentingan duniawi
dan sama sekali tidak berpengaruh pada kehidupan akhirat, keduanya harus
mendapat porsi yang seimbang. Islam memandang harta sebagai jalan yang
5
mempermudah manusia untuk menuju kesejahteraan (Abdullah Fatah Idris,
1989: 6).
Dalam surat al-Kahfi ayat 46, kata harta disejajarkan dengan anak-anak dan
dianggap sebagai perhiasan dunia. Terbukti dalam kehidupan, manusia
begitu bangga dengan harta dan keturunan yang dimiliki, sehingga
memberikan kehidupan serta martabat yang terhormat bagi yang
memilikinya. Alquran pun mencatat beragam kisah yang berkenaan dengan
orang-orang yang dicoba dengan harta dan anak. Harta sangatlah penting
dalam menopang kehidupan bahkan menjadi terhormat dengannya, sehingga
Alquran menempatkannya demikian juga dengan anak sebagai perhiasan
atau sesuatu yang dianggap baik dan indah (zinah) Alquransurah Al-Kahfi:
46 dan Ali Imran: 14.
6
hanya menguntungkan orang yang di atas. Dalam artian seluruh rangkaian
bisnis juga harus terbebas dari unsur “MAGHRIB”, singkatan dari lima
unsur. 1. Maysir (judi),
2. Aniaya (zulum),
3. Gharar (penipuan),
4. Haram,
5. Riba (bunga),
6. Iktinaz atau Ihtikar
7. Bathil.
Dibanding bentuk kata lainnya, kata bathilun disebut paling banyak yaitu 24
kali dalam AlQuran. Bathilan disebut dua kali dan mubthilun disebut lima
kali (Muhammad Fuad Abdul Baqi, 1981: 123-124). Wahbah Az-Zuhaili
dalam kitabnya Tafsir al Wajiz wa Mu’jam Ma’aniy al Qur’an al ‘Aziz,
menjelaskan bahwa kata bathil dalam Alquran yang berhubungan dengan
7
memakan harta manusia secara batil ada di 4 tempat, yaitu: Al-Baqarah ayat
188, an-Nisa ayat 29 dan 161, dan at-Taubah ayat 34. Dalam makalah ini
akan dibahas 2 ayat dari 4 ayat yang berhubungan dengan memakan harta
manusia dengan batil, yaitu an-Nisa ayat 29 dan at-Taubah ayat 34.
Setiap orang yang berakal pasti akan sepakat bahwa mencuri adalah
perbuatan yang zalim dan merupakan kejahatan. Oleh karena itu Islam juga
menetapkan larangan mencuri harta orang lain. Bahkan ia termasuk dosa
besar dan kezaliman yang nyata. MencuriMencuri Adalah Dosa Besar Allah
Ta’ala berfirman: ْ
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al
Maidah: 38).
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menetapkan hukuman hadd bagi pencuri adalah
dipotong tangannya. Ini menunjukkan bahwa mencuri adalah dosa besar.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin mengatakan:
“Dosa besar adalah yang Allah ancam dengan suatu hukuman khusus.
Maksudnya perbuatan tersebut tidak sekedar dilarang atau diharamkan,
namun diancam dengan suatu hukuman khusus. Semisal disebutkan dalam
dalil ‘barangsiapa yang melakukan ini maka ia bukan mukmin’, atau ‘bukan
bagian dari kami’, atau semisal dengan itu. Ini adalah dosa besar. Dan dosa
kecil adalah dosa yang tidak diancam dengan suatu hukuman khusus”
(Fatawa Nurun ‘alad Darbi libni Al-‘Utsaimin, 2/24, AsySyamilah).
8
Mencuri Adalah Kezaliman dan secara umum mencuri termasuk perbuatan
mengambil harta orang lain dengan cara batil. Padahal harta seorang Muslim
itu haram. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas sesama kalian darah kalian
(untuk ditumpakan) dan harta kalian (untuk dirampais) dan kehormatan
(untuk dirusak). Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini dan
haramnya negeri ini” (HR. Bukhari no. 1742).
Salah satu bentuk kejahatan yang tercantum dalam Bukum Kedua KUHP
adalah tindak pidana pencurian yang secara khusus diatur dalam Bab XXII
Pasal 362 – 367 KUHP. Mengenai tindak pidana pencurian ini ada salah satu
pengkualifikasian dengan bentuk pencurian dengan pemberatan, khususnya
yang diatur dalam Pasal 363 dan 365 KUHP. Pencurian secara umum
dirumuskan dalam Pasal 362 KUHP yang berbunyi sebagai berikut
”Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagaian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima
tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah”.
9
2. Pencurian dengan pemberatan (Pasal 363 KUHP) Istilah ”pencurian
dengan pemberatan” biasanya secara doktrinal disebut sebagai ”pencurian
yang dikualifikasikan”. Pencurian yang dikualifikasikan ini menunjuk pada
suatu pencurian yang dilakukan dengan cara-cara tertentu atau dalam
keadaan tertentu, sehingga bersifat lebih berat dan karenanya diancam
dengan pidana yang lebih berat pula dari pencurian biasa. Oleh karena
pencurian yang dikualifikasikan tersebut merupakan pencurian yang
dilakukan dengan cara-cara tertentu dan dalam keadaan tertentu yang bersifat
memberatkan, maka pembuktian terhadap unsurunsur tindak pidana
pencurian dengan pemberatan harus diawali dengan membuktikan pencurian
dalam bentuk pokoknya.
