PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bersama yang tertib dan tentram. Di dalam pergaulan hidup tersebut, manusia
kebutuhan pokok atau primary needs, yang antara lain mencakup sandang,
pangan, papan keselamatan jiwa dan harta, harga diri, potensi untuk
dianuti, mana yang buruk dan harus dihindari. Sistem nilai–nilai tersebut
1
Pola-pola berpikir manusia mempengaruhi sikapnya yang merupakan
Namun dalam era modern dan globalisasi sekarang ini, norma dan
nilai yang hidup dalam masyarakat tersebut sudah mulai pudar dan sudah
dan kebutuhan hidup di era globalisasi sekarang ini. Era globalisasi telah
narkoba, serta berbagai macam kejahatan yang lain. Kejahatan bisa terjadi
kejahatan.2
seperti yang sering terjadi dalam masyarakat dan mudah dijumpai yakni
1
Soerjono Soekanto. Pokok – Pokok Sosiologi Hukum, Rajawali Pers, Jakarta. 2006, hlm
67- 68
2
Rahmat :Tinjauan kriminologis terhadap kejahatan perjudian sabung ayam , Universitas
hasanuddin Makassar 2014, hlm 2
2
dampak yang negatif merugikan moral dan mental masyarakat terutama
generasi muda.3
Tindak pidana berjudi atau turut serta berjudi pada mulanya telah
dilarang didalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 542 KUHP,
dalam dan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 1 dari Undang-
masyarakat.5
3
Sugeng Tiyarto,2015,Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Perjudian, Yogyakarta:
Genta Press, hal.15
4
Masrianairah, Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Perjudian Sabung Ayam Di
kota Makassar, 2016 hal 2
5
Ibid, hal.
3
Meskipun secara eksplisit hukum menegaskan bahwa segala bentuk
B. Rumusan Masalah
1. Apakah proses hukum terhadap pelaku tindak pidana judi sabung ayam di
jalankan ?
6
https://id.search.yahoo.com/yhs/search?hspart=ima&hsimp=yhs-002&p=jurnal%20tinjawan%20huku
%20terhadap%20tindakan%20pidana%20judi%20sabung%20ayam&type=q3678_20437q di unduh pd
tangal 31 agustus 2018 pukul 08:04
4
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Buru ?
D. Kegunaan Penelitian
bagi penulis dalam memahami pengetahuan ilmu pada bidang ilmu hukum
perjudian di Masyarakat.
2. Manfaat praktis ;
dimasyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang menentukan perbuatan apa yang merupakan tindak pidana dan hukuman
terletak pada norma lain dan sanksi pidana diadakan untuk menguatkan
milik orang lain, jangan membunuh, jangan menghina orang lain dan
dan yang dilarang, dengan beserta ancaman atau sebuah sanksi yang
2. Serta kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang sudah melanggar
7
Titik Triwulan Tutik, 2006. Pengantar Ilmu Hukum. Yang Menerbitkan PT Prestasi Pustakaraya :
Jakarta
8
Moeljanto, SH Asas-asas hukum Pidana Rineka Cipta 2008 hal 25
6
3. Dan menentukan cara bagaimana pengenaan sebuah pidana tersebut bisa
dilaksanakan jika ada orang yang disangka sudah melanggar larangan itu.
penderitaan.9
terhadap tertib hukum) yang dengan sengaja atau pun tidak sengaja telah
kepentingan umum".10
tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja atau pun
9
Sudarsono, SH, Msi. Kamus Hukum jakatra Rhineka Cipta 2005 hal 18
10
C.S.I Kansil, SH, MH 2007, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Jakarta, PT Pradnya Paramita
Hal 67
7
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa
dilakukan seseorang sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang yang dapat
mengadakan norma hukum sendiri, namun sudah terletak pada norma lain
cukup abstrak menjadi tujuan yang sangat konkrit. Tujuan hukum atau cita
Penegakan hukum (law inforcement) harus ada kehendak agar hukum dapat
kelompok tertentu.11
8
lingkungan. Dilihat dari aspek keorganisasian, lembaga hukum tidak statis
mulai bergerak maka akan terjadi suatu interaksi antara lembaga dengan
Unsur penegak hukum ini yaitu Polisi dan Pengadilan (Jaksa dan
adalah hukum yang hidup. Tugas dari polisi adalah penegakan ketertiban,
kejahatan yang dilakukan oleh massa (Satjipto Rahardjo : 78, 2009) yaitu:
adalah dengan cara mediasi dan kompromi terhadap ke dua pihak yang
cara birokratis.
