Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : TAUFAN HIDAYAT

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042762399

Kode/ Nama Mata Kuliah : HKUM4203/ HUKUM PIDANA

Kode/ Nama UPBJJ : 11/ UPBJJ UT BANDA ACEH

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan pada berbagai perundangan. Hukum tidak
tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat
(hukum adat), tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan
perundangan.kesimpulanya adalah berbicara tentang hukum pasti juga akan terkait dengan
apa yang disebut masyarakat begitu sebaliknya karena hukum merupakan bagian dari
proses sosial yang terjadi dalam masyarakat. Tertulis atau tidak tertulis suatu hukum maka
hukum tidak bisa terlepas dari pengaruh timbal balik dengan keseluruhan aspek yang ada
dalam masyarakat, itulah sebabnya dikatakan bahwa hukum itu tidaklah otonom, dari sini
terlihat bahwa hukum merupakan suatu realitas dalam masyarakat sehingga hukum disini
lebih bersifar relistis dan empirik. Hukum tertulis berlaku untuk umum sedangkan hukum
tidak tertulis biasanya aturan yang berlaku disuatu tempat ( adat suatu daerah) contoh
hukum tidak tertulis di daerah aceh yaitu : Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 tentang
lembaga adat. Lembaga-lembaga adat aceh terbentuk dari masyarakat hukum adat tempat
pemangku adat memiliki jabatan di dalamnya. Lembaga-lembaga adat aceh berwenang
mendamaikan sengketa yang timbul dalam masyarakat serta menegakkan hukum adat.

Penyelesaian sengketa/perselisihan adat dan adat istiadat dilakukan secara bertahap yaitu
diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu, jika gagal, maka akan dibawa pada
penyelesaian secara adat di gampong (desa) , penyelesaian secara adat di mukim ( gabungan
beberapa desa) dan penyelesaian secara adat di laut .

2. Hukum Pidana Materiil adalah aturan hukum yang memuat tindakan pidana. Dimana di
sini termuat rumusan perbuatan pidana dan memuat syarat dan aturan untuk pelaku
pidana. Sumber hukum materiil inilah yang menentukan isi peraturan hukum yang sifatnya
mengikat orang. Dikatakan mengikat karena aturan ini berasal dari pendapat umum, hukum
masyarakat, kondisi lingkungan, sosiologi, ekonomi, moral, politik hukum dan lain-lain. Ada
beberapa faktor pembentukan hukum materiil yang dibentuk atas dasar faktor
kemasyarakatan dan faktor idiil. Pertama di pengaruhi oleh faktor idiil yang berpatokan
pada keadilan yang harus ditaati oleh masyarakat. Sebenarnya tidak hanya masyarakat,
tetapi juga pembentuk UU itu sendiri. Kedua, yang dipengaruhi oleh faktor kemasyarakatan.
Faktor kemasyarakatan dimana aturan dibuat agar masyarakat tunduk pada aturan yang
sudah diberlakukan. Adapun faktor kemasyarakat yang ternyata juga mempengaruhi dalam
pembentukan hukum materiil. Diantaranya kebiasaan yang sudah menjadi bagian hidup.
Termasuk pula pembentukan hukum karena keyakinan tentang agama dan kesusilaan serta
kesadaran hukum. Pada intinya dalam delik formil tidak diperlukan adanya akibat,
dengan terjadinya tindak pidana sudah dinyatakan tindak pidana tersebut telah
terjadi. Berbeda dengan delik materil, tindak pidana dinyatakan terjadi jika telah ada
akibatnya.

Sedangkan Hukum Pidana Formil adalah hukum yang digunakan sebagai dasar para
penegak hukum. Sederhananya, hukum pidana formil mengatur bagaimana Negara
menyikapi alat perlengkapan untuk melakukan kewajiban untuk menyidik, menjatuhkan,
menuntut dan melaksanakan pidana. Sumber hukum formill ini juga merupakan dasar
kekuatan mengikat peraturan yang sudah ada. Tujuannya masih sama, agar aturan tersebut
tetap dipatuhi. Tidak hanya dapat dipatuhi masyarakat, tetapi juga dipatuhi oleh penegak
hukum sekaligus.Berbeda dengan delik materil, tindak pidana dinyatakan terjadi jika telah
ada akibatnya.
Kasus diatas yang menjadi pidana formil barang bukti dari tersangka berupa alat yang
digunakan oleh pelaku yaitu 1 (Satu) buah obeng biasa, 1 (Satu) buah kunci bekas dan 1
(Satu) unit sepeda motor Honda Beat BK 3719 QAF warna Hitam les Merah.
Pidana Materil
Pasal 362: Barang siapa yang mengambil barang sesuatu, atau yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling
banyak enam puluh rupiah.
362 KUHP tentang pencurian. asal saja sudah dipenuhi unsur-unsur dalam pasal 362 KUHP,
tindak pidana sudah terjadi dan tidak dipersoalkan lagi, apakah orang yang kecurian itu
merasa rugi atau tidak, merasa terancam kehidupannya atau tidak.

Hukum Pidana Formil


Pasal 363 ayat (2) KUHP Menimbang, bahwa dengan susunan Dakwaan tersebut, maka
kedua Dakwaan harus dibuktikan yang dimulai dari Dakwaan Kesatu yang mengandung
unsur unsur tindak pidana yang perlu dibuktikan sebagai berikut :
1 Barang siapa;
2 Mengambil Sesuatu Barang;
3 Yang sebahagian atau seluruhnya milik orang lain;
4 Dengan Maksud Untuk dimiliki;
5 Secara Melawan Hukum;
6 di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya,yang
dilakukan oleh orang.

barang bukti dari tersangka berupa alat yang digunakan oleh pelaku yaitu 1 (Satu) buah
obeng biasa, 1 (Satu) buah kunci bekas dan 1 (Satu) unit sepeda motor Honda Beat BK 3719
QAF warna Hitam les Merah.

3.
Di dalam Buku Kedua Kitab Undang-Undang Hukum Pidana BAB XXII. Pasal 362 KUHP
terdiri dari 1 ayat saja, sementara di pasal 363, terdapat 2 ayat. Kedua pasal ini sama-sama
mengatur hukuman untuk tindak pidana pencurian. Pasal 363 KUHP ayat 1 dan 2
merupakan dasar pemberian hukuman untuk tindak pidana pencurian dengan pemberatan.
Namun, pasal tersebut tidak bisa terlepas dari Pasal 362 KUHP yang menjadi
pengelompokannya dan memuat ketentuan hukuman untuk tindak pidana pencurian.
Berikut ini isi pasal 363 KUHP ayat 1 dan 2 serta Pasal 362 KUHP yang mengatur hukuman
untuk tindak pidana pencurian.

1. Pasal 362 KUHP Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam
karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah.

2. Pasal 363 KUHP


Ayat 1: Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:
1. pencurian ternak;
2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir gempa bumi, atau gempa laut,
gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara,
pemberontakan atau bahaya perang;
3. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang
ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak diketahui atau
tidak dikehendaki oleh yang berhak;
4. pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih:
5. pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai
pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat,
atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.
Ayat 2: Jika pencurian yang diterangkan dalam butir 3 disertai dengan salah satu hal dalam
butir 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
unsur-unsur itu meliputi:

- Barangsiapa
- Mengambil
- Barang sebagian atau seluruhnya
- Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.

Anda mungkin juga menyukai