Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA


PERBUATAN MAIN HAKIM SENDIRI

Nama : Nailah Thahirah Iman 12170322355


Kelas / Semester : E / 2
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Desvi Emty, M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
ABSTRAK
Indonesia adalah negara hukum. Hukum bertujuan untuk mengatur kehidupan dan
ketertiban masyarakat. Untuk mewujudkan masyarakat yang tertib, maka hukum
harus ditegakkan secara konsisten. Penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas
dari aparat penegak hukum, melainkan telah menjadi kewajiban serta komitmen
seluruh komponen bangsa. Penjatuhan pidana kepada pelanggar hukum
merupakan bentuk sanksi yang paling keras karena itu melanggar hak asasi
manusia sama seperti halnya perbuatan main hakim sendiri. Adapun permasalahan
yang dikaji, yakni hambatan-hambatan dalam proses penegakan hukum, faktor
penyebab terjadinya tindak pidana main hakim sendiri,serta dasar-dasar ketentuan
untuk melaporkan kasus perbuatan main hakim sendiri.

Kata Kunci : main hakim sendiri, penegakan hukum, pidana

1
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara hukum, sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) Undang-
Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara
hukum, yang mengandung pengertian bahwa seluruh tatanan dalam kehidupan
berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara didasarkan hukum yang berlaku. Yang
berarti hukum harus dijadikan sebagai jalan keluar dalam penyelesaian masalah-
masalah yang berkaitan dengan individu maupun kelompok, baik masyarakat
maupun negara.

Hukum bertujuan untuk mengatur kehidupan dan ketertiban masyarakat.


Untuk mewujudkan masyarakat yang tertib, maka hukum harus ditegakkan secara
konsisten. Penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa
memperoleh perlindungan akan hak-haknya. Penegakan hukum bukan hanya
menjadi tugas dari aparat penegak hukum, melainkan telah menjadi kewajiban
serta komitmen seluruh komponen bangsa.

Hukum pidana hadir ditengah masyarakat sebagai sarana masyarakat


dalam membasmi kejahatan. Pengaturan hukum pidana berkisar pada perbuatan
aapa saja yang diwajibkan ataupun dilarang kepada warga negara yang terkait
dengan perbuatan kejahatan seperti, pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan
lain sebagainya yang ditengah masyarakat dianggap sangat berbahaya sampai-
sampai diperlukan sanksi yang keras yaitu sanksi berupa pidana.

Penjatuhan pidana kepada pelanggar hukum merupakan bentuk sanksi


yang paling keras karena itu melanggar hak asasi manusia sama seperti halnya
perbuatan main hakim sendiri. Maka dari itu penulis memilih untuk membahas
tentang “Penegakan Hukum Terhadap Perbuatan Main Hakim Sendiri” di
Indonesia khususnya di Kota Pekanbaru ini, serta apa saja faktor penyebab
terjadinya tindak pidana perbuatan main hakim tersebut.

2
PERMASALAHAN
Salah satu kasus perbuatan main hakim sendiri yang terjadi di wilayah hukum
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, pada tanggal 13 Januari 2018 pada pukul 00:30
WIB telah terjadi dugaan tindak pidana secara bersama-sama melakukan
kekerasan terhadap orang sehingga mengakibatkan matinya orang, penganiayaan
terjadi di sebuah bengkel tempat korban bekerja sehari-hari yang berada di Jalan
Kubang Raya Gang Sosial Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, didalam kasus ini
tersangka yang melakukan perbuatan main hakim sendiri sudah ditetapkan yaitu
sebanyak 6 (enam) orang tersangka.

Sebenarnya kasus tindakan main hakim sendiri banyak terjadi akan tetapi
karena tidak dilaporkan ke kepolisian maka banyak kasus tindakan main hakim
sendiri yang tidak diproses dan hal inilah salah satu penyebab mengapa tindakan
main hakim sendiri masing sangat sering terjadi hingga saat ini.

Kapolda Riau mengatakan “kasus main hakim sendiri ini tidak bisa ditolerir”.
Pelaku kejahatan semestinya hak penuh diselesaikan oleh pihak yang berwajib,
menurut Kapolda, negara sudah memberikan hukuman bagi para pelaku tindak
kejahatan. Jadi, seharusnya masyarakat tidak boleh main hakim sendiri, laporkan
saja kepada pihak berwajib sipelaku tindak kejahatan tersebut, bukan melakukan
perbuatan main hakim sendiri.

