Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PPKN

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN


HUKUM DALAM MASYARAKAT UNTUK
MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN

DI SUSUN OLEH:
1. Fina Oktaviyani
2. Meiliana Fajarani
3. Alifya Citra Wardana
4. Ibadurrahman

KELAS XII TAV


SMK MUHAMMADIYAH KRAMAT

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bias
pembaca praktekan dalam kehidupan sehari
Tugas ini kami buat untuk memeberikan ringkasan tentang Perlindungan dan
penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian. Kami
menyadari kalua masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini oleh sebab itu,
Kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kramat, 29 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………


KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..

BAB II PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM MASYARAKAT


UNTUK MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN.
A. Hakikat Hukum
1.1 Pengertian
1.2 Macam-macam hukum

B. Hakikat Perlindungan Dan Penegakan Hukum Dalam Masyarakat


2.1 Hakikat perlindungan hukum
2.2 Hakikat penengakan hukum
2.3 Dasar hukum dalam perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia
C. Peran Lembaga Penegakan Hukum Dindonesia Dalam Menjamin Keadilan Dan
Kedamaian
3.1 Kepolisian negara republik Indonesia
3.2 Kejaksaan negara republik Indonesia
3.3 Hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman
3.4 Advokat/penasihat hukum
3.5 Komisi pemberantasan korupsi(KPK)
D. Dinamika Pelanggaran Hukum Dalam Masyarakat
4.1 Bentuk pelanggaran hukum
4.2 Beberapa ketentuan peradilan pelaku pelanggaran hukum
E. Peran Masyarakat Dalam Perlindungan Dan Penegakkan Hukum Diindonesia
5.1 Sadar hukum dilingkungan keluarga
5.2 Sadar hukum dilingkungan sekolah
5.3 Sadar hukum dilingkungan masyarakat
5.4 Sadar hukum dilingkungan negara

KESIMPULAN ………………………………………………………………………………...
KRITIK DAN SARAN ………………………………………………………………………..
A.HAKIKAT HUKUM
1.1 Pengertian
Pengertian sederhana dari hukum dikemukakan oleh E.Utrecht yang
mengatakan hukum adalahh himpunan peraturan (perintah-perintah dan larangan-
larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat yang harus ditaati oleh
masyarakat tersebut. Sistem hukum adalah suatu proses atau rangkaian hukum yang
melibatkan berbagai alat kelengkapan hukum dan berbagai unsur yang terdapat
didalamnya, mulai dari hukum tu dibuat,diterapkan,dan dipertahankan.
Hukum terdiri atas beberapa unsur sebagai berikut:
1. Peraturan atau norma mengenai pergaulan manusia dalam pergaulan
masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa,.
4. Sanksi terhadap pelangar peraturan tersebt tegas, berupa hukuman.
Hukuman juga mempunyai ciri-ciri yaitu
1. Adanya perintah atau larangan.
2. Perintah atau larangan itu harus ditaati oleh semua orang.
3. Pelanggar hukum dapat dikenakan sanksi,.
Sanksi terhadap pelanggar hukum dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu:
1. Hukuman pokok meliputi hukuman mati,hukuman penjara seumur hidup dan
sementara, serta hukuman kurungan dan hukuman denda
2. Hukuman tambahan meliputi pencabutan hak-hak tertentu, perampasan
(penyitaaan)barang-barang tertentu,dan pengumuman keputusan hakim

1.2 Macam-macam hukum


Untuk pelanggaran-pelanggaran kesulitan dan adat setempat yang dilakukan
seseorang,akan dikenakan denda tertentu atau dibuang keluar daerah tersebut.

