Diajukan Oleh:
MUTIARA AGHASTI
B2A023017
perintah dan larangan yang berguna untuk mengurus tata tertib suatu
bahwa setiap perbuatan jahat atau pelanggaran baru dapat dipidana bilamana
1
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989 Hal. 38
2
Yoserwan, “Multilevel Marketing (MLM): Modus Kejahatan Yang Dibungkus Bisnis Legal (Tinjauan atas Putusan No.
2582K/Pid.Sus/2011)”, Jurnal Dictum, Edisi 7 Mei 2014, hlm. 3.
2
suatu tindak pidana tetap saja dilakukan oleh masyarakat tentu dengan
Saat ini banyak terjadi tindak pidana penipuan, bahkan telah berubah
keinginan pelaku yang ingin memperoleh uang tanpa harus bekerja keras.
yang dapat dikenakan sanksi pidana bagi siapa saja yang melanggar aturan
3
ZUlkifli, Analisis Yuridis Putusan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan (Studi Putusan Nomor :
70/Pid.B/2020/Pn.Bpd), Jurnal Ilmu Hukum Reusam ISSN 2302-6219 E-ISSN 27225100 Volume IX Nomor 1 (April
2021) Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh. 13
4
Rusniati Warmiyana Zairi Absi, Martini, “Imposing Restorative Justice Sanctions on Online Loan Users Who Commit
Criminal Fraud and Compensating Online Loan Victims Through Alternative Dispute Resolution,” International Journal of
Social Science Research and Review Vol. 6, no. No. 2 (2023): 140.
3
dibandingkan tahun 2022. Pada tahun 2022, jumlah kasus penipuan tercatat
28.521 kasus.6
pribadi.7 Ketentuan tindak pidana penipuan diatur dalam Buku Kedua Bab
atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau
5
Mohammad Salim Hafidi, “Analisis Yuridis Putusan Bebas Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penipuan Cek Kosong
(Putusan Nomor: 561/PID.B/2016/PN.BJM)” Skripsi (Universitas Jember, 2017), 1
6
Data dari Beranda | Pusiknas Bareskrim Polri di akses pada tanggal 07 desember 2023 pukul 14;30
7
3 weppy susetiyo rex richard sanjaya, “Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Penipuan Studi Kasus Putusan Perkara nomor
482/pid.b/2018/pn blt,” jurnal supremasi vol. 10, no. no. 1 (2020): 56
4
Apeldoorn yang pada intinya9, tujuan hukum ialah membuat situasi damai
kecermatan dalam memutus suatu kasus tindak pidan penipuan. Selain itu,
8
Haeranah Puspitasari Rusdi, Muhadar, “CRIMINAL LIABILITY AGAINST PERPETRATORS OF FRAUDULENT
CRIMINAL ACT BY HYNOSIS,” Tadulako Law Review Vol. 5, no. No. 1 (2020): 136.
9
L.J. van Apeldoorn, 2009, Pengantar Ilmu Hukum (Cet. 32), Jakarta: Pradnya Paramita hal. 10
10
4 Muhammad Rusli, Potret Lembaga Pengadilan Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 125.
5
Hakim adalah salah satu dari berbagai aparat penegak hukum yang
akhir daripada suatu perkara pidana yang mana hal ini disebutjuga sebagai
pemidanaan.11
faktor, seperti unsur-unsur tindak pidana penipuan, alat bukti yang ada, serta
Putusan hakim yang tepat akan memberikan kepastian hukum bagi para
pihak yang terlibat dan dapat memberikan efek jera bagi pelaku penipuan.
dakwaan daripada jaksa penuntut umum atau dapat diartikan bahwa hakim
selaindari pada apa yang telah didakwakan kepadanya oleh jaksa penuntut
tindak pidana yang telah terbukti melakukan tindak pidana yang mana
11
Wildan Suyuti Mustofa, Kode Etik Hakim, Jakarta : Kencana Prenadamedia Group,2013, hlm.6
12
Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan
Hukum Pidana Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor.27 Tahun 1958Tambahan Lembaran Negara Nomor.1660.
“Tiada suatu perbuatan boleh dihukum, melainkan atas kekuatan ketentuan pidana dalam undang-undang yang terdahulu
dari perbuatan itu”
6
berlakunya asas legalitas yang termaktub dalam ketentuan Pasal 1 ayat (1)
yuridis. Faktor yuridis yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah unsur-
unsur tindak pidana penipuan yang telah diatur dalam Pasal 378 Kitab
tersebut. Sama hal nya dengan Pertimbangan hakim dalam memutus suatu
oleh pengadilan negeri tubei dalam perkara tindak pidana penipuan yang
13
Haryanto Dwiatmodio, Penjatuhan Pidana Bersyarat Dalam Kasus Pencurian Kakao, Jurnal Yudisial. Vol.5 No.1, April
2012, hlm.101, diakses dari https://jurnal.komisiyudisial.go.id, pada tanggal 07 Desember 2023 , pukul 13.00 WIB.
7
alternatif keempat;
oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam)
bulan;
ditahan;
Dari putusan tersebut tentu saja ada perbedaan pemidanaan bagi kedua
terdakwa yang mana dalam perkara ini dalam dakwaan penuntut umum
Rika Maryana Binti Najib tidak terbukti secara sah melakukan tindak pidana
Dalam perkara ini terdapat masalah yang timbul dan akan dikaji lebih
untuk menelaah lebih lanjut yang kemudian akan dituangkan dalam bentuk
15
Muhammad Ainul Syamsu, Penjatuhan Pidana dan Dua Prinsip Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Prenada Media Group),
2016, hlm. 147.
9
A. Identifikasi Masalah
bersalah atau tidak bersalah, serta seberapa besar hukuman yang akan
terdakwa
meringankan
pidana penipuan tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji
B. Rumusan Masalah
9/pid.b/2022/PN Tub ?
a. Maksud
kepada terdakwa.
b. Tujuan Penelitian
V. KEGUANAAN PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
1) Pertimbangan Hakim
hukum.16
16
Asnawi, M. Nasir, Hermeneutika Putusan Hakim, (Yogyakarta: UUI Press Yogyakarta,2014), hal 86-167
12
tidak teliti, baik, dan cermat maka putusan hakim yang berasal dari
Tinggi/Mahkamah Agung.17
lengkap dan jelas karena begitu luas. Maka hakim dalam hal ini
17
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, cet V (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal 140
18
Nur Fitra Annisa, Peranan Hakim Sebagai Penegak Hukum Berdasarkan Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009
Tentang Kekuasaan Kehakiman,
13
dan puncak dari suatu perkara yang sedang diperiksa dan diadili
hakim tersebut.19
apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya (unus testis
nullus testis).21
19
Rimdan, “kekuasaan kehakiman”, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hlm 36
20
Satjipto Rahardjo. Bunga Rampai Permasalahan Dalam Sistem Peradilan Pidana. Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan
Pengabdian Hukum. 1998. hal. 11
21
ibid
22
Lilik Mulyadi. Kekuasaan Kehakiman. (Surabaya: Bina Ilmu. 2007).hal 136
14
sebagai berikut:
23
Barda Nawawi Arief. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan. (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2001. hal. 77
24
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Sinar Grafika: Jakarta, 2004), hal. 33
15
terdakwa.25
2. Keterangan Terdakwa
putusannya.
25
Rusli Muhammad, Potret Lembaga Pengadilan Indonesia, (PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006), hal. 124-125
16
4. Barang-Barang Bukti
menjatuhkan putusan.26
mengerti terlebih dahulu apa itu tindak pidana. Strafbaar feit atau
delict adalah istilah tindak pidana yang berasal pertama kali dikenal
larangan tersebut.
27
C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, 2007, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Jakarta, P.T Pradnya Paramitha, hlm.37
28
Moeljatno, 2002, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta : Jakarta, h. 1
18
larangan tersebut.
tersebut.”29
hukum”30.
29
Hj. Tien S. Hulukati dan Gialdah Tapiansari B, Hukum Pidana Jilid 1, Fakultas Hukum Universitas Pasundan, Bandung,
2006, hlm. 23.
30
Ibid, hal 182
19
berarti penipuan dalam arti luas, sedangkan Pasal pertama dari titel
dari titel tersebut memuat tindak pidana lain yang bersifat penipuan
KUHP :
31
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Refika Adityama, Bandung, 2003, hlm. 36.
32
Moch. Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II). PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm. 62.
33
Sugandhi, R., Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Penjelasannya, Usaha Nasional, Surabaya, 1980, hal.396-397
20
B. Kerangka Teori
perkara.
itu yang harus diterapkan pada putusan yang harus diambil terhadap
negara.
luas “... the life of the law has not been logic; it is has been
expperience. The felt necessities of the time, the prevalent moral and
fellow ...” Holmes juga mengatakan, “The law embodies the story of
A. Jenis Penelitian
atau bahan hukum sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan
B. Sumber Data
1. Penelitian Normatif
36
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2006, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Rajagrafindo Persada,
Jakarta, hlm. 13-14.
23
dibahas.37
hakim.
terdiri dari:
Kekuasaan Kehamkiman
PN Tub.
37
Amiruddin, 2006, Pengantar Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 30
38
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, Hlm. 18.
24
berupa kamus hukum dan artikel yang berasal dari website yang
2. Penelitian Empirik
a) Data Primer
b) Data Sekunder
39
Mukti Fajar & Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
hlm 156
40
Soejono Soekamto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hlm 12
25
ini.
selanjutnya data yang diperoleh baik bahan primer, bahan sekunder, dan
41
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, hlm
160
26
bab. Setiap bab terdiri dari beberapa subbab yang memperjelas ruang
JUDUL TESIS
PENGESAHAN
PERNYATAAN
PERSEMBAHAN
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
C.S.T. Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, 2007, Pokok-Pokok Hukum Pidana,
Jakarta: P.T Pradnya Paramitha.
Hj. Tien S. Hulukati dan Gialdah Tapiansari B, 2006, Hukum Pidana Jilid 1,
Bandung : Fakultas Hukum Universitas Pasundan.
L.J. van Apeldoorn, 2009, Pengantar Ilmu Hukum (Cet. 32), Jakarta:
Pradnya Paramita.
B. UNDANG-UNDANG
C. JURNAL
D. INTERNET