Salah satu upaya agar hukum dapat efektif berlaku didalam masyarakat adalah
adanya penegakan hukum. Penegakan hukum merupakan usaha atau upaya untuk
menegakkan norma-norma hukum dan sekaligus nilai-nilai yang ada dibelakang
norma tersebut. Dalam melakukan proses penegakan hukum terdapat hambatan-
hambatan seperti berikut :

a. Masyarakat yang tidak langsung melaporkan bahwa telah terjadi perbuatan


main hakim sendiri. Perbuatan main hakim sendiri merupakan delik aduan
maka dari itu harus ada laporan dari orang yang menjadi korban tindak
pidana, oleh karena itu jika ada terjadi perbuatan main hakim sendiri

3
segera laporkan kepada pihak kepolisian agar selanjutnya dapat ditempuh
dengan jalur hukum
b. Kesulitan dalam menentukan saksi-saksi yang melihat kejadian dan
masyarakat yang cenderung saling menutupi pelaku perbuatan main hakim
sendiri
c. Barang bukti yang tidak ditemukan di tempat kejadian perkara. Perbuatan
main hakim sendiri biasanya dilakukan oleh massa yang berjumlah banyak
sehingga terkendala dalam mengumpulkan barang bukti dari kejadian
tersebut
d. Tidak mengenali pelaku atau orang-orang yang telah melakukan perbuatan
tersebut sehingga sulit untuk mendapatkan siapa tersangkanya.

Berikut adalah faktor penyebab terjadinya tindak pidana perbuatan main


hakim sendiri di Kota Pekanbaru yaitu :

1. Rasa sosial dan pedulinya masyarakat terhadap orang yang menjadi korban
atas pelaku kejahatan membuat masyarakat bertindak sendiri untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi disekitar mereka;
2. Terkadang masyarakat melakukan tindakan main hakim sendiri karena
mereka ikut-ikutan dengan masyarakat yang lainnya;
3. Rasa antipati atau rasa ketidaksukaan terhadap pelaku kejahatan juga
menimbulkan amarah dimasyarakat yang akhirnya dapat memicu
terjadinya perbuatan main hakim sendiri.

Masyarakat yang emosi terhadap pelaku kejahatan dikarenakan pernah


mengalamai kejadian yang serupa juga menjadi penyebab perbuatan main hakim
sendiri masih banyak terjadi di Pekanbaru.

Dalam hal terjadinya tindakan main hakim sendiri, bagi korban tindakan
tersebut bisa melaporkan kepada pihak berwenang antara lain atas dasar
ketentuan-ketentuan berikut :

a. Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang


Kekerasan.

4
b. Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang
penganiayaan.
c. Pasal 55 dan 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang
penyertaan dalam tindak pidana.

5
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Pidana dan Tindak Pidana

Hukum pidana adalah sekumpulan peraturan hukum yang dibuat oleh negara,
yang isinya berupa larangan maupun keharusan, dan bagi pelanggar terhadap
larangan dan keharusan tersebut dikenakan sanksi. Pengertian sederhana dari
tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu hukum, larangan yang
disesrtai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi barangsiapa yang
melanggar larangan tersebut. Tindak pidana bisa disebut juga dengan istilah delik.
Delik atau tindak pidana adalah tindakan yang mengandung 5 (lima) unsur yaitu :

1. Harus ada sesuatu kelakuan (gedraging)


2. Kelakuan yang harus sesuai dengan uraian undang-undang
3. Kelakuan itu adalah kelakuan tanpa hak
4. Kelakuan yang dapat diberatkan kepada pelaku
5. Kelakuan itu diancam dengan hukuman

B. Siapa yang Menegakkan Hukum Pidana?

Ada 4 (empat) institusi yang bertugas untuk menegakkan hukum pidana, yaitu
sebagai berikut:

1. Kepolisian

Kepolisian menjadi garda terdepan dalam penegakan hukum pidana.


