Anda di halaman 1dari 8

6 Desember 2018

KEJAHATAN SIBER DI INDONESIA


Oleh: Amar Reymanda (B10018362)

ABSTRAK

Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat saja. Dengan semakin meningkatnya
pengetahuan masyarakat mengenai teknologi informasi dan komunikasi, serta adanya sifat
murni manusia yang selalu tidak pernah merasa puas, tentu saja hal ini lama kelamaan,
membawa banyak dampak positif maupun negatif. Pada akhirnya, banyak manusia itu sendiri
yang melakukan penyalahgunaan dalam penggunaan teknologi komputer, yang kemudian
meningkat menjadi tindak kejahatan siber di dunia maya atau lebih dikenal sebagai cyber
crime, di tahun 2016 kejahatan siber telah meningkat secara pesat dan terus meningkat di
zaman modern saat ini.

Cyber crime atau kejahatan siber adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas
kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat
terjadinya kejahatan. Termasuk ke didalamnya antara lain adalah penipuan lelang secara
online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit (carding), penipuan identitas, pornografi anak,
dll.

Dalam artikel ini penulis akan memberikan alasan kenapa kejahatan siber (Cyber
Crime) dapat meningkat dengan pesat, dan tulisan ini berusaha mengupas beberapa bentuk
kejahatan siber yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi infirmasi komunikasi
dan cara penaganan yang tepat yang sesuai dengan hukum yang berlaku di indonesia dan
memberikan informasi lebih kepada pembaca agar tidak menjadi korban kejahatan siber.

Peraturan tindak pidana siber sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana yang telah diubah oleh
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Kata kunci: Cyber crime, teknologi informasi, jaringan, komputer, online, siber

A. PENDAHULUAN

Walaupun sudah ada peraturan, Undang-Undang sampai dengan sanksi tegas


yang telah diatur dalam UU ITE serta Undang-Undang tahun 2008 pasal 27, 28, 29,

1
30 dan KUHP tentang penggunaan internet secara negatif, namun sampai sekarang
kejahatan cyber masih terus tinggi di Indonesia.

Menurut pengamat teknologi dari Universitas Budi Luhur (UBL), Mardi


Hardjianto, cybercrime atau kejahatan ranah cyber di Indonesia mengalami
peningkatan khususnya dengan korban anak-anak. Mardi juga menjelaskan bahwa
perbuatan tersebut (cybercrime) adalah aksi yang melanggar hukum dengan
memanfaatkan teknologi komputer dan internet. "Indonesia menempati posisi pertama
terkait kejahatan seksual terhadap anak-anak di internet," kata Mardi yang juga
menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Bidang Riset dan
Kerjasama dan Dosen Pascasarjana Magister Komputer UBL.

selain kejahatan seksual terhadap anak-anak, pencemaran nama baik,


penghilangan data, perusakan data, penghilangan materi dan perusakan program,
juga masuk dalam cakupan hal yang dikategorikan dalam cybercrime.

Ia mengatakan, pada awalnya pengembangan internet sebagian besar


dilakukan oleh para mahasiswa. Namun, seiring dengan perkembangannya, internet
mempunyai banyak celah yang dapat ditembus. "Oleh karena itu, pencegahan
terhadap penggunaan internet secara negatif dapat dilakukan dengan menambah
kewaspadaan dalam mengakses web tertentu," katanya.

Mardi juga menjelaskan mengenai perbedaan antara Hackers dan Crackers


dalam melakukan kejahatan. Hacker mempunyai keinginan untuk mengetahui secara
mendalam mengenai kerja suatu system, komputer atau jaringan. Sedangkan
Crackers adalah sebutan untuk mereka yang masuk ke sistem orang lain seperti mem-
bypass password atau lisensi program komputer, merubah halaman muka web milik
orang lain bahkan hingga menghapus data orang lain, mencuri data.

