PENDAHULUAN
Suatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri. Dirinya hidup
akan hidupnya yang tidak mungkin selalu dapat dipenuhi sendiri. Kebutuhan
hasil yang diperoleh dalam daya upaya yang dilakukan. Setiap waktu manusia
selalu ingin memenuhi kebutuhannya dengan baik. Kalau dalam saat yang
bersamaan dua manusia ingin memenuhi kebutuhan yang juga sama dengan obyek
kebutuhan yang hanya satu dan kedua-duanya tidak mau mengalah, maka akan
terjadi bentrokan. Suatu bentrokan akan terjadi juga kalau hubungan antara
manusia satu dan manusia lain ada yang tidak memenuhi kewajibannya. Hal-hal
yang terjadi semacam itu sebenarnya sebagai akibat dari tingkah laku manusia
yang mau bebas. Suatu kebebasan dalam bertingkah laku tidak selamanya akan
menghasilkan sesuatu yang baik. Apalagi kalau kebebasan tingkah lakunya itu
tidak dapat diterima oleh kelompok sosial, baik dalam situasi kebersamaan
diperlukan hendaklah merupakan ketentuan yang timbul dari dan dalam pergaulan
hidup atas kesadarannya dan biasanya dinamakan hukum. Jadi, hukum adalah
yang merugikan manusia lain di dalam masyarakat. Maka dari itu, perlu sekali
untuk mempelajari dan mengetahui segala hal tentang hukum pidana beserta
hukum pidana yang dinilai sangat penting di dalam kehidupan manusia dalam
bermasyarakat.
BAB II
HUKUM PIDANA
diancam dengan hukuman yang merupakan penderitaan atau siksaan bagi yang
bersangkutan.
berupa denda atau kurungan. Semua perbuatan pidana yang tergolong pelanggaran
5. Pelanggaran terhadap orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal 531.
dapat berupa hukuman denda, hukuman penjara dan hukuman mati dan kadang
3
kala masih ditambah dengan hukuman penyitaan barang tertentu, pencabutan hak
sebagai berikut :
negara atau wakil kepala negara tersebut diatur dalam Pasal 139a-145.
5. Kejahatan tentang perkelahian satu lawan satu diatur dalam Pasal 182-186.
8. Kejahatan tentang sumpah palsu atau keterangan palsu diatur dalam Pasal
242-243.
9. Kejahatan tentang pemalsuan mata uang dan mata uang kertas negara serta
10. Kejahatan tentang pemalsuan materai dan merek diatur dalam Pasal 253-262.
12. Kejahatan tentang terhadap kedudukan warga diatur dalam pasal 281-303.
22. Kejahatan tentang pemerasan atau ancaman diatur dalam Pasal 368-371.
25. Kejahatan tentang merugikan penagih utang atau orang yang berhak diatur
27. Kejahatan yang dilakukan dalam jabatan diatur dalam Pasal 413-437.
masih ada kejahatan yang diatur diluar KUHP, dikenal dengan tindak pidana
5
khusus, misalnya tindak pidana korupsi, subversi, narkotika, tindak pidana
ekonomi.
perbuatan pidana agar mereka menjadi orang yang baik dan dapat diterima
Jadi, secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum pidana ialah
dalam masyarakat akan tentram dan aman. Sebaliknya, jika seseorang telah
melakukan perbuatan pidana dan karenanya dia dihukum, bila orang itu kemudian
sadar setelah bertobat tidak akan melakukan perbuatan semacam itu lagi, pada
akhirnya masyarakat menjadi aman dan tentram. Oleh karena itu, dapat juga
dikatakan bahwa tujuan hukum pidana sama dengan tujuan pemidanaan, yang
melindungi masyarakat.
tentang :
serta syarat-syarat apa yang diperlukan agar seseorang dapat dihukum. Hukum
Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang berlaku bagi semua orang (
umum ).
Hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang berlaku bagi orang-orang
7
o Hak negara untuk memberikan ancaman hukuman.
D. Peristiwa Pidana
Peristiwa pidana yang juga disebut tindak pidana ( deliet ) adalah suatu
perbuatan atau rangkaian perbuatan yang dapat dikenakan hukuman pidana. Suatu
peristiwa hukum yang dapat dinyatakan sebagai peristiwa pidana kalau memenuhi
dan mengindahkan akibat yang oleh hukum dilarang dengan ancaman hukuman.
Yang dijadikan titik utama dari pengertian objektif disini adalah tindakannya.
bebarapa orang ).