Fungsi kepolisian ada 2 (dua) yaitu sebagai penyelidik dan penyidik.

a. Penyelidik

Menurut Pasal 1 angka 4 KUHAP, penyelidik adalah pejabat


Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh
undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan. Wewenang
penyelidik tercantum dalam Pasal 5 KUHAP sebagai berikut :

6
a) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana;
b) Mencari keterangan dan barang bukti;
c) Memeriksa seseorang yang dicurigai;
d) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab.

Atas perintah penyidik, dapat melakukan tindakan berupa:

a) Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan


dan penyitaan;
b) Pemeriksaaan dan penyitaan surat;
c) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
d) Membawa dan menghadapkan seseorang kepada penyidik.
b. Penyidik
Menurut Pasal 1 angka 1 KUHAP, penyidik adalah pejabat Polisi
Negara Republik Indonesia atau pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyidikan. Wewenang penyidik adalah sebagai berikut:
a) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana;
b) Melakukan tindakan pertama di TKP;
c) Memeriksa seseorang yang dicurigai;
d) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan
penyitaan;
e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
g) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
sanksi ataupun tersangka;
h) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
i) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab;

7
j) Mengadakan penghentian penyidikan.

2. Kejaksaan sebagai Penuntut Umum

Dalam Pasal 1 angka 6 huruf a KUHAP, Jaksa adalah pejabat yang diberi
wewenang oleh undang-undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Menurut Pasal 1 angka 6 huruf b KUHAP, Penuntut umum adalah jaksa yang
diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan
melaksanakan penetapan hakim. Menurut Pasal 14 KUHAP, penuntut umum
mempunyai wewenang sebagai berikut:

a) Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik


atau penyidik pembantu;
b) Mengadakan pra penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan
dengan memerhatikan ketentuan Pasal 110 ayat 3 dan ayat 4 KUHAP
dengan memberi petunjuk dalam rangka menyempurnakan
penyelidikan dan penyidikan;
c) Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan lanjutan
atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh
penyidik;
d) Membuat surat dakwaan;
e) Melimpahkan perkara ke pengadilan;
f) Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan dan
waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada
terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada siding yang telah
ditentukan;
g) Melakukan penuntutan;
h) Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab
sebagai penuntut umum menurut undang-undang (meneliti identitas
tersangka, barang bukti dengan memperhatikan secara tegas wewenang
dan fungsi antara penyidik, penuntut umum dan pengadilan);
i) Melaksanakan penetapan hakim.

8
3. Hakim

Menurut Pasal 1 angka 8 KUHAP, Hakim adalah pejabat peradilan negara


yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili. Tugas utama hakim
adalah menerima, memeriksa, dan mengadili serta menyelesaikan semua perkara
yang diajukan kepadanya. Kedudukan hakim bebas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan peradilan. Pengawasan terhadap hakim dilakukan oleh Mahkamah
Agung (MA) dan Komisi Yudisial (KY).

4. Penasihat Hukum

Penasihat hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat berdasarkan


undang-undang untuk memberikan bantuan hukum kepada masyarakat. Ketentuan
tentang seorang penasihat hukum tertuang didalam Undang-Undang No. 18 Tahun
2003 tentang advokat.

9
KESIMPULAN
Penegakan hukum terhadap tindakan main hakim sendiri di Pekanbaru
tetap dilakukan. Supaya dapat dilakukan penegakan hukum harus ada laporan dari
korban atau keluarga korban agar dapat di visum dan saksi-saksi serta bukti-bukti
lainnya untuk dilanjutkan keproses hukum.

Dalam hal terjadinya tindakan main hakim sendiri, bagi korban tindakan
tersebut bisa melaporkan kepada pihak berwenang antara lain atas dasar
ketentuan-ketentuan berikut :

a) Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang


Kekerasan.
b) Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang
penganiayaan.
c) Pasal 55 dan 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang
penyertaan dalam tindak pidana.

Sebaiknya apabila masyarakat menemukan adanya pelaku tindak kejahatan


segera laporkan kepada aparat kepolisian setempat dan tidak melakukan tindakan
anarkis seperti main hakim sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ismu Gunadi, J. E. (2015). Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana. Jakarta:
Kencana.

Suyanto. (2018). Pengantar HUKUM PIDANA. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai