Anda di halaman 1dari 4

Hukum pidana materiil adalah aturan hukum yang memuat tindakan pidana.

Dimana di sini termuat


rumusan perbuatan pidana dan memuat syarat dan aturan untuk pelaku pidana. Sumber hukum materiil
inilah yang menentukan isi peraturan hukum yang sifatnya mengikat orang. Dikatakan mengikat karena
aturan ini berasal dari pendapat umum, hukum masyarakat, kondisi lingkungan, sosiologi, ekonomi,
moral, politik hukum dan lain-lain. Ada beberapa faktor pembentukan hukum materiil yang dibentuk
atas dasar faktor kemasyarakatan dan faktor idiil. Pertama di pengaruhi oleh faktor idiil yang berpatokan
pada keadilan yang harus ditaati oleh masyarakat. Sebenarnya tidak hanya masyarakat, tetapi juga
pembentuk UU itu sendiri. Kedua, yang dipengaruhi oleh faktor kemasyarakatan. Faktor kemasyarakatan
dimana aturan dibuat agar masyarakat tunduk pada aturan yang sudah diberlakukan. Adapun faktor
kemasyarakat yang ternyata juga mempengaruhi dalam pembentukan hukum materiil. Diantaranya
kebiasaan yang sudah menjadi bagian hidup. Termasuk pula pembentukan hukum karena keyakinan
tentang agama dan kesusilaan serta kesadaran hukum. Pada intinya dalam delik formil tidak diperlukan
adanya akibat, dengan terjadinya tindak pidana sudah dinyatakan tindak pidana tersebut telah terjadi.
Berbeda dengan delik materil, tindak pidana dinyatakan terjadi jika telah ada akibatnya.

Sedangkan hukum pidana formil adalah hukum yang digunakan sebagai dasar para penegak hukum.
Sederhananya, hukum pidana formil mengatur bagaimana Negara menyikapi alat perlengkapan untuk
melakukan kewajiban untuk menyidik, menjatuhkan, menuntut dan melaksanakan pidana. Sumber
hukum formill ini juga merupakan dasar kekuatan mengikat peraturan yang sudah ada. Tujuannya masih
sama, agar aturan tersebut tetap dipatuhi. Tidak hanya dapat dipatuhi masyarakat, tetapi juga dipatuhi
oleh penegak hukum sekaligus.Berbeda dengan delik materil, tindak pidana dinyatakan terjadi jika telah
ada akibatnya.

Kasus diatas yang menjadi pidana formil barang bukti dari tersangka berupa alat yang digunakan oleh pelaku
yaitu 1 (Satu) buah obeng biasa, 1 (Satu) buah kunci bekas dan 1 (Satu) unit sepeda motor Honda Beat BK
3719 QAF warna Hitam les Merah.

Pidana Materil

Pasal 362: Barang siapa yang mengambil barang sesuatu, atau yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam
puluh rupiah.

362 KUHP tentang pencurian. asal saja sudah dipenuhi unsur-unsur dalam pasal 362 KUHP, tindak pidana
sudah terjadi dan tidak dipersoalkan lagi, apakah orang yang kecurian itu merasa rugi atau tidak, merasa
terancam kehidupannya atau tidak.

Hukum Pidana Formil


Pasal 363 ayat (2) KUHPMenimbang, bahwa dengan susunan Dakwaan tersebut, maka kedua Dakwaan
harus dibuktikan yang dimulai dari Dakwaan Kesatu yang mengandung unsur unsur tindak pidana yang
perlu dibuktikan sebagai berikut :1 Barang siapa;2 Mengambil Sesuatu Barang;3 Yang sebahagian atau
seluruhnya milik orang lain;4 Dengan Maksud Untuk dimiliki;5 Secara Melawan Hukum;6 di waktu malam
dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya,yang dilakukan oleh orang.

barang bukti dari tersangka berupa alat yang digunakan oleh pelaku yaitu 1 (Satu) buah obeng biasa, 1 (Satu)
buah kunci bekas dan 1 (Satu) unit sepeda motor Honda Beat BK 3719 QAF warna Hitam les Merah.