Dilihat dari unsur-unsur pidana ini, maka kalau ada suatu perbuatan yang
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang. Kegiatan ini terlihat
sebagai suatu perbuatan tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain sebagai
hukum. Artinya perbuatan sebagai suatu peristiwa hukum memenuhi isi ketentuan
hukum yang berlaku pada saat itu. Pelakunya memang benar-benar telah berbuat
timbul dari perbuatan itu. Berkenaan dengan syarat ini hendaknya dapat
dibedakan bahwa ada suatu perbuatan yang tidak dapat dipersalahkan dan
dipersalahkan ini karena dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang dalam
melaksanakan tugas, membela diri dari ancaman orang lain yang menganggu
Maksudnya bahwa perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang
itu dapat dibuktikan sebagai suatu perbuatan yang disalahkan oleh ketentuan
hukum.
aturan hukum.
mengatur tentang larangan atau keharusan dalam suatu perbuatan tertentu, maka
ketentuaan itu memuat sanksi ancaman hukumannya. Dan ancaman hukuman itu
oleh para pelakunya. Kalau di dalam suatu ketentuan tidak dimuat ancaman
9
hukuman terhadap suatu perbuatan tertentu, maka dalam peristiwa pidana
menimbulkan peristiwa pidana atau perbuatan yang melanggar hukum pidana dan
yaitu :
hendak memiliki.
bermacam-macam cara.
3. Delik dolus adalah suatu perbuatan pidana yang dilakukan dengan
359 KUHP.
11
G. Sejarah Singkat Berlakunya Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana ( KUHP ).
Pada zaman penjajahan Belanda, peraturan perundangan yang berlaku di
Indonesia bercorak dualistis. Corak dualistis itu dimaksudkan bahwa bagi orang
Eropa berlaku suatu system hukum Belanda dan bagi orang-orang lainnya sebagai
undang hukum pidana tersendiri juga berdasarkan S.1872 : 85. Kemudian pada
tahum 1915, dibentuk suatu kodifikasi kitab undang-undang hukum pidana baru
melalui S.1915 : 732. Kodifikasi hukum itu tertera dalam wetboek van
Indonesia sejak 1 Januari 1918. Melalui Kitab Undang-Undang Hukum Pidana itu
tertera dalam wetboek van Straftrech voor Nederlandsch-Indie tetap berlaku saat
itu. Dan setelah Indonesia merdeka juga tetap berlaku aturan hukum pidana
tetapi pada tahun 1946 melalui Undang-Undang No.1 Tahun 1946 wetboek van
undang itu berarti sejaka tanggal 29 September 1958 berlaku Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana ( KUHP ) bagi seluruh penghuni Indonesia dengan corak
unifikasi.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang terdiri atas 569 pasal secara
Pasal 1-103.
489-569.
perundangan hukum pidana lainnya yang ada diluar KUHP. Tindak pidana yang
13
termasuk tindak pidana kejahatan atau tindak pidana pelanggaran. Dan kekuatan
berlakunya peraturan perundangan itu sama dengan KUHP, karena menurut pasal
103 KUHP ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Title I sampai dengan Title
VII Buku I berlaku juga terhadap tindak pidana yang ditetapkan dalam peraturan-
ditetapkan lain. Sebenarnya berdasarkan pasal 103 KUHP itu tidak ditutup
perkembanganya.
praevia lege poenale. Artinya, tidak ada perbuatan yang dapat dipidana
ada sebelum perbuatan dilakukan. Asas ini tampak dari bunyi Pasal 1 ayat
(1) KUHP.
wilayah Indonesia. Asas ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 2 dan 3
KUHP. Tetapi KUHP tidak berlaku bagi mereka yang memiliki hak
4. Asas Nasional Pasif ialah suatu asas yang memberlakukan KUHP terhadap
siapapun juga baik WNI maupun WNA yang melakukan perbuatan pidana
J. Jenis-Jenis Hukuman
a. Hukuman mati.
b. Hukuman penjara.
c. Hukuman kurungan.
d. Hukuman denda.
15
Hukuman tambahan ( Bijkomende straffen ) adalah :
Hukuman pokok terlepas dari hukuman lain, berarti dapat dijatuhkan kepada
yang berlaku tidak saja yang termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
hukum yang dicantumkan dalam pasal 103 KUHP. Ketentuan pasal ini
berlaku juga atas peristiwa yang padanya ditentukan pidana menurut ketentuan
perkembangan aturan hukum selain Undang-Undang Lalu Lintas yang telah lama
berlaku, ialah :
Tahun 1971.
1976.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum pidana perlu untuk diketahui, dipelajari dan dipahami oleh
siapapun karena hukum pidana sangat penting dan vital di dalam kehidupan
manusia yang bertujuan untuk mencegah tindakan kriminal atau perbuatan pidana
yang dapat merugikan manusia lain dan mencegah jatuhnya korban. Selain itu
hari yang tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun. Hukum pidana juga bersifat
tegas dan siapapun yang melakukan tindak pidana maka akan dijatuhi hukuman
sesuai dengan hukum yang berlaku yang tercatat di dalam suatu Kitab Undang-
B. Saran
Diharapkan kepada masyarakat untuk memahami dan menjalankan hukum
manusia lain atau pihak-pihak tertentu. Diharapkan pula agar masyarkat dapat
menghargai hukum yang berlaku dan mengetahui akibat-akibat dan sanksi dari
kepolisian untuk lebih tegas dalam menjunjung tinggi nilai-nilai hukum dan lebih