B. PEMBAHASAN
a. Peraturan Materil Tindak Pidana Siber di Indonesia

Tindak pidana siber ialah semua tindak pidana yang menggunakan


sarana atau dengan bantuan sistem elektronik. Itu artinya semua tindak pidana
konvensional dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”)
sepanjang dengan menggunakan bantuan atau sarana sistem elektronik
seperti pembunuhan, perdagangan orang, dapat termasuk dalam kategori
tindak pidana siber dalam arti luas. Demikian juga tindak pidana dalam

2
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana (“UU 3/2011”)
maupun tindak pidana perbankan serta tindak pidana pencucian uang dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (“UU TPPU”).

Akan tetapi, dalam pengertian yang lebih sempit, pengaturan tindak


pidana siber diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”) sebagaimana yang telah diubah
oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(“UU 19/2016”) sama halnya seperti Convention on Cybercrimes, UU ITE juga
tidak memberikan definisi mengenai cybercrimes, tetapi membaginya menjadi
beberapa pengelompokkan yang mengacu pada Convention on Cybercrimes
(Sitompul, 2012):

1. Tindak pidana yang berhubungan dengan aktivitas illegal, yaitu:


a) Distribusi atau penyebaran, transmisi, dapat diaksesnya konten
illegal, yang terdiri dari:
 Kesusilaan (Pasal 27 ayat (1) UU ITE);
 Perjudian (Pasal 27 ayat (2) UU ITE);
 penghinaan dan/atau pencemaran nama baik (Pasal 27 ayat (3)
UU ITE);
 pemerasan dan/atau pengancaman (Pasal 27 ayat (4) UU ITE);
 berita bohong yang menyesatkan dan merugikan konsumen
(Pasal 28 ayat (1) UU ITE);
 menimbulkan rasa kebencian berdasarkan SARA (Pasal 28
ayat (2) UU ITE);
 mengirimkan informasi yang berisi ancaman kekerasan atau
menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi (Pasal 29 UU
ITE);
b) dengan cara apapun melakukan akses illegal (Pasal 30 UU ITE);
c) intersepsi atau penyadapan illegal terhadap informasi atau
dokumen elektronik dan Sistem Elektronik (Pasal 31 UU 19/2016);
2. Tindak pidana yang berhubungan dengan gangguan (interferensi),
yaitu:
a) Gangguan terhadap Informasi atau Dokumen Elektronik (data
interference - Pasal 32 UU ITE);

3
b) Gangguan terhadap Sistem Elektronik (system interference –Pasal
33 UU ITE);
3. Tindak pidana memfasilitasi perbuatan yang dilarang (Pasal 34 UU
ITE);
4. Tindak pidana pemalsuan informasi atau dokumen elektronik (Pasal 35
UU ITE);
5. Tindak pidana tambahan (accessoir Pasal 36 UU ITE); dan
6. Perberatan-perberatan terhadap ancaman pidana (Pasal 52 UU ITE).

b. Peraturan Formil Tindak Pidana Siber di Indonesia

Selain mengatur tindak pidana siber materil, UU ITE mengatur tindak


pidana siber formil, khususnya dalam bidang penyidikan. Pasal 42 UU ITE
mengatur bahwa penyidikan terhadap tindak pidana dalam UU ITE dilakukan
berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) dan ketentuan dalam UU ITE. Artinya,
ketentuan penyidikan dalam KUHAP tetap berlaku sepanjang tidak diatur lain
dalam UU ITE. Kekhususan UU ITE dalam penyidikan antara lain:

1. Penyidik yang menangani tindak pidana siber ialah dari instansi


Kepolisian Negara RI atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil (“PPNS”)
Kementerian Komunikasi dan Informatika;
2. Penyidikan dilakukan dengan memperhatikan perlindungan terhadap
privasi, kerahasiaan, kelancaran layanan publik, integritas data, atau
keutuhan data;
3. Penggeledahan dan/atau penyitaan terhadap sistem elektronik yang
terkait dengan dugaan tindak pidana harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum acara pidana;
4. Dalam melakukan penggeledahan dan/atau penyitaan sistem
elektronik, penyidik wajib menjaga terpeliharanya kepentingan
pelayanan umum.

c. Cara Mencegah dan Menghindari Kejahatan Siber


Banyak pola dan cara yang bisa dilakukan oleh para pelaku cybercrime
dan banyak cara pula mencegah terjadinya cybercrime pada kita. Untuk

4
melindungi diri anda dan juga untuk mencegah kerugian-kerugian yang tidak
diinginkan pada bisnis anda.