Berdasarkan rumusan yang terdapat dalam Pasal 363 KUHP, maka unsur-
unsur tindak pidana pencurian dengan pemberatan adalah : Unsur-unsur
pencurian Pasal 362 KUHP Unsur yang memberatkan, dalam Pasal 363
KUHP yang meliputi: Pencurian ternak (Pasal 363 ayat (1) ke-1 KUHP);
Pencurian pada waktu ada kebakaran, peletusan, banjir, gempa bumi atau
gempa laut, peletusan gunung api, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan
kereta api, huru-hara, pemberontakan, atau bahaya perang (Pasal 363 ayat (1)
ke-2 KUHP); Pencurian di waktu waktu malam dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang
adanya disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak (Pasal
363 ayat (1) ke-3 KUHP); Pencurian yang dilakukan oleh dua orang yang
bersekutu (Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP); Pencurian yang untuk masuk ke
tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai pada barang yang
diambilnya, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat atau
dengan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu
(Pasal 363 ayat (1) ke-5 KUHP).
10
(Pasal 362 KUHP); Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
secara bersama-sama (Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP); Pencurian yang
dilakukan dengan membongkar, merusak atau memanjat, dengan anak kunci,
perintah palsu atau seragam palsu; Tidak dilakukan dalam sebuah rumah;
Tidak dilakukan dalam pekarangan tertutup yang ada rumahnya; dan Apabila
harga barang yang dicurinya itu tidak lebih dari dua puluh lima rupiah.
11
pelaku maupun sebagai pembantu, maka terhadap orang ini tetap dapat
dilakukan penuntutan, sekalipun tidak ada pengaduan.
12
viii. Kran shower;
ix. Pintu kaca kamar mandi;
x. Besi tangga letter L ke lantai atas;
xi. Pegangan besi kaca;
xii. Lampu 23 buah;
xiii. Lemari lantai 2;
xiv. Lemari pajangan;
xv. Kran kloset dan leher bebek;
xvi. Kran shower kamar mandi;
xvii. Kran/ paralon wastafel;
xviii. Krey;
xix. Besi penahan kaca;
xx. Kawat nyamuk jendela;
xxi. Lift dan struktur;
xxii. Kran wastafel cuci piring;
xxiii. Kitchen set;
xxiv. Lampu garasi 10 (sepuluh) buah;
xxv. Teralis besi untuk tangga ke garasi;
xxvi. Kabel;
xxvii. Teralis besi jendela dan penahan kaca;
xxviii. Lemari baju;
xxix. Pintu-pintu;
xxx. Mesin pompa air
Putusan
Mengadili:
- Menyatakan Terdakwa Fatrokhi Alias Roy Bin Sail telah terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana “pencurian”
- Menjatuhkan hukuman kepada Terdakwa Fatrokhi Alias Roy Bin Sail
tersebut diatas dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan ;
- Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan kota dikurangkan
1/5 dari pidana yang dijatuhkan ;
13
- Menetapkan barang bukti berupa :
1. 1 (satu) buah troli;
2. 1 (satu) buah kunci pas nomor 10;
3. 1 (satu) buah tang warna merah;
4. 1 (satu) buah obeng min;
5. 1 (satu) buah linggis ukuran panjang 60cm;
6. 1 (satu) buah palu bergagang kayu warna coklat;
Oleh karena barang bukti tersebut milik dari saksi Hendra, maka
dikembalikan kepada saksi Hendra ;
- Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah)
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam tidak membatasi mencari harta dengan cara apapun, selama tidak
melanggar prinsip-prinsip yang telah ditentukan syara’. Karena hukum asal
dalam bermu’amalah adalah mubah. ْ kaidah ini memberikan jalan bagi
manusia untuk melakukan berbagai improvisasi dan inovasi melalui sistem,
teknik dan mediasi dalam melakukan perdagangan. Namun, Islam
mempunyai prinsip-prinsip tentang pengembangan sistem bisnis yaitu harus
terbebas dari unsur dharar (bahaya), jahalah (ketidakjelasan) dan zulum
(merugikan atau tidak adil terhadap salah satu pihak). Begitu halnya dalam
bisnis dengan sistem pemberian bonus harus adil, tidak menzalimi dan tidak
hanya menguntungkan orang yang di atas. Dalam artian seluruh rangkaian
bisnis juga harus terbebas dari salah satunya ialah “bathil.” Seperti kasus
dengan Nomor 5/Pid.B/2021/PN.Jkt.Utr. dengan mengambil sesuatu yang
bukan hak nya dan akibatnya sangat merugikan orang lain. Kemudian dari
kesalahan yang diperbuatnya, maka terdakwa diberi hukuman (sanksi)
pidana penjara selama 6 (enam) bulan dan membayar biaya perkara sebesar
Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah).
B. Saran
Sebagai manusia yang memiliki akhlak dan moral, jangan pernah sekali-kali
mengambil sesuatu yang bukan hak atau mencuri atau sejenisnya. Karena hal
tersebut dapat merusak iman dan merugikan pihak lain.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/pengadilan/profil/pengadilan/pn-
jakarta-utara.html.diakses pada hari Senin 7 Juni 2021 Pukul 14.17.
https://www.peradi.or.id/index.php/berita/detail/contoh-resume-perkara
pidana-dan-perdata. diakses pada hari Senin 7 Juni 2021 Pukul 14.19.
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/year/2020/docId/2869.
diakses pada hari Senin 7 Juni 2021 Pukul 14.23.
ii