12
Sajipto Rahardjo, 2010, Penegakan Hukum Progresif, Kompsas, Jakarta.
9
pembebanan sanksi merupakan pola yang cocok dan disesuaikan pada
pidana disinonimkan dengan delik, yang berasal dari bahasa Latin yakni kata
terdiri atas tiga suku kata, yaitu straf yang diartikan sebagai pidana dan
hukum, baar diartikan sebagai dapat dan boleh, dan feit yang diartikan
13
Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan Kelima, , P.T.Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm 92.
14
Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana, Yogyakarta, Rengkang Education Yogyakarta dan
Pukap Indonesia, 2012 hlm 20.
10
D. Pengertian Judi
muda. Di satu pihak judi adalah merupakan problem sosial yang sulit di
tanggulangi dan timbulnya judi tersebut sudah ada sejak adanya peradaban
manusia.
sejumlah uang atau harta yang lebih besar daripada jumlah uang atau harta
gamble yangartinya “play cards or other games for money’’to risk money on
disebut a gamester atau a gambler yaitu, one who plays cards or other games
for money”.17
Pengertian lain dari Judi atau perjudian dalam bahasa Belanda dapat
sebagai “Hazardspel atau kata lain dari Kansspel, yaitu permainan judi,
15
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta,
1995, hlm. 419.
16
Ibid, hlm. 419.
17
Michael West, An International Reader’s Dictionary, Longman Group Limited, London,
1970, hlm.155.
11
permainan untung-untungan yang dapat dihukum berdasarkan peraturan yang
sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai
1. Merubah ancaman hukuman dalam pasal 303 ayat (1) Kitab Undang-
2. Merubah ancaman hukuman dalam pasal 542 ayat (1) Kitab Undang-
3. Merubah ancaman hukuman dalam pasal 542 ayat (2) Kitab Undang-
bulan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah menjadi
18
Mr. N.E. algra dan Mr. RR.W. Gokkel, Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae,
diterjemahkan oleh Saleh Adiwinata dkk, Bina Cipta, Jakarta, 1983, hlm. 186.
19
Kartini Kartono, Patologi Sosial, jilid I, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 56.
12
hukuman penjara selama-lamanya enam tahun atau denda sebanyak-
4. Merubah sebutan pasal 542 menjadi pasal 303 Perjudian menurut KUHP
dalam Pasal 303 ayat (3) yang dikatakan main judi yaitu: “Tiap-tiap
yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain,
bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Tindak pidana perjudian
dalam KUHP diatur dalam Pasal 303 KUHP yaitu, yang disebut permainan judi
tergantung pada peruntungan belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau
lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau
permainan lain-lainnya, yang diadakan antara mereka yang turut berlomba atau
bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya sesuai dengan jenis-jenis tindak
pidana. Perjudian merupakan suatu tindak pidana dolus yaitu tindak pidana yang
dilakukan dengan sengaja karena perjudian tidak ada unsur kealpaan atau tidak
20
Ikbal, Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak Pidana Judi Sabung Ayam Di
Kabupaten Kolaka, 2013 hal 33
13
sengaja, mereka yang melakukan perjudian adalah dengan sadar dan mengetahui
No.9 tahun 1981 yang isi pokoknya melarang memberikan izin terhadap segala
“keramaian” maupun dikaitkan dengan alasan lain, yang jika dikaitkan lagi dengan
isi pasal 2 dari PPRI No.9 tahun 1981 yang intinya menghapuskan semua peraturan