A. Menurut Sumbernya
Hukum dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan
perundangan .
2. Hukum kebiasaan adat, yaitu hukum yang terletakk didalam peraturan-
pearturan kebiasaan adat.
3. Hukum traktraat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara didalam
suatu perjanjian antar negara .
4. Hukum yurisprudensi, yaitu hokum yang terbentuk karena keputusan hakim
(pengadilan)
B. Menurut Bentuknya
Hukum dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan
perundangan
2. Hukum tidak tertulis (kebiasaan adat), yaitu hukum yang masih hidup dalam
keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis.
C. Menurut Tempat Berlakunya
1. Hukum nasional , yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara.
2. Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur antar negara dunia
internsional
3. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dinegara lain
4. Hukum gereja, yaitu kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja untuk para
anggotanya
D. Menurut Cara Mempertahankan
Hukum dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturran yang
mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud
perintah-perintahdan larangan-larangan, contoh: hukum pidana,hukum
perdata,hukum dagang 2. Hukum formal (hukum perses atau acara), yaitu hukum
yang memuat peraturan-praturan yang mengatur bagai manah cara-cara
melaksanakan dan mempertahankan hukum material.
3 Hukum acara pidana yaitu praturan-praturan hukum yang mengatur bagaimana
cara memelihara dan mempertahankan hukum pidana material.
4 Hukum acara perdata yaitu peraturan-peraturan hukum yang mengatur bagai
mana cara memelihara dan memepertahankan hukum perdata material.
E. Menurut Isinya
Hukum dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Hukum perivat (hukum sipil) yaitu hukum yang mengatur dengan hubungan-
hubungan antara orang satu dengan orang lain.
2. Hukum public (hukum negara) yaitu hukum yang mengatur hubungan antara
negara dengan alat-4545alat perlengkapn atau hubungan antara negara dengan
perseorang.
F. Menurut Waktu Berlakunnya
Hukum dibagi menjadi berikut
1. Ius Constitutum (hukum positip) yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Contonya UUD 1945.
2. Ius Constituendum (hukum negative / prospektif ) yaitu hukum yang di
harapakan berlaku pada waktu yang akan datang contohnya RUU.
3. Hukum asasi (hukum alam) yaitu hukum yang berlaku di mana-mana dalam
segala waktu dan segala bangsa.
G. Menurut Sifatnya
Hukum dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga
harus dan mempunyai paksaan mutlak.
2. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan jika pihak-
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian.
H. Menurut Wujudnya
Hukum dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Hukum ojektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara 2 orang atau
lebih yang berlaku umum.
2. Hukum Subjektif , yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku
terhadap seorang atau lebih.

B.HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM


MASYARAKAT
2.1 Hakikat Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum adalah suatu proses penegakan hukum dalam masyarakat dengan
tujuan untuk melindungi manusia,baik diri maupun kepentingannya dari tindakan manusia
yang lain.perlindungan hukum juga bermakna sebagai proses penyusunan peraturan
perundangan dalam masyarakat.
Perlindungan hukum sangat diperlukan dalam masyarakat karena kepentingan manusia dalam
masyarakat ada yang sama, dan juga berbeda agar dilindungi secara adil maka di buatlah
peraturan.fungsi hukum memberikan perlindungan kepentingan manusia .
2.2 Hakikat Penegakan Hukum
Penegak hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknnya atau
berfunginnya norma-norma hukum secara nyata dalam masyarakat sebagai pedoman perilaku
dalam kehidupan ber mastarakat ber bangsa dan ber negara.
Penegakan hukum dilakukan oleh subjek hukum dan objek hukum. Subjek hukum adalah
manusia-manusia yang terlibat dalam upaya untuk berfungsinya hukum sebagaimana
mestinya, sedangan penegak hukum dari objeknya adalah proses penegakan hukum yang
ditinjau dari aspek kepatuhan terhadap aturan hukum itu sendiri atau kepatuhan pada
keadilan.
Penegakan hukum ditinjau dari objeknya, dalam arti luas mencangkup nilai-nilai keadilan
yang terkandung di dalamnya bumyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup
dalam masyarakat. Sedangkan dalam arti sempit,menyangkut penegakan peraturan yang
formal dan tertulis saja.
Perbedaan antara penegak hukum yang tertulis dengan penegak nilai keadilan yang
dikandungnya, dikunal dengan istilah the rule of law versus the rule of just law atau dalam
istilah the rule of law and not of man versus istilah the rule by law yang berarti the rule of
man by law.
Istilah the rule of law and not of man untuk menegaskan bahwa pada hakikatnya
pemerinyahan suatu negara hukum modern itu dilakukan oleh hukum, bukan oleh orang.
Istilah sebaliknya adalah the rule by law yang dimaksudkan sebagai pemerintahan oleh orang
orang yang menggunakan hukum sekadar sebagai alat kekuasaan belaka.
2.3 Dasar Hukum dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
Berikut adalah beberapa dasar hukum dalam perlindungan dan penegakan hukum di
Indonesia.
a)Pasal 27 Ayat (1) UUD RI 1945
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
b)Pasal 28 D Ayat (1) UUD RI 1945
“Setiap orang berhak terhadap pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
c)Pasal 24 Ayat (1) UUD RI 1945
“Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna meneegakkan hukum dan keadilan.”
d)Pasal 28 Ayat (5) UUD RI 1945
“Untuk menegakkan dan melindungi Hak Asasi Manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan Hak Asasi Manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.”
e)Pasal 30 Ayat (4) UUD RI 1945
“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.”
Unsur-unsur perlindungan hukum sebagai berikut.
a.Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.
b.Jaminan kepastian hukum.
c.Berkaitan dengan hak-hak warga negara.
d.Adanya sanksi hukum bagi pihak yang melanggar.

C. PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DI INDONESIA DALAM MENJAMIN


KEADILAN DAN KEDAMAIAN
3.1 Kepolisian Negara Republik Indonesia
Kepolisian negara republik Indonesia (polri) adalah lembaga negara yang bertugas
memelihara keamanan dam ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamaanan didalam negeri (Pasal 5 UU RI Nomor 2 Tahun 2022).
Fungsi dan tujuan kepolisian diuraikan lebih lanjut dalam tugas pokok kepolisian (Pasal 13)
yang meliputi sebagai berikut.
a.Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
b.Menegakkan hukum.
c.Memberikan perlindungan pengayoman dan pelayan kepada masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, seperti yang termuat dalam pasal 14
menyatakan kepolisian bertugas untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut.
a. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan
masyarakat dan pemerintahan sesuai kebutuhan.
b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran
lalu lintas di jalan.
c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-
undangan.
d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.
e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.
3.2 Kejaksaan Republik Indonesia
Kejaksaan Republik Indonesia adalah sebuah lembaga negara yang bertugas
melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Penuntutan merupakan
tindakan jaksa untuk melimpahkan perkara pidana kepengadilan negara yang berwenang
dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang dalam pemerintahan supaya
diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.
Pelaksanaan kekuasaan lembaga kejaksaan RI diselenggarakan oleh sebagai berikut.
a. Kejaksaan agung yang berkedudukan di ibukota negara Indonesia dan daerah hukumnya
meliputi wilayah kekuasaan negara Indonesia, yang dipimpin oleh seorang jaksa agung.
b. Kejaksaan tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi dan daerah hukumnya meliputi
wilayah provinsi, yang dipimpin oleh seorang kepala kejaksaan tinggi.
c. Kejaksaan negeri, berkedudukan di ibukota kabupaten/kota dan daerah hukumnya meliputi
wilayah kabupaten/kota, yang dipimpin oleh seorang kepala kejaksaan negeri yang
merupakan pimpinan dan penanggung jawab kejaksaan, serta yang memimpin,
mengendalikan pelaksanaan dan penanggung jawab kejaksaan di daerah hukumnya.
a. Bidang Pidana
Dalam bidang pidana kejaksaan memiliki tugas sebagai berikut.
1) Melakukan penuntutan.
2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksana putusan pidana masyarakat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bermasyarakat.
4) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang.
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikordinasikan dengan
penyidik.
b. Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
Dalam bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak
baik didalam maupun diluar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
c. Bidang Ketertiban dan Ketentraman Umum
Terkait bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut serta menyelenggarakan
kegiatan berikut.
1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
3) Pengawasan peredaran barang cetakan.
4) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara.
5) Pencegaan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama
6) Penelitian dan pegembangan hukum serta statistic criminal.
3.3 Hakim Sebagai Pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman
Hakim berdasarkan jenis lembaga peradilannya dapat digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu
sebagai berikut.
a. Hakim pada Makamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
b. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Makamah Agung, yaitu dalam
lingkungan peradilan hukum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkunggan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada
dalam lingkungan peradilan tersebut.
c. Hakim pada Makamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.
3.4 Advokat/Penasihat Hukum
Advokat disebut juga penasihat hukum dalam keseharian kita sering mendengar istilah lain
dari advokat/penasihat hukum, yaitu pengacara. Secara umum advokat adalah orang yang
diberi kuasa untuk memberi bantuan dibidang hukum, baik perdata atau idana kepada yang
memerlukannya, baik berupa nasihat (konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik didalam
maupun diluar pengadilan dengan jalan mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan
tindakan hukum lainnya untuk kepentingan hukum para pengguna jasanya.
3.5 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Komisi pemberantasan korupsi (KPK) adalah sebuah lembaga negara yang berfungsi sebagai
penegak hukum khusus. KPK dibentuk degan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen, yang dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

D. DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM DALM MASYARAKAT


Pelanggaran hukum adalah tindakan seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain pelanggaran hukum merupan
pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh peraturan atau
hukum yang berlaku, misalnya pada kasus contoh kasus pembunuhan dimana dalam hal itu
telah terjadi pengingkaran terhadap kewajuban untuk menghormati hak hidup orang lain.
Pelanggaran hukum juga merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum.
4.1 Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hukum
Berikut beberapa bentuk pelanggaran hukum yang sering terjadi dalam keseharian.
a. Membuang sampah sembarangan
b. Tidak mempunyai KTP padahal usia sudah mencukupi
c. Pengendara motor yang tidak menggunakan helm
d. Tindakan oknum masyarakat yang tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas
e. Berkendara tanpa SIM
4.2 Beberapa Ketentuan Peradilan Bagi Perilaku Pelanggaran Hukum
Peradilan adalah proses pemeriksaan dan pengadilan terhadap sebagai tindakan
manusia dalam hubungannya dengan manusia yang lain atau dengan negara. Peradilan adalah
proses penentuan apakah tindakan seorang dapat di katagorikan sebagai melanggar aturan
hukum atau bukan melanggar tindak pidana atau bukan, bersalah atau tidak. Bila melanggar
hukum, bila melakukan tindak pidana,bila bersalah akan diberi hukuman (sanksi). Pengadilan
adalah lembaga, tempat diselenggarakan proses peradilan terhadap suatu negara.
Sistem peradilan negara adalah system atau jaringan organisasi yang menegakkan hukum
agama atau kejahatan. Tujuan untuk mencegah masyarakat menjadi korban tindak pidana
atau kejahatan agar pelaku tindak pidana tidak mengulangi perbuatannya atau jera.
1. Diwajibkan supaya pemeriksaan dilakukan dalam sidang terbuka untuk umum.
2. Pemeriksaan dilakukan oleh sekurang kurangnya 3 orang hakim.
3. Diwajibkan bagi hakim atau panitera masih yang ada hubungan keluarga dengan tertuduh
untuk mengundurkan diri.
E. Peran Masyarakat Dalam Perlindungan Dan Penegakkan Hukum Di Indonesia
Berikut ini merupakan peran warga negara di bidang hukum, diantaranya sebagai
berikut:
1. Setiap warga negara wajib patuh terhadap hukum yang berlaku dan dijalankan dengan
sebaik – baiknya.
2. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum.
3. Setiap warga negara wajib berpartisipasi dalam hal upaya penegakan hukum.
Ada 4 aspek pembentukan kesadaran hukum yang dapat membantu kita dalam melihat sejauh
mana perkembangan kesadaran hukum masyarakat. Keempat aspek tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Pengetahuan hukum masyarakat.
2. Pemahaman terhadap kaidah – kaidah hukum.
3. Sikap terhadap norma hukum.
4. Perilaku hukum warga masyarakat.
Dalam suatu negara hukum, semestinya keempat aspek kesadaran hukum tersebut sudah
terwujud dengan cukup baik. Berikut ini merupakan kesadaran hukum antara lain:
1. Sadar hukum di lingkungan keluarga
Setiap anggota keluarga harus dapar mengembangkan kesadaran diri dengan
membiasakan berperilaku seperti di bawah ini:
a. Menjaga nama baik keluarga dengan tidak melakukan hal – hal yang kurang
terpuji.
b. Mentaati aturan yang berlaku dalam keluarga.
c. Menghormati semua anggota keluarga.
2. Sadar hukum di lingkungan sekolah
Kesadaran hukum dapat dikembangkan oleh setiap siswa sekolah dengan membiasakan
diri melakukan perilaku – perilaku sebagai berikut:
a. Disiplin dalam belajar di kelas
b. Mengikuti upacara bendera setiap hari senin dan hari penting lainnya.
c. Menghormati guru, siswa lainnya, dan semua warga di sekolah.
3. Sadar hukum di lingkungan masyarakat
Perilaku – perilaku yang mencerminkan sikap sadar hukum di lingkungan masyarakat
antara lain sebagai berikut:
a. Menjaga nama baik lingkungan masyarakat.
b. Menghormati sesama warga masyarakat.
c. Taat dan patuh terhadap aturan – aturan masyarakat.
4. Sadar hukum di lingkungan negara
Bentuk sadar hukum dalam ruang lingkup kenegaraan antara lain sebagai berikut:
a. Menjaga nama baik bangsa dan negara.
b. Saling menghormati antar sesama warga negara.
c. Bersikap tertib ketika berlalu lintas dijalan raya.

KESIMPULAN
 Hukum adalah suatu kumpulan yang berisi perintah dan larangan serta sanksi yang
tegas bagi mereka yang melanggar aturan tersebut.
 Hukum diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sesuai dengan sumber,bentuk,tempat
berlakunya,cara mempertahankan, isinya.
 Perlindungan hukum adalah suatu proses penegakan hukum dalam masyarakat dengan
tujuan untuk melindungi manusia,baik diri maupun kepentingan dari tindakan
manusia yang lain.
 Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata dalam masyarakat sebagai pedoman
perilaku dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.
 Peradilan adalah proses pemeriksaan dan npengadilan terhadap segala tindakan
manusia dalam hubungan dengan manusia yang lain atau dengan negara.
 Pengadilan adalah lembaga, tempat diselenggarakan proses peradilan terhadap suatu
perkara.

KRITIK DAN SARAN


Kritik dan saran sangat kami harapkan, sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai