1
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara hukum, sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) Undang-
Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara
hukum, yang mengandung pengertian bahwa seluruh tatanan dalam kehidupan
berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara didasarkan hukum yang berlaku. Yang
berarti hukum harus dijadikan sebagai jalan keluar dalam penyelesaian masalah-
masalah yang berkaitan dengan individu maupun kelompok, baik masyarakat
maupun negara.
2
PERMASALAHAN
Salah satu kasus perbuatan main hakim sendiri yang terjadi di wilayah hukum
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, pada tanggal 13 Januari 2018 pada pukul 00:30
WIB telah terjadi dugaan tindak pidana secara bersama-sama melakukan
kekerasan terhadap orang sehingga mengakibatkan matinya orang, penganiayaan
terjadi di sebuah bengkel tempat korban bekerja sehari-hari yang berada di Jalan
Kubang Raya Gang Sosial Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, didalam kasus ini
tersangka yang melakukan perbuatan main hakim sendiri sudah ditetapkan yaitu
sebanyak 6 (enam) orang tersangka.
Sebenarnya kasus tindakan main hakim sendiri banyak terjadi akan tetapi
karena tidak dilaporkan ke kepolisian maka banyak kasus tindakan main hakim
sendiri yang tidak diproses dan hal inilah salah satu penyebab mengapa tindakan
main hakim sendiri masing sangat sering terjadi hingga saat ini.
Kapolda Riau mengatakan “kasus main hakim sendiri ini tidak bisa ditolerir”.
Pelaku kejahatan semestinya hak penuh diselesaikan oleh pihak yang berwajib,
menurut Kapolda, negara sudah memberikan hukuman bagi para pelaku tindak
kejahatan. Jadi, seharusnya masyarakat tidak boleh main hakim sendiri, laporkan
saja kepada pihak berwajib sipelaku tindak kejahatan tersebut, bukan melakukan
perbuatan main hakim sendiri.
Salah satu upaya agar hukum dapat efektif berlaku didalam masyarakat adalah
adanya penegakan hukum. Penegakan hukum merupakan usaha atau upaya untuk
menegakkan norma-norma hukum dan sekaligus nilai-nilai yang ada dibelakang
norma tersebut. Dalam melakukan proses penegakan hukum terdapat hambatan-
hambatan seperti berikut :
3
segera laporkan kepada pihak kepolisian agar selanjutnya dapat ditempuh
dengan jalur hukum
b. Kesulitan dalam menentukan saksi-saksi yang melihat kejadian dan
masyarakat yang cenderung saling menutupi pelaku perbuatan main hakim
sendiri
c. Barang bukti yang tidak ditemukan di tempat kejadian perkara. Perbuatan
main hakim sendiri biasanya dilakukan oleh massa yang berjumlah banyak
sehingga terkendala dalam mengumpulkan barang bukti dari kejadian
tersebut
d. Tidak mengenali pelaku atau orang-orang yang telah melakukan perbuatan
tersebut sehingga sulit untuk mendapatkan siapa tersangkanya.
1. Rasa sosial dan pedulinya masyarakat terhadap orang yang menjadi korban
atas pelaku kejahatan membuat masyarakat bertindak sendiri untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi disekitar mereka;
2. Terkadang masyarakat melakukan tindakan main hakim sendiri karena
mereka ikut-ikutan dengan masyarakat yang lainnya;
3. Rasa antipati atau rasa ketidaksukaan terhadap pelaku kejahatan juga
menimbulkan amarah dimasyarakat yang akhirnya dapat memicu
terjadinya perbuatan main hakim sendiri.
Dalam hal terjadinya tindakan main hakim sendiri, bagi korban tindakan
tersebut bisa melaporkan kepada pihak berwenang antara lain atas dasar
ketentuan-ketentuan berikut :
4
b. Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang
penganiayaan.
c. Pasal 55 dan 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang
penyertaan dalam tindak pidana.
5
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Pidana dan Tindak Pidana
Hukum pidana adalah sekumpulan peraturan hukum yang dibuat oleh negara,
yang isinya berupa larangan maupun keharusan, dan bagi pelanggar terhadap
larangan dan keharusan tersebut dikenakan sanksi. Pengertian sederhana dari
tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu hukum, larangan yang
disesrtai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi barangsiapa yang
melanggar larangan tersebut. Tindak pidana bisa disebut juga dengan istilah delik.
Delik atau tindak pidana adalah tindakan yang mengandung 5 (lima) unsur yaitu :
Ada 4 (empat) institusi yang bertugas untuk menegakkan hukum pidana, yaitu
sebagai berikut:
1. Kepolisian
a. Penyelidik
6
a) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana;
b) Mencari keterangan dan barang bukti;
c) Memeriksa seseorang yang dicurigai;
d) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab.
7
j) Mengadakan penghentian penyidikan.
Dalam Pasal 1 angka 6 huruf a KUHAP, Jaksa adalah pejabat yang diberi
wewenang oleh undang-undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Menurut Pasal 1 angka 6 huruf b KUHAP, Penuntut umum adalah jaksa yang
diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan
melaksanakan penetapan hakim. Menurut Pasal 14 KUHAP, penuntut umum
mempunyai wewenang sebagai berikut:
8
3. Hakim
4. Penasihat Hukum
9
KESIMPULAN
Penegakan hukum terhadap tindakan main hakim sendiri di Pekanbaru
tetap dilakukan. Supaya dapat dilakukan penegakan hukum harus ada laporan dari
korban atau keluarga korban agar dapat di visum dan saksi-saksi serta bukti-bukti
lainnya untuk dilanjutkan keproses hukum.
Dalam hal terjadinya tindakan main hakim sendiri, bagi korban tindakan
tersebut bisa melaporkan kepada pihak berwenang antara lain atas dasar
ketentuan-ketentuan berikut :
10
DAFTAR PUSTAKA
Ismu Gunadi, J. E. (2015). Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana. Jakarta:
Kencana.