khususnya yang memberikan izin terhadap segala bentuk perjudian, maka ini dapat
berarti pasal 303 ayat (1) dan/atau pasal 303 bis KUHP tidak berlaku lagi. Agaknya
pihak UU No.7 tahun 1974 Jo. pasal 303 KUHP yang mengatur tentang “Judi” bisa
diberi izin oleh yang berwenang, disisi lain bertentangan dengan aturan
pelaksanaannya, yaitu PPRI No.9 tahun 1981, yang melarang “Judi” (memberi izin)
perjudian dengan segala bentuknya. Memang secara azas theory hukum, PPRI No.9
tahun 1981 tersebut dengan sendirinya batal demi hukum, karena bertentangan
dengan peraturan yang di atasnya. Atas dasar ini Kepolisian hanya dapat menindak
perjudian yang tidak memiliki izin, walaupun judi tersebut bertentangan dengan
nilai-nilai seluruh agama yang dianut. Guna menghindari adanya tindakan anarkisme
dari kalangan ormas keagamaan terhadap maraknya praktik perjuadian yang ada,
maka sudah seharusnya Pemerintah bersama DPR tanggap dan segera membuat
perjudian” yang lebih tegas, khususnya larangan pemberian izin judi di tempat
21
Masrianairah, Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Perjudian Sabung AyamDi
kota Makassar, 2016 hal 30-31.
14
kita sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dimana masyarakatnya yang religius
Sabung ayam atau dalam bahasa Bali disebut “Tajen” (Taji), dan
dalam bahasa Bugis disebut “Masaung Manu” (Adu ayam), telah berkembang
taji, yaitu sebuah pisau kecil yang dipasangkan di kaki dua ayam jantan yang
mengadu keberanian dan daya tempur juga nyali dari ayam yang menjadi
jago, dengan cara mengadu dengan ayam jago orang lain, kegiatan adu ayam
taruhan atau tidak, karena ada orang yang mengadu ayam hanya untuk
kesenangan atau malah karena adat istiadat yang turun temurun. Pengertian
permainan adu dua ayam dalam satu arena. Biasanya ayam yang diadu hingga
salah satu kabur atau kalah. Bahkan hingga mati. Permainan ini biasanya di
ikuti oleh perjudian yang berlangsung tak jauh dari arena adu ayam”. 23
22
Ikbal, Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak Pidana Judi Sabung Ayam Di Kabupaten
Kolaka, 2013 hal 50-51
23
Masrianairah, Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Perjudian Sabung Ayam Di kota
Makassar, 2016 hal 38-39
15
Pengertian sabung ayam juga di jelaskan oleh Johanes Papu, mengatakan:
Sabung ayam adalah permainan adu 2 ayam dalam 1 arena. Biasanya ayam
yang di adu hingga salah satu kabur atau kalah. Bahkan hingga mati.
Permainan ini biasanya di ikuti oleh perjudian yang berlangsung tak jauh dari
24
Ikbal, Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak Pidana Judi Sabung Ayam Di Kabupaten
Kolaka, 2013 hal 45-46
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
utamanya yang di dukung dengan data sekunder yang terdiri dari bahan
B. Lokasi Penelitian
kegiatan judi sabung ayam yang dilakukan, dimana masyarakat Desa Karang
yang terjadi di Desa Karang Jaya ini dan Aparat Kepolisian merupakan
tradisi bokea (ikat) yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Agar perjudian
25
http://e-journal.uajy.ac.id/11143/1/JURNAL.pdf di unduh pd tgl 31 August 2018 pukul 07 :58
17
tersebut dapat diatasi dengan baik tanpa menghilangkan Eksistensi lain
bahan hukum yang objektiv, adapun jenis data yang diperguanakan yaitu:
1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dan bersumber dari literature-
lapangan
Hukum Sekunder.
18
E. Analisis Data
kemudian diteruskan dengan analisis data dalam penulisan ini metode analisis
19
BAB IV
Desa karang jaya merupakan desa yang masih dalam kawasan kota
Namlea, dengan luas wilayah desa karang jaya 221 km. Dengan batas
wilayah.
dari pusat kota. Jumlah penduduk 2.347 orang, yang terdiri dari jumlah laki-
laki sebanyak 1.184 orang, dan jumlah penduduk perempuan 1.163 orang,
TABEL 1.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
20
Jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 2
berikut :
TABEL 2.
sebanyak 846 Orang tukang dan pekerja buruh bangunan sebanyak 76 Orang
dan sopir angkutan 38 Orang. Sedangkan pegawai, Petani dan tidak bekerja
belum ada pengambilan data berdasrkan pekerjaan dari tahun 2018 sampai
21
TABEL 3.
1.770 orang. Hal ini menunjukan bahwa belum ada pendataan selanjutnya
berapa jumlah penganguran dan jumlah PNS karena belum ada pendataan di
tahun 2018.
Ayam.
“Sabung Ayam” selain dilarang secara tegas, dilarang oleh Hukum positif
22
(KUHP). Hal ini dapat KUHP kemudian dengan adanya UU.No.7 Tahun
1974 di ubah menjadi pasal 303 bis KUHP. Dalam Pasal 303 KUHP yaitu,
dolus yaitu tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja karena perjudian
tidak ada unsur kealpaan atau tidak sengaja, mereka yang melakukan
perjudian adalah dengan sadar dan mengetahui dengan nyata dan jelas bahwa
membuka perjudian, orang yang turut campur dalam hal ini juga dihukum.
Di sini tidak perlu perjudian itu di tempat umum atau untuk umum,
meskipun di tempat.
2. Merubah ancaman hukuman dalam Pasal 542 ayat (1) Kitab Undang-
23
hukuman penjara selama-lamanya empat tahun atau denda
3. Merubah sebutan Pasal 542 menjadi Pasal 303 bis. Pasal 3 (1) Pemerintah
undang ini. (2) Pelaksanaan ayat (1) pasal ini diatur dengan Peraturan
Perundang- undangan.
24
dipertegas dengan UU. No.7 tahun 1974, yang di dalam pasal 1,
dijelaskan bahwa semua bentuk judi tanpa izin adalah kejahatan tetapi
sebelum tahun 1974 ada yang berbentuk kejahatan (pasal 303 KUHP),
ada yang berbentuk pelanggaran (pasal 542 KUHP) dan sebutan pasal
Dalam pasal 2 ayat (1) UU. No.7 tahun 1974 hanya mengubah
ancaman hukuman pasal 303 ayat (1) KUHP dari 8 bulan penjara atau denda
setinggi-tingginya RP
90.000 (sembilan puluh ribu rupiah) menjadi hukuman
rupiah. Di dalam pasal 303 ayat (1)-1 Bis KUHP dan pasal 303 ayat (1)-2 Bis
kesempatan, serta turut serta main judi, diperberat menjadi 4 tahun penjara
bahwa segala bentuk “Judi” telah dilarang dengan tegas dalam undang-
25
(hazardspel) mengandung unsur, a) adanya pengharapan untuk menang, b)
kesempatan main judi sebagai mata pencahariannya, dan juga bagi mereka
yang turut campur dalam perjudian (sebagai bagian penyelenggara judi) atau
juga sebagai pemain judi. Dan mengenai tempat tidak perlu ditempat umum,
main judi pada umumnya, disini tidak perlu atau tidak di syaratkan sebagai
banyak/umum dapat di hukum, kecuali ada izin dari pemerintah judi tersebut
tidak dapat dihukum ; 3) Orang yang mata pencahariannya dari judi dapat
dihukum ; 4) orang yang hanya ikut pada permainan judi yang bukan sebagai
mata pencaharian juga tetap dapat dihukum. (Vide, Pasal 303 bis KUHP).
Bokea no manu (ikat ayam), Kegiatan ini sudah berjalan lama, bahkan
puluhan tahun. Hal ini di samapaikan oleh sejumlah tokoh masyarakat dan
26
tokoh adat desa karangan jaya dari hasil wawancara pada desa karang jaya,
menemukan fakta bahwa sabung ayam (Bokea no manu) telah lama berjalan
sekitar 30 tahun lebih, Awal mula sabung ayam di desa karang Jaya dipakai
sebagai alat pertemuan antara masyarakat pendatang suku Buton yang ada di
tujuan dari wadah silaturahmi menjadi sebuah wadah perjudian dan sangat di
gemari oleh berbagai kalangan masyarat dari orang tua, dewasa, pria dan
wanita hingga pada anak-anak SMP hingga SMA yang dulunya sabung ayam
hanya dilakukan pada saat musim tertentu seperti setelah selesai memetik
daun kayu putih, namun saat ini berubah bukan lagi musim tertentu tetapi
dilakukan satu minggu sekali di desa karang jaya dengan persyaratan lokasi
sabung ayam (Bokea no manu) harus jauh dari pemukiman namun beberapa
setiapa hari.
Jenis ayam yang di adu tidak semua ayam jantan dapat di adu tetapi
ayam philipin, ayam bangkok, ayam philipin manado dan ayam birma yang
sudah bisa di adu, proses judi sabung ayam terus mengalami perkembangan
yang sangat pesat dari hasil penelitian, di temukan proses judi sabung ayam
27
mengalami perkembanagan yang cukup pesat dan tingkat transaksi atau
taruhan cukup besar dengan satu kali adu di mulai dari RP1.000.000 (satu juta
rupiah) hingga puluhan juta rupiah, dengan durasai waktu taruhan sabung
ayam paling lama lima menit hingga sepuluh menit dengan jumlah ayam
jantan yang di tandingkan pulahan ekor ayam jantan. Waktu kegiatan sabung
ayam atau judi sabung ayam di mulai dari pukul 16.00 WIT (04.00 sore)
samapai dengan 18.00 WIT (06.00 sore) dari hasil penelitian juga di temukan
bentuk perjudian lain yang dilakukan oleh para bandar – bandar judi lain
seperti dadu, bola guling, namun hal ini dianggap biasa oleh sebagian
pencahariannya, dan juga bagi mereka yang turut campur dalam perjudian
(sebagai bagian penyelenggara judi) atau juga sebagai pemain judi. Dan
disini tidak perlu atau tidak di syaratkan sebagai mata pencaharian, asal
hukum, kecuali ada izin dari pemerintah judi tersebut tidak dapat dihukum ;
3) Orang yang mata pencahariannya dari judi dapat dihukum ; 4) orang yang
28
hanya ikut pada permainan judi yang bukan sebagai mata pencaharian juga
Tabel. 4
29
Berdasarkan tabel No.4 di atas penulis menemukan 22 orang pemain
penduduk asli desa karang jaya melainkan dari luar desa karang jaya salah
satunya adalah Ongko Dedi ± 30 Tahun bukan asli penduduk desa karang
jaya.
masyarakat desa karang jaya yang bersih dari kegiatan judi sabung ayam dan
untuk menyadarkan masyarakat dan para pelaku judi sabung ayam (Bokea no
manu) di Karang Jaya, terutama jenis judi sabung ayam Desa Karang Jaya.
masyarkat sadar Hukum yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian Resot Pulau
Buru dan Kejaksaan Negeri namlea pada tahun 2015. Dan tahun 2016 serta
Pembinaan lain oleh karang taruna di desa Karang Jaya, dengan melakukan
berbagai kegiatan olahraga dan seni budaya lain. Namun upaya tersebut
terkesan tidak memberikan hal yang maksimal hal ini di sebabkan penegakan
terhadap para pelaku kegitan judi sabung ayam di desa karang jaya.
buru terhadap pelaku judi sabung ayam di desa karang jaya tidak pernah di
30
jerat dengan hukuman pidana yang di fonis secara hukum. persoalan pidana
inilah sehingga para penikmat judi sabung ayam di desa karang jaya merasa.
judi sabung ayam dianggap sebagai tindakan pidana biasa karena secara
nilai, ide, cita yang cukup abstrak menjadi tujuan yang sangat konkrit. Tujuan
hukum atau cita hukum memuat nilai-nilai moral, seperti keadilan dan
agar hukum dapat ditegakan, sehingga nilai-nilai dari instrumen hukum dapat
diwujudkan.
penangkapan oleh pihak penegak hukum Polres Buru pada tahun 2016 dan di
dalam kurun waktu tahun 2017- 2019 belum ada penindakan Oleh Kepolisian
Pulau Buru pada tahun 2016 tersebut tidak dilakukan proses hukum yang
lebih lanjut untuk ke-tiga belas orang tersebut, hanya di berikan sanksi
ke pemerintah desa Karang Jaya karena tidak memeliki dasar bukti yang
31
mengikat pelanngar ketentuan hukum,menurut penyedik selaku patugas
bahwa mereka yang di pulangkan karena tidak memeliki bukti yang berupa
uang dan ayam di lokasi tersebut pada saat razia sedang dilksanakan maka
surat pernyatan sikap di Polres Buru. Sama halnya juga di sampaikan oleh
salah satu orang yang pernah ditangkap oleh pihak kepolisian yakni (Bapak la
yang baik untuk meminimalisir proses perjudian sabung ayam, yang ada pada
Resor Pulau Buru, ditemukan kasus kejahatan perjudian sabung ayam di Desa
TABEL 5.
Data kasus judi sabung ayam Pada Polres Pulau Buru 2018
1. 2014 - - - -
2. 2015 - - - -
4. 2017 - - - -
5. 2018 - - - -
32
Dari data diatas menunjukan bahwa angka proses judi sabung ayam
di wilayah Resort Polres Pulau Buru pada Tahun 2014 sampai dengan Tahun
2018 di temukan ada satu kasus yakni di tahun 2016 terdapat di Desa Karang
desa karang jaya untuk di bina dalam hal ini di berikan pengertian dan
temukan sejumlah nama yang pernah di tangkap pada saat penggrebekan judi
sabung Ayam di desa karang jaya dengan jumlah yang di tangkap pada saat
33
TABEL 6.
1 La wone 52 Tahun
2 La Moli 60 Tahun
3 la Siu 55 Tahun
4 La cai 60 Tahun
5 La Tia 40 Tahun
6 La Awa (Bangka) 65 Tahun Pembinaan
7 Landuca 63 Tahun
8 La Ula 65 Tahun
9. La Jere 55 Tahun
10 La Poi 40 Tahun
11 La Yude 47 Tahun
12 La Dompe 70 Tahun
13 La Dosa 63 Tahun
Sumber Data : Masyarakat Desa Karang Jaya Tahun 2018.
judi sabung ayam yang pernah ditangkap dan di berikan sanksi berupa
pembinaan yang di lakukan oleh pihak apatur desa dan pembinaan saja..
Menurut salah satu pelaku yang pernah di tangkap, Bapak La Wone asal
34
F. Faktor – faktor Penyebab Judi Sabung Ayam Di desa Karang Jaya.
pada desa Karang jaya tentunya didorong atau disebabkan oleh berbagai
berbeda-beda.
Hal ini tergantung dari sudut mana mereka melihat dan juga akan
terjadinya kejahatan perjudian di Desa Karang jaya. Faktor itu bukan semata-
mata karena faktor ekonomi saja tetapi disebabkan oleh faktor lain.yaitu:
1. Faktor Lingkungan
35
Menurut, La Zakaria 47 Tahun (Ketua BPD Desa karang jaya)
lingkungan, dimana kita lihat lingkugan desa karang jaya hampir setiap
orang sangat menyukai kegiatan judi sabung ayam di desa karang jaya
menurutnya bahwa judi sabung ayam dianggap sebagai salah satu saran
komunikasi dan ajang silaturahmi antara para penikmat judi sabung ayam
2. Faktor Kebiasaan
menjadi kebutuhan dan hobby (kebiasaan) bagi para pelaku, bahkan yang
cerdik dalam melakukan perjudian sabung ayam. Para pelaku judi sabung
ayam pintar memilih tempat yang sulit di ketahui oleh pihak penegak
hukum atau polisi, para pelaku judi sabung ayam pintar memilih tempat
yang sepi dan ketika tempat tersebut sudah di ketahui oleh orang banyak
maka pelaku akan berpindah tempat. Judi sabung ayam sudah menjadi
kebutuhan juga bagi para pelaku judi yang dimana ketika ayam sedang
36
3. Faktor Hiburan
Selain itu juga salah satu tokoh masyarakat yang bernama la Joto
berdirinya desa karang jaya dan kegiatan sabung ayam ini juga menjadi
ajang silaturahmi pada setiap akhir tahun atau setelah memetik dan
sabung ayam di Desa Karang Jaya disebabkan oleh beberapa faktor tersebut
dapat dicegah dan diatasi. Bertitik tolak dari latar belakang terjadinya judi
sabung ayam di desa karang jaya seperti telah penulis uraikan pada bab
Pencegahan terhadap judi sabung ayam yang dilakukan oleh pemerintah desa
karang jaya dalam mengurangi maraknya judi sabung ayam di Desa Karang
a. Melarang adanya kegiatan judi sabung ayam setiap minggu hanya berlaku
37
b. lokasinya atau arena judi sabung ayam tidak boleh berdekatan dengan
pemukiman masyarakat.
c. Membatasi jumlah ayam yang akan di adu yaitu hanya sebatas 2 ekor
e. Apabila ada para pelaku judi sabung ayam dari desa karang jaya
mendapat razia atau ditangkap oleh pihak yang berwajib maka pemerinta
desa karang jaya tidak bisa bertanggung jawab ( tidak dibantu dalam
bentuk apapun).
ini tidak di indahkan oleh oknum pelaku judi sabung ayam di desa karang
jaya, bahkan terkesan judi sabung ayam di Desa Karang Jaya semakin marak
1. Pihak Kepolisian
ayam adalah:
1. Upaya preventif
38
dilakukan dengan seseorang. Adapaun upaya preventif yang dapat
dilakukan yaitu
sebatas pada hukum tertulis saja tetapi yang lebih luas didalamnya
b. Melakukan Razia.
39
dari anggota Polres dan Polsek Namlea, sebagai dasar hukum
TABEL 7.
Daftar Nama Personil Yang Melaksanakan
Razia Sabung Ayam Di Desa Karang Jaya
40
lakukan di desa karang jaya untuk menangkap pelaku judi Sabung
judi sabung ayam di desa karang jaya pernah gagal karena setelah
tersebut.
c. Upaya Represif
41
berkas tersebut ke Pengadilan Negeri yang berwenang untuk
hukum.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Karang jaya. Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan menaggulangi
mencegah tindak pidana atau kejahatan yang baru pertama akan dilakukan
pelaku judi sabung ayam di desa karang jaya sebanyak 13 orang pada tahun
2016 namun ketiga belas orang tersebut tidak di proses hukum hanya di
pemerintahan desa karang jaya untuk di bina karena tidak memeliki bukti
43
dalam pemberantasan judi sabung ayam sangat rendah dan terkesan adanya
pembiaran sehingga dampak negatif dari judi sabung ayam itu juga belum
B. Saran
hal yang ada kaitannya dengan skripsi ini sebagai bahan pertimbangan bagi
melibatkan masyarakat.
3. Penyuluhan hukum dan diskusi publik tentang dampak negatif judi sabung
ayam kepada masyarakat secara umum dan pelajar serta generasi muda
generasi muda yang dapat merubah pola pikir yang menimpa masyarakat
selama ini.
44
4. Diharapkan kepada masyarakat khususnya kepada pelajar dan generasi
masyarakat Desa Karang Jaya dapat terbebas dari judi sabung ayam yang
45
DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2007.
2005
46
Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan Kelima, , P.T.Rineka Cipta, Jakarta,
2007,
2006,
Pustakaraya, 2006.
Undang – Undang :
Kitab Undang – Undang Hukum Pidana KUHP, Jakrta Bumi Aksara,. Cet 24,
2005.
KUHAP Tahun
47
LAMPIRAN : I
48
Wawancara dengan KAUR MINTU Satreskrim Polres Pulau Buru
49
Wawancara dengan Mantan Kades Desa Karang Jaya
50