BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dan mulai bertransformasi kedalam bentuk yang baru, hal ini dapat dilihat
pidana lainnya.2
3
Adami Chazawi, dan Ardi Ferdian, Tindak Pidana Informasi dan Transaksi
Elektronik (Jakarta: MNC, 2017) hlm. 3.
3
Asasi Manusia menjadi alasan kelompok yang tidak setuju pada tindakan
bukti yang cukup guna proses penyidikan. Dikatakan sebagai salah satu
upaya yang istimewa karena upaya tersebut tidak dapat dilakukan serta
merta dan secara rutin sebagai tindakan aparat penegak hukum. Sangat
4
Sudiman Sidabukke, Tinjauan Kewenangan penyadapan oleh KPK dalam
perspektif Hak Asasi Manusia. (Makalah), Hlm.1.
5
Hwian Kristianto, Tindakan Penyadapan di tinjau dari Prespektif Hukum Pidana
(Jurnal hukum PRIORIS Vol. 5 No.2 tahun 2016) hlm. 90.
4
dari pihak-pihak yang memiliki data dan informasi pribadi untuk dijaga
kerahasiaannya.6
menyatakan bahwa : 7
6
Shinta Dewi, Cyberlaw Perlindungan Privasi Atas Informasi Pribadi dalam E-
Commerce menurut Hukum Internasional. (Bandung: Widya Padjajaran, 2009), hlm. 34.
7
Ibid., Hlm. 3.
5
Udoyo sebagai tersangka. Dia diduga terlibat dalam kasus suap proyek
dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap Deputi
8
Ibid.
6
Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla, Eko Susilo Hadi pada 14
dan buruk sekaligus. Pisau yang tajam bisa dipakai untuk mengiris
9
https://m.tempo.co/read/news/2016/12/30/063831454/suap-bakamla-puspom-
tni-tetapkan-laksma-bambang-tersangka di akses tgl 14 Februari 2017
10
Pernyataan dari Joseph Raz, The Rule of Law and Its Virtue in the Authority of
Law (1979) yang dikutip oleh Reda Mathovani dalam bukunya, Penyadapan vs. Privasi
(Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2015),hlm 5.
11
Reda Mathovani, Penyadapan vs. Privasi (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
2015), hlm 7.
12
Ibid, hlm 237.
7
kaset, piringan, dan sebagainya. Mengacu pada definisi di atas dapat kita
bisa saja orang atau obyek yang direkam itu tahu bahwa dirinya
direkam.13
ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
13
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/menyadap, diakses tgl 18 februari 2017.
8
dengan tegas mengenai alat bukti yaitu keterangan saksi, keterangan ahli,
14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
LN Tahun 2016 No,251, TLN No. 4843, Pasal 31 ayat (2), (3).
15
Josua Sitompul, Cyberspace Cybercrimes Cyberlaw, Tinjauan Aspek Hukum
Pidana, (Jakarta: Tatanusa, 2012), hlm.270.
9
Tahun 1997 tentang Peradilan Militer yang mengatur mengenai alat bukti
B. Rumusan Masalah
Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer, oleh karena itu penulis
membutuhkan penyadapan ?
C. Tujuan Penelitian
bertujuan untuk :
nasional kedepan.
D. Kegunaan Penelitian
2. Kegunaan Praktis
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
menarik asas hukum yang ada pada hukum positif tertulis. Selain
16
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 14.
17
Amirrudin dan Zainal Azikin, Pengantar Metode Penilitian Hukum, (Jakarta,
Rajawali pers, 2004), hlm. 31
12
peradilan militer.
2. Sifat Penelitian
18
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang,
Bayumedia, 2005), hlm. 11.
13
3. Data
a. Sumber Data
19
Ibid, hlm. 12.
20
Ibid, hlm. 13.
14
3045.
Nomor 5249.
17
Indonesia.
tulisan ini.21
21
Ibid, hlm. 14.
18
22
Ibid, hlm. 14.
19
teoritis.
Jaya.
b) Dokumentasi
23
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.cit.,hlm. 66.
20
4. Analisa Data
5. Penarikan Kesimpulan
24
Elfrida Gultom, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum, (Jakarta:
Universitas Mpu Tantular, 2007), hlm.52.
25
Ibid.
21
1. Kerangka Teori
26
Dhani Rahmawan, Metode Penelitan Hukum, (Jakarta: Diktat Perkuliahan FH
Usakti), hlm. 16.
27
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, (Jakarta:Cahaya Atma Pustaka, 2014),
hlm. 87.
22
hal cara kerja yang khas dan sistem ilmiah yang berbeda
28
Valerine, J.L.K, Metode Penelitian Hukum Kumpulan bacaan untuk Program S-
2 & S-3, (Program Pasca Sarjana FHUI, 2012), hlm. 50.
29
Ibid.
23
30
Johnny Ibrahim, Loc.Cit., hlm. 49.
31
Terjemahan bebas: Dalam satu pengetian seperti yang telah dikatakan, sistem
hukum berarti sebuah sistem peraturan yang mengatur hukum sekarang. Dalam
pengertian lain ini berarti kumpulan peraturan, prinsip, kebijakan, doktrin dan pepatah
bersejarah, yang merupakan bagian dari tradisi resmi. Ilmu hukum sebagaimana
seharusnya kita lihat menggunakan konsep itu jika masuk akal, tergantung pada apakah
ia menjalankan fungsi deskriptif atau kritis. Ada pengertian ketiga dimana ungkapan
tersebut digunakan oleh wacana social, sebagai cara yang relative samar untuk merujuk
ke struktur kelembagaan yang kompleks.
24
b. Teori Pembuktian
undangan;
32
H. Salim HS, dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2016), hlm. 217.
33
Ibid.
25
bukti;
4) Fungsi regulatif.
34
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
(Penyidikan dan penuntutan, Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 273.
26
2. Kerangka Konseptual
tulisan ini dan terjadi persepsi yang sama, maka dalam penelitian
35
Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Hukum Empiris, (Jakarta: Ind
Hill.Co, 1990) hlm.67.
36
UU No 11 Tahun 2008, Op.Cit., Penjelasan pasal 31 angka 1
37
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/menyadap, merekam, diakses tgl 18 februari
2017.
27
berikut :
38
Sudiman Sidabukke, loc.cit.
39
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
(Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali), (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006), hlm. 276-277.
40
Ibid, hlm. 273.
41
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana, LN Tahun 1981 No, 76, TLN No. 3209, Pasal 184 ayat (1).
28
melakukan penyidikan.44
42
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan
Militer, LN Tahun 1997 No. 84, TLN No. 3713, Pasal 172 ayat (1).
43
Ibid., Pasal 177 ayat (1), (2).
44
UU No 31 Tahun 1997, Op.Cit., Pasal 1 ke-11.
29
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
PERADILAN MILITER.
undangan di Indonesia.
BAB V : PENUTUP