Hukum pidana materiil adalah aturan hukum yang memuat tindakan pidana. Dimana di sini termuat
rumusan perbuatan pidana dan memuat syarat dan aturan untuk pelaku pidana. Sumber hukum materiil
inilah yang menentukan isi peraturan hukum yang sifatnya mengikat orang. Dikatakan mengikat karena
aturan ini berasal dari pendapat umum, hukum masyarakat, kondisi lingkungan, sosiologi, ekonomi,
moral, politik hukum dan lain-lain. Ada beberapa faktor pembentukan hukum materiil yang dibentuk
atas dasar faktor kemasyarakatan dan faktor idiil. Pertama di pengaruhi oleh faktor idiil yang berpatokan
pada keadilan yang harus ditaati oleh masyarakat. Sebenarnya tidak hanya masyarakat, tetapi juga
pembentuk UU itu sendiri. Kedua, yang dipengaruhi oleh faktor kemasyarakatan. Faktor kemasyarakatan
dimana aturan dibuat agar masyarakat tunduk pada aturan yang sudah diberlakukan. Adapun faktor
kemasyarakat yang ternyata juga mempengaruhi dalam pembentukan hukum materiil. Diantaranya
kebiasaan yang sudah menjadi bagian hidup. Termasuk pula pembentukan hukum karena keyakinan
tentang agama dan kesusilaan serta kesadaran hukum. Pada intinya dalam delik formil tidak diperlukan
adanya akibat, dengan terjadinya tindak pidana sudah dinyatakan tindak pidana tersebut telah terjadi.
Berbeda dengan delik materil, tindak pidana dinyatakan terjadi jika telah ada akibatnya.

Sedangkan hukum pidana formil adalah hukum yang digunakan sebagai dasar para penegak hukum.
Sederhananya, hukum pidana formil mengatur bagaimana Negara menyikapi alat perlengkapan untuk
melakukan kewajiban untuk menyidik, menjatuhkan, menuntut dan melaksanakan pidana. Sumber
hukum formill ini juga merupakan dasar kekuatan mengikat peraturan yang sudah ada. Tujuannya masih
sama, agar aturan tersebut tetap dipatuhi. Tidak hanya dapat dipatuhi masyarakat, tetapi juga dipatuhi
oleh penegak hukum sekaligus.Berbeda dengan delik materil, tindak pidana dinyatakan terjadi jika telah
ada akibatnya.

Kasus diatas yang menjadi pidana formil barang bukti dari tersangka berupa alat yang digunakan oleh pelaku
yaitu 1 (Satu) buah obeng biasa, 1 (Satu) buah kunci bekas dan 1 (Satu) unit sepeda motor Honda Beat BK
3719 QAF warna Hitam les Merah.

Pidana Materil

Pasal 362: Barang siapa yang mengambil barang sesuatu, atau yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam
puluh rupiah.
362 KUHP tentang pencurian. asal saja sudah dipenuhi unsur-unsur dalam pasal 362 KUHP, tindak pidana
sudah terjadi dan tidak dipersoalkan lagi, apakah orang yang kecurian itu merasa rugi atau tidak, merasa
terancam kehidupannya atau tidak.

Hukum Pidana Formil

Pasal 363 ayat (2) KUHPMenimbang, bahwa dengan susunan Dakwaan tersebut, maka kedua Dakwaan
harus dibuktikan yang dimulai dari Dakwaan Kesatu yang mengandung unsur unsur tindak pidana yang
perlu dibuktikan sebagai berikut :1 Barang siapa;2 Mengambil Sesuatu Barang;3 Yang sebahagian atau
seluruhnya milik orang lain;4 Dengan Maksud Untuk dimiliki;5 Secara Melawan Hukum;6 di waktu malam
dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya,yang dilakukan oleh orang.

barang bukti dari tersangka berupa alat yang digunakan oleh pelaku yaitu 1 (Satu) buah obeng biasa, 1 (Satu)
buah kunci bekas dan 1 (Satu) unit sepeda motor Honda Beat BK 3719 QAF warna Hitam les Merah.

Di dalam Buku Kedua Kitab Undang-Undang Hukum Pidana BAB XXII. Pasal 362 KUHP terdiri
dari 1 ayat saja, sementara di pasal 363, terdapat 2 ayat. Kedua pasal ini sama-sama mengatur
hukuman untuk tindak pidana pencurian. Pasal 363 KUHP ayat 1 dan 2 merupakan dasar
pemberian hukuman untuk tindak pidana pencurian dengan pemberatan. Namun, pasal
tersebut tidak bisa terlepas dari Pasal 362 KUHP yang menjadi pengelompokannya dan
memuat ketentuan hukuman untuk tindak pidana pencurian. Berikut ini isi pasal 363 KUHP ayat
1 dan 2 serta Pasal 362 KUHP yang mengatur hukuman untuk tindak pidana pencurian. 1.
Pasal 362 KUHP Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiah.

2. Pasal 363 KUHP Ayat 1: Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun: 1.
pencurian ternak; 2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir gempa bumi, atau
gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara,
pemberontakan atau bahaya perang; 3. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak
diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak; 4. pencurian yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih: 5. pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai
pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan
memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

Ayat 2: Jika pencurian yang diterangkan dalam butir 3 disertai dengan salah satu hal dalam
butir 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

unsur-unsur itu meliputi:

Barangsiapa

Mengambil
Barang sebagian atau seluruhnya

Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.

Anda mungkin juga menyukai