Anda di halaman 1dari 5

Nama: Dio Rama Mahendra

NIM : 205010107111109

PENEGAKAN HUKUM JUDI ONLINE BERDASARKAN PENERAPAN KUHP DAN


UNDANG - UNDANG NO. 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG -
UNDANG NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK
Latar belakang
Penyidikan terhadap tindak pidana perjudian ternyata masih menemui hambatan ketika
dihadapkan dengan proses pembuktian perjudian melalui internet, karena dalam KUHAP tidak
diatur.Adanya unsur-unsur yang mengandung tekhnologi informasi,sementara pada kasus
perjudian melalui internet ("internet gambling") semua dilakukan melalui media internet. Oleh
karena itu untuk menanggulangi perjudian yang dilakukan di internet, telah dikeluarkan Undang-
Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman Pasal
45 ayat (1) yang menyatakan
"'Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1),
ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)"
Dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, juga
diatur tentang pengesahan alat bukti perjudian melalui internet yaitu Pasal 5 ayat (1) dan (2)
yang menyatakan bahwa :
1. "Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik dan/ atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah.
2. Dokumen Elektronik dan/ atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara
yang berlaku di Indonesia.
Penegakan hukum mengenai tindak pidana perjudian online tersebut sulit dilakukan,
karena perbuatan tersebut dapat dilakukan setiap saat oleh siapapun dan dimanapun yang
seringkali tidak dapat diawasi oleh para penegak hukum. Adanya tindak pidana perjudian ini,
menggambarkan keterpurukan masyarakat baik secara ekonomis maupun moral. Perkembangan
teknologi informasi dengan adanya internet menimbulkan bentuk kejahatan baru dalam perjudian
yakni perjudian melalui internet ("internet gambling"). Tindak pidana perjudian melalui internet
ini, mengakibatkan pemberantasan perjudian semakin sulit untuk dilakukan, karena perbuatan
tersebut dapat dilakukan dengan pihak manapun, tanpa terlihat olch siapapun, dan dapat
dilakukan dimanapun.
Ketika berhadapan dengan "internet gambling" tetap saja akan ada masalah baru yang
akan muncul, terutama menyangkut barang bukti. Jika, pada perjudian biasa alat yang akan
dipakai untuk berjudi seperti dadu atau kartu serta uang yang dipakai untuk bertaruh sudah cukup
untuk berjudi seperti dadu atau kartu serta uang yang dipakai untuk bertaruh sudah cukup untuk
dipakai sebagai barng bukti.sedangkan,dalam “internet gambling” perjudian dilakukan seperti
permainan computer biasa.Pada Pejudian yang dilakukan melalui internet taruhan dibayar bukan
dari tangan ketangan,tapi di transfer langsung dengan menulis nomor akun atau rekening yang
bersangkutan.Sejak ICI(Internet Casinos Inch) memperkenalkan “internet gambling” pada 18
Agustus 1995 yang meliputi 18 permainan casino yang berbeda, ICI telah melayani lebih dari
40.000 pendaftar dan mencatat lebih dari 7 juta kunjungan perbulan.
Terhadap pasal yang disangkakan kepada pelaku tindak pidana tersebut masih
menggunakan Pasal 303 ayat (1) KUHPidana, bukan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Padahal, sesuai asas "Iex specialis derogat lex
generali", bahwasanya hukum yang bersifat khusus("lex specialis") mengesampingkan hukum
yang bersifat umum ("lex generalis").* Sesuai Pasal 63 ayat (1) KUHP, menyatakan bahwa :
"Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula dalam aturan
pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang diterapkan".
Dalam hal ini,tindak pidana perjudian online telah terdapat di dalam Pasal 27 UU ITE
yang ancaman hukumannya adalah 6 (enam) tahun penjara. Sementara, menurut Pasal 303 ayat
(1) KUHP Jo. Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, ancaman
hukuman tindak pidana perjudian adalah selama 10 (sepuluh) tahun penjara.
Metode Penelitian yang digunakan ialah penelitian yuridis normative dengan
menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan dalam melakukan pengkajian terhadap
“penegakan Hukum Judi Online berdasarkan penerapan KUHP dan Undang-Undang No. 19
Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang- Undangan No. 11 Tahun 2008 tentang informasi
dan Tranksaksi
Latar Belakang Masalah
1. Bagaimana penegakan hukum tindak pidana perjudian online ("internet gambling")
dengan menggunakan instrumen KUHP dan UU ITE ?
2. Bagaimana kendala penegakan hukum terkait pengungkapan tindak pidana perjudian
online dengan menggunakan instrumen KUHP dan UU ITE ?
3. Apa solusi untuk menghadapi kendala penegakan hukum dalam kaitannya dengan
pengungkapan tindak pidana perjudian online ("internet gambling")?

Metode penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan ialah metode yuridis normatif dengan menggunakan
pendekatn peraturan perundang-undangan dalam melakukan pengkajian terhadap
“penegakan Hukum Judi Online Berdasarkan Penerapan KUHP dan Undang-Undang
No.19 Tahun 2016 tentang perubahan Atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
informasi dan Tranksaksi Elektronik”.

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Bagaimana penegakan hukum tindak pidana perjudian online.
2. Untuk mengetahui Bagaimana kendala penegakan hukum terkait pengungkapan
tindak pidana perjudian online dengan menggunakan instrumen KUHP dan UU ITE.
3. Untuk Menemukan solusi untuk menghadapi kendala penegakan hukum dalam
kaitannya dengan pengungkapan tindak pidana perjudian online
4. Untuk mengetahui bagaimana cara membuktikan tindak pidana perjudian online.
Mamfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan renungan bagi masyarakat muntuk
meninggalkan kebiasaan tersebut.

Kajian Pustaka

• Pengertian perjudian
o Perjudian merupakan salah satu permainan tertua di dunia hampir setiap
negara mengenalnya sebagai sebuah permainan untung-untungan. Judi juga
merupakan sebuah permasalahan sosial dikarenakan dampak yang ditimbulkan
amat negatif bagi kepentingan nasional teruama bagi generasi muda karena
menyebabkan para pemuda cenderung malas dalam bekerja dan dana yang
mengalir dalam permainan ini cukup besar sehingga dana yang semula dapat
digunakan untuk pembangunan malah mengalir untuk permainan judi, judi juga
bertentangan dengan agama, moral dan kesusialaan. Permainan judi juga dapat
menimbulkan ketergantungan dan menimbulkan kerugian dari segi meteril dan
imateril tidak saja bagi para pemain tetapi juga keluarga mereka.
• Pengertian Penegakan Hukum
o Jimly Asshiddiqie membedakan penegakan hukum
antara lain sebagai berikut:
a. Dalam arti sempit diartikan sebagai aktor-aktor utama
yang perannya sangat menonjol dalam proses
penegakan hukum itu yaitu polisi, jaksa, pengacara,
dan hakim. Para penegak hukum itu dapat dilihat
sebagai orang atau unsur manusia dengan kualitas,
kuantitas, dan kultur kerja masing-masing.
o b. Dalam arti yang lebih sempit lagi penegakan hukum
diartikan sebagai kegiatan penindakan terhadap setiap
pelanggaran atau penyimpangan terhadap peraturan
perUndang-Undangan melalui proses peradilan pidana
• Tindak Pidana Perjudian Online
o Di era global ini berbagai hal positif yang bisa dimanfaatkan oleh setiap
bangsa terutama bidang teknologi, kemajuan teknologi juga menyimpan
kerawanan yang tentu saja sangat membahayakan. Memang tidak bisa
diingkari oleh siapapun, bahwa teknologi itu dapat menjadi alat perubahan
di tengah masyarakat. Demikian pentingnya fungsi teknologi, hingga
sepertinya masyarakat dewasa ini sangat tergantung dengan teknologi,
baik untuk hal-hal positif maupun negatif. Pada perkembangannya
internetjuga membawa sisi negatif, dengan membuka peluang munculnya
tindakan-tindakan anti social yang selama ini dianggap tidak mungkin
terjadi atautidak akan terpikirkan terjadi. Sebuah teori menyatakan bahwa
crime is product of society it self, yang secara sederhana dapat diartikan
bahwa semakin tinggi tingkat intelektualitas suatu masyarakat maka akan
semakin canggih dan beraneka- ragam pulalah tingkat kejahatan yang
dapat terjadi
o Ada tiga lingkup yurisdiksidi ruang maya (cyberspace) yang dimiliki suatu
negara berkenaan dengan penetapandan pelaksanaan pengawasan terhadap
setiap peristiwa, setiap orang dan setiap benda. Ketigakatagori
yurisdiksitersebut, yaitu:
1) Yurisdiksi Legislatif (legislatif jurisdiction atau jurisdiction to
prescribe)
2) Yurisdiksi Yudisial (judicial jurisdiction atau jurisdiction to
adjudicate)
3) Yurisdiksi Eksekutif (executive jurisdiction atau jurisdiction to
enforce).
• Tugas Dan Wewenang Kepolisian
o Polisi dan masyarakat adalah dua subjek sekaligus objek yang tidak
mungkin dipisahkan. Polisi lahir karena ada masyarakat, sebaliknya
masyarakat membutuhkan kelahiran Polisi guna menjaga ketertiban,
keamanan dan keteraturan masyarakat itu sendiri. Demikianlah teori
lahirnya Polisi ( Politeia, Yunani Kuno).15 Istilah polisi sebagai organ
atau lembaga pemerintahan yang ada dalam Negara, sedangkan istilah
Kepolisian adalah sebagai organ dan sebagai fungsi. Sebagai organ yaitu
suatu lembaga pemerintahan yang terorganisasi dan terstruktur dalam
organisasi Negara. Sedangkan sebagai fungsi, yakti tugas dan wewenang
serta tanggung jawab Lembaga atas kuasa undang-undang untuk
menyelenggarakan fungsinya, antara lain pemeliharaan keamanan,
ketertiban masyarakat, penegak hukum pelindung, pengayoman, dan
pelayanan masyarakat.
o Tugas Polisi secara umum tercantum di dalam Pasal 13 Undang-Undang
No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
menyebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia
adalah :
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. Menegakkan hukum dan
c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
o Seperti tercantum dalam Pasal 30 ayat (4) UUD 1945 bahwa Polri sebagai
alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta penegakan hukum,

Anda mungkin juga menyukai