Berikut beberapa saran yang dikutip dari IDCloudHost untuk


melakukan pencegahan seperti berikut ini:

1. Selalu gunakan security software yang Up to Date. Salah satu cara


paling mudah dalam mencegah hacker-hacker dan para cybercrime
dalam melakukan hacking dan mencuri informasi adalah dengan tetap
menjaga keamanan setiap PC dan juga software dalam PC anda agar
tetap ter-up-to-date. Biasanya dalam perangkan PC atau gadget sering
secara berkala mengeluarkan update-update perangkat. Hal tersebut
ditujukan untuk menutup celah keamanan yang ada pada perangkat
anda. Untuk mencegah para cybercrime dalam mencuri informasi
sensitif anda, maka ikutilah rekomendasi update yang diberikan oleh
vendor perangkat.
2. Buat password yang kuat. Apakah password akun-akun anda sudah
menggunakan password yang kuat? Jika belum cepat ganti akun-akun
anda untuk mencegah cybercrime. Jika memungkinkan masukan
campuran huruf kecil, besar dan angka pada setiap akun agar
memperkuat kata sandi.
3. Install software antivirus. Software antivirus digunakan untuk
mencegah, mendeteksi dan menghilangkan berbagai malware seperti:
virus, hijackers, ransomware, keyloggers, backdoors, rootkits, trojan
horse, worms, malicious LSPs, dielers, dan spyware. Bagi seorang
yang memiliki bisnis pasti sangat penting untuk melakukan investasi
pada sebuah software antivirus untuk digunakan di berbagai komputer
perusahaan anda. Software antivirus wajib ada khususnya bagi
komputer yang menyimpan informasi sensitif milik customer-customer
anda.
4. Membuat backup data. Sebaiknya pengguna komputer memiliki
backup dari dokumen pribadinya, entah itu berupa foto, musik, atau
lainnya. Ini bertujuan agar data anda masih tetap bisa terselamatkan
bila sewaktu-waktu terjadi pencurian data atau ada kesalahan pada
sistem komputer anda.

5
5. Konsultan keamanan untuk menentukan seberapa amannya bisnis
anda. Cara lain yang bisa anda lakukan untuk mencegah cybercrime
untuk bisnis anda adalah dengan memiliki konsultan keamanan IT
untuk melakukan evaluasi mengenai seberapa amanya bisnis anda.
Para spesialis keamanan ini bisa melakukan pemeriksaan keamanan
untuk anda. Para spesialis keamanan ini bisa melakukan pemeriksaan
keamanan untuk anda, memberitahu anda dimana letak titik-titik
kelemahan keamanan anda. Karena hacker selalu terus menerus
mencari cara untuk mendapatan akses ke data pribadi dan mencuri
informasi senstif dari berbagai bisnis.
6. Gunakan fitur keamanan untuk Website Anda. Hal lain yang bisa Anda
gunakan adalah menggunakan layanan SSL / HTTPs untuk keamanan
website Anda dari pertukaran informasi.

d. Kejahatan Siber di Indonesia Yang Meningkat Pesat

Kian banyak penggunaan gadget canggih dalam beberapa tahun


terakhir ini membuat kejahatan dunia maya (cyber crime ) semakin meningkat.

Kasubdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus


(Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya AKBP Hillarius Duha mengatakan, sebagian
besar cyber crime adalah penipuan online. Berdasarkan data Subdit Cyber
Crime, pada 2008 ada 67 laporan kasus. Tahun lalu Subdit Cyber Crime
menerima 785 kasus kejahatan. Sebanyak 404 adalah kasus penipuan online.
”Sedangkan 155 lainnya adalah kasus pencemaran nama baik dan
penghinaan,” katanya kemarin. Penipuan online yang mendominasi adalah
penjualan barang-barang murah seperti ponsel, perhiasan, dan lain-lain
dengan korban mayoritas kaum perempuan. Hillarius menduga perempuan
lebih konsumtif menggunakan ponsel bagus maupun perhiasan mahal
sehingga mudah tertipu.

Para pelaku penipuan rata-rata pintar karena perlu keahlian khusus


seperti komputer untuk melakukan kejahatan tersebut. Mereka juga perlu
modal yang tidak sedikit guna melakukan aksinya. Menurut Hillarius, pelaku
penipuan online kini melancarkan berbagai modus. Salah satu modus yang
paling meyakinkan adalah penipu mau menggelontorkan modal terlebih
dahulu. Itu sering terjadi di kasus penipuan ponsel atau perhiasan murah.

6
Salah satu korban penipuan online , Andi, mengaku tergiur karena
barang yang dijual sangat murah. ”Awalnya saya dapat pesan singkat (SMS)
ada yang menjual I-Phone 6 dengan harga Rp3,5 juta,” ungkapnya. Saat itu
dia menawarkan barang tersebut ke teman perempuannya. Tergiur dengan
harga murah, kemudian teman perempuan Andi tersebut memesan melalui
situs yang tertera di SMS yang dikirim. Dia kemudian memesan ponsel
incarannya dengan pembayaran melalui transfer. Saat menyerahkan bukti
transfer, pelaku mulai susah dihubungi. Pelaku bahkan beralasan barang yang
dikirim mengalami masalah terkait pajak sehingga harus mentransfer uang
kembali. Seminggu setelah transfer barang yang dipesan tidak juga terkirim.
Hingga akhirnya Andi melapor ke polisi. Saat dilakukan pelacakan, pelaku
berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Namun, pelaku tidak bisa ditangkap
karena telah melarikan diri.

Kasus penipuan online terus meningkat lantaran makin masifnya


penggunaan teknologi dan semakin konsumtifnya masyarakat. Biasanya
masyarakat mudah tergiur dengan barang yang dijual murah secara online.

C. KESIMPULAN

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan yang diatas kita dapat
mengetahui penyebab meningkat pesatnya kejahatan siber di indonesia lantaran
makin masifnya penggunaan teknologi dan semakin konsumtifnya masyarakat.

Walaupun sudah ada peraturan, Undang-Undang sampai dengan sanksi tegas


yang telah diatur dalam UU ITE serta Undang-Undang tahun 2008 pasal 27, 28, 29,
30 dan KUHP tentang penggunaan internet secara negatif, namun sampai sekarang
kejahatan cyber masih terus tinggi di Indonesia.

D. SARAN

Menurut dari Penulis terdapat terdapat dua hal yang dapat digunakan untuk
meminimalisir dan memberantas kejahatan siber yang terjadi di indonesia, yaitu:

1. Mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang bahaya kejahatan siber


yang terjadi untuk melindungi diri dan juga untuk mencegah kerugian-kerugian
yang tidak diinginkan.

7
2. Membuat aturan yang tegas mengenai tindakan kejahatan siber dalam suatu
perundang-undang
3. Berkerjasama dengan penyedia layanan media sosial agar pelaku kejahatan
dapat ditindak dan diadili

E. DAFTAR PUSTAKA

Andi Susanto, Dwi. “Cybercrime di Indonesia meningkat pesat”. 6 Desember 2018.


22:53. https://www.merdeka.com/teknologi/cybercrime-di-indonesia-
meningkat-pesat.html.

Sitompul, Josua, “Landasan Hukum Penanganan Cybercrime di Indonesia“. 6


Desember 2018. 23:15. https://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl5960/
landasan-hukum-penanganan-cybercrime-di-indonesia

Anggi. “Bagaimana Cara Mencegah dan Menghindari Cyber Crime“. 7 Desember


2018. 23:27. https://idcloudhost.com/bagaimana-cara-mencegah-dan-
menghindari-cybercrime/

Syarif, Helmi. “Kejahatan di Dunia Maya Terus Meningkat“. 7 Desember 2018. 23:52.
https://nasional.sindonews.com/read/966017/149/kejahatan-di-dunia-maya-
terus-meningkat-1424243681

Anda mungkin juga menyukai